Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR HAMA PENYAKIT CABAI

Penyebab Masalah : TRIPS (Trips parvispinus)


Trips dewasa berukuran + 1 mm, berwarna kuning pucat, coklat atau hitam. Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelap. Trips jantan tidak bersayap,
sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai. Hama ini berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui
kawin terlebih dahulu. Telur yang dihasilkan dapat mencapai 80 – 120 butir. Imago dapat hidup sampai 20 hari.
Siklus hidup hama trips sekitar 3 minggu. Di daerah tropis siklus hidup tersebut bisa lebih pendek (7 - 12 hari), sehingga dalam satu tahun dapat mencapai 5 – 10 generasi. Trips
dewasa dapat hidup sampai 20 hari.
Telur trips berbentuk oval. Telur diletakkan secara terpisah-pisah di permukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringantanaman oleh alat peletak telur.
Pada musim kemarau perkembangan hama sangat cepat, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips
yang mati akibat tercuci oleh air hujan
Bahan Aktif penanggulangan :
Abamektin(6),Imidakloprid(4A), Profenofos(1B),Alfa sipermetrin + Profenofos(3A), , Klorpirifos (1B), Etiprol (1B), Dimetoat (1B), Deltametrin (3A),
Sipermetrin(3A), Beta-siflutrin(3A), Fenpropatrin(3A), Fipronil(2B), Fenvalerate(3A), Karbosulfan(1A), Kartap Hidroklorida(14), Klorpirifos(1B), Klorfenapir(13),
Lambda-sihalotrin(3A), Protiofos(1A), Propoksur(1A), Imidakloprid + Beta-siflutrin, Diafentiuron(12A), Asefat(1B), Amitraz(19)
Jika trips sudah berkurag bahkan tidak ada lakukan penyemprotan ZPT (contoh Atonik) untuk merangsang kembali pertumbuhan.

Ulat Grayak Kutu Daun Persik (Myzus persicae) Kutu Kebul (Pseudococus sp)
Serangga dewasa jenis Spodoptera litura, memiliki ukuran Bahan Aktif Penanggulangan : Siklus hidup Bemisia tabaci, dari telur menjadi imago
panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5 - 10 hari dan untuk Abamektin(6), Asefat(1B), Asetamiprid(4A), Alfa berlangsung selama 25 harI.Lama stadium telur rata-rata
seekor serangga betina jenis ini dapat bertelur 1.500 butir sipermetrin(3A), Aluminium fosfit(24A), Beta 5,8 hari. Stadium nimfa rata-rata 9,2 hari. Periode makan
dalam kelompok-kelompok 300 butir. Serangga ini sangat siflutrin(3A), Bifentrin(3A), Karbosulfan(1A), Kartap kutu kebul selama 30 menit dan masa inkubasi dalam
aktif pada malam hari, sementara pada siang hari serangga serangan antara 10-11 hari tergantung kondisi
Hidroklorida(14), Klorfenapir(13), Klorpirifos(1B),
dewasa ini diam ditempat yang gelap dan bersembunyi. lingkungan/ekosistem hama tersebut. Sedangkan masa
Larva Spodoptera litura memiliki jumlah instar 5 dengan Siflutrin(3A), Sipermetrin(3A), Deltametrin(3A), inkubasi dalam tanaman 10-20 hari. Nimfa menjadi imago
ukuran instar 1 panjang 1,0 mm dan instar 5 panjang 40 - 50 Dimethoate(1B), Ethion, Fenpropathrin(3A), selama 2-3 minggu, sedangkan imago dapat hidup
mm berwarna coklat sampai coklat kehitaman dengan Fopronil(2B), Imidakloprid(4A), Lambda- selama 6 hari dan menghasilkan 30 telur.
bercak-bercak kuning dan berumur 20 - 26 hari. ulat dewasa cyhalothrin(3A), Malathion(1B), Profenofos(1B),
berwarna abu-abu gelap atau cokelat. Larva akan menjadi Pyraclofos(1B), Thiamethoxam(4A), Thiodicarb(1A) Bahan Aktif Penanggulangan :
pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah permukaan
tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar Asefat(1B), Karbaril(1A), Tiametoksam(4A),
ukuran tubuh imago berkisar 2 - 2,5 mm, nimfa
antara 30 hari hingga 61 hari.
kerdil dan umumnya berwarna kemerahan. Imago
tiosiklam hydrogen oksalat(14), pymetrozin
yang tidak bersayap tubuhnya berwarna merah atau (9B), imidakloprid (4A).
Bahan Aktif Penanggulangan : kuning atau hijau berukuran tubuh 1,8 - 2,3 mm.
Alfa sipermetrin(3A) ,Beta siflutrin(3A), Umumnya warna tubuh imago dan nimfa sama,
Karbaril(1A), Karbosulfan(1A), Klorfenapir(1B), kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam,
Klorpirifos(1B), Sipermetrin(3A), perut berwarna hijau kekuningan. Siklus hidup 7 - 10
hari. Temperatur mempengaruhi reproduksi ( > 25 -
Deltametrin(3A), Diazinon(1B), Fenobucarb(1A)
< 28,5 °C mengurangi umur imago dan jumlah
Hexaflumuron(15), Lambda-cyhalothrin(3A), keturunan, > 28,5 OC reproduksi terhenti).
Prothiofos(1B) Berkembang biak secara partenogenesis. Seekor
kutu menghasilkan keturunan 50 ekor. Lama hidup
kutu dewasa dapat mencapai 2 bulan.

