Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF DUKU FRUIT SEEDS (Lansium domesticum)


AGAINST STAPHYLOCOCUS AUREUS AND ESCHERICHIA COLI BACTERIES

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI BUAH DUKU Lansium domesticum


TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI

Albrita Pehino1)*, Fatimawali1), Elly J. Suoth1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*pehino97@gmail.com

ABSTRACT

Duku (Lansium domesticum) provides many benefits for the community. Apart from the fruit which has high
nutritional value, duku is believed by the community to have benefits. The study aims to learn about the
antibacterial extract of my seed against the staphylococus aureus and escherichia coli. This study used the
meseration method with ethanol as a solvent. The antibacterial activity test used the well diffusion method
with a concentration of 10%, 20%, 30%, 40%. The positive control used was Ciprofloxacin and the negative
control used was the CMC solution. Studies show that the suppression of extract is 10%, 20%, 30%, and
40% staphylococus aureus, the average drip zone is 11.3mm, 13.3mm, 13.6mm, 11,3mm, and escherichia
coli, on average, 10 mm, 9,3mm, 10,3mm, 12,6 mm. The results suggest that the extract of the duku fruit has
antibacterial activity against the growth of the staphylococcus aureus and escherichia coli.

Keywords: Duku seed, Antibacterial, Antibacterial activity.

ABSTRAK

Duku (Lansium domesticum) banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain buahnya yang
mempunyai nilai gizi tinggi, duku dipercaya masyarakat memiliki manfaat untuk kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak biji duku terhadap bakteri staphylococus aureus
dan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Uji aktivitas
antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%. Kontrol positif
yang digunakan adalah Ciprofloxacin dan kontrol negatif yang digunakan adalah larutan CMC. Hasil
penelitian menunjukan bahwa daya hambat ekstrak dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40%
Staphylococcus aureus rata-rata zona beningnya 11,3mm, 13,3mm, 13,6mm, 11,3mm, dan Escherichia coli
rata-rata zona beningnya 10 mm, 9,3mm, 10,3mm, 12,6 mm. Dari hasil yang didapatkan disimpulkan
bahwa ekstrak biji buah duku memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli.

Kata Kunci:Biji buah duku, Antibakteri, Aktivitas antibakteri.

818
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

PENDAHULUAN melalui penghambatan sintesis dinding sel,


Duku (Lansium domesticum) adalah salah sintesis protein, sintesis asam nukleat, serta
satu tanaman khas Indonesia. Tanaman ini hampir menghambat jalur metabolisme sehingga
terdapat di seluruh wilayah Indonesia, mulai Aceh menghancurkan struktur membran sel
sampai Irian Jaya, sehingga dikenal nama seperti (Tenover, 2006).
duku Medan, duku Komering, duku Sleman dan
duku Hatu (Yulita, 2011; Hanum et al., 2013).
Duku Lansium domesticum dilaporkan METODOLOGI PENELITIAN
memiliki berbagai macam aktivitas farmakologis Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus
seperti antimalaria, antitumor, antikanker,
2020-Oktober 2020 diLaboratorium Mikrobiologi,
antibakteri, antimelanogenesis, antimutagenik dan
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan
antioksidant (Saewan et al., 2006).
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam
Duku (Lansium domesticum) banyak
Ratulangi, Manado.
memberikan manfaat bagi masyarakat. Batang
dan daun Duku (Lansium domesticum)
Bentuk Penelitian
menunjukan aktivitas antibakteri terhadap
Bentuk dari penelitian ini adalah
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan
eksperimental laboratorium yang akan menguji
Bacillus subtilis (Loekitowati dan Hermansjah,
aktivitas antioksidan dengan menggunakan
2000).
metode sumuran dari ekstrak etanol biji buah
Sedangkan ekstrak methanol Duku (Lansium
duku (Lansium domesticum).
domesticum) dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli.
Senyawa yang memiliki aktivitas ini diidentifikasi Alat dan Bahan
sebagai triterpenoid,14hydroxy-7 (Mayanti et al., Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
2007).
antara lain: oven, blender, timbangan 0,1gr-0,1
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mg, batang pengaduk kaca 20-30cm, corong gelas
telah melakukan Uji Aktivitas Antibakteri 5-7,5cm, botol kaca, neraca analitik, mikropipet
Ekstrak Daun Duku (Lansium domesticum 1000 µL, cawan petri, tabung reaksi, gelas ukur
Var duku Hasskl) Terhadap Staphylococcus 100ml, beaker glass (100 mL;dan 500 mL),
aureus dan Pseudemonas aeruginosa. Ekstrak lumpang, mortir, kain kasa, kertas saring, kertas
etanol dan ekstrak n-heksana daun duku label, aluminium foil, ayakan no. 40 mesh, gelas
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Erlenmeyer (100 mL ; dan 250ml), rak tabung
Staphylococcus aureus dan Pseudemonas 15mm, korek api, Bunsen, jarum ose, pengaris,
aeruginosa. Pelarut etanol menghasilkan pinset, tisu, autoclave, laminar air flow.
ekstrak daun duku dengan aktivitas
antibakteri yang lebih baik dari pada ekstrak Bahan
n-heksana terhadap Staphylococcus aureus Biji buah duku (Lansium domesticum),
biakan murni bakteri Escherichia coli, dan
dan Pseudemonas Aeruginosa. Nilai Staphylococcus aureus, medium Nutrient Agar
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) (NA), larutan NaCl 0.9%, Carboxy Methyl
ekstrak etanol daun duku adalah 17,5 % untuk Cellulose (CMC), larutan H2SO4 1%, larutan
Staphylococcus aureus dan 12,5 % untuk BaCl2 1%, larutan etanol 96%, aquades.
Pseudemonas. Aeruginosa (Wijaya, 2017).
Biji duku (Lansium domesticum) juga Prosedur Penelitian
dilaporkan mengandung senyawa terpenoid, Preparasi Sampel
steroid, glikosida, flavonoid, dan alkaloid yang Biji duku dipisahkan dari daging buah dan
berperan sebagai antibakteri (Supriyono, 2007). dibersihkan dengan air yang mengalir, ditiriskan
Antibakteri sendiri dapat didefenisikan kemudian di masukkan dalam Oven 40℃. Setelah
sebagai suatu senyawa, baik alami maupun sampel kering kemudian dihaluskan dengan cara
sintetik yang mempunyai efek menekan atau diblender. Selanjutnya ditimbang didapatkan 250
menghentikan suatu proses biokimia di dalam gram serbuk biji duku.
organisme, khususnya dalam proses infeksi
oleh bakteri. Proses tersebut dilakukan
819
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

Ekstrasi Pembiakan Bakteri


Sebanyak 250 gram serbuk dimasukkan Bakteri uji diambil dengan jarum steril,
kedalam wadah dan dimaserasi dengan etanol lalu ditanamkan pada media agar miring dengan
96% sebanyak 750 mL sampai terendam, cara menggores.Selanjutnya diinkubasi dalam
disimpan sambil sesekali diaduk dan ditutup inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam.
dengan almuniumfoil. Setelah dimaserasi selama 5 (Siregar, 2009)
hari, larutan tersebut disaring menggunakan kertas
saring yang kemudian dimasukkan kedalam gelas Pembuatan Standar Kekeruhan Larutan
Erlenmeyer untuk dipisahkan residu dari filtrat (Larutan 0,5Mc. Farland)
dan dihasilkan filtrat 1 dan residu 1. Residu yang Pembuatan standar kekeruhan 0,5 Mc.
ada, kemudian ditambahkan lagi etanol 96% Farland dibuat dari campuran H2SO4 1% sebanyak
sebanyak 500 mL, ditutup dengan aluminium foil, 9,95 mL dan larutan BaCl2 1% sebanyak 0,05 mL.
dan dibiarkan selama 3 hari sambil sesekali Kemudian dikocok sampai terbentuk larutan yang
diaduk. Setelah 2 hari, sampel disaring keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar
menggunakan kertas saring sehingga kekeruhan suspensi bakteri uji dan setara dengan
menghasilkan filtrat 2 dan residu 2. Filtrat 1 dan 2 kepadatan bakteri 108 CFU/mL (Sutton, 2011).
dicampur menjadi satu, kemudian dikeringkan
menggunakan oven selama 24 jam pada suhu Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
40oC. Bakteri uji yang telah diinokulasi
diambil dengan kawat steril lalu disuspensikan
Sterilisasi Alat yang Digunakan kedalam tabung yang berisi 2 mL larutan NaCl
Alat-alat gelas yang digunakan dalam 0,9% hingga di peroleh kekeruhan yang sama
pengujian terlebih dahulu disterilkan.Proses dengan standar kekeruhan larutan Mc. Farland.
sterilisasi alat-alat gelas menggunakan autoclave
pada suhu 121oC tekanan 15 psi atau sekitar 1 atm Pembuatan Kontrol Negatif
selama 15 menit. Kontrol negatif dibuat dari CMC 1%
dengan cara: 1 g serbuk CMC dilarutkan dalam
Pembuatan Media Bakteri 100 mL aquades steril. Dikocok sampai larutan
1. Pembuatan Media Agar Miring homogen.
Nutrient Agar (NA) ditimbang sebanyak
2.8 gram diencerkan dalam 100 mL aquades Pembuatan kontrol Positif (Metode Difusi
menggunakan erlenmeyer. Media tersebut dengan sumuran)
disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu Kontrol positif dibuat dari sediaan obat
121oC selama 15 menit, media yang telah tablet Ciprofloxacin 500 mg. Tablet Ciprofloxacin
disterilkan, didinginkan kemudian diambil digem rus, lalu ditimbang 1 gram serbuk
Sebanyak 5 mL dituangkan masing-masing pada 3 Ciprofloxacin dilarutkan dengan larutan CMC
tabung reaksi steril dan ditutup dengan aluminium dalam labu ukur ukuran 50 mL sampai batas 50
foil. Dibiarkan pada suhu ruangan selama ± 30 μg/50 μl.
menit sampai media memadat pada kemiringan
30o. Media Agar miring digunakan untuk Pembuatan Larutan Uji
inokulasi bakteri. Larutan stok dengan konsentrasi ekstrak
2. Pembuatan Media Dasar 50% b/v dibuat dengan cara ditimbang 5 g ekstrak
Media dasar dibuat dengan cara ditimbang n-Heksan biji langsat kemudian dilarutkan dalam
Nutrient Agar (NA) sebanyak 5.6 g, lalu larutan CMC 1% hingga volume 10 mL
dilarutkan dalam 200 mL aquades menggunakan menggunakan labu ukur. Selanjutnya dibuat
erlenmeyer. Media dihomogenkan dengan larutan uji dalam berbagai konsentrasi dengan
menggaduk (stirrer) di atas penangas air sampai cara sebagai berikut:
mendidih. Media yang sudah homogen ini di 1) Larutan uji 10% v/v dibuat dengan cara dipipet
sterilkan dalam autoclav pada suhu 121oC selama 2 mL larutan stok kemudian ditambahkan 8
15 menit. Media yang telah di sterilkan, mL larutan CMC
didinginkan hingga suhu ruangan, media yang 2) Larutan uji 20% v/v dibuat dengan cara dipipet
telah disterilkan bila tidak digunakan disimpan di 4 mL larutan stok kemudian ditambahkan 6
dalam lemari pendingin. mL larutan CMC

820
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

3) Larutan uji 30% v/v dibuat dengan cara dipipet (Lansiu.domesticum) digolongkan menurut Davis
6 mL larutan stok kemudian ditambahkan 4 dan Stout (1971).
mL larutan CMC
4) Larutan uji 40% v/v dibuat dengan cara dipipet HASIL DAN PEMBAHASAN
8 mL larutan stok kemudian ditambahkan 2 Ekstraksi
mL larutan CMC. Metode ekstraksi yang dipilih adalah
dengan maserasi. Kelebihan dari metode ini
Pengujian Aktivitas Antibakteri yaitu efektif untuk senyawa yang tidak tahan
Metode Sumuran panas, teknik dan peralatan relative
Media uji dibuat dengan dengan 2 lapisan sederhana, murah dan mudah di dapat. Serbuk
media agar,yang pengerjaannya seperti berikut : biji duku dimaserasi menggunakan pelarut
1. Lapisan dasar dibuat dengan menuangkan
etanol 96% karena memiliki titik didih yang
masing-masing 10 mL NA ke masing-masing 3
cawan petri, kemudian dibiarkan memadat. rendah, tidak beracun dan tidak berbahaya,
2. Setelah memadat, permukaan lapisan dasar serta kemampuannya melarutkan hampir
ditanam 6 pencadang baja yang diatur jaraknya semua zat, baik yang bersifat polar, semi
agar daerah pengamatan tidak bertumpu. polar, dan non polar (Pratiwi., 2010).
3. Suspensi bakteri dicampurkan ke dalam media
pembenihan NA. Pembiakan Bakteri dan Suspensi bakteri uji
4. Selanjutkan dituangkan 10 mL NA pada tiap Pembiakan bekteri menggunakan media agar
cawan petri yang diletakan pencadang sebagai miring, dengan cara ditimbang NA sebanyak 2,8 g
lapisan kedua. dilarutakan dalam 100 mL aquades menggunakan
5. Setelah lapisan kedua memadat, pencadang erlenmeyer. Media tersebut disterilkan
diangkat secara aseptik menggunakan pinset dari menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama
masing-masing cawan petri, sehingga terbentuk 15 menit, kemudian dituangkan kedalam tabung
sumur-sumur yang akan digunakan dalam uji reaksi, tabung reaksi dimiringkan dengan
bakteri. kemiringan 30℃ dan dibiarkan pada suhu
6. Sumuran yang terbentuk diisi dengan larutan ruangan selama ± 30 menit sampai media
kontrol positif larutan ciprofloxacin dan kontrol memadat. Diambil bakteri menggunakan jarum
negatif larutan CMC dan larutan uji masing- ose treril dan bakteri digoreskan di media agar
masing 50 mikroliter miring yang ada ditabung reaksi tersebut
7. Selanjutnya semua media di inkubasi dalam kemudian tabung reaksi tersebut ditutup
inkubator pada suhu 37℃ selama 24 jam. menggunakan almunium foil dan dimasukan
kedalam inkubator selama 1x24 jam. Bakteri yang
Pengamatan Dan Pengukuran telah dibiakan kemudian diambil menggunakan
Pengamatan dilakukan 1x24 jam masa jarum oses treril dipindahkan ke tabung reaksi
inkubasi. Daerah pada sekitaran sumuran yang berisi 5 mL larutan NaCl 0,9% hingga di
menunjukan kepekaan mikro terhadap antibiotic peroleh kekeruhan yang sama dengan standar
atau bahan antimikroba yang digunakan sebagai kekeruhan larutan Mc. Farland.Standar kekeruhan
bahan uji yang dinyatakan dengan diameter zona larutan Mc. Farland menjadi patokan bahwa
hambat atau zona bening. Diameter zona hambat suspensi bakteri uji memiliki kepadatan bakteri
diukur dalam satuan millimeter (mm) 108CFU/mL.
menggunakan jangka sorong dengan cara
mengukur jarak dari tepi sumur uji ke batas Tabel 1. Hasil Pengukuran Daya Hambat
lingkaran zona hambat. Diameter zona hambat Staphylococus aureus (mm)
tersebut dikategorikan kekuatan daya Rata-
antibakterinya berdasarkan penggolongan. Perlakuan U1 U2 U3
rata

Analisis Data K(-) 0 0 0 0


Diameter zona hambat dari ekstrak Biji
duku (Lansiu.domesticum) disajikan dalam tabel K(+) 25 22 25 24
dan gambar. Penggolongan kekuatan antibakteri 10% 12 12 10 11,3
dari daya hambat yang diperoleh ekstrak Biji duku
20% 15 13 12 13,3

