Anda di halaman 1dari 10

Fitofarmaka, Vol. 5, No.

1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK


BEBERAPA BAGIAN TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa)

Eris Septiana1, Partomuan Simanjuntak1,2


1)Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI Bogor
2)Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Email : septiana.eris@gmail.com

ABSTRAK

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman obat tradisional yang biasa digunakan
sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan obat meliputi antimikroba, antioksidan,
antitumor, dan anti inflamasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui aktivitas
antimikroba dan antioksidan dari beberapa organ tanaman kunyit meliputi akar, rimpang,
batang, dan daun. Semua bagian diekstraksi dengan etanol dan etil asetat. Seluruh ekstrak
etanol dan etil asetat diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakram
kertas terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
Kloramfenikol dan nistatin masing-masing digunakan sebagai kontrol positif untuk uji
antibakteri dan antijamur, sedangkan masing-masing pelarut untuk ekstraksi juga digunakan
sebagai kontrol negatif. Aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode 1,1-difenil-2-
pikril hidrazil (DPPH) dan asam askorbat digunakan sebagai standar. Hasil aktivitas
antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari daun dan batang memiliki aktivitas
penghambatan tertinggi terhadap S. aureus, ekstrak etil asetat dari akar dan batang memiliki
aktivitas penghambatan tertinggi terhadap E. coli, dan ekstrak etil asetat dari daun memiliki
aktivitas penghambatan tertinggi terhadap C. albicans. Ekstrak etil asetat dari rimpang
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi diantara ekstrak lainnya.

Kata kunci: Antimikroba, antioksidan, Curcuma longa, difusi cakram kertas, DPPH

ANTIMICROBIAL AND ANTIOXIDANT ACTIVITIES


VARIOUS PARTS OF TURMERIC (Curcuma longa) PLANT EXTRACT

ABSTRACT

Turmeric (Curcuma longa) is a traditional medicinal plant that commonly used as a


spice and medicinal properties including antimicrobial, antioxidant, antitumor, and anti-
inflammatory activity. The aims of this study were to determine antimicrobial and
antioxidant activity of roots, rhizomes, stems, and leaves of turmeric plant. All parts were
extracted with ethanol and ethyl acetate. The disc diffusion method was used to antimicrobial
activity against Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Candida albicans. The
chloramphenicol and nystatin antibiotics were used as positive control for antibacterial and
antifungal assay respectively, while solvents for extraction were used as negative control.
The antioxidant activity was conducted using 1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl (DPPH) method
with ascorbic acid used as the standard. The ethyl acetate extracts of leaves and stems
showed the best antibacterial activity against S. aureus, while the ethyl acetate extracts of
roots and stems showed the best antibacterial activity against E. coli. The ethyl acetate
extracts of leaves showed the best antifungal activity against C. albicans. The ethyl acetate
extract of rhizomes showed the highest antioxidant activity.

Key words: Antimicrobial, antioxidant, Curcuma longa, disc diffusion method, DPPH