CATATAN : JANGAN MENGGUNAKAN / MENCAMPUR PESTISIDA (KODE) YG SAMA


Penyebab: Tungau (Polyphagotarsonemus latus)

Imago bertungkai 8 sedangkan nimfa bertungkai 6, berukuran tubuh sekitar 0,25 mm, lunak, transparan dan berwarna hijau kekuni ngan. Telur
berbintik-bintik putih, berwarna kuning muda berdiameter 0,1 mm. Berkembang biak secara berkopulasi biasa dan partenogenesis. Tungau
betina mampu meletakkan telur sebanyak 40 butir selama 15 hari. Sejak menetas dari telur hingga dewasa dan siap berkembang biak sekitar
15 hari. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi
kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik.
Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus. Disaat musim kemarau dan cuaca panas dengan suhu
optimal 27° C telur-telur tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari. Menjadi tungau dewasa secara seksual dalam waktu 5 hari setelah
menetas.Seekor hama tungau betina mampu bertelur sebanyak 20 butir telur/hari, dan dapat hidup antara 2 sampai 4 minggu. Tung au-tungau
tersebut dapat bertelur hingga ratusan telur. Seekor tungau betina tunggal mampu berkembang biak hingga satu juta ekor tungau dalam jangka
waktu satu bulan

Bahan aktif pestisida : Buprofezin (16), Diafentiuron (12A), Prothiofos (1B), Klofentezin, Propargit, Imidakloprid(4A)

Penyakit Layu Layu bakteri (berlendir) Layu Fusarium (Kering)


Pencegahan : Layu bakteri disebabkan oleh bakteri Layu bakteri disebabkan oleh jamur
Melakukan pergiliran tanam, Rutin melakukan Ralstonia solanacearum Fusarium oxysporum
penyiangan dan mengatur jarak tanam yang Penyebaran penyakit layu bakteri dapat menurut penelitian, ternyata jamur Fusarium
tepat, Menggunakan fungisida sistemik, melalui benih, bibit, bahan tanaman yang oxysporum mampu bertahan didalam tanah
Menerapan perlakuan Trichoderma sakit, residu tanaman, irigasi (air), selama 30 tahun hingga menemukan tanaman
serangga, nematoda dan alat-alat inang untuk diinfeks
pertanian.
Bahan Aktif Pestisida: Streptomisin Bahan Aktif Pestisida: Benomil(1), Dazomet,
sulfat(25), Oksitetrasiklin(41), Klorotalonil(M5), Mankozeb(M3), Trichoderma
Streptomisin(25) koningii