821
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

30% 14 14 13 13,6 ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap


pertumbuhan bakteri sehingga dapat diketahui
40% 13 11 10 11,3 bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri
adalah zat uji bukan pelarut.
Hasil pengamatan aktivitas antibakeri pada
Tabel 2. Hasil Pengukuran Daya Hambat bakteri Staphylococcus aureus dengan
Escherichia coli (mm) konsentrasi 10%, 20% , 30%, 40%. Rata-rata
Rata- diameter zona beningnya 11,3mm, 13,3mm,
Perlakuan U1 U2 U3 13,6mm, 11,3mm. Berdasarkan Tabel 1.
rata
Menunjukan bahwa konsentrasi yang memiliki
K(-) 0 0 0 0 zona hambat kuat adalah konsentrsi 30%, dan
K(+) 21 20 20 20,3 20% sedangkan zona hambat lemah adalah
konsentrasin10%, dan 40%. Menurut Manik
10% 12 9 9 10 (2014), Aktivitas antibakteri tergantung pada
20% 10 9 9 9,3 beberapa faktor yaitu kosentrasi ekstrak,
kandungan senyawa antibakteri, daya difusi
30% 10 10 11 10,3 ekstrak dan jenis bakteri yang dihambat. Hasil
40% 14 12 12 12,6 penelitian menunjukan semakin tinggi kosentrasi
ekstrak, semakin kecil pertumbuhan bakteri
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji StaphylococcuStaphylococcus aureus sehingga
antibakteri ekstrak biji duku memiliki aktivitas keduanya memiliki hubungan yang berbanding
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus lurus.
aureus dan Escherichia coli pengamatan selama Hasil penguji aktivitas antibakteri
1x24 jam masa inkubasi dengan dilakukannya 3x terhadap bakteri Escherichia coli dengan
pengulangan terhadapa bakteri Staphylococcus konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%. Rata-rata
aureus dan Escherichia coli aktivitas yang diameter zona beningnya 10mm, 9,3mm, 10,3mm,
terbentuk terlihat dengan adanya zona hambat 12,6mm. Dapat dilihat pada Tabel 2. Yang
(zona bening) disekitaran sumuran. menunjukan bahwa ekstrak biji duku memiliki
Kontrol positif menunjukan zona bening atau zona hambat pertumbuhan bakteri paling kuat
zona hambatan, pada kedua bakteri pada Escherichia coli yaitu 40% dengan zona
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. hambat 12,6mm Menurut Ajizah (2004),
Diameter yang terbentuk terhadap bakteri kemampuan suatu bahan antimikroba dalam
Staphylococcus aureus 24 mm, dan terhadap meniadakan kemampuan hidup mikroogranisme
bakteri Escherichia coli 20,3 mm. Dimana tergantung pada kosntrasi dan jenis bahan
ciprofloxsacin merupakan antibiotik golongan antimikroba itu sendiri. Semakin tinggi kosentrasi
fluorokuinolon. Dimana fluorokuinolon ekstrak yang diberikan maka semakin besar pula
mempunyai daya antibakteri yang lebih besar dan daya hambat yang ditimbulkan, karena pada
toksisitas yang lebih rendah. Menurut Jawet et al kosentrasi yang lebih besar semakin banyak zat
(2007), ciprofloxain memiliki efek antibakteri antibakteri yang terkandung di dalam ekstrak.
dengan spectrum luas. Dengan bekerja Pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus
menghambat sintesis asam nukleat dimana dan bakteri Escherichia coli yang terhambat dapat
antibiotik golongan ini dapat masuk kedalam sel disebabkan oleh penghambatan terhadap sintesis
dengan cara difusi pasif melalui kanal protein dinding sel namun, daya hambat pada bakteri
dengan menghambat replikasi DNA bakteri Staphylococus aureus (24 mm) lebih besar
dengan cara mengganggu kerja DNA gyrase dibandingkan dengan bakteri Escherichia coli
selama pertumbuhan dan reproduksi bakteri (20,3mm). Hal ini disebabkan karena
(Mycek, 2001). Staphylococcus aureus dan Eschericia coli
Kontrol negatif yang digunakan larutan berasal dari golongan bakteri yang berbeda yaitu
CMC menunjukan bahwa tidak ada zona bening bakteri Staphylococcus aureus sebagai Gram
atau zona hambatan disekitar area sumuran yang positif dan bakteri Escherichia coli sebagai Gram
ditumbuhi bakteri, yang berarti tidak adanya negatif Poetry et al, (2019).
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Hudaya (2010) menyatakan bahwa jenis
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hal bakteri Gram positif memiliki struktur dinding sel
ini disebabkan karena CMC berfungsi mengetahui yang lebih sederhana dibandingkan dengan

