Anda di halaman 1dari 3

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK

ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.)


TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT
Virsa Handayani
Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia
virsafarmasi@gmail.com

ABSTRAK
Daun kersen (Muntingia calabura L) merupakan tanaman yang banyak tumbuh di
Indonesia,tidak mengenal musim dan digunakan sebagai obat karena memiliki banyak
khasiat salah satunya sebagai obat jerawat. Komponen senyawa kimia flavonoid, tannin
dan saponin yang terdapat pada daun kersen diduga sebagai antibakteri. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun kersen mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Uji aktivitas antibakteri diakukan
dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
kersen memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis pada
konsentrasi 1ppm, 3ppm, 5ppm, 9ppm, ekstrak etanol daun kersen efektif menghambat
pertumbuhan Staphylococcus epidermidis.

Kata kunci : daun kersen, Staphylococcus epidermidis, Jerawat


I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak jenis timbunan lemak dengan bintik hitam di
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai atasnya yang disebut komedo. Jika pada
obat tradisional (Miksusanti, et al, 2009) komedo itu terdapat infeksi bakteri, maka
Salah satu tanaman yang memiliki potensi terjadilah peradangan yang dikenal dengan
untuk dikembangkan sebagai obat jerawat (Wasitaatmaja, 1997).
tradisional adalah daun kersen (Muntingia Saat ini telah banyak dilakukan
calabura Linn). Kersen merupakan tanaman perlakuan khusus untuk mengobati ataupun
yang banyak dijumpai di daerah tropis, mencegah timbulnya jerawat, antara lain
antara lain adalah Indonesia, Philipina dan melalui pencegahan bakteri pada saluran
Meksiko. Tanaman ini banyak ditemui folikel rambut, pencegahan pertumbuhan
dipinggir selokan dan retakan dinding bakteri dengan menggunakan antibakteri.
(Steenis, 1981). Antibakteri bermacam-macam asalnya,
Di Indonesia, Meksiko, Philipina dapat berasal dari senyawa sintetik misalnya
dan India, secara tradisional masyarakatnya clindamycin, erithomycin, benzoyl
menggunakan rebusan daun kersen sebagai peroksida, azelaic acid, sulfur dan dapat
antiseptik. Aktivitas antibakteri daun kersen berasal dari alam (Boumann and Jonette,
ini disebabkan oleh adanya kandungan 2009).
senyawa tanin, flavonoid, dan saponin yang Pemanfaatan bahan alam sebagai
dimilikinya (Zakaria et al., 2006). obat tradisional di Indonesia meningkat.
Jerawat merupakan penyakit yang Beberapa bahan alam telah diproduksi
sering terjadi pada permukaan kulit wajah, secara fabrikasi dalam skala besar.
leher, dada dan punggung. Jerawat muncul Penggunaan obat bahan alam dinilai
pada saat kelenjar minyak kulit terlalu memiliki efek samping yang lebih kecil
aktif, sehingga pori-pori kulit akan dibandingkan obat yang berasal dari bahan
tersumbat oleh timbunan lemak yang kimia, di samping itu harganya lebih
berlebihan (Sawarkar, 2010). Jika timbunan terjangkau.
itu bercampur dengan keringat, debu dan Indonesia memiliki banyak jenis
kotoran lain, maka akan menyebabkan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 1 94


obat tradisional (Miksusanti, et al, 2009) D. Pembuatan ekstrak
Salah satu tanaman yang memiliki potensi Pembuatan ekstrak dilakukan
untuk dikembangkan sebagai obat dengan cara maserasi, mengekstraksi
tradisional adalah daun kersen (Muntingia simplisia dengan 500 gram daun kesen
calabura Linn) dari famili Tiliaceae, kedalam 1 liter etanol (Ditjen POM, 1995).
merupakan jenis tanaman yang sangat
mudah tumbuh. Selalu hijau dan terus E. Pembuatan larutan uji
menerus berbunga dan berbuah sepanjang Dibuat beberapa konsentrasi
tahun. ekstrak etanol daun kersen yaitu konsentrasi
Bakteri yang akan digunakan dalam 1ppm, 3ppm, 5ppm, 9ppm. Kemudian
penelitian ini adalah Staphylococcus digunakan sebagai larutan uji untuk
epidermidi, bakteri tersebut yang menentukan aktivitas antibakteri
menyebabkan masalah pada kulit yaitu
penyebab infeksi pada jerawat. F. Pembuatan suspensi bakteri
Berdasarkan latar belakang yang Diambil satu ose bakteri uji,
menyebutkan bahwa daun kersen dapat Staphylococcus epidermidis, digoreskan
memiliki efek sebagai anti bakteri serta pada media agar miring nutrient agar (NA)
banyak digunakan secara empirik oleh dan diinkubasikan dalam inkubator selama
masyarakat Indonesia, maka akan diteliti 24 - 48 jam pada suhu 37oC. Biakan dari
potensi antibakteri ekstrak etanol daun bakteri yang telah diremajakan pada media
kersen (Muntingia calabura Linn) terhadap pembenihan agar miring disuspensikan
bakteri penyebab jerawat, sehingga dapat dalam 5 mL NaCl 0,9 %, diukur kekeruhan
menjadikan daun kersen (Muntingia larutan pada panjang gelombang 580 nm
calabura Linn) sebagai obat jerawat sampai diperoleh transmitan 25% (Ditjen
alamiah. POM, 1995).

II. METODE PENELITIAN G. Pengujian aktivitas antibakteri


A. Bahan Nutrien agar (NA) sebanyak 20 ml
Sampel yang digunakan yaitu daun dituang kedalam cawan petri steril,
kersen (Muntingia calabura Linn) diambil kemudian kedalam cawan petri steril juga
dari kebun raya purwodadi Pasuruan, Jawa dimasukkan 20l suspensi bakteri. Cawan
Timur, bahan penyari yang digunakan etanol petri digoyang perlahan agar suspensi
(Brataco), Aquabidestilata steril bakteri tersebar merata dan didiamkam
(Ikapharmindo), NaCl 0,9% (otsuka), media supaya mengeras. Setelah mengeras, pada
nutrient agar (MERCK) Staphylococcus agar tersebut dibuat 6 lubang, dan masing-
epidermidis FNCC 0048, bahan yang masing lubang diisi dengan 50l larutan
digunakan memakai bahan pharmaceutical ekstrak etanol daun kersen dengan berbagai
grade. konsentrasi (1ppm, 3ppm, 5ppm, 9ppm),
kemudian dinkubasi pada suhu 370C.
B. Alat Staphylococcus epidermidis diinkubasi
Cawan petri (petriq), Labu ukur, selama 24 jam secara aerob.
Seperangkat alat gelas (Pyrex), Tabung
reaksi (Pyrex), Mikro pipet (Pyrex), III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dispossable syringe, inkubator (Memmert), Hasil determinasi menunjukkan
Autoklaf (Hirayama-Japan), Osse, Jangka bahwa tanaman yang digunakan adalah
sorong, Timbangan analitik, pH meter, benar Muntingia calabura L, yang berasal
Thermometer (Thermo alpha), Corong dari kebun raya purwodadi. Penggunaan
pisah, Kertas saring Whathman no. 42, pelarut etanol karena etanol bersifat polar,
Toples kaca, Rotavapor. merupakan pelarut yang umum, murah dan
aman digunakan oleh masyarakat, metode
C. Determinasi tanaman yang dipilih yaitu metode maserasi selain
Determinasi dilakukan di UPT metode pembuatannya cepat dan singkat,
Balai konservasi tumbuhan kebun raya alat dan bahan yang digunakan tidak terlalu
purwodadi. banyak dan mudah didapat,
Hasil uji aktivitas antibakteri
ekstrak etanol daun kersen dengan

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 1 95


konsentrasi 1ppm, 3ppm, 5ppm, 9ppm 2. Ditjen POM Depkes RI., 1995,
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Farmakope Indonesia, ed IV, Jakarta,
kersen pada konsentrasi 3ppm, 5ppm, 9ppm p. 7, 9, 1039, 1061
memiliki daya anti bakteri terhadap
Staphylococcus epidermidis, sedangkan 3. Miksusanti., Betty sri laksmi,J.,Rizal
pada konsentrasi 1ppm tidak memberikan syarief, Bambang pontjo, Gatot tri
daya hambat dari bakteri uji. Aktivitas mulyadi., 2009.,Antibacterial Activity
antibakteri ekstrak etanol daun kersen, Of Temu Kunci Tuber (Kaempheria
menunjukkan adanya hubungan positif pandurata) Essential Oil Against
antara konsentrasi dengan diameter daerah Bacillus cereus, Med J Indones, vol 18
hambat. Hal ini disebabkan karena semakin No 1 : 11
besar konsentrasi maka akan makin besar
senyawa aktif sebagai antibakteri yang 4. Sawarkar, H.A., Khadabadi, S.S.,
terkandung didalam ekstrak etanol daun Mankar, D.M., Farooqui, I.A., Jagtap,
kersen, sehingga memiliki daya hambat N.S., 2010., Development and
yang besar. Biological Evaluation Of Herbal Anti-
Acne Gel., vol.2, no.3, pp 2028-2031.,
Diameter daerah hambat
konsentrasi International Journal Of PharmTech
S.epidermidis Research
1ppm - 5. Wasitaatmadja, S., 1997, Penuntun
Ilmu Kosmetik Medik, Jakarta:
3ppm 10,30 Universitas Indonesia Press, p. 3-15.

5ppm 11,27 6. Zakaria ZA, Fatimah CA, Mat Jais


AM, Zaiton H, Henie EFP,
9ppm 14,00 SulaimanMR, Somchit MN,
Thenamutha M, Kasthuri D., 2006.,
Besarnya diameter daerah hambat The In Vitro Antibacterial Activity Of
pada bakteri uji, terdapat perbedaan. Pada Muntingia Calabura Extracts. Int. J.
konsentrasi tertinggi yaitu 9 ppm bakteri Pharmacol. 2(4): 439-442.
Staphylococcus epidermidis memiliki
diameter hambat yang besar. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
kersen efektif terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis.

IV. KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun kersen
memiliki daya antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis yang dibuktikan
dengan adanya diameter daerah hambat
Ekstrak etanol daun kersen efektif
terhadap bakteri bakteri Staphylococcus
epidermidis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Baumann, L., Jonette, K., 2009, Acne
(Type 1 Sensitive Skin), dalam
Baumann, L., et al., (eds), Cosmetic
Dermatology Principless and
Practice, 2nd edition, United States: The
McGraw-Hill Companies, Inc., p. 121-
126.

Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 2 No. 1 96

Anda mungkin juga menyukai