http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
Diterima :02 Mei 2018 Abstrak. Bulu babi (Diadema setosum) merupakan biota perairan yang
Disetujui : 19 November memiliki nilai gizi tinggi. Senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh bulu babi
2018 memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai senyawa antibakteri alami.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aktivitas antibakteri dari ek-
e-ISSN : 2541-4208 strak duri, badan dan gonad bulu babi. Metode penelitian yaitu metode
p-ISSN : 2548-1606 eksploratif dan dianalisis secara deskriptif, melalui tahapan ekstraksi
dengan pelarut etanol dan uji sensitivitas dengan metode difusi Kirby-
DOI: 10.15575/biodjati.v3i2.2410 bauer. Bulu babi diperoleh dari Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat,
Indonesia. Dari ketiga ekstrak bulu babi, ekstrak gonad memiliki aktivitas
antibakteri tertinggi pada konsentrasi 80% dengan zona hambat 8,5 mm
terhadap bakteri Escherichia coli dan konsentrasi 80% dengan zona
hambat 14 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus, dan didapatkan 3
isolat bakteri dari duri bulu babi dan isolat yang didapatkan adalah kolo-
ni putih kekuningan termasuk basil gram positif, koloni putih termasuk
basil gram positif dan basil gram negatif serta koloni kekuningan yang
termasuk basil pendek gram positif. Isolat 1 lebih efektif terhadap S. au-
reus dengan zona hambat 11 mm. Isolat 2 lebih efektif terhadap E. coli
dengan zona hambat 11 mm. Isolat 3 memiliki zona hambat yang hampir
sama antara kedua bakteri uji.
Kata kunci: antibakteri, bulu babi (Diadema setosum), Escherichia coli,
Staphylococcus aureus
Abstract. Sea urchin (Diadema setosum) is marine biota that has high nu-
tritional value. Its bioactive compound has potential as a natural antibac-
terial agent. The research aimed to screen the antibacterial activity from
thorn, body and gonad extract of sea urchin. The research method used
the explorative and descriptive method, solvent extraction with ethanol
and test sensitivity by the diffusion method of Kirby – Bauer. The sea urc-
hin was collect from the west beach in Pangandaran. Jawa Barat, Indone-
sia. From these extract, gonad extract showed the high antibacterial ac-
tivity in the concentration 80% at 8,5 mm against E. coli and also in the
concentration 80% at 14 mm against S. aureus. Besides be obtained of
antibacterial activity, the bacterial from thorn sea urchin is isolated and
its result is a white-yellow colony is basil gram-positive, a white colony is
basil gram-positive and coccus gram-negative, and then yellow colony is
short basil gram positive. Isolate 1 is more effective for S. aureus at 11
mm. Isolate 2 is more effective for E. coli at 11 mm too. Isolate 3 showed
Jurnal Biodjati, 3 (2) 2018
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
hambat yang terbentuk pada cawan petri berisi negatif digunakan kertas cakram direndam
bakteri uji. Standar pengukuran zona hambat, etanol. Zona hambat yang dihasilkan pada
digunakan standar pengamatan sesuai prosedur antibiotik Trimethoprim berbeda-beda untuk
Stout (2001). setiap bakteri uji. E. coli menghasilkan zona
hambat rata-rata 8 mm sedangkan S.aureus
HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan zona hambat rata-rata 15 mm.
Pada kontrol negatif tidak ditemukan adanya
Sensitivitas Bakteri Uji Terhadap Ekstrak zona hambat yang terbentuk.
Duri Bulu Babi Ekstrak duri bulu babi menghasilkan
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak duri zona hambat pada bakteri E. coli. Konsentrasi
bulu babi menunjukan adanya aktivitas zat an- 80% menghasilkan zona hambat dengan rata-
tibakteri dari ekstrak duri bulu babi dengan rata diameter 8 mm, konsentrasi 40, 20 dan
tingkat sensitivitas bakteri relatif rendah (Ta- 10% menghasilkan diameter rata-rata 7,5 mm,
bel 1). dan untuk konsentrasi 5, 2,5 dan 1,25% adalah
Konsentrasi ekstrak duri bulu babi yang 7 mm.
digunakan dalam penelitian ini adalah 80, 40, Hasil zona hambat pada bakteri S. aureus
20, 10, 5, 2,5 dan 1,25%. Rata-rata diameter terhadap ekstrak duri bulu babi dengan
zona hambat hanya berkisar 7-9 mm. Diameter konsentrasi 80% menghasilkan zona hambat
zona hambat menghasilkan sedikit perbedaan dengan rata-rata diameternya 8,5 mm,
pada kedua bakteri uji. Hal ini menunjukkan konsentrasi 40, 20, 10, 5, dan 2,5%
bahwa bakteri uji mempunyai tingkat resistensi menghasilkan rata-rata diameter zona hambat
yang berbeda-beda. 8 mm, dan konsentrasi 1,25% adalah 7,5 mm.
Selain menggunakan kertas cakram yang Semua konsentrasi ekstrak duri bulu babi ter-
mengandung zat antibakteri dari ekstrak duri hadap S. aureus menghasilkan sensitivitas
bulu babi, sebagai kontrol positif digunakan yang dikategorikan kurang sensitif.
antibiotik Trimethoprim dan sebagai kontrol
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
Konsentrasi 80% merupakan konsentrasi 13,5 mm. Pada kontrol negatif tidak ditemukan
ekstrak duri bulu babi yang menghasilkan zona adanya zona hambat yang terbentuk.
hambat terbesar yaitu rata-rata 8 mm untuk Konsentrasi 80% merupakan konsentrasi
bakteri E. coli dan rata-rata 8,5 mm untuk ekstrak badan bulu babi yang menghasilkan
bakteri S. aureus. zona hambat terbesar yaitu rata-rata 9,5 mm
S. aureus merupakan bakteri gram positif untuk bakteri E. coli, sedangkan konsentrasi
memiliki lipid cukup tinggi pada dinding sel- ekstrak badan bulu babi yang menghasilkan
nya, sehingga zat antibakteri akan sulit untuk zona hambat terbesar pada bakteri S. aureus
menembus protoplasmanya. Namun dari hasil adalah konsentrasi 80% rata-rata zona hambat-
pengamatan, kekuatan sensitivitas yang diha- nya adalah 8,5 mm (Tabel 2). Ekstrak badan
silkan bakteri gram positif lebih sensitif diban- bulu babi memiliki potensi sebagai antibakteri
dingkan bakteri gram negatif. baik gram positif maupun gram negatif.
Sensitivitas Bakteri Uji Terhadap Ekstrak Sensitivitas Bakteri Uji Terhadap Ekstrak
Badan Bulu Babi Gonad Bulu Babi
Sampel kedua yang digunakan adalah Sampel ketiga yang digunakan adalah
ekstrak badan dari bulu babi (Gambar 2). Sete- ekstrak gonad dari bulu babi (Gambar 3). Ba-
lah dilakukan pengamatan, dapat diketahui gian dari bulu babi yang biasa dimanfaatkan
bahwa ekstrak badan dari bulu babi pun memi- adalah gonad atau telurnya, baik gonad jantan
liki potensi sebagai antibakteri, meskipun sen- maupun gonad betina. Bulu babi beraturan
sitivitas bakteri yang dihasilkan tergolong ku- mempunyai lima gonad yang tergantung pada
rang atau rendah. Diameter zona hambat yang daerah aboral (Akerina et al, 2015).
terbentuk dari ekstrak badan bulu babi berkisar Setelah dilakukan pengamatan, dapat di-
antara 7-10 mm. Zona hambat yang dihasilkan ketahui bahwa ekstrak gonad dari bulu babi
pada antibiotik Trimethoprim berbeda-beda pun memiliki potensi sebagai antibakteri,
untuk setiap bakteri uji. E. coli menghasilkan meskipun sensitivitas bakteri yang dihasilkan
zona hambat rata-rata 8,5 mm sedangkan S. tergolong kurang atau rendah. Diameter zona
aureus menghasilkan zona hambat rata-rata hambat yang terbentuk dari ekstrak gonad bulu
babi berkisar antara 7-16 mm. Diameter zona
Jurnal Biodjati, 3(2), November 2018 187
Jurnal Biodjati, 3 (2) 2018
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
hambat menghasilkan perbedaan pada kedua Sedangkan untuk hasil zona hambat pada
bakteri uji. Hal ini menunjukkan bahwa mas- bakteri S. aureus terhadap ekstrak gonad bulu
ing-masing bakteri uji mempunyai tingkat re- babi dengan konsentrasi 80% adalah rata-rata
sistensi yang berbeda-beda. 14 mm, konsentrasi 40% adalah rata-rata 13
Zona hambat yang dihasilkan pada anti- mm, konsentrasi 20% menghasilkan rata-rata
biotik Trimethoprim berbeda-beda untuk setiap diameter zona hambat 12,5 mm, konsentrasi 10
bakteri uji. E. coli menghasilkan zona hambat dan 5% menghasilkan zona hambat dengan
rata-rata 8,5 mm sedangkan S. aureus mengha- rata-rata diameter 12 mm dan konsentrasi
silkan zona hambat rata-rata 10,5 mm. Pada 2,5% adalah 11,5 mm, serta konsentrasi 1,25%
kontrol negatif tidak ditemukan adanya zona adalah 11 mm. Konsentrasi ekstrak gonad bulu
hambat yang terbentuk untuk E. coli maupun babi terhadap S. aureus menghasilkan sensiti-
pada bakteri uji S. aureus. vitas yang dikategorikan sensitive (Tabel 3).
Konsentrasi ekstrak gonad bulu babi Konsentrasi 80% merupakan konsentrasi ek-
80% menghasilkan zona hambat pada bakteri strak gonad bulu babi yang menghasilkan zona
E. coli dengan diameter rata-rata 8,5 mm, kon- hambat terbesar yaitu rata-rata 8,5 mm untuk
sentrasi 40 dan 20% menghasilkan diameter bakteri E. coli, sedangkan konsentrasi ekstrak
rata-rata 8 mm, konsentrasi 10 dan 5% meng- gonad bulu babi yang menghasilkan zona
hasilkan rata-rata diameter zona hambat 7,5 hambat terbesar pada bakteri S. aureus adalah
mm, konsentrasi 5 dan 1,25% menghasilkan konsentrasi 80% yaitu rata-rata zona hambat-
rata-rata diameter 7 mm. Semua konsentrasi nya adalah 14 mm. Sehingga dapat dikatakan
ekstrak gonad bulu babi menghasilkan sensiti- bahwa ekstrak gonad bulu babi lebih berpoten-
vitas yang dikategorikan kurang sensitive si sebagai antibakteri untuk bakteri gram posi-
(Tabel 3). tif karena sifatnya yang lebih sensitif diban-
dingkan dengan bakteri gram negatif.
E. coli S. aureus
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
E. coli S. aureus
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Berbagai faktor antimikroba yang beras- like substance dan peptida antimikroba (Ab-
al dari echinodermata yaitu steroidal glikosida, ubakar et al, 2012). Penelitian yang menggu-
sterol polihidroksilat, lisosom, complement- nakan sampel dari filum Echinodermata mem-
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
peroleh hasil yang sesuai dengan penelitian ini komponen-komponen penyusun sel bakteri itu
yakni mengandung komponen bioaktif triter- sendiri (Rosyidah et al, 2010).
penoid, steroid, dan saponin pada ekstrak etil
asetat dan metanol, dan tidak terdeteksi pada Hasil Isolasi Bakteri dari Duri Bulu Babi
ekstrak n-heksana (Septiadi et al, 2013). Sapo- Hasil isolasi bakteri dari duri babi dida-
nin memiliki peran dalam antibakteri dengan patkan sebanyak tiga isolat yang diamati seca-
mekanisme kerjanya mengganggu permeabili- ra makroskopik maupun mikroskopik (Tabel
tas membran sel bakteri, sehingga terjadi bak- 4)
terilisis pada sel bakteri yang ditandai dengan Bulu babi memiliki cangkang yang ke-
pecahnya membran sel (Pranoto et al, 2012). ras, 95% bagian tubuh bulu babi didominasi
Senyawa ini juga berperan dalam proses re- oleh duri-duri yang sangat rapuh. Duri ini di-
produksi untuk jenis lain dari Echinodermata gunakan untuk bergerak, melindungi diri, serta
yakni bintang laut dan teripang (Septiadi et al, mencapit makanan, dan untuk jenis-jenis ter-
2013). Senyawa bioaktif yang berasal dari go- tentu mengandung racun. Toksin yang dihasil-
longan steroid dan triterpenoid juga memiliki kan bulu babi dapat dimanfaatkan dalam bi-
potensi sebagai antibakteri. Pertumbuhan bak- dang pengobatan yang berpotensi sebagai anti-
teri akan dihambat dengan cara penghambatan biotik (Abubakar et al, 2012).
sintesis protein dan menyebabkan perubahan
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati
Hasil isolasi bakteri duri bulu babi, dida- berwarna putih, pinggiran rata dengan elevasi
patkan tiga koloni bakteri yang berbeda. Isolat cembung, secara mikroskopiknya berbentuk
1 secara makroskopik koloninya berwarna pu- basil panjang berwarna ungu (gram positif)
tih kekuningan, bentuknya tidak beraturan, dan kokus berwarna merah (gram negatif). Iso-
pinggiran bergerigi dan elevasi rata. Setelah lat 3 secara makroskopik memiliki koloni ke-
dilakukan pemurnian ke agar miring, maka kuningan, bentuknya bulat dengan pinggiran
dilakukan pewarnaan gram. Secara mikrosko- rata dan elevasinya cembung. Secara mi-
pik isolat 1 memiliki bentuk basil panjang kroskopiknya berbentuk basil pendek berwarna
dengan warna ungu yang menandakan gram ungu (gram positif).
positif. Isolat 2 secara makroskopik koloni
E.coli S. aureus
Sensitivitas Bakteri Uji Terhadap Bakteri diameter 11 mm pada E. coli dan 8 mm pada S.
Isolasi Dari Duri Bulu Babi aureus, sehingga bakteri E. coli merupakan
Hasil uji aktivitas antibakteri isolasi duri bakteri yang lebih sensitif terhadap bakteri iso-
bulu babi terhadap bakteri uji memiliki hasil lat 2 dibandingkan dengan S. aureus yang ku-
yang berbeda-beda (Tabel 5). Isolat 1 mengha- rang sensitif. Sedangkan untuk isolat 3 meng-
silkan zona hambat dengan diameter 7 mm pa- hasilkan zona hambat dengan diameter 7 mm
da E. coli dan 11 mm pada S. aureus, sehingga pada E. coli dan 8 mm pada S. aureus, sehing-
lebih sensitif terhadap bakteri isolat 1 diban- ga kedua bakteri uji ini memiliki tingkat sensi-
dingkan dengan E. coli yang kurang sensitif. tivitas yang relatif rendah terhadap isolat 3.
Isolat 2 menghasilkan zona hambat dengan
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Isolasi Duri Bulu Babi
Diameter Zona Hambat (mm)
No Bakteri Uji
Isolat 1 Isolat 2 Isolat 3
E. coli 7 11 7
1
Kategori KS S KS
S. aureus 11 8 8
2
Kategori S KS KS
Keterangan :
S : Zona hambat termasuk katagori Sensitif diameter zona hambat 10-20 mm
KS : Zona hambat termasuk katagori Kurang sensitif diameter zona hambat 5-10
R : Zona hambat termasuk katagori Resisten diameter zona hambat <5 mm
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/biodjati