Anda di halaman 1dari 9

Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences

Journal homepage: https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id

Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor


(Moringa oleifera Lam)

Nur Amiiroh Isyraqi, Dewi Rahmawati, Yurika Sastyarina *

Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia


Email: yurika@farmasi.unmul.ac.id

Abstract
Indonesia has a wide variety of plants that can be used as medicinal ingredients. Biodiversity in Indonesia has
a lot of potential as medicine so that it needs to be further explored regarding its properties for health. Moringa
(Moringa oleifera Lam) belongs to the genus Moringaceae. Moringa plants have been widely used by the
community as an herbal treatment to treat various diseases. The purpose of this study was to collect
information related to phytochemical compounds and pharmacological activities of moringa plants using
literature study methods. Literature search using appropriate keywords online using national and
international indexed databases for the last 10 years (2010 to 2020). Based on the 18 literature that has been
collected, the results obtained are chemical compounds identified in Moringa plants, including Alkaloids,
Flavonoids, Saponins, Triterpenoids, Tannins, and Steroids. While the pharmacological activities found in
moringa are antioxidant, anti-hyperuricemic, analgesic, anti-cancer, antihyperglycemic, anti-inflammatory,
antihyperlipidemic, and antimicrobial activities.

Keywords: Moringa oleifera Lam, phytochemical compounds, pharmacological activities

Abstrak
Indonesia memiliki beraneka ragam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
Keanekaragaman hayati di Indonesia banyak yang berpotensi sebagai obat sehingga perlu dieksplorasi lebih
lanjut mengenai khasiatnya untuk kesehatan. Kelor (Moringa oleifera Lam) termasuk kedalam genus
Moringaceae. Tanaman kelor telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan herbal untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi terkait
senyawa fitokimia dan aktivitas farmakologi dari tanaman kelor dengan menggunakan metode studi
literatur. Pencarian literatur menggunakan kata kunci yang sesuai secara online menggunakan database
terindeks nasional dan internasional selama 10 tahun terakhir (tahun 2010 hingga 2020). Berdasarkan 18
literatur yang telah dikumpulkan, diperoleh hasil yaitu senyawa kimia yang teridentifikasi pada tanaman

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 202


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

kelor, diantaranya Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Triterpenoid, Tanin, dan Steroid. Sedangkan aktivitas
farmakologi yang terdapat pada tanaman kelor yaitu aktivitas antioksidan, antihiperurisemia, analgesik,
antikanker, antihiperglikemia, antiinflamasi, antihiperlipidemia, dan antimikroba

