Anda di halaman 1dari 9

1.

Judul IDENTIFIKASI KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK OKRA


MERAH (Abelmoschus Esculentus) DAN UJI AKTIVITAS
ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

Penulis Ni Made Ayu Nila Septianingrum, Widarika Santi


Hapsari , Alfian Syariffudin

Tahun 2018

Nama Jurnal Jurnal Insan Farmasi Indonesia

Volume 1(2)

Halaman 170-177

Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia masih sedikit yang mengenal okra
sebagai tanaman kesehatan

Tujuan dan Manfaat Penelitian Untuk Mengetahui kandungan kimia buah okra merah
dengan menggunakan reagen kimia dan nilai daya
hambat bakteri yang dihasilkan terhadap bakteri
Escherichia coli.

Metode Penelitian Metode kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam


penelitian ini untuk melihat rendemen dan
mendiskripsikan hasil dari ekstrak okra

Waktu dan Tempat Penelitian Dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika


dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta

Alat dan Bahan Penelitian ini menggunakan bahan antara lain buah
okra merah (Abelmoschus esculentus (L.)), etanol 70%,
serbuk magnesium, H2SO4 pekat, H2SO4 2N, FeCl3 1%,
HCL 2N, KOH Reagen Meyer, Reagen Dragendrof, dan
aquadest, air panas, media agar dan bakteri
Escherichia .

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung


reaksi, waterbath, erlenmayer, batang pengaduk, kertas
saring, maserator, dan cawan porselen. Penelitian okra
diawali dengan melakukan determinasi tanaman,
pembuatan simplisia, ekstraksi simplisia okra,
identifikasi kandungan kimia ekstrak (uji flavonoid, uji
terpenoid, uji steroid, uji tanin, uji saponin dan uji
alkaloid ) serta uji daya hambat ekstrak okra terhadap
bakteri e.coli.

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian diperoleh rendemen okra sebesar
20.60%. Ekstrak Okra yang diuji mengandung positif
senyawa kimia flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid,
steroid, alkaloid, dan karohidrat, sedangkan glikosida
negatif. Zona hambat bakteri ekstrak okra terhadap
Escherichia coli adalah 81 mm sehingga masuk dalam
kategori daya hambat rendah

Kelemahan dan kelebihan Penelitian

Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan memperoleh


kesimpulan bahwa ekstrak buah okra mengandung
positif senyawa kimia flavonoid, tannin, saponin,
triterpenoid, steroid, alkaloid dan karohidrat,
sedangkan glikosida negatif. Zona hambat aktivitas
antibakteri ekstrak okra pada konsentrasi 45% terhadap
E. coli adalah 81 mm, daya hambat tersebut termasuk
dalam katagori rendah.

2.

Judul SKRINING AKTIVITAS ANTIBIOTIK JAMUR SIMBION PADA


SPONS DI PERAIRAN MALALAYANG

Penulis Frengky Sihombing, Robert A. Bara dan Losung Fitje

Tahun 2017

Nama Jurnal Jurnal Pesisir dan Laut Tropis

Volume 1(1)

Halaman 81-86

Latar Belakang Masalah Penggunaan antibiotik yang berlebihan merupakan


penyebab utama dari besarnya jumlah bakteri patogen
dan komensal yang resisten terhadap antibiotik.
Peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik
merupakan ancaman serius terhadap bidang kesehatan,
Tujuan dan Manfaat Penelitian Untuk mengetahui antibiotik dari jamur simbion pada
spons di Periaran Malalayang

Metode Penelitian menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi.

Waktu dan Tempat Penelitian 2018, di Periaran Malalayang

Alat dan Bahan Alat-alat dan media yang digunakan dalam bersih dan
steril Media yang digunakan adalah media Malt Ekstrak
Agar (MEA), Media Kombinasi yang digunakan sebagai
media pengujian aktivitas antibiotik dari jamur
endosimbion terhadap bakteri uji, Media Nasi, dan
Media Nutrien Agar (NA).

