: 1137060063
Semester/kelas
: 6/Agroteknologi B
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Gulma dapat menyebabkan kerugian pada berbagai bidang kehidupan.
1.2.
1)
2)
3)
1.3.
1)
Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik tanaman Teh serta biologi tubuhnya ?
Apa saja gulma pada perkebunan Teh dan cara pengendaliannya ?
Bagaimana pengendalian gulma secara umum pada tanaman teh ?
Tujuan penelian
Untuk mengenal dan mempelajari karakteristik tanaman Teh serta biologi
tubuhnya.
2) Mempelajari dan mengetahui gulma dan cara pengendaliannya pada
perkebunan Teh.
3) Mengetahui cara pengendalian gulma secara umum pada tanaman Teh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Tanaman Teh
Klasifikasi :
Divisi
Sub divisi
Kelas
Sub Kelas
: Dialypetalae
Ordo
: Guttiferales (Clusiales)
Familia
: Camelliaceae (Theaceae)
Genus
: Camellia
Spesies
: Camellia sinensis
Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun
sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun
subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya
dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang
yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,54 cm dengan 7 hingga 8 petal.
Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat di
pres untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang
agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari
minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk
tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan
tumbuhan yang berbeda.
Daunnya memiliki panjang 415 cm dan lebar 25 cm. Daun segar
mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda yang berwarna hijau muda lebih
disukai untuk produksi teh, daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek
putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur
yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi
kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama
dipanen untuk permrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua
minggu.
Guna meningkatkan kompetisi di pasar dunia, banyak perkebunan
berusaha menurunkan biaya produksi di lapangan, salah satunya dengan menekan
biaya pengelolaan gulma. Kehadiran gulma dapat mengubah komposisi mikroba
dan jamur simbiosis mutualisme bagi perakaran (Kremer dan Li, 2003; Hart dan
Trevors, 2005), menurunkan kesesuaian lahan (Vatovec et al., 2005) dan
menurunkan mutu teh jika ikut terolah. Suprianto (1997) mengindentifikasi gulma
Commelina nudiflora L. dan Clidemia hirta (L.) D. Don sering terangkut pemetik
karena memiliki morfologi daun mirip daun teh.
Hingga saat ini, pengelolaan gulma ditentukan berdasarkan referensi
umum dan jarang didasarkan pada data pengamatan spesifik. Gulma yang lebih
kompleks ditemui pada areal pangkasan karena selain dipengaruhi oleh faktor
pergeseran dominansi, juga ada penambahan gulma dari simpanan biji gulma
dalam tanah (seed bank).
2.2.
yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh. Populasi gulma yang
tumbuh tidak terkendali, akan merugikan tanaman teh karena terjadinya
persaingan di dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang
tumbuh. Jenis jeis gulma tertentu diduga pula mengeluarkan senyawa racun
allelopati (suatu keadaan di mana tanaman/bahan tanaman mengeluarkan eksudat
kimia yang dapat menekan pertumbuhan tanam-an lainnya.) yang membahayakan
tanaman teh.
Gulma akan menimbulkan masalah besar terutama pada areal tanaman teh
muda atau pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas. Hal ini
disebabkan sebagian besar permukaan tanah terbuka dan secara langsung
mendapatkan sinar matahari, sehingga perkecambahan maupun laju pertumbuhan
berbagai jenis gulma berlangsung sangat cepat.
Pengendalian gulma pada pertanaman teh bertujuan untuk menekan
serendah mungkin kerugian yang ditimbulkan akibat gulma, sehingga diperoleh
laju pertumbuhan tanaman teh dan produksi pucuk yang maksimal.
Diperkebunan teh dikenal gulma yang berbeda beda jenisnya untuk
setiap perkebunan. Jenis jenis gulma yang banyak dijumpai adalah : Ageratum
conyzoides (wedusan, babadotan), Borreria latifolia, Cyperus rotundus (teki),
Eleusin indica, Emilia sonchifolia (jonge, jawirowo), Polygonum nepalense (jukut
haseum), Oxalis sp. (calingsing, semangi gunung), Euphatorium riparium
(teklan), Panicum repens (jajahean, lempuyangan, balungan), Imperata cylindrica
(eurih, alang alang) dan sebagainya.
Gulma utama pada tanaman teh :
1. Ageratum conyzoides
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Ageratum
Spesies
: Ageratum conyzoides L.
Nama ilmiah
Nama umum
: Button weed
Nama local
: Kutumpang
Familia
: Rubiaceae
Deskripsi
Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah
Habitat
gulma yang akan berkecambah. Agar dapat merata keseluruh gulma sasaran,
herbisida pratumbuh memerlukan proses pengolahan tanah yang baik dan tekstur
tanah yang gembur.
3. Cyperus rotundus
Klasifikasi :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Liliopsida
Sub classis
: Commelinidae
Ordo
: Cyperales
Familia
: Cyperaceae
Genus
: Cyperus
Species
: Cyperus rotundus
Nama ilmiah
: Cyperus rotundus L.
Nama umum
: Nut grass
Nama local
: Teki
Familia
: Cyperaceae
Deskripsi :
Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah
Habitat
Perbanyakan
Pengendalian
2.3.
Penerapan seluruh teknik bercocok tanam teh secara benar dan tepat yang
menjamin laju pertumbuhan tanaman muda secara maksimal. Populasi
tanaman teh yang lebih cepat menutup tanah akan mampu menekan
pertumbuhan gulma.
Penanaman tanaman pupuk hijau seperti Theprosia sp. Dan Crotalaria sp.
Mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman teh muda dengan tangan.
Memotong gulna di permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah
dengan alat alat pertanian. Cara ini harus dilakukan dengan hati hati
agar tidak menyebabkan kerusakan pada pangkal batang dan perakaran
tanaman muda. Kerusakan akar dapat mengakibatkan turunnya kemampuan
akar untuk mengisap unsur-unsur hara dan air serta memperbesar
kemungkinan terjadinya infeksi akar.
C. Cara Kimia
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan
kimia berupa racun gulma atau herbisida. Karena sifatnya yang langsung
ditujukan pada gulmanya, cara ini mempunyai beberapa keuntungan jika
dilaksanakan sesuai anjuran, memperhatian sifat gulmanya, dan juga sifat
herbisidanya.
Pengendalian secara kimia dapat dilaksanakan dengan menggunakan :
-
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
dapat
dilakukan
dengan
Kultur
Teknis,
dengan
cara
mekanis/Manual, dan cara kimiawi. Tetapi hingga saat ini masih efektif dengan
aplikasi penyemprotan herbisida dengan volume semprot 400-600 l/ha dengan
mempertimbangkan terlebih dahulu faktor cuaca.
DAFTAR PUSTAKA
K.G.Prematilake. 2003, Weed Management in Tea. Ratnapura, Sri Lanka:
Agronomy Division, TeaResearch Institute, Ratnapura, Sri Lanka.