Kata Kunci: Moringa oleifera, Skrining fitokimia, Aktivitas farmakologi

DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.426

dan lain-lain. Banyaknya manfaat kelor dalam


■ Pendahuluan
kehidupan manusia menjadikan kelor sebagai
Indonesia merupakan negara terbesar tumbuhan dengan julukan sebagai The Miracle
ketujuh yang memiliki 25% spesies tumbuhan Tree dan Amazing Tree [2]. Kelor mengandung
berbunga di dunia dengan jumlah spesies unsur zat gizi mikro seperti kalsium, beta karoten,
mencapai 20.000 spesies [1] Indonesia memiliki thiamin, riboflavin, niacin, zat besi, fosfor,
beraneka ragam tanaman yang dapat magnesium, seng, vitamin C [3].
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai Senyawa bioaktif yang terdapat pada kelor
pengobatan herbal. Keanekaragaman hayati di memyebabkan tanaman ini memiliki aktivitas
Indonesia banyak yang berpotensi sebagai obat farmakologis [3]. Telah banyak publikasi ilmiah
sehingga perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai yang membahas mengenai aktivitas dari tanaman
khasiatnya untuk kesehatan. Sejak zaman dahulu, kelor. Senyawa metabolit yang terdapat pada
masyarakat Indonesia telah memanfaatkan tanaman kelor diyakini dapat menimbulkan efek
tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan farmakologi yang diinginkan. Oleh karena itu,
ataupun mencegah berbagai macam penyakit. untuk mengetahui golongan senyawa metabolit
Pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan pada tanaman kelor, perlu dilakukan skrining
tanaman sebagai obat sebagian besar hanya fitokimia.
sebatas interaksi antara masyarakat dengan Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
lingkungannya [2]. Hingga saat ini, tanaman obat golongan senyawa metabolit sekunder yang
telah banyak digunakan dalam bidang kesehatan. terkandung dalam tanaman kelor beserta aktivitas
Sebagian besar masyarakat lebih memilih untuk farmakologinya secara in vitro maupun in vivo
memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat berdasarkan publikasi ilmiah sehingga dapat
dikarenakan mudah didapat serta dinilai lebih menjadi sumber informasi dalam penelitian dan
aman dibandingkan bahan sintetik. Salah satu pengembangan obat herbal.
tanaman yang sering digunakan yaitu kelor.
Kelor (Moringa oleifera Lam.) telah dikenal
oleh masyarakat dan banyak dimanfaatkan sebagai ■ Metode Penelitian
bahan pangan. Selain itu, kelor biasa digunakan Metode penelitian yang digunakan pada
sebagai pengobatan alternatif karena mudah penelitian ini yaitu studi literatur dengan
didapatkan dan jumlahnya banyak. Bagian yang mengumpulkan dan mengkaji jurnal secara
paling banyak dimanfaatkan yaitu bagian daun deskriptif mengenai skrining fitokimia dan
selain dari akar, kulit batang, biji, dan polong. aktivitas farmakologi tanaman kelor. Pencarian
Secara empiris, tanaman kelor digunakan sebagai literatur menggunakan kata kunci yang
pengobatan diabetes, asam urat, nyeri, inflamasi, berhubungan dengan artikel ini, seperti Moringa
oleifera Lam, kelor, skrining fitokimia, aktivitas

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 203


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

farmakologi secara online menggunakan database antiinflamasi, antihiperlipidemia, dan


terindeks nasional dan internasional selama 10 antimikroba.
tahun terakhir (tahun 2010 hingga 2020). Data Berdasarkan jurnal yang telah dikaji
yang diperoleh berupa data kuantitatif dan mengenai skrining fitokimia, diperoleh data pada
kualitatif. Selanjutnya data tersebut diuraikan tabel 1. Ekstrak etanol daun kelor terdapat
dalam bentuk narasi dan dilakukan penarikan golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
kesimpulan tanin, terpenoid, fenolik, steroid, dan kuinon.
Ekstrak etanol daun, kulit batang, akar, dan biji
terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan
■ Hasil dan Pembahasan
tanin. Tetapi pada tangkai, tidak terdapat senyawa
Skrining Fitokimia
flavonoid. Pada ekstrak aseton daun, tidak
Berdasarkan 18 literatur yang telah terdapat senyawa saponin dan terpenoid. Pada
dikumpulkan, diperoleh hasil yaitu senyawa kimia ekstrak etil asetat dan n-heksan daun kelor tidak
yang teridentifikasi pada tanaman kelor, terdapat senyawa tanin dan terpenoid.
diantaranya Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan
Terpenoid, Tanin, Steroid. Sedangkan aktivitas oleh beberapa faktor, yaitu tingkat kepolaran
farmakologi yang terdapat pada tanaman kelor pelarut, perbedaan sampel, perbedaan usia panen,
yaitu aktivitas antioksidan, antihiperurisemia, dan perbedaan letak geografis tanaman.
analgesik, antikanker, antihiperglikemia,

Tabel 1. Skrining Fitokimia


Senyawa
Pelarut Bagian tanaman Referensi
Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin Terpenoid Fenolik Steroid Kuinon
Metanol Daun + + + + + + [4]
Daun + + + + + [5]
Tangkai + - + + [6]
Biji + + + + + - [7]
Etanol Daun + + - + + + + [8]
Daun + + + +
Kulit batang + + + +
[9]
Akar + + + +
Biji + + + +
n-heksan Daun + - + - - +
[10]
Etil asetat Daun + + + - - +
Aseton Daun + + - + - + [11]

Tabel 2. Aktivitas Farmakologi


Aktivitas Bagian
Studi Ekstrak Metode Hasil Referensi
Farmakologi tanaman
Antimikroba In vitro Daun Etanol Difusi agar Diameter zona hambat yang [12]
didapat yaitu 13 mm pada bakteri
Escherichia coli dan 12 mm pada
bakteri Stapylococcus aureus
Biji Diameter zona hambat = [9]
Staphylococcus aureus (11 mm),
Escherichia coli (10 mm), Candida
albicans (9 mm) pada konsentrasi
100 mg/ml
Kulit Diameter zona hambat = Candida
pelindung albicans (11.7 mm) pada
(Pod) konsentrasi 100 mg/ml

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 204


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

Akar Diameter zona hambat = Candida


albicans (8.7 mm) pada konsentrasi
50 mg/ml
Daun Aktivitas antimikroba. Diameter
zona hambat = 12 mm pada
konsentrasi 50 mg/ml
Batang Aktivitas antimikroba. Diameter
zona hambat = 8 mm pada 50
mg/ml
Antioksidan In Vitro Daun Metanol DPPH dan ABTS Ekstrak metanol daun kelor [13]
menunjukkan nilai aktivitas paling
tinggi dengan nilai IC50 = 49,30

Etanol FRAP, dengan larutan Aktivitas antioksidan 7,923 [14]


pembanding asam askorbat mgAAE/g ekstrak
Anti hiperlipidemia In Vivo Daun Etanol 5 kelompok hewan uji, diberi Efek penurunan kolesterol terbaik [15]
perlakuan kontrol positif, pada konsentrasi 20,8 mg/ml.
pembanding, dan variasi
konsentrasi
Air 3 kelompok hewan uji, kontrol Tidak ada perbedaan yang [16]
positif, pembanding, dan signifikan pada level HDLtiga
variasi konsentrasi kelompok, kelompok kontrol
diabetes memiliki LDL lebih tinggi
secara signifikan (P> 0,05)
dibandingkan dengan kontrol
normal sedangkan tidak ada
perbedaan kadar LDL dari
kelompok yang diberi perlakuan
dan kelompok kontrol normal.
Anti inflamasi In Vivo Daun Etanol Rat hind paw edema dengan 5 Efek antiinflamasi terbaik yaitu 200 [17]
kelompok hewan uji, diberi mg/kgBB dibandingkan dosis 100,
perlakuan kontrol positif, 150 mg/kgBB, tetapi masih berada
pembanding, dan variasi dibawah Na- Diklofenak.
konsentrasi
Air Carrageenan induced paw Ekstrak air daun kelor dengan dosis [18]
edema model, Cotton pellet 200 mg / kg, p.o. menunjukkan efek
induced granuloma method, anti-inflamasi yang signifikan
Formaldehyde induced Paw
edema method
Anti kanker In Vitro Daun Etanol, metode MTS (3-(4,5- Ketiga ekstrak tersebut [19]
Fraksi dimethylthiazol-2-yl)-5-(3- menunjukkan aktivitas sitotoksik
etil carboxy methoxyphenyl)-2-(4- terhadap sel kanker payudara T47D
esetat, sulfophenyl)-2H-tetrazolium). yang ditunjukkan dengan nilai IC50
Fraksi n- ekstrak etanol 51,31 µg/mL, fraksi
heksana etil asetat 20,17 µg/mL dan fraksi n-
heksan 223,67 µg/mL.
Anti hiperglikemia In Vivo Daun Etanol Randomized post test only Derajat insulitis dan ekspresi insulin [20]
controlled group. 3 kelompok pankreas tikus pada kedua
tikus, diberi perlakuan kontrol kelompok perlakuan menunjukkan
positif dan 2 variasi dosis perbedaan bermakna dibanding
dengan kelompok kontrol (p<0,005)
Anti hiperurisemia In Vivo Daun Etanol 5 kelompok hewan uji, diberi Ekstrak etanol daun kelor memiliki [21]
perlakuan kontrol positif, potensi menurunkan kadar asam
pembanding, dan variasi urat tikus putih dengan dosis efektif
konsentrasi sebesar 70, 140 dan 280 mg/KgBB
post test only with control Pemberian daun kelor (Moringa [22]
group design. 5 kelompok oleifera) dalam berbagai dosis
hewan uji, diberi perlakuan mampu menurunkan kadar asam
kontrol positif, pembanding, urat serum dan TNF- yata
dan variasi konsentrasi pada tikus putih model
hiperurisemik. Penurunan paling
signifikan terjadi pada kelompok