Variabel Penelitian

Hasil dan Pembahasan Penelitian Jamur yang memperlihatkan aktivitas antibiotik yang
kuat dikultivasi statis dan di induksikan bakteri S.aureus
dalam media nasi. Pemberian bakteri pada kultur jamur
bermaksud untuk memicu adanya aktivitas antibiotik
yang lebih kuat melalui jalur biosintesis senyap (Silence
Biosynthetic Pathway). Isolat jamur dimaserasi dengan
metanol 80 %. Ekstrak dipartisi dengan beberapa
pelarut (etil asetat, nheksan, metanol dan air) untuk
memperoleh fraksi n-heksan, metanol dan air. Tiap
fraksi diuji kembali aktivitas antibiotiknya. Diperoleh 11
isolat jamur dari spons laut, tiga isolat jamur yaitu isolat
jamur 1.1, 1.2 dan 2.1 menunjukkan aktivitas antibiotik
terkuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Fraksi
metanol menunjukkan aktivitas antibiotik yang kuat dan
melebihi antibiotik yang digunakan. Hal ini berarti
senyawa yang dikandung fraksi metanol bersifat
semipolar. Induksi bakteri tidak memberikan pengaruh
terhadap aktivitas antibiotik.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kesimpulan Diperoleh 11 isolat jamur dari spons P. melobesioides,


Plakortis sp., A.confusa dan spons spesies A.mauritiana.
Aktivitas antibiotik dari isolat jamur hanya
mempengaruhi bakteri S. aureus yang merupakan gram
positif, isolat tersebut adalah isolate dengan kode 1.1
dari spons P. melobesioides dan 2.1 dari spons Plakortis
sp. Induksi bakteri S. aureus pada media nasi yang
digabungkan dengan isolat jamur simbion tidak
memberikan pengaruh terhadap aktivitas antibakteri
jamur tersebut dan fraksi metanol mampu
menghambat aktivitas bakteri S. aureus . Hal ini
menandakan bahwa senyawa antibiotik dari isolat
jamur 1.1 adalah senyawa dengan sifat semi polar.

3.

Judul AKTIVITAS ANTIBAKTERI AMOKSISILIN TERHADAP


BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF

Penulis Surah Maida dan Kinanti Ayu Puji Lestari

Tahun 2019

Nama Jurnal Pijar MIPA

Volume 14(3)

Halaman 189-191

Latar Belakang Masalah sebagian kecil dari bakteri patogen yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, seperti infeksi
saluran pernafasan (B. subtilis), infeksi penyakit kulit
dan meningitis (S. aureus), infeksi pencernaan (E. coli),
infeksi pneumonia nosokomial (P. aeruginosa)

Tujuan dan Manfaat Penelitian mengetahui aktivitas antibakteri amoksisilin terhadap


bakteri Gram positif (Bacillus subtilis, Staphylococcus
aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli,
Pseudomonas aeruginosa)

Metode Penelitian Metode penelitian ini meliputi pembuatan konsentrasi


antibiotik (10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm);
pengujian antibakteri dengan metode kertas cakram
serta pengkuran zona hambat yang terbentuk

Waktu dan Tempat Penelitian 2019, Laboratorium farmasi, Akademi Farmasi Surabaya

Alat dan Bahan Alat :

Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri,


mikropipet, beker glas, labu ukur, pengaduk, tabung
reaksi, pipet, spatula, pinset, autoklaf, inkubator.

Bahan :

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah


antibiotik amoksisilin, bakteri Gram postif
(Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis), bakteri Gram
negatif (Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli),
akuades, kertas cakram, plastik wrap, aluminium foil,
kapas lemak.

Variabel Penelitian

Hasil dan Pembahasan Penelitian Didapatkan data bahwa rata-rata zona hambat yang
terbentuk dari keempat bakteri tersebut sebesar 0,03 –
0,44 mm. Pada konsentrasi 30 ppm, menunjukkan
bahwa bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli menghasilkan zona hambat yang terluas yaitu
sebesar 0,38 mm dan 0,44 mm. Disimpulkan bahwa
sensitivitas keempat bakteri uji bersifat intermediet
terhadap antibiotik amoksisilin.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kesimpulan Dari 4 bakteri yang diuji sensitivitasnya terhadap


antibiotik amoksisilin, menunjukkan bahwa
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli memiliki
zona hambat yang terluas yaitu sebesar 0,38 mm dan
0,44 mm. Zona hambat antibiotik terhadap keempat
bakteri menunjukkan intermediet (tidak dapat
dipastikan sensitif atau resisten.

4.

Judul Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Kulit Pisang


Kepok Kuning (Musa acuminata x Musa balbisiana)
dengan Metode Ekstraksi Sokhletasi

Penulis Putri Eka Sari, Indri Astuti Handayani, Senny Listy K.F.,
dan Ade Saranita

Tahun 2023

Nama Jurnal Majalah Farmaseutik

Volume 19 (1)

Halaman 19-23

Latar Belakang Masalah Pisang kepok kuning merupakan salah satu jenis pisang
yang tingkat konsumsinya tinggi. Limbah hasil samping
pengolahan berupa kulit pisang cukup melimpah dan
belum dimanfaatkan dengan optimal.

