Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (MKB 4310)


IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS PESTISIDA

oleh :

Malik Tsaqafi (1710631090087)

Kelas 4A Agroteknologi
Kelompok 1

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Lutfi Afifah SP, M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad


pengganggu tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan
sebagai salah satu komponen pengendalian, yang mana harus sejalan dengan komponen
pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan hama tertentu, mudah terurai dan aman
bagi lingkungan sekitarnya. Penerapan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan
berbagai teknologi, seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola
tanam serta usaha pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang
sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara lain untuk
mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang memerlukan
waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu.

Untuk itu bagaimana cara untuk meningkatkan produksi pertanian disamping juga
menjaga keseimbangan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran akibat penggunaan
pestisida yang dapat mengganggu stabilitas lingkungan pertanian. Maka perlu diketahui
peranan dan kandungan serta penggunaan yang aman dari pestisida

1.2 Tujuan

Diharapkan mampu mengenal jenis sasaran pestisida, mengetahui jenis dan kadar
bahan aktif pada beberapa kemasan pestisida, membaca tanda peringatan pada beberapa
kemasan pestisida, dan membedakan tingkat kelarutan pestisida dalam air.
BAB 2
BAHAN DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan


 Alat tulis
 Kertas HVS
 Berbagai macam jenis pestisida dengan bahan formulasi yang berbeda dan bentuk
pestisida

2.2 Metode
a. Foto kemasan pestisida yang akan diidentifikasi
b. Lalu cari nama produsen, jenis pestisida, sasaran hama/penyakit, nama dagang, nama
bahan aktif, bentuk formulasi, bentuk sediaan siap aplikasi, informasi pestisida safety
pada kemasan pestisida tersebut.
c. Buatlah tabel pada kertas pengamatan lalu masukkan data tersebut pada table yang
ada di kertas HVS.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel Pestisida
No Produsen Jenis Serangan Nama Nama Bahan Bentuk Bentuk Informasi
Hama / Dagang Aktif Formulasi Sediaan Pesticide
Penyakit siap safety
Aplikasi
1. PT. Bayer Insektisida Penggerek Decis 25 Delta metrin Pekatan Emulsi Simpan
Indonesia buah, Ulat EC 25 g/l (air) ditempat yang
api, Hama aman dan
trips, Kutu jauhkan dari
daun, Ulat jangkauan
Grayak anak-anak
2. PT. Bina Insektisida Penggerek Furadan 3 Karbopuran Butiran Tabur Tinggalkan
Guna /nematisida tongkol Gr 3% pakaian yang
Kimia jagung terkena
(Helicoverpa insektisida dan
armigera) cucilah kulit
Penggerek yang terkena
batang padi dengan air dan
sawah sabun
(Scirpophaga
incertulas)
Hama putih
(Nymphula
depunctalis)
Hama pelipat
daun
(Cnaphalocro
sis
medinalis)
3. CV. Hijau Formula hayati - LB-10 Bakteri E.coli Cair Larutan Produk ramah
Lestari (nutrisi ternak, bening lingkungan
tanah) Aman jika
terminum
manusia
4. Sygenta Fungisida + - Amistar Azoksistrobin Pekatan Emulsi Terkena kulit
ZPT TOP 325 200g/L dapat
SC menyebabkan
sensitisasi.
Jauhkan dari
jangkauan
anak-anak,
orang-orang
yang tidak
berkepenting -
an dan hewan
peliharaan.

5. WISH Pupuk hayati - Rhizoma Bakteri Tepung Suspensi -


Indonesia, PGPR X rhizobium SP,
Bogor Bacillus
polymyxa,
Pseudemonas
fluorences,
Bacillus
megaterium
6. CV. Insektisida Wereng Avidor 25 Imidakloprid Tepung Suspensi Menyebab-kan
Saprotan coklat, WP 25% keracunan
Utama Thrips, Kutu
daun
7. - Pestisida Hama dan OrgaNeem Azadirachtin Larutan Emulsi Tidak
organik Penyakit menyebabkan
pada tanaman keracunan
kubis, tomat, terhadap
dll hewan
8. CV. Pupuk cair - Top Tan C Organik, N Cair Larutan -
Global pembenah total, P2O5, Pb, bening
Nusantara tanah Cd, As
3.2 Pembahasan

Berdasarkan Keputusan Pemerintah 45/Kpts/TP.270/1/2003 pestisida Decis 25


EC sudah diizinkan diperdagangkan di Indonesia. Pestisida tersebut berfungsi untuk
mengendalikan hama pada tanaman kubis berupa :
Bubuk buah, Plutella xylostella, Crocidolomia binotalis dan hama yang lain

