Anda di halaman 1dari 5

Indo. J. Chem. Sci.

5 (3) (2016)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

ISOLASI SENYAWA BIOAKTIF BATANG PISANG AMBON (MUSA PARADISIACA VAR.


SAPIENTUM) SEBAGAI BAHAN BAKU ANTIBAKTERI

Konstantianus Martiyanto Dwi Nugroho*), Supartono dan Harjono


Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan
Diterima September 2016 bakteri yang merugikan. Tanaman dianggap sebagai sumber obat yang potensial
Disetujui Oktober 2016 dan kuat. Salah satunya adalah tanaman pisang yang biasa dipakai sebagai obat
Dipublikasikan November luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan pelarut yang tepat
2016 dalam mengekstrak batang pisang ambon serta aktivitasnya sebagai antimikroba
terhadap bakteri S. aureus dan E. coli. Ekstraksi dilakukan dengan dua metode
Kata Kunci:
yaitu maserasi dan sokhletasi dengan tiga pelarut etil asetat, etanol dan aquades,
antibakteri
dan pengujian aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar teknik
pisang
cakram. Ekstrak yang memiliki rendemen paling besar adalah ekstrak dengan
S. aureus
metode sokhletasi dan pelarut aquades yaitu 20,21%. Hasil uji antibakteri
E. coli
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki aktivitas paling baik dengan nilai
DDH (Daerah Daya Hambat) 1,1 dan 1 cm untuk E. coli serta 2 dan 2,5 cm
untuk bakteri S. aureus. Karakterisasi ekstrak etil asetat dengan FT-IR. Senyawa
ekstrak etil asetat yang diduga berperan sebagai antimikroba adalah flavonol.

Abstract

Antibacterial is a compound used to control the growth of harmful bacteria.


Plants are consider as strong and potential drug sources. One of which is banana
plant. The purpose of this study is to determine the appropriate method and
solvent in extracting banana’s stem and activities as antimicrobial against S.
aureus and E. coli. Extraction is done by two methods, they are maceration and
soxhletation with three solvents of ethyl acetate, ethanol and distilled water, and
the testing of antimicrobial activity using disc diffusion method. Extract that has
the greatest yield was extract from soxhletation method and distilled water
solvent, which is 20.21%. The result of antibacterial test showed that the ethyl
acetate extract has the best activity with DDH value 1.1 and 1 cm for E. coli, 2 cm
and 2.5 cm for S. aureus. Characterization of ethyl acetate extract with FT-IR.
Ethyl acetate extract compounds which assumed as an antimicrobial are flavonol.

© 2016 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
E-mail: nkonstantianus@yahoo.com p-ISSN 2252-6951
e-ISSN 2502-6844
KMD Nugroho / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (3) (2016)
Pendahuluan digunakan dalam penelitian ini adalah batang
Antibakteri adalah senyawa yang diguna- pisang ambon, etanol teknis, etil asetat,
kan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri kloroform, aluminium foil, HCl, reagen Dragen­
yang bersifat merugikan. Pengendalian pertum- dorf, reagen Mayer, serbuk Mg, FeCl3, asam
buhan mikroorganisme bertujuan untuk men- asetat anhidrat, H2SO4 dengan grade pro analyst
cegah penyebaran penyakit dan infeksi. Infeksi buatan Merck, aquades, media agar (NA) dan
penyakit tetap sebagai salah satu penyebab amoksisilin. Bakteri uji yang digunakan S.aureus
utama kematian di seluruh dunia, menewaskan dan E.coli.
sekitar 50.000 orang setiap hari. Infeksi dapat Penelitian ini diawali dengan ekstraksi
terjadi salah satunya dikarenakan karena luka batang pisang ambon dengan metode ekstraksi
terbuka yang tidak segera diobati sehingga maserasi dan sokhletasi dikombinasikan dengan
bakteri akan masuk dan berkembang biak pelarut etil asetat, etanol teknis dan aquades.
menyebabkan luka yang semakin parah bahkan Batang pisang sebelumnya telah melewati
menjalar ke bagian lain. tahapan preparasi sampel. Hasil ekstraksi
Tanaman dianggap sebagai sumber obat kemudian dimurnikan dengan rotary vacuum
yang potensial dan kuat yang tahan dari waktu evaporator pada temperatur dibawah titik didih
ke waktu, di mana pengobatan modern tidak pelarutnya. Hasil evaporasi kemudian dianalisa
bisa menggantikan sebagian besar dari mereka meliputi rendemen, pengujian golongan
(Ahmad, et al.; 1998). Sifat obat tanaman senyawa aktif yaitu uji alkaloid, flavonoid,
dikarenakan adanya zat kimia tertentu yang tanin, saponin, triterpenoid dan steroid.
dapat menimbulkan aktivitas fisiologis dalam Metode selanjutnya adalah pengujian
tubuh manusia. Salah satu tanaman yang aktivitas antibakteri menggunakan metode
memiliki banyak khasiat adalah tanaman difusi agar dengan teknik cakram. Satu ose
pisang. Dalam hal ini bagian yang dibahas biakan materi murni dimasukkan ke dalam 100
adalah batang pisang. Batang pisang mengan- mL aquades steril. Kemudian bakteri ditambah-
dung saponin, antrakuinon dan kuinon yang kan ke dalam cawan petri steril yang telah diisi
berfungsi sebagai antibakteri dan penghilang oleh Nutrient Agar (NA) yang telah dingin dan
rasa sakit. Terdapat pula kandungan lektin yang memadat. Bakteri ditambahkan dengan cara
berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel digores. Kemudian cakram yang telah dicelup-
kulit, tanin bersifat antiseptik dan kalium yang kan dalam ekstrak ditempelkan pada daerah
bermanfaat untuk melancarkan air seni, yang telah ditandai. Kemudian cawan petri
sedangkan zat saponin berkhasiat mengencer- ditutup, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
kan dahak (Suharto; 2012). oC dan diamati zona bening yang terbentuk