Tujuan dan Manfaat Penelitian untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% kulit
pisang kepok kuning (Musa acuminata x Musa
balbisiana) yang diperoleh dari metode ekstraksi
sokhletasi terhadap bakteri Propionibacterium acnes.

Metode Penelitian Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini


adalah metode ekstraksi sokhletasi.

Uji aktivitas aktibakteri dilakukan dengan menggunakan


metode difusi cakram dengan klindamisin sebagai
kontrol positif dan etanol 70% sebagai kontrol negatif.

Waktu dan Tempat Penelitian 2023, Karang Tengah,Jawa Barat

Alat dan Bahan alat : Sokhlet ekstraktor, labu bulat, heating mantle,
kondensor, rotary evaporator

Bahan : 100 g serbuk kulit pisang kepok kuning, etanol


70% sebanyak 400 mL

Variabel Penelitian

Hasil dan Pembahasan Penelitian Hasil ekstraksi dari 100 gram simplisia kulit pisang
kepok kuning diperoleh ekstrak kental sebesar 12,002
gram dengan persen rendemen sebanyak
11,96%.Kontrol negatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pelarut etanol 70% yang diteteskan
sebanyak 10µl pada kertas cakram. Penggunaan etanol
70% sebagai kontrol negatif karena menyesuaikan
pelarut yang digunakan pada ekstrak dan memastikan
bahwa pelarut yang digunakan tidak menghambat
pertumbuhan bakteri. Natheer menyebutkan bahwa zat
yang digunakan sebagai kontrol negatif adalah zat
yang digunakan sebagai pengencer ekstrak.(35) Dalam
tabel 2 etanol 70% sebagai kontrol negativ memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan etanol 70%
sebagai kontrol negatif mempengaruhi hasil uji
antibakteri dari ekstrak. Hal ini dapat disebabkan
karena etanol 70% merupakan antiseptik yang baik.
Kontrol positif yang digunakan adalah klindamisin 1%.
Klindamisin merupakan antibiotik lini pertama untuk
pengobatan jerawat dengan mekanisme menghambat
sisntesis protein dari bakteri. Konsentrasi klindamisin
yang digunakan untuk uji adalah 1% karena kadar yang
terkandung setara dengan dosis 1% klindamisin secara
topikal. Daya hambat terlihat pada konsentrasi 100x103
µg/mL dengan diameter zona hambat sebesar 1,95 cm.
Namun hasil ini tidak lebih baik dibandingkan dengan
klindamisin 1% yang memiliki diameter daya hambat
sebesar 24,05 cm

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka


dapat disimpulkan bahwa Aktivitas antibakteri Ekstrak
Etanol 70% kulit pisang kepok kuning (Musa acuminata
x Musa balbisiana) telah ditunjukan pada konsentrasi
100x103 µg/mL.

5.

Judul Aktivitas Antibakteri Sponge Agelas Nakamurai


Terhadap Bakteri Gram Negative: Study In Vitro dan In
Silico

Penulis Walter Balansa, Lis C. Lukas, Frets J. Rieuwpassa Dan


Aprelia M. Tomasoa

Tahun 2023

Nama Jurnal Ilmu Perikanan

Volume 14(1)

Halaman 76-85

Latar Belakang Masalah Bakteri gram negatif tetap menjadi ancaman serius bagi
akuakultur, ekonomi, dan kesehatan manusia.
Ironisnya, sementara antibiotik yang efektif belum
ditemukan, resistensi bakteri ini terhadap berbagai
antibiotik meningkat dengan kecepatan yang
mengkhawatirkan

Tujuan dan Manfaat Penelitian untuk mengetahui potensi antibakteri Agelas nakamurai
terhadap A. hydrophila, A. salmonicida dan E. tarda
menggunakan ekstrak spons (1, 10, dan 100) mg/mL
dan tetrasiklin (1 mg/mL) sebagai kontrol positif dan
memprediksi potensi antibakteri dari agelasine A-F (1-6)
dan agelasidine A (7) dari A. nakamurai dari Kepulauan
Sangihe terhadap protein topoisomerase IV melalui
docking molekuler

Metode Penelitian Uji in vitro dilakukan dengan menggunakan metode


Kirby Bauer dengan sedikit modifikasi dan studi in silico
menggunakan CB-dock 2 dan Protein Ligand Interaction
Profiler.

Waktu dan Tempat Penelitian 2023, Kabupaten Kepulauan Sangihe

Alat dan Bahan Alat : cawan petri, Kertas saring, kertas cakram, pipet
tetes,

Bahan : Ekstrak kasar sponge, metanol 300 mL , media


Tryptic Soy Agar (TSA), bakteri E. tarda, A. hydropilla, A.
salmonicida, larutan tetrasilkin, serbuk antibiotik,
aquades.