Furadan 3GR adalah salah satu merk dagang insektisida yang juga nematisida
berbentuk butiran (granul). Furadan 3GR dapat digunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis hama pada tanaman seperti nematoda (puru akar), penggerek batang,
cacing, uret, bekicot (moluska), jontrot dan lain sebagainya. Furadan 3GR merupakan
insektisida + nematisida sistemik berbentuk butiran berwarna biru keunguan yang
dapat diaplikasikan dengan cara ditabur. Furadan 3GR dapat digunakan untuk
mengendalikan hama pada berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan, tanaman
hortikultura maupun tanaman perkebunan. Furadan 3GR berbahan aktif karbofuran
yang memiliki spektrum cukup luas, sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan
berbagai jenis hama termasuk hama yang ada didalam tanah.

Enam tepat penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan


pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu,
(3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat
cara penggunaan (Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2002).

1. Tepat sasaran pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang
menyerang tanaman. Oleh karena itu, sebelum menggunakan pestisida
langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengamatan
terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis OPT yang
menyerang. Langkah selanjutnya ialah memilih jenis pestisida yang akan
digunakan, dimanainsektisida (serangga hama), akarisida (hama golongan
akarina/tungau), rodentisida binatang pengerat (tikus), molluskisida (siput
atau moluska), nematisida (nematoda), fungisida (cendawan), bakterisida
(penyakit akibat bakteri), herbisida (gulma).
2. Tepat Mutu Pestisida yang digunakan bahan aktifnya harus bermutu.
Oleh karena itu dipilih pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi
Pestisida. Pestisida yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang
diduga palsu tidak boleh digunakan karena efikasinya diragukan dan
bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Jenis-jenis pestisida
tersebut dapat dilihat pada buku Pestisida Pertanian dan Kehutanan yang
diterbitkan setiap tahun oleh Pusat Perizinan dan Investasi, Sekretariat
Jendral, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
3. Tepat Jenis Pestisida Pestisida yang digunakan harus diketahui efektif
terhadap hama dan penyakit sasaran tetapi tidak mengganggu
perkembangan dan peranan organisme berguna. Informasi ini dapat
diperoleh dari buku panduan penggunaan pestisida yang dikeluarkan oleh
Pusat Perijinan dan Investasi Kementerian Pertanian atau berdasarkan
hasil-hasil penelitian terbaru. Oleh karena itu membaca label yang tertera
pada kemasan pestisida atau melihat peruntukannya pada buku Pestisida
Pertanian dan Kehutanan mutlak diperlukan.
4. Tepat Waktu Penggunaan Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi
PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan
rutin, yaitu jika populasi OPT atau kerusakan yang ditimbulkannya telah
mencapai Ambang Pengendalian. Hal ini disebabkan keberadaan OPT
pada tingkat populasi tertentu secara ekonomi belum tentu merugikan.
Waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotan adalah pada sore hari
(± pukul 17.00), ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara berkisar
antara 50-80%.
5. Tepat Dosis atau Konsentrasi Daya racun pestisida terhadap jasad sasaran
ditentukan oleh dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang
digunakan. Dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang lebih rendah
atau lebih tinggi dari yang dianjurkan akan memacu timbulnya generasi
OPT yang akan kebal terhadap pestisida yang digunakan. Dengan
demikian penggunaan pestisida harus mengikuti dosis atau konsentrasi
formulasi yang direkomendasikan pada label kemasannya.
6. Tepat Cara Penggunaan Beberapa cara penggunaan pestisida antara lain
ialah, pencelupan, pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan,
penaburan, penyiraman, dan penyemprotan. Pengetahuan tentang cara
penggunaan pestisida mutlak diperlukan agar efikasi pestisida tersebut
sesuai dengan yang diinginkan.

Pengarahan dan penggunaan yang lebih tepat kepada para penggunaan dalam hal
pemberian dosis, waktu aplikasi, cara kerja yang aman, akan mengurangi
ketidakefisienan penggunaan pestisida pada lingkungan dan mengurangi sekecil
mungkin pencemaran yang terjadi. (Wudianto, R., 2007)
KESIMPULAN

Kesimpulan

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk
mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa
dampak yang positif terhadap peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa
dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Kelemahan penggunaan pestisida
yaitu merusak lingkungan dengan bahan kimia yang terkandung di dalam pestisida,
menimbulkan sifat resisten pada patogen, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2012.Pedoman Penggunaan Insektisida (Dalam Pengendalian Vektor).Dirjen


Pengendalian Penyakit dan Lingkungan. Kemenkes RI.

Wudianto, R., 2007. Petunjuk Penggunaan Pestida. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai