Anda di halaman 1dari 15

UJI ANTIBAKTERI

EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan)


TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

ANTIBACTERIAL TEST
OF KECOMBRANG (Nicolaia Speciosa Horan) STEM EXTRACT
AGAINTS Staphylococcus aureus AND Escherichia coli

Ancela Rabekka Lingga1, Usman Pato2 and Evy Rossi2


Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau
Kode Pos 28293 Ancelal@yahoo.com

ABSTRACT

The aims of the research were to learn capability antibacterial of


kecombrang stem extract againts the growth Staphylococus aureus and
Escherichia coli and to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
score. This research conducted an experimently by the antibacterial activity of
kecombrang stem extracts by using polar, nonpolar and semipolar solvents against
S. aureus and E. coli. The antibacterial activity was tested by using paper disk
diffusion method and Minimum Inhibitory Concentration (MIC) score by using
dilution. The data obtained were tabulated and analysed descriptively. The
antibacterial test show that ethyl acetate extract formed clear zone ranged between
1-3,5 mm in diameters, wich was higher than water extract (0,73-3,16 mm) and
hexane extract (0,8-1,8 mm) kecombrang stem. Scores MIC show that ethyl
acetate extract of kecombrang stem that inhibited the growth of E. coli dan S.
aureus at concentration of 20 and 40% and extract water of kecombrang stem
inhibited the growth of E. coli at concentration 80% and S. aureus at
concentration of 40%. Meanwhile hexane extract of kecombrang stem inhibited
the growth of E. coli and S. aureus at concentration 100%.

Keyword: Antibacterial, Kecombrang stem, E coli, S. aureus,

PENDAHULUAN
Tanaman kecombrang masyarakat sebagai bahan tambahan
merupakan tanaman rempah-rempah dalam pengolahan sayur contohnya
yang termasuk dalam golongan pecel, daun ubi, urap, sambal dan
Zingiberaceae dan sudah dikenal bahkan juga dikonsumsi sebagai
lama oleh manusia dalam pembuatan lalapan. Bukan hanya bunga
obat bahkan juga pada sayur- kecombrang saja yang sering
sayuran. Tanaman kecombrang telah digunakan, batang kecombrang juga
dimanfaatkan masyarakat sebagai berfungsi sebagai penambah cita rasa
obat-obatan seperti kanker, tumor pada masakan daging (Naufalin,
dan juga sebagai bahan kosmetik 2005). Batang semu kecombrang
alami seperti cairan pencuci rambut berpotensi sebagai bahan baku
dan bahan pencampur bedak. Bunga pembuatan kertas dan digunakan
kecombrang banyak digunakan oleh

JOM Faperta
1. Mahasiswa Vol.Pertanian
Fakultas 3 No. 1 Februari 2016
Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015
untuk membuat anyam-anyaman memiliki efek mematikan terhadap
(Anggraeni, 2007). larva instar III Aedes aegypti, hal ini
Penelitian tentang tanaman disebabkan karena adanya senyawa
kecombrang dalam bentuk ekstrak flavonoid pada batang kecombrang,
telah banyak dilakukan. Komponen dimana flavonoid dapat merusak
kimia dari bunga kecombrang terdiri membran sitoplasma yang
dari alkaloid, flavonoid, polifenol, menyebabkan bocornya metabolit
minyak atsiri, saponin dan steroid. yang penting dan menginaktifkan
Jaffar et al. (2007) menyatakan enzim yang ada. Edmi dan
bahwa pada daun, batang, bunga dan Kurniawan, (2012) menyatakan
rizome tanaman kecombrang bahwa fraksi n-heksana ekstrak
menunjukkan adanya beberapa jenis batang kecombrang juga
minyak esensial yang kemungkinan memberikan efek larvasida pada
bersifat bioaktif. Kandungan larva instar III Aedes aegypti dan
minyak esensial tertinggi adalah menyebabkan A. aegypti mengalami
pada daun yaitu sebesar 0,0735%, kematian.
bunga sebesar 0,0334%, batang Naufalin (2005) menyatakan
0,0029% dan rhizome sebesar bahwa zat antibakteri dari ekstrak
0,0021% (Hudaya, 2010). Batang etanol dan etil asetat dari bunga
kecombrang memiliki potensi kecombrang dapat menghambat
sebagai antibakteri, hal ini berbagai bakteri seperti Bacillus cereus,
ditunjukkan dengan adanya Pseudomonas aeroginosa, Salmonella
kandungan minyak esensial sebesar typhimurium, Escherichia coli, Listeria
0,0029% dan kandungan flavonoid monocytogenes, Staphylococcus aureus
pada batang kecombrang. Bagian dan Aeromonas hydrophilia. Hudaya
batang kecombrang yang sering (2010) menyatakan bahwa ekstrak
digunakan oleh masyarakat adalah air bunga kecombrang bersifat
batang bagian dalam. Hal ini antibakteri terhadap S. aureus dan E.
disebabkan karena pada bagian coli.
dalam batang kecombrang lebih Berdasarkan potensi dari
banyak mengandung flavonoid dari kecombrang sebagai zat antibakteri
pada bagian luar batang kecombrang. terutama pada bagian batang, maka
Naufalin et al. (2009) menyatakan penulis telah melakukan penelitian
bahwa batang kecombrang bagian dengan judul “Uji zat antibakteri
dalam mengandung alkaloid, ekstrak batang kecombrang
saponin, fenolik, flavonoid, (Nicolaia speciosa Horan) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia
triterpenoid, steroid, dan glikosida
coli”.
yang dapat berfungsi sebagai
Penelitian ini bertujuan untuk
antimikroba.
mempelajari kemampuan antibakteri
Informasi mengenai
ekstrak batang kecombrang terhadap
pengujian zat antibakteri ekstrak
pertumbuhan S. aureus dan E. coli
batang kecombrang masih sangat
dan menentukan nilai Minimum
terbatas, namun penelitian tentang
Inhibitory Concentration (MIC).
pengujian zat antibakteri ekstrak
bunga dan daun kecombrang telah
banyak dilakukan. Adityo et al. BAHAN DAN METODE
(2013) menyatakan bahwa fraksi Penelitian telah dilaksanakan di
metanol ekstrak batang kecombrang Laboratorium Analisis Hasil

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Pertanian dan Laboratorium kertas cakram dan nilai Minimum
Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Inhibitory Concentration (MIC)
Pertanian, Universitas Riau. menggunakan metode pengenceran.
Penelitian dilaksanakan selama 6 Data yang diperoleh ditabulasi dan
bulan dari bulan Juni sampai dianalisis secara deskriptif.
November 2015.
Bahan utama dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah batang Uji Antibakteri
kecombrang (Nicolaia speciosa Penelitian ini dilakukan uji
Horan) yang diperoleh dari pasar aktivitas antibakteri ekstrak batang
pagi kota Pekanbaru dan pelarut kecombrang dengan metode difusi
polar (air akuades), nonpolar cakram dengan menggunakan kertas
(heksana) dan semipolar (etil asetat). cakram. Metode kertas cakram yaitu
Bahan yang digunakan untuk media meletakkan kertas cakram yang telah
tumbuh yaitu Nutrient Agar (NA) direndam dalam pelarut di atas media
dan Nutrien Broth (NB). Bakteri uji padat yang telah diinokulasikan
yang digunakan yaitu dengan bakteri uji. Pengujian
Staphylococcus aureus FNCC-15 dilakukan terhadap bakteri E. coli
dan Esherichia coli FNCC-195. dan S. aureus dengan menggunakan
Bahan penunjang lainnya yaitu ekstrak batang kecombrang dengan
kertas saring whatman No. 1, kertas masing-masing konsentrasi 20, 40,
cakram, alkohol, tissue, garam 60, 80 dan 100%. Aktivitas
fisiologis dan kain saring. antibakteri ditentukan dengan
Alat yang digunakan untuk mengukur zona hambat dari masing-
penelitian adalah blender, rotary masing konsentrasi ekstrak batang
evaporator, erlenmeyer, beaker kecombrang.
glass, tabung reaksi, cawan petri,
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air
timbangan analitik, autoclave, hot
Batang Kecombrang terhadap
plate, magnetic stirer, inkubator, Escherichia coli dan Staphylococcus
laminar air flow, lampu bunsen, aureus
mikro pipet, pump pipet, pipet tetes, Hasil uji aktivitas antibakteri
automatic mixer, rak tabung reaksi, ekstrak air batang kecombrang
penjepit, spatula, hockey stick, terhadap E. coli dan S.aureus pada
jangka sorong, jarum ose, gelas ukur, konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100%
gelas piala, gunting, pipet ukur, dapat dilihat pada Gambar 3.
refrigerator, kertas label, penangas Gambar 3 menunjukkan
air, aluminium foil, plastik wrap, bahwa peningkatan konsentrasi
koran, gunting, centrifuse dan lain- ekstrak air batang kecombrang dapat
lain. meningkatkan daya antibakteri
Penelitian dilakukan secara terhadap E. coli dan S. aureus, yang
eksperimen dengan menguji ekstrak ditunjukkan dengan bertambahnya
dari batang kecombrang diameter zona hambat. Hasil
menggunakan pelarut polar (air pengujian menunjukkan bahwa
akuades), nonpolar (heksana) dan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100%
semipolar (etil asetat) terhadap ekstrak air batang kecombrang
pertumbuhan bakteri S. aureus dan memiliki aktivitas antibakteri baik
E. coli. Aktivitas antibakteri diuji terhadap E. coli maupun S. aureus
dengan menggunakan metode difusi dengan terbentuknya zona hambat

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


pada masing-masing konsentrasi maka semakin besar aktivitas
ekstrak air batang kecombrang. antibakterinya (Ningtyas, 2010).
Semakin besar diameter zona hambat

4
Diameter Zona Hambat (mm)

2.96 3.16
3 2.73
2.06 2.26
2.06
2 1.46 1.53
0.73 0.9
1

0
20% 40% 60% 80% 100%
Konsentrasi Ekstrak Batang Kecombrang

S. aureus E. coli
Gambar 3. Diameter zona hambat (mm) ekstrak air batang kecombrang terhadap
E. coli dan S. aureus dengan berbagai konsentrasi

Jenie dan Kuswanto (1994) Hal ini disebabkan karena S. aureus


menyatakan bahwa keefektifan suatu dan E. coli berasal dari golongan
zat antibakteri dalam menghambat bakteri yang berbeda yaitu bakteri S.
pertumbuhan tergantung pada sifat aureus sebagai Gram positif dan
bakteri uji, konsentrasi dan lamanya bakteri E. coli sebagai Gram negatif.
waktu kontak. Hasil diameter zona Kartika (1999) menyatakan bahwa
hambat ekstrak air batang jenis bakteri Gram positif memiliki
kecombrang diperoleh zona hambat struktur dinding sel yang lebih
yang berbeda-beda terhadap bakteri sederhana dibandingkan dengan
S. aureus pada konsentrasi 20, 40, bakteri Gram negatif.
60, 80 dan 100% yaitu 1,46, 2,06, Respon yang berbeda dari
2,73, 2,96 dan 3,16 mm. Diameter dua golongan bakteri terhadap
zona hambat terhadap bakteri E. coli ekstrak air batang kecombrang
pada konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan disebabkan karena adanya kepekaan
100% secara berturut-turut yaitu yang berbeda antara bakteri Gram
0,73, 0,9, 1,53, 2,06 dan 2,26 mm. negatif dan bakteri Gram positif.
Ekstrak air batang Pelezar dan Chan (1986) menyatakan
kecombrang pada konsentrasi 20% bahwa sel bakteri Gram negatif
sudah mampu menghambat mempunyai struktur yang
pertumbuhan bakteri S. aureus dan berlapis-lapis serta kandungan lemak
E. coli yang ditandai dengan yang relatif lebih tinggi (11-12%),
terbentuknya zona hambat di sekitar sehingga lebih tahan terhadap
kertas cakram. Hasil penelitian perubahan lingkungan yang
menunjukkan bahwa zona hambat disebabkan oleh bahan kimia.
yang terbentuk pada bakteri S. Sedangkan jenis bakteri Gram positif
aureus lebih besar dari pada E. coli. secara umum mempunyai struktur

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


dinding sel lebih sederhana yaitu besar pengaruhnya terhadap bakteri
90% dimana dinding selnya terdiri S. aureus. Hal ini juga didukung
dari lapisan peptidoglikan sedangkan oleh pendapat Ningtyas (2010) yang
lapisan lainnya adalah asam teikoat menyatakan bahwa senyawa yang
(Fardiaz, 1989). Hal inilah yang bersifat polar sukar untuk melalui
diduga mengakibatkan dinding sel dinding sel Gram negatif karena
bakteri Gram positif mudah dirusak kandungan dinding sel bakteri Gram
oleh senyawa antibakteri dari ekstrak negatif terdiri atas kandungan lipid
air batang kecombrang dari pada yang lebih banyak dari pada sel
bakteri Gram negatif. bakteri Gram positif yang kandungan
Perbedaan aktivitas dinding selnya adalah peptidoglikan.
penghambatan antara S. aureus dan Senyawa fenol mampu
E. coli, salah satunya dapat memutuskan ikatan silang
dikarenakan oleh penggunaan jenis peptidoglikan dalam usahanya
pelarut. Air salah satu jenis pelarut menerobos dinding sel. Setelah
polar, sehingga senyawa bioaktif menerobos dinding sel, senyawa
yang tersaring juga bersifat polar. fenol akan menyebabkan kebocoran
Kepolaran senyawa yang tersaring nutrient sel dengan cara merusak
inilah yang membuat senyawa ikatan hidrofobik komponen
bioaktif pada ekstrak air batang membrane sel (seperti protein dan
kecombrang lebih mudah untuk fosfolipida) serta larutnya
menembus dinding sel bakteri Gram komponen-komponen yang berikatan
positif sehingga terlihat diameter secara hidrofobik yang berakibat
zona hambat S. aureus lebih besar di meningkatnya permeabilitas
bandingkan dengan E. coli. Menurut membran. Terjadinya kerusakan
Dewi (2010) Asam teikoat sebagai pada membran sel mengakibatkan
penyusun dinding sel bakteri Gram terhambatnya aktivitas dan
positif merupakan polimer larut biosintesis enzim-enzim spesifik
dalam air yang berfungsi sebagai yang diperlukan dalam reaksi
transport ion positif untuk keluar dan metabolisme (Prindle, 1983).
masuk. Sifat larut air ini Hasil pengujian ekstrak air
menunjukkan bahwa dinding sel batang kecombrang diketahui bahwa
bakteri Gram positif bersifat lebih semakin tinggi konsentrasi yang
polar, sehingga senyawa bioaktif digunakan maka semakin besar zona
yang bersifat polar dengan mudah hambat yang terbentuk. Hal ini
masuk kedalam dinding sel dan disebabkan karna semakin banyak
merusak lapisan petidoglikan yanag senyawa aktif yang terkandung pada
bersifat polar dari pada lapisan lipid ekstrak tersebut. Ningtyas (2010)
yang bersifat nonpolar. menyatakan bahwa semakin tinggi
Naufalin (2005) menyatakan konsentrasi ekstrak maka semakin
bahwa ekstrak etanol (polar) bunga banyak kandungan bahan aktif
kecombrang menghasilkan antibakterinya. Penambahan
komponen fenolik, terpenoid, konsentrasi senyawa antibakteri
alkaloid, saponin dan glikosida. diduga dapat meningkatkan penetrasi
Komponen fitokimia yang terlarut senyawa antibakteri ke bagian dalam
dalam pelarut polar inilah yang sel mikroba yang akan merusak
menyebabkan bakteri uji memiliki sistem metabolisme sel dan dapat
daya hambat yang berbeda dan lebih mengakibatkan kematian sel.

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Pertumbuhan bakteri sebagian besar Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil
akan semakin menurun seiring asetat Batang Kecombrang
dengan meningkatnya konsentrasi terhadap E. coli dan S. aureus
antibakteri yang ditambahkan. Hasil uji aktivitas antibakteri
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak ekstrak Etil asetat batang
maka jumlah senyawa antibakteri kecombrang terhadap E. coli dan S.
yang dilepaskan semakin besar, aureus pada konsentrasi 20, 40, 60,
sehingga mempermudah penetrasi 80, dan 100% dapat dilihat pada
senyawa tersebut ke dalam sel Gambar 4.
(Maleki et al., 2008). Gambar 4 menunjukkan
Jika dikaitkan dengan bahwa ekstrak etil asetat batang
ketentuan kriteria aktivitas daya kecombrang memiliki efek
hambat yang dikemukaan oleh David antibakteri terhadap S. aureus dan
dan Stout (1971) dalam Rita (2010) E. coli. Hal ini ditandai dengan
zona hambat yang terbentuk ≥ 20 terbentuknya zona hambat di sekitar
mm dianggap memiliki aktivitas cakram yang telah dicelupkan
daya hambat sangat kuat,10-20 mm kedalam ekstrak. Diameter zona
dinyatakan memiliki aktivitas daya hambat yang dibentuk pada
hambat kuat, 5-10 mm dinyatakan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100
memiliki aktivitas daya hambat % terhadap E. coli secara berturut-
sedang dan ≤ 5 mm dinyatakan turut yaitu 2,2, 2,8, 2,9, 3,0 dan
memiliki aktivitas daya hambat 3,5 mm. Diameter zona hambat
lemah. Kriteria aktivitas daya yang terbentuk pada konsentrasi 20,
hambat dari ekstrak air batang 40, 60, 80 dan 100% terhadap S.
kecombrang pada konsentrasi 20, 40, aureus secara berturut-turut yaitu 1,
60, 80 dan 100% dianggap memiliki 1,4, 1,5, 1,8 dan 3 mm. Diameter
aktivitas daya hambat lemah karena zona hambat bertambah terhadap E.
zona hambat yang dihasilkan ≤ 5 coli dan S. aureus seiring dengan
mm. bertambah tingginya konsentrasi
ekstrak etil asetat.
3.5
Diameter Zona Hambat (mm)

3.5 3.0
2.8 2.9 3.0
3
2.5 2.2

2 1.8
1.4 1.5
1.5 1.0
1
0.5
0
20% 40% 60% 80% 100%
Konsentrasi Ekstrak Batang Kecombrang
S. aureus E. coli
Gambar 4. Diameter zona hambat (mm) ekstrak etil asetat batang kecombrang
terhadap E. coli dan S. aureus dengan berbagai konsentrasi

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Ekstrak etil asetat batang sintesis dinding sel. Senyawa yang
kecombrang memiliki antibakteri menghalangi dalam tahap apapun
yang lebih besar terhadap E. coli dari dalam sintesis peptidoglikan akan
pada S. aureus. Hal ini ditunjukkan menyebabkan dinding sel bakteri
dengan terbentuknya zona hambat diperlemah dan sel menjadi lisis
yang lebih besar terhadap E. coli, (Jawetz et al., 2011). Lisisnya sel
dimana pada konsentrasi 20% bakteri dikarenakan tidak
ekstrak etil asetat diameter zona berfungsinya lagi dinding sel yang
hambatnya adalah 2,2 mm. mempertahankan bentuk dan
Sedangkan pada S. aureus diameter melindungi bakteri yang memiliki
zona hambat yang terbentuk pada tekanan osmotik dalam yang tinggi
konsentrasi 20% masih lebih kecil (Ajizah et al., 2007). Tanpa dinding
dari pada zona hambat yang sel, bakteri tidak dapat bertahan
terbentuk pada E. coli yaitu 1 mm. terhadap pengaruh luar dan segera
Perbedaan zona hambat mati.
antara S. aureus dan E. coli karena Etil asetat merupakan salah
faktor perbedaan kepolaran dari satu jenis pelarut semipolar. Pelarut
senyawa yang terkandung dalam yang bersifat semipolar digunakan
sampel uji. Diduga ekstrak bioaktif untuk melarutkan komponen yang
batang kecombrang yang aktif lebih bersifat polar sekaligus nonpolar.
bersifat non polar, sehingga senyawa Pelarut semipolar seperti etil asetat
aktif yang keluar lebih banyak mampu melarutkan komponen dari
bersifat nonpolar dan membuat lebih golongan alkaloida, aglikon dan
mudah terikat pada dinding sel gikosida (Hougton dan Raman,
bakteri Gram negatif yang lebih 1998). Hasil penelitian Naufalin
banyak mengandung lipid. (2005) menunjukkan bahwa analisis
Sementara bakteri Gram positif fitokimia bunga kecombrang yang
merupakan bakteri yang memiliki diekstraksi dengan etil asetat dapat
dinding sel terdiri dari 90% mengekstraksi steroid, terpenoid,
peptidoglikan yang mampu mengikat alkaloid, falvonoid, dan glikosida.
senyawa polar sehingga lebih Rahayu (1999) menyatakan bahwa
memberi efek penghambat terhadap pelarut etil asetat merupakan pelarut
senyawa yang lebih polar ( Jawetz et semipolar yang dapat melarutkan
al., 2005). alkaloid dan aglikon.
Proses perakitan dinding sel Rahmawati (2009)
bakteri diawali dengan pembentukan menyatakan bahwa flavonoid
rantai peptida yang akan membentuk merupakan kelompok fitokimia
jembatan silang peptida yang fenolik yang berfungsi sebagai
menggabungkan rantai glikan dari antimikroba. Flavonoid juga
peptidoglikan dengan rantai yang berperan dalam menghambat
lain sehingga menyebabkan dinding metabolisme energi dimana senyawa
sel terakit sempurna untuk dapat ini akan mengganggu metabolisme
membunuh mikroorganisme, bahan energi dengan cara yang mirip
uji harus masuk ke dalam sel melalui dengan menghambat sistem respirasi,
dinding sel. Sehingga dinding sel karna dibutuhkan energi yang cukup
akan rusak yang disebabkan karena untuk penyerapan aktif berbagai
terjadinya penghambatan terhadap metabolit dan untuk biosintesis

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


makro molekul. Kerusakan yang (2005) juga menunjukkan bahwa
ditimbulkan flavonoid yaitu ekstrak etil asetat (semipolar) bunga
kerusakan permeabilitas dinding sel kecombrang memiliki aktivitas yang
bakteri, mikrosom dan lisosom lebih tinggi dari pada ekstrak etanol
(Cushnie dan Lamb, 2005). bunga kecombrang terhadap S.
Sinergisme dari komponen fitokimia aureus, L. monocytogenes, B.
dalam ekstrak etil asetat diduga lebih cereus, Salmonela typhimurium, E.
mudah berdifusi dan mampu coli, A. hydriphila dan P.
menghambat pertumbuhan bakteri, aeruginosa. Parhusip (2006) juga
karena memiliki polaritas yang melakukan penelitian aktivitas
optimum. antibakteri menggunakan ekstrak etil
Kanazawa et al. (1995) asetat andaliman, hasil penelitian
menyatakan bahwa suatu senyawa menunjukkan bahwa ekstrak etil
yang mempunyai polaritas yang asetat andaliman memiliki
optimum akan mempunyai aktivitas penghambatan paling tinggi
antimikroba maksimum, karena dibandingkan ekstrak methanol
untuk interaksi suatu senyawa terhadap B. cereus dan S. aureus.
antibakteri dengan bakteri diperlukan Jika dikaitkan dengan
keseimbangan hidrofobik-lipofilik ketentuan kriteria aktivitas daya
atau hydrophilic liphophilic balance hambat yang dikemukaan oleh David
(HLB). Sifat hidrofilik diperlukan dan Stout (1971) dalam Rita (2010)
untuk menjamin senyawa zona hambat yang terbentuk ≥ 20 mm
antimikroba larut dalam fase air yang dianggap memiliki aktivitas daya
hambat sangat kuat, 10-20 mm
merupakan tempat hidup mikroba,
dinyatakan memiliki aktivitas daya
tetapi senyawa yang bekerja pada
hambat kuat, 5-10 mm dinyatakan
membran sel hidrofobik memerlukan memiliki aktivitas daya hambat sedang
pula sifat lipofilik sehingga dan ≤ 5 mm dinyatakan memiliki
diperlukan keseimbangan hidrofilik- aktivitas daya hambat lemah. Kriteria
lipofilik untuk mencapai aktivitas aktivitas daya hambat dari ekstrak air
yamg optimal (Branen dan Davidson, batang kecombrang pada konsentrasi
1993). 20, 40, 60, 80 dan 100% dianggap
Hasil penelitian menunjukkan memiliki aktivitas daya hambat lemah
bahwa ekstrak etil asetat lebih besar karena zona hambat yang dihasilkan ≤
aktivitas antibakterinya terhadap S. 5 mm.
aureus dan E. coli dibandingkan
dengan ekstrak air dan heksana Aktivitas Antibakteri Ekstrak
batang kecombrang. Hal ini Heksana Batang Kecombrang
disebabkan karena pelarut etil asetat terhadap Escherichia coli dan
merupakan salah satu jenis palarut Staphylococcus aureus
semipolar yang memiliki polaritas Hasil uji aktivitas antibakteri
yang optimum dimana etil asetat ekstrak heksana batang kecombrang
dapat melarutkan senyawa bioaktif terhadap E. coli dan S.aureus pada
yang bersifat polar dan semipolar konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100%
sekaligus. Penelitian dari Naufalin dapat dilihat pada Gambar 5.

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


2.8

Diameter Zona Hambat (mm)


3 2.6
2.5 2.2
2
1.7 1.8
2 1.5
1.3
1.5 1.1
1 0.8

0.5
0
20% 40% 60% 80% 100%
Konsentrasi Ekstrak Batang Kecombrang
E. coli S. aureus

Gambar 5. Diameter zona hambat (mm) ekstrak heksana batang kecombrang


terhadap E. coli danS. aureus dengan berbagai konsentrasi

Pengujian aktivitas yang semakin meningkat


antibakteri terhadap ekstrak nonpolar memberikan daya hambat yang
(heksana) batang kecombrang semakin besar pula karena semakin
menunjukkan bahwa ekstrak banyaknya ekstrak yang bersifat
nonpolar batang kecombrang mampu antibakteri terakumulasi pada media
menghambat bakteri Gram negatif tumbuh sehingga semakin dapat
(E. coli) dan Gram positif (S. aureus) mengganggu proses pertumbuhan
yang dapat dilihat pada Gambar 5. bakteri uji. Senyawa yang terdapat
Pengujian esktrak heksana batang pada ekstrak nonpolar adalah
kecombrang menunjukkan bahwa trigliserida, asam lemak dan minyak
semakin besar konsentrasi yang atsiri (Houghton dan Rahman, 1988).
digunakan semakin besar zona Kemampuan senyawa
hambat yang terbentuk. Daya nonpolar (heksana) dalam
hambat yang terbentuk pada menghambat mikroba telah
konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100% dilakukan oleh Suryan et al. (2010)
pada E. coli yaitu 1,7, 2, 2,2, 2,6, dan yang mengekstrak daun tabar-tabar
2,8 mm. Sedangkan daya hambat (Costus speciosus) dengan pelarut
yang terbentuk pada konsentrasi 20, heksana. Hasil ekstrak tersebut
40, 60, 80, dan 100% pada S. mampu menghambat mikroba E.
aureus yaitu 0,8, 1,1, 1,3, 1,5, dan coli, Bacillus sp., Candida albicans,
1,8 mm. S. aureus dan S. marcescens.
Madigan et al. (2003) Rahayu (1999) juga melakukan
menyatakan bahwa terbentuknya penelitian tentang kemampuan
zona hambat sangat tergantung oleh senyawa nonpolar (heksana) ekstrak
jumlah bahan antibakteri yang rimpang lengkuas dalam
diteteskan ke cakram, daya larut menghambat mikroba. Hasil ekstrak
antibakteri tersebut ke media, tersebut mampu menghambat
koefisien difusi, dan efektivitas mikroba V. cholerae,
antibakteri tersebut. Konsentrasi Pseudomonassp, B. cereus danS.
ekstrak heksana batang kecombrang aureus. Kubo et al.(1992) juga telah

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


meneliti beberapa macam komponen dari ekstrak bunga kecombrang.
flavor polifenol nonpolar (indol, Robinson (1995) menyatakan bahwa
linalool, neralidol, genarol, 1- steroid sebagian bersifat nonpolar
octanol, dll.) dari teh hijau yang sampai semipolar, sehingga dalam
ternyata dapat menghambat beberapa proses isolasi dapat menggunkan
mikroorganisme seperti B. subtilis, S. pelarut yang memiliki sifat nonpolar
aureus, E. coli dan Candida utilitis. dan semipolar.
Kemampuan senyawa Jika dikaitkan dengan
nonpolar dalam menghambat bakteri ketentuan kriteria aktivitas daya
diduga karena senyawa nonpolar hambat yang dikemukaan oleh David
dapat menyebabkan perubahan dan Stout (1971) dalam Rita (2010)
komposisi membran sel dan zona hambat yang terbentuk ≥ 20
terjadinya pelarutan membran sel, mm dianggap memiliki aktivitas
sehingga membran sel mengalami daya hambat sangat kuat, 10-20
kerusakan. Selain itu, komponen mm dinyatakan memiliki aktivitas
nonpolar juga dapat berinteraksi daya hambat kuat, 5-10 mm
dengan protein membran yang dinyatakan memiliki aktivitas daya
menyebabkan kebocoran isi sel hambat sedang dan ≤ 5 mm
(Sikkema et al., 1995). Hoghton dan dinyatakan memiliki aktivitas daya
Raman (1998) menyatakan bahwa hambat lemah. Kriteria aktivitas
senyawa yang terdapat pada ekstrak daya hambat dari ekstrak air batang
nonpolar adalah trigliserida, asam kecombrang pada konsentrasi 20, 40,
lemak dan minyak atsiri. Naufalin 60, 80 dan 100% dianggap memiliki
(2005) menyatakan bahwa aktivitas daya hambat lemah karena
komponen fitokimia ekstrak heksana zona hambat yang dihasilkan ≤ 5
bunga kecombrang terdiri dari mm.
steroid, triterpenoid, alkaloid dan Minimum Inhibitor Concentration
glukosida. Steroid hanya terekstrak (MIC)
dalam pelarut heksana dan etil asetat
Pengujian lebih lanjut dilihat pada Tabel 1. Pengukuran
terhadap ekstrak air, etil asetat dan daya hambat minimum ini dapat
heksana batang kecombrang yaitu dilakukan dengan mengukur
menentukan nilai MIC terhadap E. perbandingan antara jumlah awal
coli dan S. aureus dengan metode bakteriuji dengan jumlah bakteri
kontak pada media NB. Minimum ujisesudah diinkubasi dengan ekstrak
Inhibitory Concentration adalah batang kecombrang.
konsentrasi minimum yang dapat Nilai MIC ekstrak air batang
menghambat pertumbuhan bakteri kecombarang terhadap E. coli adalah
lebih dari 90% (Baron et al., 1995; pada konsentrasi 80%, dimana
Carson dan Riley 1995). Nilai MIC konsentrasi tersebut sudah dapat
suatu senyawa antibakteri yang lebih mematikan 91,38% bakteri uji.
rendah menunjukkan bakteri lebih Sedangkan nilai MIC ekstrak air
rentan terhadap komponen tersebut. batang kecombrang terhadap
Hasil pengujian MIC diketahui S. aureus pada konsentrasi 40%,
persentasi penghambatan ekstrak air, dimana konsentrasi tersebut sudah
etil asetat dan heksana batang dapat mematikan 92,95% bakteri uji.
kecombrang terhadap bakteri uji Nilai MIC ekstrak etil asetat batang
pada berbagai konsentrasi dapat kecombrang terhadap E. coli adalah

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


pada konsentrasi 20 %, dimana MIC ekstrak heksana batang
konsentrasi tersebut sudah dapat kecombrang terhadap E. coli dan S.
mematikan 90,82% bakteri uji. aureus adalah pada konsentrasi yang
Sedangkan nilai MIC ekstrak sangat tinggi yaitu 100%. Konsentrasi
etilasetat terhadap S. aureus adalah heksana 100% dapat menghambat
pada konsentrasi 40%, dimana pada 98,83% bakteri E. coli dan 94, 34%
konsentrasi tersebut sudah dapat pada bakteri S. aureus.
mematikan 98,03% bakteri uji. Nilai
Jumlah Jumlah
bekteri bakteri
Jenis Konsentrasi % Penghambatan =
Jenis (CFU/m (CFU/ml)
Pelarut Ekstrak (%) 100% - (Nt/No x 100%)
Bakteri l) (No) inkubasi 24
jam (Nt)
20 5,0 x 1010 72,3
40 2,8 x 1010 84,4
Air 60 2,0 x 1010 89,2
80* 1,6 x 1010 91,4
100 9,0 x 109 95,0
20* N0 = 1,7 x 1010 90,8
40 1,81 x 1,7 x 1010 90,6
E. coli Etil 1011
60 1,3 x 1010 92,6
Asetat
80 3,0 x 108 99,8
100 1,0 x 108 99,9
20 5,0 x 1010 72,4
40 3,3 x 1010 81,9
Heksana 60 2,2 x 1010 87,8
80 3,2 x 1010 81,9
100* 2,1 x 109 98,8
20 1,4 x 109 88,0
40* 9,0 x 108 92,9
Air 60 6,5 x 108 94,7
80 3,0 x 108 97,7
100 1,1 x 108 99,0
20 N0 = 1,6 x 109 87,2
40* 1,22 x 2,4 x 109 98,0
S. 1010
Etil 1,8 x 109 98,5
aureus 60
Asetat
80 3,0 x 108 99,8
100 0 100
20 TBUD Tidak ada penghambatan
40 TBUD Tidak ada penghambatan
Heksana 60 TBUD Tidak ada penghambatan
80 2,5 x 109 79,1
100 6,9 x 108 94,3
Tabel 1. Nilai Minimum Inhibitor Concentration ekstrak air, etil asetat dan
heksana batang kecombrang