Variabel Penelitian

Hasil dan Pembahasan Penelitian Hasil pengujian antibakteri ekstrak kasar sponge Agelas
nakamurai terhadap Aeromonas hydrophila,
Aeromonas salmonicida dan Edwardsiella tarda
membuktikan bahwa ekstrak kedua invertebrata laut itu
aktif atau mampu menghambat pertumbuhan terhadap
hampir semua bakteri uji. Sementara ekstrak A.
nakamurai terbukti aktif terhadap ketiga bakteri Gram
negatif itu. Aktivitas antibakteri juga bervariasi
berdasarkan jenis ekstrak kasar (sponge A. nakamurai),
konsentrasi ekstrak kasar (1, 10 dan 100) mg/mL dan
jenis bakteri uji (A. hydrophila, A. salmonicida dan E.
tarda)

Hasil serupa juga terlihat pada pengujian terhadap A.


salmonicida meskipun dengan zona hambat lebih kecil
(12.33 mm) pada konsentrasi 1 mg/mL tetapi lebih
tinggi pada konsentrasi 10 mg/mL (20.33 mm) dan 100
mg/mL (29.0 mm) dibandingkan hasil pengujian pada A.
hydrophila. Berbeda dengan dua hasil pengujian
sebelumnya, hasil uji terhadap E. tarda tidak
memperlihatkan aktivitas antibakteri pada konsentrasi
1 mg/mL, tetapi menunjukan zona hambat terbesar
pada konsentrasi 10 mg/mL (22.7 mm), lebih besar dari
zona hambat A. hydrophila meskipun dengan zona
hambat lebih kecil lebih kecil (27.67 mm) daripada A.
salmonicida (29 mm) pada konsentrasi 100 mg/mL.
Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa A.
nakamurai mampu menghambat ketiga bakteri uji
dengan besar daya hambat bergantung pada
konsentrasi ekstrak A. nakamurai. Sementara daya
hambat terbesar pada konsentrasi 1 mg/mL teramati
pada A. hydrophila, pada konsentrasi 10 mg/ml
terhadap E. tarda sedangkan pada konsentrasi 100
mg/ml terhadap A. salmonicid Docking molekuler
dilakukan pada agelasine A-F (1-6) and agelasidine A (7)
yang diisolasi dari sponge A. nakamurai dari perairan
Kabupaten Sangihe. Agalasidine C (8), D (9) tetrasiklin
(10) dan antibiotik ciprofloxacin and levofloxacin.

Hasil profiling menggunakan protein ligand interaction


profiler (PLIP) menunjukan sementara interaksi
tetrasikin dengan protein target melibatkan ikatan
hidrogen saja (Gambar 4D, Tabel 2), pada ketiga
molekul agelasine A, C dan D, interaksi itu melibatkan
bukan saja ikatan hidrogen tetapi juga ikatan hidrofobik
(Gambar 4A-C). Interaksi ikatan yang lebih banyak
antara senyawasenyawa agelasidine A, C dan D dan
protein target 1S16 dibandingkan dengan interaksi
antara tetrasiklin dan 1S16 kemungkinan bisa menjadi
penyebab afinitas ikatan lebih kuat pada agelasidine A,
C dan B dibandingkan dengan tetrasiklin. Muley et al.
(2010) juga melaporkan peningkatan afinitas ikatan
akibat gabungan antara interaksi hidrofobik dan ikatan
hidrogen.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kesimpulan Ekstrak kasar sponge A. nakamurai dari Kabupaten


Kepulauan Sangihe mampu menghambat pertumbuhan
tiga jenis bakteri ikan A. hydrophila, A. salmonicida dan
E. tarda. Aktivitas penghambatan ekstrak A. nakamurai
masih jauh lebih lemah daripada antibiotik tetrasiklin
tetapi hasil docking molekuler pada agelasine A-F dan
agelasidine memperlihatkan bahwa molekulmolekul ini
memiliki aktivitas antimikroba lebih kuat terhadap
protein topoisomerase IV dari pada tetrasiklin,
ciprofloxacin maupun levofloxacin. Pengujian lanjut
agelasidine A, C dan D maupun pengujian kombinasi
ekstrak dan antibiotik komersial bisa menjadi
pendekatan-pendekatan relevan dalam mengatasi
resistensi bakteri sekaligus sebagai upaya penemuan
antibiotik baru untuk bakteri penginfeksi ikan maupun
manusia .

Anda mungkin juga menyukai