Tanaman
Hortikultura
Hama Penyakit Penting Tanaman
Hama Penting Tanaman Hortikultura
Lalat penggorok daun Ulat krop kubis
Tanaman Inang
Bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum),
seledri (Apium graveolens), selada (Lactuca sativa), brokoli
(Brassica oleracea), cabai (capsicum annuum)
Lalat pengorok daun (Liriomyza huidobrensis)
Gejala serangan
- adanya liang korokan beralur
berwarna putih bening pada bagian
mesofil daun.
- Pada serangan lanjut, warna liang
korokan berubah menjadi kecoklatan
dan menyebabkan daun layu dan
gugur.
Lalat pengorok daun (Liriomyza huidobrensis)
Pengendalian
Bioekologi
• Penggunaan yellow sticky trap
- Penggunaan parasitoid seperti Diglyphus
Telur L. huidobrensis memiliki bentuk isaea (larva), Opius chromatomyiae (larva
lonjong dengan panjang 0,31 mm dan lebar dan pupa), Tetrastichus spp (imago), T.
0,15 mm dengan warna putih mutiara. Telur giffardianus (endoparasit larva-pupa)
diletakkan pada kotiledon dan pada daun - - Penggunaan insektisida berbahan aktif
pertama tanaman. Telur menetas setelah abamektin. Selain itu, penggunaan insektisida
klorfluazuron 50 EC dan dimetoat 400 EC juga
berumur 2-4 hari. Larva mengorok bagian dinilai efektif untuk hama ini.
jaringan palisade. Larva dewasa akan jatuh
ke tanah dan membentuk pupa pada seresah
Kerugian
tanaman. Siklus hidup mulai dari telur
hingga imago berlangsung selama 21 hari. Kerusakan sangat besar
mencapai 60–100% dan menyebabkan
gagal panen
Kutukebul (Bemisia tabaci)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hemiptera
Family : Aleyrodidae
Genus : Bemisia
Species : Bemisia tabaci
Tanaman Inang Gejala Serangan
Pengendalian Kutukebul
Menerapkan budidaya sehat dengan sistem rotasi tanaman,
tanam serempak, tumpang sari dan lain-lain. (Bemisia tabaci)
Pelestarian musuh alami berupa predator seperti laba-laba
dan parasitoid yaitu Eretmocerus sp. yang menyuntikkan Informasi
telurnya ke dalam tubuh B. tabaci Serangan
Menggunakan varietas tahan seperti varietas Gema, Gepak
Jika B. tabaci menyerang secara
Ijo, dan Kaba. Hindari penggunaan varietas Anjasmoro
intens, maka kerugian dan
karena cenderung rentan terhadap serangan kutukebul kehilangan hasil dapat mencapai
(Sulistyo, 2014). 80%. Bahkan bisa mengakibatkan
Jika serangan telah mencapai ambang batas ekonomi, maka gagal panen jika tidak dilakukan
bisa menggunakan insektisida dengan bahan aktif pengendalian secara cepat dan
tepat
imidacloprid, thiamethoxam, pyriproxyfen, dan lain
sebagainya
Back
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class: Secernentea
Order : Tylenchida
Family : Heteroderidae
Genus : Meloidogyne
Species : Meloidogyne spp.
Tanaman inang
Tomat, terong, cabai, kubis,
kentang dan seledri
Gejala serangan
Terdapat puru pada akar tanaman lalu
diikuti gejala klorosis pada daun dan
menjadikan tanaman kerdil.
Kerugian
Pada daerah tropis kehilangan hasil pada
tanaman tomat dapat mencapai 29%,
terong 23%, cabai 15%, kubis 26% dan
kentang 24% Klorosis
Siklus hidup
1. Nematoda puru akar mampu bertelur hingga
2000 butir
2. Juvenil I berkembang dan mengalami
pergantian kulit di dalam telur hingga
menjadi juvenil II
3. Juvenil II akan berkembang dalam jaringan
tanaman inang hingga dewasa
4. Siklus dari telur hingga dewasa
membutuhkan 21-25 hari
Tanaman Inang
Ulat daun kubis merupakan hama
utama tanaman dari famili
Brassicaceae terutama kubis, sawi
dan caisin.
Ulat kubis (Plutella xylostella)
Gejala serangan
Tanaman Inang
Spodoptera litura ini menjadi hama penting tanaman kedelai. Hama ini bersifat polifag
sehingga juga menyerang jenis tanaman lain. Beberapa komoditas tersebut antara lain, cabai,
kubis, jagung, bawang merah, tomat, tembakau dan kentang
Gejala Serangan
(a) (b)
Larva pada instar 1-3 merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa pada epidermis bagian
atas (transparan) dan tulang daun (Gambar a). Sedangkan Larva instar 4-6 akan meninggalkan
lubang pada daun yang ukurannya besar (Gambar b)
Bioekologi
1. Telur, serangga dewasa meletakkan telur di
bawah daun, jumlah telur berkisar 2000 hingga
3000 telur. Telur yang siap menetas akan
berubah warna menjadi cokelat. Telur menetas
setelah 3-5 hari (Gambar a).
2. Larva, memiliki umur 12-15 hari mulai instar 1
hingga instar 6. Ketika baru menetas larva
berwarna hijau muda, sementara pada instar tua (a) (b)
terdapat kalung (bulan sabit) warna hitam gelap
pada segmen abdomen ke empat dan sepuluh.
Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning
(Gambar b).
3. Larva instar terakhir masuk ke dalam tanah
hingga sedalam 3 cm, kemudian akan menjadi
pupa (Gambar c). (d)
4. Setelah fase pupa, lalu berkembang menjadi (c)
imago (Gambar d).
Pengendalian
Tanaman Inang
Bawang merah, bawang daun
Ulat grayak bawang (Spodoptera exigua)
Gejala serangan
Persentase kerugian :
Menyebabkan kehilangan hasil bawang merah sekitar
45-57% dan pada serangan berat dapat menyebabkan
kehilangan hasil hingga 100%
Next
Siklus Hidup
1. Seekor betina mampu bertelur 300-600
butir, telur berwarna putih kehijauan,
menetas dalam waktu 2-4 hari
2. Larva terdiri dari 5 instar, Instar I dan II
berwarna hijau pucat atau kuning yang
berubah menjadi gelap saat instar IV.
Stadia larva berlangsung selama 8-10 hari
3. Pupasi terjadi di dalam tanah, pupa Pengendalian
berwarna coklat muda dengan ukuran 15-
20 mm, stadia pupa berlangsung sekitar 6- 1. Rotasi tanam, tumpangsari, sanitasi, pengolahan lahan, pengaturan
7 hari jarak tanam dan penggunaan varietas tahan seperti varietas Bima
4. Siklus hidupnya dari telur hingga dewasa
Brebes dan varietas Batu Ijo
berlangsung selama kurang lebih 24 hari
2. Secara mekanis yaitu mematikan hama secara langsung
3. Memanfaatkan agens hayati seperti virus Se-NPV (Spodoptera
exigua-Nuclear Polyhedrosis Virus)
4. Pestisida nabati dari ekstrak daun pepaya
Ulat penggerek umbi kentang
(Phthorimaea operculella)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Gelechiidae
Genus : Phthorimaea
Species : Phthorimaea operculella
Gejala Serangan
Tanaman Inang
Selain menjadi hama penting pada tanaman Gejala yang ditemukan yaitu adanya
kentang (Solanum tuberosum L.) , P. kotoran di mata tunas. Jika umbi
operculella juga dapat ditemukan pada dibelah akan terlihat liang korok
tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.),
terung (Solanum melongena L.), cabai merah
yang dibuat larva saat memakan
(Capsicum frutescens L.), tembakau umbi
(Nicotiana tabacum L.)
Ulat penggerek umbi kentang (Phthorimaea operculella)
Bioekologi
Phthorimaea operculella memiliki 4 tahap dalam
siklus hidupnya, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.
Telur P. operculella berukuran ≤ 0,1 cm berbentuk
bulat, tembus cahaya dengan warna putih kekuningan
hingga coklat muda. Larva biasanya berwarna coklat
muda dengan ciri kepala berwarna coklat. Larva dewasa
memiliki panjang sekitar 0,9 cm berwarna merah muda
atau kehijauan. Pupa dari P. operculella biasanya
ditemukan di permukaan umbi atau di lekukan pada
mata umbi tetapi biasanya tidak ditemukan di dalam
umbi
Next