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Nilai MIC ekstrak etil asetat KESIMPULAN DAN SARAN
batang kecombrang terhadap E. coli Kesimpulan
dan S. aureus lebih tinggi jika 1. Hasil pengujianbakteri
dibandingkan dengan ekstrak air dan menggunakan kertas cakram
heksana batang kecombrang. Nilai menunjukkan bahwa ekstrak etil
MIC ekstrak etil asetat batang asetat batang kecombrang dapat
kecombrang terhadap E. coli dan S. menghambat pertumbuhan bakteri
aureus yaitu pada konsentrasi 20% S. aureus dan E. coli dengan
dan 40%, nilai MIC ekstrak air diameter zona hambat berkisar
batang kecombrang terhadap E. coli antara 1-3,5 mm, dimana pada
yaitu pada konsentrasi 80% dan S. ekstrak etil asetat batang
aureus yaitu konsentrasi 40%. keombrang memiliki zona hambat
Sedangkan pada ekstrak heksana lebih besar dibandingkan dengan
batang kecombrang menghambat ekstrak air (0,73-3,16 mm) dan
pertumbuhan E. coli dan S. aureus ekstrak heksana(0,8-1,8 mm)
pada konsentrasi ekstrak yang sangat batang kecombrang.
tinggi yaitu pada konsentrasi 100%. 2. Nilai MIC ekstrak etil asetat
Perbedaan besar kecilnya batang kecombrang yang
penghambatan dari masing-masing menghambat pertumbuhan E. coli
pelarut diakibatkan karena adanya dan S. aureus yaitu pada
perbedaan senyawa aktif yang konsentrasi 20% dan 40%, nilai
terlarut dalam masing-masing MIC ekstrak air batang
pelarut. Tingkat kepolaran kecombrang yang menghambat
mempengaruhi penghambatan pertumbuhan E. coli yaitu pada
terhadap sel. Menurut Davidson dan konsentrasi 80% dan S. aureus
Branen (1993), semakin menurun yaitu konsentrasi 40%. Sedangkan
polaritas (mendekati polar) akan pada ekstrak heksana batang
semakin efektif menghambat bakteri kecombrang menghambat
Gram positif dibandingkan dengan pertumbuhan E. coli dan S. aureus
bakteri Gram negatif. Farag et al. pada konsentrasi ekstrak yang
(1989) dan Kim et al. (1995) juga sangat tinggi yaitu pada
membuktikan bahwa komponen- konsentrasi 100%.
komponen minyak atsiri yang 3. Ekstrak air, etil asetat dan
bersifat semipolar sampai nonpolar, heksana ternyata memiliki
lebih kuat daya antibakterinya aktivitas antibakteri yang lemah
terhadap kelompok bakteri Gram terhadap bakteri E. coli dan S.
positif dibandingkan dengan bakteri aureus. Hal ini dapat dilihat dari
Gram negatif. Hal ini disebabkan diameter daya hambat yang
karena perbedaan struktur dinding terbentuk sangat kecil (≤ 5 mm).
sel bakteri. Pada bakteri Gram Saran
positif sebagian besar dinding selnya Perlu dilakukan
teridiri dari lapisan peptidolikan dan penelitian lebih lanjut yaitu
asam teikoat sehingga mudah mengubah proses ekstraksi maserasi
dilewati komponen ekstrak yang dengan metode destilasi atau
bersifat hidrofilik (Parhusip, 2006). penyulingan serta diperlukannnya
analisis fitokimia yang terdapat pada
ekstrak batang kecombrang.

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


DAFTAR PUSTAKA Cushine, T. P., dan A. J. Lamb.
Adityo, R., B. Kurniawan, dan S. 2005. Review antimicrobial
Mustofa. 2013. Uji efek activity of flavonoids.
fraksi metanol ekstrak International Journal of
batang kecombrang Antimicrobial Agents,
(Etlingera elatior) sebagai Volume 26 : 343-356.
larvasida terhadap larva Dewi, F. K. 2010. Aktivitas
instar III Aedes aegypti. antibakteri ekstrak etanol
MAJORITY (Medical buah mengkudu (Morinda
Journal of Lampung citrifolia Linnaeus)
University), Volume 2 (5): terhadap bakteri pembusuk
2337-3776. daging segar. Skripsi
Anggraeni, D. 2007. Aplikasi Universitas Sebelas Maret.
ekstrak bunga Surakarta.
kecombrang (Nicolaia sp. Farag, R. S., Z. Y. Daw, F. M.
Horan) sebagai pengawet Hewedl dan G. S. A. El-
mie basah. Skripsi Fakultas Baroty. 1989.
Teknologi Petanian Institut Antimicrobial activity of
Pertanian Bogor, Bogor. some Egyption spice
Ajizah, A., Thihana dan essential oils. J Food Prot
Mirhanuddin. 2007. Volume 52(9): 665-667.
Potensi Ekstrak Kayu Ulin Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi
(Eusideroxylon zwageri T. Pangan. PAU Pangan dan
Et B). Journal of Gizi Intitut Pertanian Bogor.
Bioscientie, Volume IV (1) : Bogor
37-42. Hudaya, A. 2010. Uji antioksidan
Baron, E. J., L. R. Peterson and S. dan antibakteri ekstrak
M. Finegold. 1995. air bunga kecombrang
Diagnostic Microbiology. (Etlingera elatior) sebagai
9th eds. Bailey and Scott”s pangan fungsional
Publisher. London. terhadap Staphylococcus
Branen, A. L. dan P. M. Davidson. aureus dan Escherichia
1993. Antimicrobial in coli. Skripsi Fakultas Sains
Food. Marcel Dekker. New dan Teknologi Universitas
York. Islam Negeri Syarif
Brooks, G. f., J. S. Butel dan S. A. Hidayatullah, Jakarta.
Morse. 2005. Houghton, P. J., dan Raman. 2006.
Mikrobiologi kedokteran. Laboratory Handbook for
Penerbit Salemba Medika. the Fraktionation of
Jakarta. Natural Ekstracts. Chapmsl
Carson, C. F. dan T. V. Riley. 1995. and Hall. Tokyo.
Antimicrobial activity of Houghton, P. J. dan A. Raman.
the major components of 1998. Laboratory
the essential oil of Handbook for the
Melaleuca alternifolia. J Fractination of Natural
Appl Bacteriol Volume 78: Extracts. Thomson
264-269. Science, London.