822
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

bakteri Gram negatif. Respon yang berbeda dari DAFTAR PUSTAKA


dua golongan bakteri terhadap ekstrak biji buah Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella
duku (Lansium domesticum) disebabkan karena thypimurium Terhadap Ekstrak Daun
adanya kepekaan yang berbeda antara bakteri Psidium Guajav L. Bioscientiae 1(1).
Gram negatif dan bakteri Gram positif. Pelezar Hanum, L., Kasiamdari, R. S., Santosa, &
dan Chan (1986) menyatakan bahwa sel bakteri Rugayah. (2013). The Phylogenetic
Gram negatif mempunyai struktur yang berlapis- Relationship Among Varieties of Lansium
lapis serta kandungan lemak yang relatif lebih domesticum Correa Based on ITS rDNA
tinggi (11-12%), sehingga lebih tahan terhadap Sequences. Indonesia Journal of
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh Biotechnology, 18(2), 123-132.
bahan kimia. Sedangkan jenis bakteri Gram Hudaya, A. 2010. Uji antioksidan dan antibakteri
positif secara umum mempunyai struktur 90% ekstrak air bunga kecombrang
dimana dinding selnya terdiri dari lapisan (Etlingeraelatior) sebagai pangan
peptidoglikan sedangkan lapisan lainnya adalah fungsional terhadap Staphylococcus
asam teikoat (Fardiaz, 1989). Hal inilah yang aureus dan Escherichia coli. [Skripsi]
diduga mengakibatkan dinding sel bakteri Gram Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
positif mudah dirusak oleh senyawa antibakteri Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
dari ekstrak biji duku pada bakteri Gram negatif Josepin P Konda,2020. Aktivitas Antioksidan
Madigan et al (2003). Menyatakan bahwa Ekstrak Metanol Biji Langsat (Lansium
terbentuknya zona hambat sangat tergantung oleh domesticum var. pubescens) dan Duku
jumlah bahan antibakteri yang diteteskan ke (Lansium domesticum var. domesticum)
lobang sumuran, daya larut antibakteri tersebut ke dengan Metode DPPH. Jurnal Ilmiah
media, koefisien difusi, dan efektivitas antibakteri Sains Vol. 20(2):113-121
tersebut. Konsentrasi ekstrak biji buah duku yang Loekitowati, H.P. dan Hermansjah. 2000. Studi
semakin meningkat memberikan daya hambat pemanfaatan biji duku (Lansium
yang semakin besar pula karena semakin domesticum) untuk obat diare secara in
banyaknya ekstrak yang bersifat antibakteri vitro. Jurnal Penelitian Sains. 7: 41-48.
terakumulasi pada media tumbuh sehingga Mayanti, T., S. Soidah, W.D. Natawigena, U.
semakin dapat mengganggu proses pertumbuhan Supratman, dan R. Tjokronegoro. 2007.
bakteri uji. Penghambatan pertumbuhan bakteri Antibacterial terpenoid from the bark of
Staphylococus aureus dan Escherichia coli Lansium domesticum Corr. Kokossan
bakteri akibat pemecahan dinding sel bakteri (Meliaceae).[skripsi] fakultas Mipa,
dapat disebabkan oleh senyawa aktif antibakteri Surabaya.
yang terkandung dalam ekstrak biji buah duku. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1988. Dasar–
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dasar mikrobiologi [Disertasi].
oleh Josepin P Konda; (2020) Hasil pengujian Universitas Indonesia Press. Jakarta
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak
biji duku memiliki kandungan metabolit sekunder Pratiwi, E. 2010. Perbandingan Metode Maserasi,
berupa alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid dan Remaserasi, Perkolasi Dan Reperkolasi
saponin. Dalam Ekstraksi Senyawa Aktif
Andrographolide Dari Tanaman
KESIMPULAN Sambiloto (Andrographis paniculata
Berdasarkan hasil penelitian yang Nee). [Skripsi]. Fakultas Teknologi
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak Pertanian, Bogor.
biji buah duku memiliki aktivitas antibakteri pada Saewan, N., J.D. Sutherland and K.
setiap konsentrasi pada pertumbuhan bakteri Chantrapromma. 2006. Antimalarial
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli tetranorterpenoids from the seeds of
Lansium domesticum Corr. Jurnal
SARAN Ilmiah Farmasi. 67: 2288-2293.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Wijaya, A. C. M. 2017. Aktivitas Antibakteri
tentang pengujian aktivitas antibakteri dengan
Esktrak Daun Duku (Lansium
metode difusi cakram untuk membandingkan hasil
Domesticum Corr Var Duku Hasskl)
dengan penelitian ini
Terhadap Staphylococcus Aureus Dan

823
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 10 Nomor 2 Mei 2021

Pseudomonas Aeruginosa. [Skripsi]


Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yulita KS. (2011). Genetic Variations of Lansium
domesticum Corr. Accessions from Java,
Sumatra and Ceram Based on Random
Amplified Polymorphic DNFingerprints.
Biodiversitas, 12(3), 125-130.

824

Anda mungkin juga menyukai