31
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

PENDAHULUAN dengan empat jenis Curcuma lainnya yaitu


Kunyit (Curcuma longa) merupakan C. zedoaria, C. angustifolia, C. aromatica,
tanaman golongan temu-temuan yang dan C. amada (Nahak & Sahu, 2012). Selain
banyak dimanfaatkan sebagai bumbu bagian rimpang, bagian daun tanaman kunyit
masakan maupun pewarna makanan. Selain juga telah dilaporkan memiliki kemampuan
itu, tanaman kunyit juga sering digunakan sebagai antioksidan. Ekstrak metanol daun
sebagai tanaman obat tradisional untuk kunyit segar dan serbuk daun kunyit
mengobati beberapa jenis penyakit seperti memiliki aktivitas antioksidan (Yan &
demam, diare, lever, sesak nafas, radang Asmah, 2010).
hidung, maag, eksim, dan hipertensi. Tanaman kunyit sendiri terdiri atas
Manfaat kunyit sebagai obat tradisional bagian-bagian vegetatif dan generatif selama
mendorong para peneliti untuk terus siklus hidupnya. Bagian vegetatif
menemukan manfaat lain dari tanaman diantaranya ialah daun, batang pendek yang
kunyit. Beberapa manfaat kunyit yang telah merupakan pangkal munculnya tangkai daun
dilaporkan secara ilmiah ialah sebagai di bagian atas dan juga pada pangkal nya
antimikroba dan antioksidan. muncul rimpang di bagian bawah. Rimpang
Ekstrak petroleum eter, kloroform, merupakan modifikasi dari batang serta
metanol dan air dari rimpang kunyit bagian akar serabut yang muncul dari
mempunyai aktivitas antimikroba terhadap batang. Sedangkan bagian generatifnya yaitu
bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella bunga yang muncul diantara tangkai daun.
enteriditis, Clostridium perfringens, Namun tidak semua tanaman kunyit
Staphylococcus aureus, Campylobacter menghasilkan bunga pada satu kali siklus
jejuni, Bacillus cereus, serta beberapa fungi hidupnya.
seperti Saccharomyces cerevisiae, Penelitian tentang kunyit saat ini
Hansenula anomala, Mucor mucedo, dan lebih banyak terfokus pada bagian rimpang
Candida albicans (Sunilson et al., 2009). dan daun saja, padahal bagian tanaman
Selain bagian rimpang, bagian daun tanaman kunyit lainnya seperti bunga juga dapat
kunyit juga memiliki aktivitas antimikroba. dimanfaatkan secara tradisional. Daun kunyit
Pada umumnya bagian daun diekstrak untuk biasa digunakan sebagai penyedap pada
mendapatkan minyaknya. Ekstrak minyak beberapa masakan. Sedangkan bagian
yang berasal daun tanaman kunyit mampu bunganya dapat dijadikan lalapan. Penelitian
menghambat pertumbuhan beberapa jenis yang telah dilakukan masih terbatas pada
bakteri Gram negatif dan positif serta fungi bagian rimpang dan daun tanaman kunyit,
(Parveen et al., 2013). Sehingga dapat sedangkan bagian tanaman kunyit yang lain
dikatakan bahwa rimpang dan daun kunyit seperti akar dan batang belum dilakukan.
mempunyai aktivitas antimikroba spektrum Oleh karena itu penelitian ini bertujuan
luas yang meliputi bakteri Gram negatif dan untuk mengetahui kemampuan antimikroba
positif serta fungi. dan antioksidan seluruh bagian fase vegetatif
Selain memiliki kemampuan sebagai tanaman kunyit yang meliputi akar, rimpang,
antimikroba, kunyit memiliki kemampuan batang, dan daun sehingga diharapkan di
sebagai antioksidan. Kemampuan sebagai masa depan dapat dikembangkan menjadi
antioksidan dari rimpang kunyit telah banyak antibiotika alami dan agen antioksidan baru
dilaporkan oleh para peneliti. Beberapa yang berasal dari tanaman kunyit selain dari
diantaranya ialah ekstrak etanol rimpang bagian rimpang dan daun yang telah umum
kunyit mempunyai aktivitas antioksidan dimanfaatkan.
dengan menggunakan metode peredaman
radikal bebas. Lebih lanjut dari penelitian METODE PENELITIAN
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol Penelitian ini dilaksanakan pada
rimpang kunyit memiliki aktivitas bulan September 2014 - Februari 2015
antioksidan yang paling tinggi dibandingkan

32
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

bertempat di Laboratorium Kimia Bahan Uji Antimikroba


Alam, Puslit Bioteknologi LIPI. Uji aktivitas antimikroba dilakukan
dengan metode difusi cakram kertas (Baydar
Bahan et al., 2004). Konsentrasi ekstrak yang
Bahan hidup berupa tanaman kunyit digunakan ialah 10.000, 15.000, dan 20.000
diperoleh dari daerah Cibinong, Bogor, Jawa ppm. Kontrol positif kloramfenikol 100 ppm
Barat yang kemudian dideterminasi di untuk bakteri dan nistatin 100 ppm untuk
Herbarium Bogoriense, Puslit Biologi LIPI fungi dan kontrol negatif berupa pelarut
sebagai Curcuma longa, isolat bakteri ekstrak. Cawan Petri kemudian diinkubasi
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, pada suhu 37°C untuk bakteri dan 30°C
serta fungi Candida albicans yang untuk fungi selama 24 jam dan zona bening
merupakan isolat koleksi Laboratorium yang terbentuk di sekitar cakram kertas
Kimia Bahan Alam, Puslit Bioteknologi kemudian diukur.
LIPI.
Bahan kimia yang digunakan Uji Aktivitas Antioksidan
meliputi etanol, etil asetat, kloroform, Uji aktivitas antioksidan dilakukan
metanol p.a, NH4OH 25%, HCl, amil dengan metode peredaman radikal bebas
alkohol, eter, asam asetat glasial, asam sulfat dengan menggunakan senyawa DPPH (1,1-
pekat, pereaksi Dragendorff, DPPH, asam diphenyl-2-picryl hydrazyl) (Tiwari et al.,
askorbat, kloramfenikol, nistatin dan media 2006) dengan modifikasi pada panjang
pertumbuhan mikroba Nutrient Broth (NB), gelombang dari 515 nm mejadi 517 nm.
Potato Dextrose Broth (PDB), Nutrient Agar Konsentrasi larutan uji sebesar 5, 10, 25, 50,
(NA), Potato Dextrose Agar (PDA). dan 100 ppm, asam askorbat sebagai
pembanding sebesar 3, 6, 9, 12, dan 15 ppm,
Alat serta DPPH blanko 0,04 mM. Seluruh
Penguap hampa putar, pemutar sampel larutan uji, blanko dan asam askorbat
goyang, spektrofotometer UV-Vis, cawan diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit.
petri, neraca analitik, dan pipet mikro. Serapan seluruh sampel kemudian diukur
pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas
Cara Kerja antioksidan dinyatakan dalam persen inhibisi
Ekstraksi menggunakan persamaan:
Sebagian sampel kunyit dikirim ke
Herbarium Bogoriense, Puslit Biologi LIPI,
Cibinong untuk dideterminasi. Sampel Nilai IC50 diperoleh dari analisis probit
tanaman kunyit lainnya kemudian menggunakan program SPSS.
dipisahkan berdasarkan bagian-bagian fase
vegetatifnya meliputi akar, rimpang, batang, Uji Penapisan Fitokimia
dan daun. Masing-masing bagian kemudian Uji penapisan fitokimia (Fransworth,
dipotong kecil-kecil, dijemur di bawah sinar 1966) meliputi uji alkaloid, flavonoid dan
matahari hingga kering. Sampel yang telah steroid/triterpenoid. Uji alkaloid dilakukan
kering kemudian ditimbang masing-masing dengan melembabkan sampel dengan
sebanyak 25 g dan dimaserasi dengan etanol NH4OH 25% dan kloroform. Filtrat berupa
(250 mL) dan etil asetat (250 mL) sebanyak larutan organik diekstraksi dengan HCl
lima kali secara terpisah. Hasil maserasi pekat. Lapisan asam kemudian ditambah
kemudian disaring dan dipekatkan hingga beberapa tetes pereaksi Dragendorff.
didapatkan ekstrak kasar etanol dan etil Terbentuknya endapan merah bata dengan
asetat masing-masing bagian tanaman pereaksi Dragendorff menunjukkan adanya
kunyit. alkaloid. Pada uji flavonoid, sampel
dididihkan dalam air selama lima menit lalu
disaring. Filtrat yang terbenetuk

33
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

ditambahkan dengan serbuk magnesium, HASIL DAN PEMBAHASAN


HCl pekat dan amil alkohol, dikocok dan Ekstraksi
dibiarkan memisah. Adanya senyawa Rendemen ekstrak simplisia daun
flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya kunyit mempunyai persentase yang paling
warna merah, kuning atau jingga pada besar dibanding simplisia bagian tanaman
lapisan alkohol. Pada uji senyawa kunyit lainnya baik yang diekstraksi dengan
steroid/triterpenoid, sampel dimaserasi pelarut etanol maupun etil asetat masing-
dengan eter, lalu disaring. Filtrat kemudian masing sebesar 26,8 dan 6,04 %. Sedangkan
diuapkan dalam cawan penguap. Ke dalam persentase rendemen terendah terdapat pada
residu ditambahkan asam asetat glasial dan 1 ekstrak etil asetat dan etanol bagian batang
tetes asam sulfat pekat. Terbentuknya warna tanaman kunyit yaitu masing-masing
merah, hijau ungu dan akhirnya biru sebesar 0,44 dan 4,6 % (Tabel 1).
menunjukkan adanya senyawa steroid/
triterpenoid.

Tabel 1. Rendemen Ekstrak Simplisia Akar, Rimpang, Batang dan Daun Kunyit
Simplisia Bagian Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Etanol
Tanaman Kunyit Bobot (g) % b/b Bobot (g) % b/b
Akar 0,57 2,28 2,24 8,96
Rimpang 0,33 1,32 1,94 7,76
Batang 0,11 0,44 1,15 4,6
Daun 1,51 6,04 6,7 26,8

Uji Aktivitas Antimikroba Untuk ekstrak etanol, ekstrak batang dan


Ekstrak etil asetat seluruh bagian rimpang lebih efektif dalam menghambat
tanaman kunyit mempunyai aktivitas pertumbuhan bakteri Gram negatif E. coli,
penghambatan terhadap semua mikroba uji. sedangkan ekstrak akar lebih efektif terhadap
Ekstrak etanol semua bagian tanaman kunyit bakteri Gram positif S. aureus. Ekstrak
tidak memiliki aktivitas penghambatan etanol dan etil asetat seluruh bagian vegetatif
terhadap C. albicans, sedangkan ekstrak tanaman kunyit memiliki aktivitas
etanol daun kunyit tidak memiliki aktivitas antimikroba. Hal ini sejalan dengan
penghambatan terhadap seluruh mikroba uji penelitian sebelumnya yang melaporkan
(Tabel 2). Terdapat hubungan yang searah bahwa ekstrak etanol rimpang dan daun serta
antara konsentrasi ekstrak dengan diameter ekstrak etil asetat rimpang tanaman kunyit
zona hambat, dimana semakin tinggi memiliki aktivitas antimikroba (Arutselvi et
konsentrasi ekstrak, diameter daya hambat al., 2012; Asimi et al., 2013). Ekstrak etil
yang terbentuk akan semakin besar. asetat cenderung memiliki aktivitas
Selain itu, terdapat hal yang menarik antimikroba terhadap mikroba uji yang lebih
dari hasil uji antimikroba, dimana pada baik dibandingkan dengan ekstrak etanol.
ekstrak etil asetat rimpang memiliki aktivitas Fratianni et al. (2013) melaporkan bahwa
antimikroba yang masih dibawah semua ekstrak etil asetat dari tanaman Hypericum
ekstrak bagian tanaman kunyit lainnya. connatum memiliki aktivitas antimikroba
Walaupun demikian, ekstrak etanol rimpang yang lebih baik terhadap bakteri S. aureus
memiliki aktivitas antimikroba yang paling dan E. coli dibandingkan dengan ekstrak
tinggi diantara ekstrak etanol bagian etanol.
tanaman kunyit lainnya. Untuk ekstrak etil Ekstrak etil asetat dan etanol setiap
asetat, ekstrak daun dan batang kunyit lebih bagian tanaman kunyit cenderung
efektif dalam menghambat pertumbuhan mempunyai kemampuan antibakteri yang
bakteri Gram positif S. aureus, lebih besar dibanding dengan kemampuan
sedangkan ekstrak rimpang dan akar lebih antifungi. Hasil ini sejalan dengan penelitian
efektif terhadap bakteri Gram negatif E. coli. Pattaratanawadee et al. (2006) yang juga

34
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

telah melaporkan bahwa ekstrak etanol karena struktur dinding sel bakteri Gram
rimpang kunyit lebih efektif dalam negatif lebih kompleks dibandingkan dengan
menghambat bakteri penyebab kebusukan Gram positif (Antunes et al., 2012). Dinding
dibandingkan dengan fungi. Demikian pula sel bakteri Gram negatif memiliki
dengan kemampuan dalam menghambat konsentrasi lipid yang tinggi sebagai lapisan
pertumbuhan bakteri, seluruh ekstrak lebih penghalang yang membuat bakteri ini lebih
mampu menghambat pertumbuhan S. aureus resisten terhadap senyawa kimia yang
yang merupakan bakteri Gram positif memiliki daya difusi rendah (Hanouda &
dibandingkan dengan E. coli yang Baker, 2000). Sedangkan pada bakteri Gram
merupakan bakteri Gram negatif. Hasil positif, senyawa antibakteri lebih mudah
serupa juga didapatkan pada penelitian melintasi dinding sel karena hanya
Schelz et al. (2010) yang melaporkan mengandung peptidoglikan dan membran
bakteri Gram negatif lebih resisten terhadap luar yang lebih tipis (Lambert et al., 2001).
minyak atsiri dari tanaman rempah. Hal ini

Tabel 2. Aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol dan etil asetat seluruh bagian tanaman
kunyit
Konsentrasi Diameter penghambatan (mm)
Ekstrak
(ppm) E. coli S. aureus C. albicans
10.000 6 13 8
Daun etil asetat 15.000 8 14 10
20.000 10 16 12

10.000 - - -
Daun etanol 15.000 - - -
20.000 - - -

10.000 8 12 4
Batang etil asetat 15.000 10 14 7
20.000 12 16 10

10.000 5 3 -
Batang etanol 15.000 6 4 -
20.000 7 5 -

10.000 5 6 2
Rimpang etil asetat 15.000 7 7 3
20.000 9 8 4

10.000 7 6 -
Rimpang etanol 15.000 8 7 -
20.000 9 8 -

10.000 7 6 1
Akar etil asetat 15.000 10 9 3
20.000 12 12 4

10.000 3 5 -
Akar etanol 15.000 4 6 -
20.000 6 7 -

Nistatin 100 - - 14
Kloramfenikol 100 14 17 -
Etil asetat - - -
Etanol - - -

35
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

Pada penelitian sebelumnya dijadikan sebagai pengawet alami dalam


tentang aktivitas antimikroba bagian mencegah kerusakan makanan akibat
tanaman kunyit, masih sebatas pada aktivitas mikroba (Panpatil et al., 2013).
bagian rimpang dan daunnya saja. Ekstrak
rimpang kunyit mampu menghambat Uji Aktivitas Antioksidan
pertumbuhan bakteri dan fungi (Sunilson Hasil pengujian aktivitas
et al., 2009). Demikian pula ekstrak daun antioksidan menunjukkan bahwa seluruh
kunyit mampu menghambat pertumbuhan ekstrak bagian tanaman kunyit memiliki
beberapa galur bakteri (Mazumder et al., aktivitas antioksidan (Tabel 3). Hasil uji
2000). Aktivitas antimikroba dari tanaman aktivitas antioksidan juga menunjukkan
yang biasa dijadikan bumbu masakan yang bahwa ekstrak etil asetat rimpang kunyit
umum digunakan seperti kunyit dapat menghasilkan aktivitas antioksidan terbaik
dijadikan acuan dalam penggunaannya dengan IC50 sebesar 20,42 ppm. Secara
seperti pengawetan bahan mentah maupun keseluruhan, aktivitas antioksidan sampel
olahan, farmasetikal, pengobatan alternatif masih sangat jauh dibawah kontrol positif
dan terapi alami (Lis-Balcin & Deans, yaitu vitamin C (asam askorbat) yang
1997). Kemampuan antimikroba dari memiliki nilai IC50 sebesar 3,99 ppm.
ekstrak tanaman kunyit dapat juga

Tabel 3. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol dan etil asetat seluruh bagian tanaman
kunyit
Simplisia bagian Konsentrasi Ekstrak etanol Ekstrak etil asetat
tanaman kunyit (ppm) Inhibisi (%) IC50 Inhibisi (%) IC50
5 8,29 8,54
10 21,53 17,57
Akar 25 38,49 31,79 ppm 45,05 32,73 ppm
50 93,81 85,89
100 94,06 94,93

5 9,28 19,18
10 14,48 41,46
Rimpang 25 27,85 48,33 ppm 64,73 20,42 ppm
50 56,93 88,37
100 89,73 92,45

5 5,94 5,57
10 9,78 13,74
Batang 25 35,52 42,56 ppm 46,16 37,11 ppm
50 69,80 76,73
100 92,70 93,56

5 5,69 12,99
10 16,21 13,24
Daun 25 32,67 45,94 ppm 30,94 47,17 ppm
50 63,49 69,80
100 89,11 82,67