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


Jaffar, F. M., C. P. Osman, N. H. kecombrang dan
Ismail dan K. Awang. 2007. kemuning secara in vitro
Analysis of essential oils of terhadap poliferasi sel
leaves, stems, flowers and limfosit manusia. Skripsi
rhizomes of Etlingera Fakultas Teknologi
Elatior (JACK) R. M. Pertanian Institut Pertanian
Smith. The Malaysian Bogor, Bogor.
Journal of Analytical Kusmiyati dan N. W. S. Agustini.
Sciences, Volume 11 : 269- 2006. Uji aktivitas
273. senyawa antibakteri dari
Jenie, B. S. L. Dan Kuswanto. 1994. mikroalga Porphyridium
Aktivitas antimikroba dari cruentum. Biodiversitas,
pigmen angkak yang Volume 8 : 48-53.
diproduksi oleh Monasnrs Kubo, A., C. S. Lunde dan I. Kobo.
purpuracs terhadap 1992. Antimicrobial
beberapa mikroba patogen activity of the olive oil
dan perusak makanan. flavor coumpounds. J Agri
Prosiding Pertemuan Ilmiah Food Chem. Volume 40(6):
Tahunan Permi, hal 53-62. 999-1003.
Kanazawa, A., T. Ikeda dan T. Endo. Marliyati, S. A., S. Hidayat, M.
1995. A novel approach o Deddy, K. D. Latifah dan
mde of action on cationic Rimbawan. 2005.
biocidec: morphological Ekstraksi dan analisis
effect on antibacterial fitosterol lembaga gandum
activity. J Appl Bacterial (Triticum sp). Jurnal
Volume 78: 55-60 dalam R. Teknologi dan Industri
Naufalin (2005) Kajian sifat Pangan. Volume 16 (1) : 1-
antimikroba bunga 12.
Kecombrang (Nicolaia Naufalin, R. 2005. Kajian sifat
specioca Horan) terhadap antimikroba bunga
berbagai mikroba patogen kecombrang (Nicolaia
dan perusak pangan. speciosa Horan) terhadap
Disertasi Program berbagai mikroba patogen
Pascasarjana institute dan perusak pangan.
Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi Program
Kim, J. M., M. R. Marshal, J. A. Pascasarjana Institut
Cornel, J. F. Boston dan C. Pertanian Bogor, Bogor.
I. Wei. 1995. Naufalin, R., H. S. Rukmini, T.
Antibacterial activity of Yanto dan Erminawati.
carcacrol, citral and 2009. Formulasi dan
geraniols against produksi pengawet alami
Salmonella typhimurium in dari kecombrang (Nicolaia
culture medium and fish speciosa Horan). Laporan
cubes. J. Food Sci Volume Penelitian Hibah
60 (6): 1365-1368. Kompetensi. Direktorat
Krismawati, A. 2007. Pengaruh Jenderal Pendidikan Tinggi.
tanaman ceremai, delima Ningtyas, R. 2010. Uji
putih, jati belanda, antioksidan, antibakteri

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016


ekstrak air daun Teknologi Peternakan dan
kecombrang (Etlingera Veteriner.
elatior (Jack) R. M. Smith) Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi
sebagai pengawet alami Farmasi. Erlangga. Jakarta.
terhadap Escherichia coli Rahayu, W. P. 1999. Kajian
dan Staphylococcus aktivitas antimikroba
aureus. Skripsi Fakultas ekstrak dan fraki rimpang
Sains dan Teknologi lengkuas (Alpina galangal
Universitas Islam Negri L. Swart) terhadap
Syarif Hidayatullah, Jakarta. mikroba patogen dan
Maleki, S., S. M. Seyyeednejad, M. perusak makanan. Disertasi
N. Damabi and H. Program Pascasarjana Institut
Motamedi. 2008. Pertanian Bogor. Bogor.
Antibacterial activity of Rahmawati, A. 2009. Kandungan
the fluid of iranian Torilis fenol total ekstrak buah
leptophylla againts some mengkudu(Morinda
clinical pathogen. Journal citrifolia). Skripsi Fakultas
of Biological Kedokteran Program Studi
Science.Volume 11 (9): Pendidikan Dokter
1286-1289. Universitas Indonesia.
Parhusip, J. N. A. 2006. Kajian Jakarta.
mekanisme antibakteri Rita, W. S. 2010. Isolasi
ekstrak andaliman identifikasi dan uji
(Zanthoxylum aktivitas antibakteri
acanthopodium DC) senyawa golongan
terhadap bakteri patogen triterpenoid pada rimpang
pangan. Disertasi Program temu putih (Curcuma
Pascasarjana Institut zedoaria (Berg) Roscoe).
Pertanian Bogor, Bogor. Jurnal Kimia, volume 4:
Pandoyo, A. S. 2000. Pengaruh 20-26.
ekstrak tanaman cincau Robinson, T. 1995. Kandungan
hijau (Cyclea Organik Tumbuhan Tinggi.
barbata L. Miers) Edisi Keenam. Institut
terhadap aktivitas Teknologi Bandung Press.
proliferasi sel limfosit Bandung.
darah tepi manusia secara
in vitro. Skripsi Fakultas Wisti, A. 2014. Aktivitas
Teknologi Pertanian Institut antimikroba Lactobacillus
Pertanian Bogor, Bogor. plantarum 1 yang diisolasi
Poeloengan, M., Chairul, I. Komaa, dari susu kedelai
S. Salmah dan M. N. Susan. terfermentasi spontan.
2006. Aktivitas Skripsi Fakultas Pertanian
antimikroba dan fitokimia Universitas Riau,
dari beberapa tanaman Pekanbaru.
obat. Seminar Nasional

JOM Faperta Vol. 3 No. 1 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai