PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa mengenal dan
mengetahui jenis – jenis pestisida, kandungan bahan aktif dan bahan campuran
pestisida, bentuk aplikasi pestisida, dan bahaya – bahaya pestisida.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
3.1. Hasil
No. Produsen Jenis Sasaran Hama/Penyakit Nama Dagang Bahan Aktif Bentuk Bentuk Sediaan Informasi Pestisida Safety
Formulasi Siap Aplikasi
1 Cv. Saprotan Insektisida Wereng coklat, Hama trips, Avidor 25 WP Imidakloprid 25% Padatan Suspensi Menggunakan sarung tangan
Utama Kutu daun. Menggunakan masker
Pakai baju panjang
Sepaatu booth
Cuci tangan
2 Wish Pupuk - Rhizomax - Padatan Suspensi Simpan di tempat aman
Indonesia Hayati
Bogor PGPR
3 PT. Syngenta Fungisida - Amistar Top Azoksistrobin Cairan Emulsi Menggunakan sarung tangan
Indonesia + ZPT 325 5C 200gr/L Menggunakan masker
Difenakonazol Sarung tangan
125 gr/L Pakai pakaian panjang
4 CV. Hijau Formula - LB 10 - Cairan Larutan Simpan di tempat aman
Lestari Hayati
Ulat Grayak pada
anggrek, apel, bawang
merah, cabai, dan
jagung.
Lalat buah pada
belimbing, cabai.
Lalat bibit pada jagung
dan kacang hijau. Menggunakan sarung tangan
5 Bayer Insektisida Kutu daun pada cabai, Decis 25 Ec Deltrametrin 25 g/ Cairan Emulsi Menggunakan masker
jeruk dan kacang L Sarung tangan
panjang. Pakai pakaian panjang
Hama trips, belalang,
penggerek batang,
penggerek tongkol,
hama gudang, kutu
putih, penghisap pucuk,
penghisap buah, dan
ulat jengkal.
6 CV. Global Pupuk cair - Top Tan - Cairan Larutan Simpan di tempat aman
Nusantara
Azadirachtin
(0,8% - 1,4%)
produsen
Jenis
Nama sasaran
dagang
Jenis
formulasi
Peringatan
No. batch
bahaya
6. Top Tan
adalah nutrisi yang diformulasikan secara tepat, dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
tetapi sangat diperlukan guna mengoptimalkan sistem merabolisme tanaman, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi dinamis, media tanam juga tampak subur, karena
kandungan probiotik pengurai dalam Top Tan yang juga penting untuk mengurai bahan
organik tanah, menjadi pupuk organik siap pakai. Kandungan Top Tan terdiri dari Asam
Amino essensial, minyak ikan, asam lemak, enzyme, probiotik, mineral dan vitamin,
madu, sari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan air kelapa.
TopTan merupakan jenis pupuk cair yang diaplikasikan menjadi bentuk larutan.
Bahan aktif yang terkandung adalah C-Organik 6,38%, N total 0,76%, P2O5 0,18%, Pb
0,0189 ppm, Cd 0,0180 ppm, dan As 0,001 ppm. TopTan diproduksi oleh CV. Global
Nusantara, Jawa Barat. TopTan dapat berperan sebagai penyubur tanaman dan tanah.
Nama
dagang
Jenis
sasaran
Jenis
pestisida
No. kandungan
pendaftaran
produsen
7. Organeem
Organeem merupakan pestisida nabati yang menganduk ekstrak biji mimba
(Azadirachta indica A. Juss) dengan kadar azarakhtin 0,8-1,4%. Proses pembuatannya
spesifik tanpa melalui pendinginan. Organeem mudah larut dalam air dan tahan simpan
hingga 12 bulan. Pestisida oragnik ini efektif membunuh serangga yang resisten terhadap
insektisida kimia. Mekanisme kerja Organeem ada merusak perkembangan telur, larva,
dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menghambat
resproduksi serangga betina dan bersifat mengusir serangga.
Organeem cocok digunakan pada pertanian organik. Organeem diperlukan oleh
petani kedelai, sayuran, tembakau, jeruk, dan kapas sehigga prospektif dikembangkam
secara komersial.
Organeem diproduksi oleh Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.
Organeem dapat digunakan untuk hama Helicoverpa armigera, Spodoptera litura,
Plutella maculipennis, dan Nilaparvata lugens.
Pestisida yang diperdagangkan mempunyai formulasi yang berbeda-beda.
Pemilihan formulasi pestisida juga perlu disesuaikan dengan ketersediaan alat yang ada,
kemudahan aplikasi, serta efektivitasnya (Wudianto, 2007). Berikut beberapa formulasi
pestisida yang beredar di pasaran :
1. Tepung hembus (dust D)
Bentuk tepung kering yang hanya terdiri atas bahan aktif, misalnya belerang, atau
dicampur dengan pelarut aktif yang bertindak sebagai karier, atau dicampur bahan-bahan
organik seperti walnut, talk. Penggunaannya menggunakan alat penghembus (duster).
2. Butiran (Granula G)
Berbentuk butiran padat yang merupakan campuran bahan aktif berbentuk cair dengan
butiran yang mudah menyerap bahan aktif. Penggunaanya cukup ditaburkan atau
dibenamkan disekitar perakaran atau dicampur dengan media tanaman.
3. Tepung yang dapat disuspensi dalam air (Wettableb Powder WP)
Berbentuk tepung kering agak pekat, penggunaannya harus terlebih dulu dibasahi air.
Pestisida jenis ini tidak larut dalam air, melainkan hanya tercampur saja. Oleh karena itu,
sewaktu disemprotkan harus sering diaduk atau tangki penyemprot digoyang-goyang.
4. Tepung yang larut dalam air (water-Soluble Powder SP)
Jenis pestisida ini sepintas mirip dengan bentuk WP, penggunaan juga dicampur dengan
air. Perbedaanya jenis ini larut dalam air, sehingga pengadukan hanya dilakukan sekali
pada waktu pencampuran.
5. Suspensi (flowable concentrate F)
Formulasi ini merupakan campuran bahan aktif yang ditambahkan pelarut serbuk yang
dicampur dengan sejumlah kecil air. Hasilnya berbentuk pasta.
6. Cairan (Emulsifiable EC)
Bentuk pestisida ini adalah cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan aktif dengan
perantara emulsi. Penggunaannya dicampur dengan bahan pelarut berupa air. Hasil
pengecerannya atau cairan semprotnya disebut emulsi.
7. Ultra Low Volume (ULV)
S (solution). Bentuk murninya merupakan cairan atau bentuk padat yang larut dalam
solven minimum. Konsentrat ini mengandung pestisida berkonsentrasi tinggi dan
diaplikasikan langsung tanpa penambahan air.
8. Solution (S)
Solution merupakan formulasi yang dibuat dengan melarutkan pestisida ke dalam pelarut
organik dan dapat digunakan dalam pengendalian jasad pengganggu secara langsung
tanpa perlu dicampur dengan bahan lain.
9. Aerosol (A)
Aerosol merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah
dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam
kaleng yang diberi tekanan gas propelan. Formulasi jenis ini banyak digunakan di rumah
tangga, rumah kaca, atau perkarangan.
10. Umpan beracun (Poisonous Bait B)
Umpan beracun merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida digabungkan
dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu.
11. Powder concentrate (PC)
Formulasi ini berbentuk tepung, penggunaanya dicampur dengan umpan dan dipasang di
luar rumah. Pestisida jenis ini biasanya tergolong Rodentisida yaitu untuk memberantas
tikus.
12. Seed Treatment (ST)
Formulasi ini berbentuk tepung. Penggunaanya dicampurkan dengan sedikit air sehingga
terbentuk suatu pasta. Untuk perlakuan benih digunakan formulasi ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan
untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia terutama di
bidang pertanian. Penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan dilakukan secara tepat guna adalah ; tepat jenis, tepat dosis, tepat
cara, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat tempat.
Untuk jenis, dosis, cara pemberian, sasaran, dan waktu pemberian dapat diketahui
melalui kemasan produk pestisida yang beredar di pasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Yoga Pratama 1610631090159
Kelas 5 C