Penaggulangan yang terbaik yaitu dengan cara membuang/membakar tanaman yang sakit dan sterilisasi lahan bekas
tanaman dengan menggunakan kapur hidup (apu) di lubang bekas tanaman

CATATAN:
TIDAK BOLEH MENCAMPURKAN PESTISIDA DALAM SATU WADAH “HARUS DIPISAH” DAN
LARUTKAN YANG PALING SUSAH LARUT TERLEBIH DAHULU
Penyebab : Lalat Buah (Bactrocera papayae)
panjang sekitar 6 – 8 mm dan lebar 3 mm, Telur berwarna putih berbentuk bulat panjang yang diletakkan secara berkelompok 2-15 butir di
dalam buah, Larva terdiri atas 3 instar, Siklus hidup di daerah tropis sekitar 25 hari. Serangga betina dapat meletakkan telur 1 – 40
butir/buah/hari dan dari satu ekor betina dapat menghasilkan telur 1.200 – 1.500 butir. Stadium telur 2 hari, larva 6 – 9 hari. Larva instar 3 dapat
mencapai panjang sekitar 7 mm, akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting dari buah masuk ke dalam tanah dan menjadi
pupa di dalam tanah. Pupa berumur 4 – 10 hari dan menjadi serangga dewasa.

Bahan aktif pestisida : Alfa sipermetrin(3A), Sipermetrin(3A), Imidakloprid(4A), asetamiprid(4A), profenofos(1B), spinosad(5), asefat(1B),
beta siflutrin(3A), deltametrin(3A), malation(1B), dan klorantraniliprol(28)

Bercak daun Antranosa (PATEK) Rebah Semai, Busuk batang


Penyebab serangan jamur Penyebab serangan cendawan Penyebab serangan cendawan
Cescospora capsici Colletotrichum capsici Phytophthora capsici
Bahan Aktif Pestisida: Bahan Aktif Pestisida: Bahan Aktif Pestisida:
Maneb(M3), zineb(M3), klorotalonil(M5, Tembaga hidroksida(M1), Klorotalonil + mandipropamid (40;45)
mankozeb(M3), ziram(M3), difenakonazol(3), Klorotalonil(M5), Heksakonazol(3), Propineb + fluopikolid(43;M3)
dimetomorf(40), siprokonazol(3), dan Karbendazim(1), Mankozeb(M3),
propineb(M3) Benomil(1), Tebukonazol(3), Serangan biasanya diawali pada batang
Asilbenzolar-S-metil + mankozeb (M3;P), tanaman muda / pucuk tanaman. Gejalanya
Belerang(M3), Propineb (M3), batang muda terlihat membusuk seperti
Metil tiofanat(1), tersiram air panas, jika dipegang kulit batang
Mankozeb + simoksanil(M3;27), mudah terkelupas,
Mankozeb + karbendazim(M3;1), Metil Gejala serangan yang terjadi pada daun cabai
tiofanat(1), KasugamisiN(24), Tembaga adalah daun terlihat membusuk/lonyot seperti
oksiklorida(M1), Tembaga hidroksida(M1) tersiram air panas.
Tembaga oksi sulfat(M1), Metalaksil + Serangan pada bunga cabai menyebabkan
mankozeb(M3;4), tangkai bunga membusuk, berwarna
Klorotalonil + mandipropamid(40;M5), kecoklatan dan akhirnya gugur/rontok
Iprodion(2), Fenarimol(7),
Propineb + fluopikolid(43;M3), Ziram(M3)

CATATAN: TIDAK DIREKOMENDASIKAN MENCAMPUR PESTISIDA DENGAN PUPUK DAUN


Gejala Virus Gemini

Warna tulang daun berubah menjadi kuning


terang, mulai dari daun-daun muda dibagian
pucuk tanaman, berkembang menjadi warna
kuning yang jelas, tulang daun menebal dan
daun menggulung ke atas (cupping).Selanjutnya
daun-daun mengecil dan berwarna kuning
terang, tanaman kerdil dan biasanya produksi
buah menurun dan lama-kelamaan tidak
berbuah sama sekali.Cara yang paling efektif
untuk mencegah penyebaran virus gemini
adalah dengan membasmi vektornya (hewan Virus Gemini
pembawa virus/penular). Beberapa diantaranya pembawa adalah kutu trips, tungau, kutu persik, serta beberapa jenis nematoda lainnya
adalah kutu kebul, trhips, tungau dan kutu daun.
Hama jenis kutu-kutuan bisa dikendalikan
dengan pestisida berbahan aktif abamectin

Virus Mozaik
Virus ini dapat ditularkan secara mekanis
melalui cairan perasan tanaman sakit, gesekan
antar daun yang sakit dan daun sehat, melalui
biji dan melalui tanah.Usaha pengendalian yang
dapat dilakukan terhadap TMV adalah dengan
menghindari bekas tanah yang telah terinfeksi
sebelumnya untuk areal pembibitan cabai.
Selain itu, agar steril tangan pekerja harus dicuci
dahulu dengan alkohol pada waktu perempelan
daun, bunga dan pemindahan bibit ke kebun
produksi. Teknologi dry heat treatment dengan
suhu 70º selama 48 jam mampu untuk
menghilangkan kontiminasi TMV pada benih
cabai, tanpa merusak daya kecambahnya.
Virus Mozaik

SEBAIKNYA TANAMAN YANG TERKENA VIRUS DIMUSNAHKAN SEBELUM MENYEBAR

PENCAMPURAN PESTISIDA
Pyrethroids Carbamates Organophospat Nicotinoid Pyrozole Spinosyn
Tidak Sangat
Pyrethroids Dihindari Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
direkomendasikan direkomendasian
Tidak Tidak Tidak Tidak
Carbamates Dihindari Rekomendasi
direkomendasikan direkomendasikan direkomendasikan direkomendasikan
Sangat Tidak Tidak
Organophospat Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
direkomendasian direkomendasikan direkomendasikan
Tidak Sangat Sangat
Nicotinoid Rekomendasi Rekomendasi Dihindari
direkomendasikan direkomendasian direkomendasian
Tidak Sangat Sangat
Pyrozole Rekomendasi Rekomendasi Dihindari
direkomendasikan direkomendasian direkomendasian
Sangat Sangat
Spinosyn Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi Dihindari
direkomendasian direkomendasian

Golongan Pyrethroids, bahan aktif: Bifenthrin, Cyfluthrin, Cypermethrin, Deltamethrin,Esfenvalerate, tofenprox, Lambda cyhalothrin, Pyrethrins, dan lain-lain.
Golongan Carbamat, bahan aktif: Aldicarb, Benfuracarb, Carbaryl,Carbofuran, Carbosulfan, Fenobucarb, Methiocarb Methomyl, Oxamyl, Thiodicarb, Triazamate dan lain-lain.
Golongan Organophosphat, bahan aktif: Acephate, Chlorpyrifos, Dimethoate,Diazinon, Malathion, Methamidophos, Monocrotophos, Parathion-methyl, Profenofos,Terbufos
Golongan Neonicotinoids, bahan aktif: Acetamiprid, Dinotefuran, Imidacloprid, Thiacloprid,Thiamethoxam
Golongan Spinosyn, bahan aktif: Spinetoram, Spinosad
Golongan Pyrazol, bahan aktif: Chlorfenapyr
Golongan Avermectins, bahan aktif: Emamectin benzoate,abamektin, Lepimectin, Milbemectin
Golongan Phenylpyrazole, bahan aktif: Ethiprole, Fipronil
Sumber :
Pestisida Pertanian dan Kehutanan Tahun 2010 (Pusat Perizinan dan Investasi, Sekretariat Jendral, Kementerian Pertanian Republik Indonesia)
http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id, https://mitalom.com, http://belajartani.com, http://agri-tani.blogspot.com, https://fungisidaorganik.blogspot.com,
http://cybex.pertanian.go.id, http://8villages.com, http://benihpertiwi.co.id, https://ilmutanamanblog.wordpress.com.
1) IRAC = Insecticide Resistance Action Committee (www.irac-online.org)
FRAC = Fungicide Resistance Action Committee

Anda mungkin juga menyukai