Diperlukan suatu metode pemisahan disekitar sumur. Hasil yang paling baik dalam
untuk mendapatkan zat-zat aktif dari batang aktivitas antibakteri kemudian dikarakterisasi
pisang, salah satunya adalah ekstraksi. Ekstraksi menggunakan FT­IR.
merupakan proses pemisahan bahan dari Hasil dan Pembahasan
campurannya dengan menggunakan pelarut. Pada penelitian ini digunakan 100 g serbuk
Dengan melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada batang pisang ambon untuk setiap kombinasi
dalam simplisia akan terlepas. Harus ada ekstraksi. Hasil ekstraksi kemudian ditimbang
kombinasi yang sesuai antara metode ekstraksi dan dihitung rendemen berat ekstraknya.
dan jenis pelarut untuk tanaman tertentu (Yeo, Ekstrak yang dihitung adalah hasil pemurnian
et al.; 2014). Namun belum ada penelitian hasil rotary vacuum evaporator. Jadi hasil yang
khusus untuk batang pisang mengenai metode didapatkan adalah ekstrak yang berbentuk
dan pelarut yang cocok untuk mengekstraksi padatan. Rendemen didapatkan dari berat
kandungan aktif dari batang pisang. Oleh ekstrak yang didapat dibagi dengan berat serbuk
karena itu perlu diadakan penelitian mengenai batang pisang kemudian dikali 100%. Hasil
metode ekstraksi dan jenis pelarut yang tepat rendemen berat ekstrak disajikan pada Tabel 1.
agar didapatkan hasil yang lebih optimal dari Tabel 1. Hasil rendemen berat dan warna
ekstrak batang pisang. ekstrak batang pohon pisang ambon
Metode Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian
meliputi: rotary vacuum evaporator, seperangkat
alat sokhlet, inkubator, autoklaf, Frontier FT­IR
Perkin Elmer Spectrum 100. Bahan-bahan yang
207
KMD Nugroho / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (3) (2016)

Pada uji aktivitas antibakteri ini digunakan telah berumur 1-2 minggu setelah diambil
metode difusi cakram. Semua ekstrak yang buahnya.
didapat diuji menggunakan metode yang sama Hasil ekstraksi batang pisang ambon yang
dan bakteri yang sama yaitu S. aureus dan E. coli. disajikan pada Tabel 1. menunjukkan bahwa
Medium yang digunakan adalah Nutrient agar. kombinasi antara metode dan pelarut akan
Pada setiap cawan petri yang digunakan ter- mempengaruhi hasil. Terlihat dalam rendemen
dapat 3 kertas cakram yang telah direndam pada pelarut etil asetat dan aquades menunju-
dalam ekstrak yang berbeda-beda dan 1 kontrol kkan hasil yang berbeda yaitu lebih besar pada
yaitu amoksisilin 1%. Sehingga untuk setiap metode sokhletasi, walaupun pada pelarut
bakteri terdapat 2 cawan petri dengan ekstrak etanol tidak demikian. Hal ini mungkin terjadi
yang berbeda beda. Hasil uji aktivitas karena pelarutnya yang adalah etanol, memiliki
antibakteri dapat dilihat pada Gambar 1. dan kemampuan mengekstrak yang cukup besar
Gambar 2. sehingga metode yang digunakan tidak terlalu
mempengaruhi hasil rendemen. Hasil yang
memiliki rendemen berat ekstrak paling besar
adalah kombinasi antara sokhletasi dengan
pelarut aquades dengan besar rendemen 20,
21%. Hasil uji golongan senyawa aktif diketahui
bahwa ekstrak batang pisang dalam berbagai
kombinasi memberikan hasil yang berbeda pula.
Hasil uji golongan senyawa aktif disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Hasil uji golongan senyawa aktif
Gambar 1. Zona hambat ekstrak batang pisang
ambon terhadap bakteri E. coli

Ekstrak batang pisang ambon kemudian


diuji aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas
antibakteri dilakukan dengan metode difusi
teknik cakram. Kontrol yang digunakan dalam
Gambar 2. Zona hambat ekstrak batang pisang pengujian ini adalah kontrol positif mengguna-
ambon terhadap bakteri S. aureus
kan amoksisilin 1%. Hasil yang diperoleh
Tabel 2. Perbandingan diameter zona hambat adalah ekstrak etil asetat menunjukkan aktivitas
Ekstrak terhadap bakteri antibakteri paling baik diantara pelarut lain.
Walaupun memang tidak lebih baik apabila
dibandingkan dengan kontrol yang digunakan
yaitu amoksisilin 1%. Aktivitas antibakteri oleh
bahan aktif dikelompokkan menjadi 4 kategori,
yaitu aktivitas lemah (<5 mm), sedang (5-10
mm), kuat (<10-20 mm), dan sangat kuat (>20-
Identifikasi tanaman pisang dilakukan di 30 mm). Jika kita mengonversikan menjadi
laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan milimeter dari hasil, maka dapat dilihat bahwa
Biologi Universitas Negeri Semarang. Hasil etil asetat memiliki aktivitas yang sedang
identifikasi menyatakan bahwa tanaman yang terhadap E. coli, sedangkan kuat terhadap S.
digunakan dalam penelitian ini yaitu tanaman aureus.
pisang Ambon keluarga musaceae, spesies Musa x
Dalam uji fitokimia pada pelarut etil asetat
paradisiaca L. yang disahkan dengan surat hasil
positif adanya flavonoid, alkaloid dan tannin.
identifikasi Laboratorium Taksonomi Tumbuh-
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri
an Jurusan Biologi-FMIPA Universitas Negeri
adalah membentuk senyawa kompleks dengan
Semarang. Batang pisang ambon yang
protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat
digunakan adalah batang pisang ambon yang
merusak membran sel bakteri dan diikuti

208
KMD Nugroho / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (3) (2016)
dengan keluarnya senyawa intraseluler. Tannin gugus C=O karbonil. Gugus C-O ditunjukkan
memiliki aktivitas antibakteri yaitu toksisitasnya serapan pada bilangan gelombang 1050,14 cm-1
yang dapat merusak membran inti sel. Mekanis- menunjukkan adanya gugus C-O eter pada
me kerja senyawa tannin dalam menghambat senyawa aromatik atau alkohol sekunder.
sel bakteri, yaitu dengan cara mendenaturasi Apabila dibandingkan dengan senyawa flavo-
protein sel bakteri, menghambat fungsi selaput noid, maka spektrum FT-IR tersebut mirip
sel (transport zat dari sel satu ke sel yang lain) dengan kelompok flavonol. Kerangka dari
dan menghambat sintesis asam nukleat sehingga flavonol dapat dilihat pada Gambar 4.
pertumbuhan bakteri dapat terhambat
(Purwanti; 2007).
Hampir sama dengan tannin, alkaloid
memiliki fungsi mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh dan menyebabkan kematian sel
tersebut. Alkaloid juga memiliki fungsi yang
bermacam-macam diantaranya sebagai racun Gambar 4. Kerangka flavonol
untuk melindungi tanamn dari serangga dan Simpulan
binatang, sebagai hasil akhir dari reaksi Kombinasi yang paling efisien dalam
detoksifikasi yang merupakan hasil metabolit pengaruhnya terhadap aktivitas ekstrak batang
akhir dari komponen yang membahayakan bagi pisang ambon adalah metode maserasi dengan
tanaman, sebagai faktor pertumbuhan tanaman pelarut etil asetat dan atau metode sokhletasi
dan cadangan makanan. Bakteri S. aureus yang dengan pelarut etil asetat, karena metode tidak
merupakan bakteri gram positif lebih peka terlalu mempengaruhi hasil uji aktivitas anti-
terhadap senyawa antibakteri dibandingkan bakteri. Senyawa yang terkandung dalam eks-
dengan bakteri gram negatif karena dinding sel trak etil asetat batang pisang ambon termasuk
bakteri gran positif mengandung lapisan dalam flavonoid golongan flavonol
peptidoglikan yang lebih tebal dibandingkan Daftar Pustaka
dengan dinding sel pada bakteri gram negatif. Ahmad, I. & Beg, A.Z. 2001. Antimicrobial and
Senyawa antibakteri dapat mencegah sintesis Phytochemical Studies on 45 Indian
peptidoglikan pada sel yang sedang tumbuh, Medicinal Plants Aagainst Multi-drug
Resistant Human Pathogen. Jurnal of
maka bakteri gram positif umumnya lebih peka Ethnopharmacol, 74: 113-123
dibandingkan dengan bakteri gram negatif.
Ahmad, I., Mehmood, Z. & Mohammad, F.
1998. Screening of Some Indian Medicinal
Plants for Their Antimicrobial Properties.
Jurnal of Ethnopharmacol, 62: 183-193
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonela Typhimu­
rium terhadap Ekstrak Daun Psidum
guajava L. BIOSCIENTIAE, 1(1): 31-38
Hariana, A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiat.
Jilid 2. Penebar Swadaya, Jakarta
Gambar 3. Spektrum FT-IR ekstrak batang Hermawan, A., Hana, W. & Wiwiek, T. 2007.
pisang EaM Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle
Ekstrak yang memberikan aktivitas anti- L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
bakteri paling baik kemudian dikarakterisasi aureus dan Escherichia coli dengan Metode
menggunakan FT-IR. Dalam hal ini yang akan Difusi Disk. Skripsi. Universitas Erlangga
dikarakterisasi adalah ekstrak etil asetat dengan Ningsih, Ayu P., Nurmiati & A. Agustien. 2013.
metode maserasi. Spectra FT-IR ekstrak batang Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kental
Tanaman Pisang Kepok Kuning (Musa
pisang EaM disajikan dalam Gambar 3. Spek- paradisiaca Linn.) terhadap Staphylococcus
trum pada Gambar 3. menunjukkan adanya aureus dan Escherichia coli. Jurnal Biologi
serapan pada bilangan gelombang 3415,06 cm-1 Universitas Andalas
yang menunjukkan adanya gugus OH dari Ponnama, S.U. dan Manjunath, K. 2012. GC-
ikatan hidrogen. Pada bilangan gelombang MS Analisys of Phytocomponents in The
2923,40 dan 2853,29 cm-1 terdapat serapan yang Methanolic Extract of Justicia
menunjukkan adanya gugus C-H alkana. Serap- Wynaadensis (Nees) T. Anders.
International Journal of Pharma and Bio
an pada 1712,65 cm-1 menunjukkan adanya Sciences, 3(3): 570-576
209
KMD Nugroho / Indonesian Journal of Chemical Science 5 (3) (2016)

Purwanti, E. 2007. Senyawa Bioaktif Tanaman Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado
Sereh (Cymbopogon nardus) Ekstrak Kloro- Sutisna, I. 2000. Isolasi dan Karakterisasi
form dan Etanol serta Pengaruhnya Senyawa Triterpenoid Lanostana dari
terhadap Mikroorganisme Penyebab Diare. Kulit Kayu Danglo (Macaranga javanica
Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi dan Muell. Arg). Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA.
Ilmu Pendidikan. Universitas Muhamma- Institut Pertanian Bogor
diyah Malang
Wardhani, R.A.P. & Supartono. 2015. Uji
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah
Antioksidatif dan Peranannya dalam Sis- Rambutan (Nephelium lappaceum) pada
tem Biologis. Jurnal Belian, 9: 196 -202 Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis.
Suarsa, I.W., P. Suarya, & I. Kurniawati. 2011. Indonesian Journal of Chemical Science, 4(1):
Optimasi Jenis Pelarut dalam Ekstraksi 46-51
Zat Warna Alam dari Batang Pisang Yeo, Y. L., Chia, Y.Y., Lee, C.H., Sow, H.S. &
Kepok (Musa paradiasaca l. cv kepok) dan Yap, W.S. 2014. Effectiveness of
Batang Pisang Susu (Musa paradisiaca L. Maceration Periods with Different
cv susu). Jurnal Kimia, 5(1): 72-80 Extraction Solvents on in-vitro
Suharto, M. 2012. Isolasi dan Identifikasi Antimicrobial Activity from Fruit of
Senyawa Saponin dari Ekstrak Metanol Momordica charantia L. Journal of Applied
Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca Pharmaceutical Science, 4(10): 016-023
var. sapientum L.). Jurnal Farmasi, Program

210

Anda mungkin juga menyukai