3 31,68
6 74,26
Vitamin C
9 94,93 3,99 ppm
(dalam metanol)
12 96,16
15 96,29

36
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Penelitian tentang tanaman yang atsiri yang beredar di pasaran ternyata hanya
biasa digunakan sebagai bumbu masakan memiliki aktivitas antioksidan saja seperti
pada beberapa tahun ini lebih difokuskan yang telah dilaporkan oleh Antunes et al.
untuk mengetahui kemampuannya di bidang (2012). Lebih lanjut, dalam penelitian
kesehatan meliputi antioksidan, tersebut aktivitas antimikroba didapatkan
antimutagenik, dan antikarsinogenik. Hal ini setelah penambahan asam askorbat. Oleh
karena tanaman tersebut, salah satunya karena itu penelitian ini mempunyai
kunyit, dapat melindungi tubuh manusia keunggulan karena ekstrak etil asetat dan
terhadap reaksi oksidasi seluler, infeksi etanol seluruh bagian tanaman kunyit
bakteri, dan kelainan yang menyangkut memiliki aktivitas antioksidan dan
metabolisme tubuh (Panpatil et al., 2013). antimikroba sekaligus.
Metode perendaman senyawa DPPH
merupakan pengujian yang mudah, cepat dan Uji Penapisan Fitokimia
dapat dipertanggungjawabkan untuk menguji Hasil penapisan fitokimia yang
aktivitas antioksidan (Suhaj, 2006). Senyawa dilakukan, ekstrak etanol dan etil asetat daun
antioksidan yang ada kemudian merombak tidak menunjukkan adanya senyawa
senyawa radikal dengan cara memberikan flavonoid (Tabel 4). Flavonoid terdeteksi
atom hidrogen atau elektron dan menangkap pada ekstrak etanol maupun etil asetat akar,
senyawa radikal bebas sehingga terbentuk rimpang, dan batang, namun tidak ada pada
senyawa non radikal (Stoilova et al., 2007). daun. Alkaloid tidak terdeteksi pada semua
Akibat aktivitas tersebut, senyawa DPPH sampel, sedangkan steroid/triterpenoid
yang berwarna ungu akan dirombak menjadi terdeteksi pada semua sampel. Hasil uji
senyawa α,α-diphenyl-β-picrylhydrazyl yang penapisan fitokimia menunjukkan secara
berwarna kuning (Akowuah et al., 2005). keseluruhan bahwa ekstrak etanol dan etil
Seluruh ekstrak etanol dan atilasetat bagian asetat masing-masing bagian tanaman kunyit
tanaman kunyit mempunyai aktivitas megandung senyawa kimia golongan
antioksidan yang tergolong kuat. Hal ini flavonoid dan steroid/triterpenoid.
memperkuat sekaligus memperluas cakupan Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan,
penelitian sebelumnya yang masih terbatas ekstrak etanol dan etil asetat daun tidak
pada ekstrak rimpang dan daun kunyit yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid.
memiliki aktivitas antioksidan dan Oleh karena itu pada ekstrak etanol maupun
penghambatan tyrosinase (Chan et al., 2008). etil asetat daun kunyit mempunyai aktivitas
Rimpang tanaman kunyit merupakan antioksidan yang paling rendah diantara
bagian yang sering digunakan dalam ekstrak lainnya. Hal ini karena flavonoid
pengobatan tradisional di masyarakat. mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi
Tanaman menghasilkan senyawa antioksidan (Ghasemzadeh et al., 2012). Namun
dalam jumlah yang besar seperti karotenoid, demikian, penelitian ini masih sejalan
flavonoid, asam benzoat, asam askorbat, dengan penelitian sebelumnya yang
tokoferol untuk mencegah terjadinya melaporkan bahwa ekstrak etanol daun
oksidasi substrat (Samsudin & Panigoro, kunyit memiliki aktivitas antioksidan
2013). Mengkonsumsi tanaman rempah (Arutselvi et al., 2012). Flavonoid golongan
termasuk kunyit akan berdampak baik dalam kaempferol dan rutin dalam tanaman kunyit
usaha pencegahan beberapa penyakit kronis mempuyai aktivitas antioksidan
seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan (Ghasemzadeh et al., 2012). Kandungan
inflamasi (Hossain et al., 2008). flavonoid dalam kunyit juga mampu
Penelitian tentang tanaman kunyit menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus,
sebagai antimikroba dan antioksidan E. coli dan Klebsiella sp. (Chhetri et al.
cenderung menggunakan minyak atsirinya 2008). Golongan steroid dan terpenoid dalam
(Negi et al., 1999; Naz et al., 2010; Antunes ekstrak etanol rimpang kunyit mampu
et al., 2012). Akan tetapi beberapa minyak menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus

37
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

dan Enterobacter faecalis (Viji et al., 2013). aktivitas antioksidan tinggi (Samsudin &
Steroid/triterpenoid juga terdeteksi pada Panigoro, 2013).
sampel rimpang kunyit yang mempunyai

Tabel 4. Penapisan fitokimia ekstrak simplisia akar, rimpang, batang dan daun kunyit
Simplisia bagian flavonoid Alkaloid Steroid/ triterpenoid
tanaman kunyit etanol etil asetat etanol etil asetat etanol etil asetat
Akar + + - - + +
Rimpang + + - - + +
Batang + + - - + +
Daun - - - - + +
Keterangan: (+) terdeteksi; (-) tidak terdeteksi

Adanya kandungan beberapa batang terhadap S. aureus, ekstrak etil asetat


senyawa kimia dalam ekstrak kasar batang dan akar terhadap E. coli, dan ekstrak
mengakibatkan senyawa kimia tersebut dapat etil asetat daun terhadap C. albicans.
memliki mekanisme yang beragam dalam Sedangkan aktivitas antioksidan terbaik ialah
menghambat pertumbuhan mikroba. ekstrak etil asetat rimpang kunyit.
Senyawa kimia dalam kunyit dapat juga
menyerang bakteri uji dengan cara perusakan Saran
dinding sel, membran sitoplasma, protein, Perlu dilakukan penelitian lebih
kebocoran sel, dan penggumpalan sitoplasma lanjut tentang potensi ekstrak air yang lebih
(Burt, 2004). Sedangkan senyawa kimia aman dan murah untuk dikembangkan dalam
dalam ekstrak kasar kunyit mempunyai skala industri serta kajian mendalam tentang
beberapa kemungkinan mekanisme mekanisme kerja antimikroba dan
penghambatan pertumbuhan fungi. Beberapa antioksidan.
diantaranya ialah dengan merusak morfologi
hifa yang dapat menyebabkan kerusakan sel, DAFTAR PUSTAKA
perusakan dinding sel, membran plasma, Akowuah, G.A, Ismail, Z., Norhayati, I. and
mitokondria, kebocoran sitoplasma, dan Sadikun, A. 2005. The effects of
pelipatan membran inti (Rasooli et al., different extraction solventas of
2005). varying polarities of polyphenols of
Adanya aktivitas antimikroba dan Orthosiphon stamineus and
antioksidan ekstrak etanol dan etil asetat evaluation of the free radical-
akar, rimpang, batang, dan daun kunyit scavenging activity. Food Chemistry.
diharapkan lebih banyak lagi penelitian 93 (2): 311-317.
untuk mengeksplorasi seluruh bagian Antunes, S.A., Robazza, W.S., Schittler, L.
tanaman kunyit selain rimpang. Sehingga and Gomes, G.A. 2012. Synergistic
akan lebih banyak lagi manfaat yang dapat and antimicrobial properties of
diambil dari seluruh bagian tanaman kunyit commercial turmeric (Curcuma
selain rimpang untuk digunakan sebagai longa) essential oil against
sumber bahan obat alami maupun manfaat pathogenic bacteria. Ciencia e
lainnya. Tecnologia de Alimentos. 32 (3): 525-
530.
SIMPULAN DAN SARAN Arutselvi, R., Balasaravanan, T.,
Simpulan Ponmurugan, P., Saranji, N.M. and
Ekstrak etanol dan etil asetat daun, Suresh, P. 2012. Phytochemical
batang, rimpang dan akar tanaman kunyit screening and comparative study of
mempunyai aktivitas antimikroba dan antimicrobial activity of leaves and
antioksidan. Aktivitas antimikroba tertinggi rhizomes of turmeric varieties. Asian
terdapat pada ekstrak etil asetat daun dan

38
Fitofarmaka, Vol. 5, No.1, Juni 2015 ISSN : 2087-9164

Journal of Plant Science and compounds and their antioxidant


Research. 2 (2): 212-219. activity in extract of some tropical
Asimi, O.A., Sahu, N.P. and Pal, A.K. 2013. plants. Journal of Medicinal Plants
Antioxidant activity and Research. 6 (13): 2639-2643.
antimicrobial property of some Indian Hanouda, T. and Baker, J.R. 2000.
spices. International Journal of Antimicrobial mechanism of action
Scientific and Research Publications. of surfactant lipid preparation in
3 (3): 1-8. enteric gram negative bacilli. Journal
Baydar, H., Sagdic, O., Ozkan, G. and of Applied Microbiology. 89 (3): 397-
Karadogan, T. 2004. Antibacterial 403.
activity and composition of essential Hossain, M.B., Brunton, N.P., Barry-Ryan,
oil from Origanam, Thymbra and C., Martin-Diana, A.B. and
Satureja species with commercial Wilkinson, M. 2008. Antioxidant
importance in Turkey. Food Control. activity of spices extracts and
15 (3): 169-172. phenolics in comparison to synthetic
Burt, S. 2004. Essential oils: their antioxidants. Rasayan Journal of
antibacterial properties and potential Chemistry. 1 (4): 751-756.
applications in foods-a review. Lambert, R.J.W., Skandamis, P.N., Coote,
International Journal of Food P.J. and Nychas, G.J.E. 2001. A study
Microbiology. 94 (3): 223-253. of the minimum inhibitory
Chan, E.W.C., Lim, Y.Y., Wong, L.F., concentration and mode of action of
Lianto, F.S., Wong, S.K., Lim, K.K., oregano essential oil, thymol and
Joe, C.E. and Lim, T.Y. 2008. carvacrol. Journal of Applied
Antioxidant and tyrosinase inhibition Microbiology. 91 (3): 453-462.
properties of leaves and rhizome of Lis-Balcin, M. and Deans, S.G. 1997.
ginger species. Food Chemistry. 109 Bioactivity of selected plant essential
(3): 477-483. oils againts Listeria monocytogenes.
Chhetri, H.P., Yogol, N.S., Sherchan, J., Journal of Application Microbiology.
Anupa, K.C., Mansoor, S. and Thapa, 82 (6): 759-762
P. 2008. Phytochemical and Mazumder R, Mediratta T, Mondal SC and
antimicrobial evaluations of some Mazumder A. 2000. Antimicrobial
medicinal plants of Nepal. potency of the leaf-stalk extract of
Khatmandu University Journal of Curcuma longa (LINN). Ancient
Science, Engineering and Science of Life. 20 (1-2): 92-96.
Technology. 1 (5): 49-54. Nahak, G. and Sahu, R.K. 2011. Evaluation
Fransworth, N.R. 1966. Biological and of antioxidant activity in ethanolic
phytochemical screening of plants. extracts of five curcuma species.
Journal of Pharmaceutical Science. International Research Journal of
55 (3): 225-276. Pharmacy. 2 (12): 243-248.
Fratianni, F., Nazzaro, F., Marandino, A., Naz, S., Jabeen, S., Ilyas, S., Manzoor, F.,
Fusco, M.R., Coppola, R., De Feo, V. Aslam, F. and Ali, A. 2010.
and De Martino, L. 2013.Biochemical Antibacterial activity of Curcuma
composition, antimicrobial activities, longa varieties against different
and anti-quorum-sensing activities of strains of bacteria. Pakistan Journal
ethanol and ethyl acetate extracts of Botany. 42 (1): 455-462.
from Hypericum connatum Lam. Negi, P.S., Jayaprakasha, G.K., Rao, L.J.M.
(Guttiferae). Journal of Medical and Sakariah, K.K. 1999.
Food. 16 (5): 454-459. Antibacterial activity of turmeric oil:
Ghasemzadeh, A., Azarifar, M., Soroodi, O. a by product from curcumin
and Jaafar, H.Z.E. 2012. Flavonoid manufacture. Journal of Agricultural

39
Fitofarmaka,Vol.5,No.1, Juni 2015 ISSN:2087-9164

and Food Chemistry. 47 (10): 4297- and plant derived compounds on


4300. bacteria. Ethnomedicine: A source of
Panpatil, V.V., Tattari, S., Kota, N., complementary therapeutics (ed.
Ningulkar, C. and Polasa, K. 2013. In Chattopadhyay D). 179-201.
vitro evaluation on antioxidant and Stoilova, I., Krastanov, A., Stoyanova, A.,
antimicrobial activity of spice Denev, P. and Gargova, S. 2007.
extracts of ginger, turmeric and Antioxidant activity of a ginger
garlic. Journal of Pharmacognosy extracts (Zingiber officinale). Food
and Phytochemistry. 2 (3): 143-148. Chemistry. 102 (3): 764-770.
Parveen, Z., Nawaz, S., Siddique, S. and Suhaj, M. 2006. Spice antioxidants isolation
Shahzad, K. 2013. Composition and and their antiradical activity: a
antimicrobial activity of the essential review. Journal of Food Composition
oil from leaves of Curcuma longa L. and Analysis. 19 (6-7): 531-537.
kasur variety. Indian Journal of Sunilson, J.A.J., Suraj, R., Rejitha, G.,
Pharmaceutical Sciences. 75 (1): Anandarajagopal, K., Kumari,
117-122. A.V.A.G. and Promwichit, P. 2009.
Pattaratanawadee, E., Rachtanapun, C., In vitro antimicrobial evaluation of
Wanchaitanawong, P. and Zingiber officinale, Curcuma longa
Mahakarnchanakul. 2006. and Alpinia galanga extracts as
Antimicrobial activity of spice natural food preservatives. American
extracts against pathogenic and Journal of Food Technology. 4 (5):
spoilage microorganisms. Kasetsart 192-200.
Journal: Natural Science. 40 (5): Tiwari, V., Shanker, R., Srivastava, J. and
159-165. Vanker, P.S. 2006. Change in
Rasooli, I., Rezaei, M.B. and Allameh, A. antioxidant activity of spices-turmeric
2006. Growth inhibition and and ginger on heat treatment.
morphological alterations of Electronic Journal of Environmental,
Aspergillus niger by essential oils Agriculture and Food Chemistry. 5
from Thymus eriocalyx and Thymus (2): 1313-1317.
x-porlock. Food Control. 17 (5): 359- Viji, G.S., Vasanthe, B. and Saresh, K. 2013.
364. Screening and antibacterial activity
Samsudin, S. and Panigoro, R. 2013. analysis of some important medicinal
Comparison of antioxidant activity plants. International Journal of
between decoction of dried Curcuma Innovation and Applied Studies. 2
longa L., and Curcuma xanthorrhiza (2): 146-152.
Roxb. rhizomes. International Yan, S.W. and Asmah, R. 2010. Comparison
Journal of Research in of total phenolic contents and
Phytochemistry Pharmacology. 3 (1): antioxidant activities of turmeric leaf,
27-30. pandan leaf and torch ginger flower.
Schelz, Z., Hohmann, J. and Molnar, J. 2010. International Food Research Journal.
Recent advances in research of 17 (2): 411-423.
antimicrobial effects of essential oils

40

Anda mungkin juga menyukai