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 205


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

yang diberi dosis 1200 mg / KgBW /


hari selama 7 hari
Analgesik In Vivo Daun Metanol Metode hot plate dengan Dosis 75 mg/kg bb memiliki [23]
rancangan split-plot dengan 5 kemampuan yang lebih baik
perlakuan dan 5 ulangan daripada meloksikam pada mencit
Etanol Randomized control study, aktivitas analgesik yang signifikan [24]
Metode hot plate (P <0,01) pada 100, 200, 400 mg / kg
dalam uji geliat yang diinduksi
asam asetat

Aktivitas Farmakologi pada jamur (Candida albicans). Hasil penelitian


menunjukkan adanya aktivitas terhadap kedua
1. Antimikroba
isolat bakteri tersebut. Staphylococcus aureus (16,3
Senyawa yang berperan sebagai antimikroba mm) dan Escherichia coli (14,0 mm) sensitif pada
pada kelor yaitu saponin, flavonoid, tanin, dan konsentrasi 100 mg/ml, tetapi tidak sensitif pada
alkaloid. Saponin merupakan golongan senyawa konsentrasi 25 mg/ml yang digunakan.
glikosida yang berfungsi sebagai menyimpan Sedangkan penelitian Dima, et al (2016)
karbohidrat. Mekanisme saponin sebagai secara in vitro membuktikan bahwa ekstrak daun
antimikroba yaitu dengan menurunkan tegangan kelor memiliki aktivitas antibakteri terhadap
permukaan dinding sel bakteri sehingga bakteri S.aureus dan E.coli. Kadar Hambat
mengakibatkan naiknya permeabilitas sel, Minimum (KHM) pada bakteri Escherichia coli
sehingga senyawa intraseluler akan keluar [25]. sebesar 12 mm dan pada bakteri Staphylococcus
Mekanisme flavonoid dan tanin yaitu aureus sebesar 11 mm.
menyebabkan kerusakan permeabilitas dinding sel
2. Antioksidan
bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil
interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri Antioksidan merupakan substansi yang
sehingga dapat melarutkan kompleks protein dapat melawan radikal bebas [28]. Senyawa yang
ekstraseluler [26]. Sedangkan mekanisme alkaloid berperan sebagai antioksidan yaitu flavonoid.
yaitu mengganggu komponen penyusun Mekanisme flavonoid sebagai antioksidan yaitu
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dengan menangkap radikal bebas secara langsung
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan serta mencegah regenerasi radikal bebas yang
menyebabkan kematian sel tersebut [27]. dapat merusak jaringan tubuh [29].
Penelitian Abdulkadir, et al (2015) secara in Penelitian Maryam, et al (2015) secara in
vitro membuktikan bahwa ekstrak etanol biji, vitro membuktikan aktivitas antioksidan ekstrak
polong, dan akar kelor dapat menghambat etanol daun kelor menggunakan metode FRAP
pertumbuhan Candida albicans. Ekstrak polong (Ferric Reducing Antioxidant Power) dengan
menunjukkan aktivitas pada isolat jamur (11,7 larutan pembanding asam askorbat diperoleh
mm) pada konsentrasi 100 mg/ml, sedangkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kelor
ekstrak akar aktif (8,7 mm) pada konsentrasi lebih (Moringa oleifera Lam.) sebesar 7,923 mgAAE/g
rendah yaitu 50 mg/ml. Zona hambatan (13,7 ekstrak. Prinsip dari uji FRAP adalah reaksi
mm) kontrol positif ketokonazol 20 mg/ml tidak transfer elektron dari antioksidan ke senyawa Fe3+-
berbeda jauh dengan ekstrak. Hal ini TPTZ. Senyawa Fe3+- TPTZ sendiri mewakili
menunjukkan bahwa ekstrak polong akan senyawa oksidator yang mungkin terdapat dalam
memiliki aktivitas yang lebih besar jika tubuh dan dapat merusak sel-sel.
dimurnikan. Ekstrak etanol daun Moringa oleifera Sedangkan penelitian Fitriana, et al (2019)
memiliki aktivitas spektrum terluas pada bakteri secara in vitro menggunakan metode DPPH (2,2-
uji (S.aureus dan E.coli) tetapi tidak ada aktivitas Diphenyl-1-pycrylhydrazyl) dan ABTS (2,2-

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 206


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

azinobiz(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonate). untuk sekresi IL-1 pada platelet. Sedangkan


Ekstrak metanol daun kelor menunjukkan nilai mekanisme saponin yaitu menghambat
aktivitas paling tinggi dengan nilai IC50 = 49,30 terlepasnya zat proinflamasi yang distimulasi oleh
LPS [25]. Mekanisme saponin yaitu menghambat
pada uji ABTS. kenaikan permeabilitas vaskular serta
3. Antihiperlipidemia menghambat pembentukan eskudat [30].
Mekanisme flavonoid sebagai antiinflamasi yaitu
Senyawa yang berperan sebagai menghambat metabolisme asam arakidonat dan
antihiperlipidemia pada kelor yaitu tanin, sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel
saponin, dan flavonoid. Mekanisme tanin dalam endotelial [31]
menghambat biosintesis kolesterol yaitu dengan Penelitian Simorangkir, et al (2020) secara in
menurunkan absorbsi kolesterol diet, vivo menunjukkan bahwa efek antiinflamasi
menurunkan kadar kolesterol serum, dan terbaik ekstrak etanol daun kelor yaitu 200
meningkatkan sekresi asam empedu. Mekanisme mg/kgBB dibandingkan dosis 100, 150 mg/kgBB,
saponin dengan mencegah reabsorbsi dan tetapi masih berada dibawah Na-diklofenak.
meningkatkan sekresi kolesterol, karena saponin Sedangkan penelitian Mittal, et al (2017)
dan kolesterol memiliki reseptor yang sama
secara in vivo bahwa ekstrak air daun kelor
sehingga terjadi kompetisi reseptor, sehingga
dengan dosis 200 mg/kg, p.o. menunjukkan efek
mempengaruhi biosintesis kolesterol di hati.
anti-inflamasi yang signifikan.
Sedangkan flavonoid menurunkan aktivitas dari
enzim HMG-CoA reduktase, dengan menurunkan 5. Antikanker
sekresi Apo B dalam hepatosit, menurunkan Senyawa yang berperan sebagai antikanker
aktivitas enzim Acyl-CoA kolestrol yaitu flavonoid. Mekanisme flavonoid dalam
Acyltransferase, sehingga menurunkan absorbsi menghambat sel kanker yaitu sebagai antioksidan
kolesterol di saluran pencernaan dengan menginaktivasi radikal oksigen,
Penelitian Pratiwi, et al (2015) secara in vivo menghambat proliferasi sel, menghambat oksidasi
membuktikan terdapat efek penurunan kolesterol DNA, menghambat angiogenesis, serta
terbaik pada konsentrasi 20,8 mg/ml, semua menghambat peroksidasi lipid, [19].
konsentrasi yaitu 5,2 mg/ml, 10,4 mg/ml, dan 20,8 Penelitain Gaffar, et al (2018) secara in vitro
mg/ml menunjukkan efek menurunkan kadar menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi etil
kolesterol secara nyata berdasarkan perbandingan esetat, dan fraksi n-heksana menggunakan metode
dengan kontrol negatif. MTS (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-
Sedangkan penelitian Oyedepo, et al (2013) carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H
secara in vivo menunjukkan tidak ada perbedaan tetrazolium) menunjukkan adanya aktivitas
yang signifikan pada level HDL tiga kelompok, sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D
kelompok kontrol diabetes memiliki LDL lebih yang ditunjukkan dengan nilai IC50 ekstrak etanol
tinggi secara signifikan (P> 0,05) dibandingkan 51,31 µg/mL, fraksi etil asetat 20,17 µg/mL dan
dengan kontrol normal sedangkan tidak ada fraksi n-heksan 223,67 µg/mL.
perbedaan kadar LDL dari kelompok yang diberi Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
perlakuan dan kelompok kontrol normal. mekanisme sitotoksisitas fraksi etil asetat terhadap
4. Antiinflamasi sel T47D, karena sel T47D merupakan sel kanker
payudara dengan genotip p53 termutasi. Sehingga
Senyawa yang berperan sebagai antiinflamasi
perlu dikaji lebih mendalam mengenai potensi
pada kelor yaitu flavonoid, tanin, alkaloid, dan
penggunaan fraksi etil asetat daun M. oleifera [19].
saponin. Mekanisme alkaloid yaitu menekan sel
mast mengeluarkan histamin, menekan monosit

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 207


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

6. Antihiperglikemia Penelitian Muthmainnah et al (2018) secara


Senyawa yang memiliki efek hipoglikemik in vivo menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
yaitu flavonoid. Senyawa flavonoid dapat kelor dosis 75 mg/kg bb memiliki kemampuan
menurunkan kadar glukosa darah dengan yang lebih baik daripada meloksikam pada
mekanismenya sebagai antioksidan. Selain itu, mencit.
Flavonoid dapat meningkatkan sensitivitas insulin Sedangkan penelitian Bhattacharya et al
serta bersifat pro (2014) secara in vivo menunjukkan bahwa ekstrak
sebagai penghasil insulin [32]. etanol daun kelor memiliki aktivitas analgesik
Penelitian Sulistyorini et al, (2015) secara in yang signifikan (P <0,01) pada 100, 200, 400
vivo yaitu diperoleh hasil derajat insulitis dan mg/kg dalam uji geliat yang diinduksi asam asetat.
ekspresi insulin pankreas tikus pada kedua
kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan ■ Kesimpulan
bermakna dibanding dengan kelompok kontrol
Berdasarkan studi literatur yang telah
(p<0,005) [20].
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
7. Antihiperurisemia 1. Senyawa kimia yang teridentifikasi pada
Enzim xantin oksidase merupakan enzim tanaman kelor, diantaranya Alkaloid,
yang berperan sebagai katalis hidroksilasi Flavonoid, Saponin, Triterpenoid, Tanin, dan
hipoxantin menjadi xantin, kemudian xantin Steroid.
menjadi asam urat. Senyawa flavonoid diduga 2. Aktivitas farmakologi yang terdapat pada
memiliki aktivitas inhibitor enzim xantin oksidase tanaman kelor yaitu aktivitas antioksidan,
sehingga berpotensi menurunkan asam urat [33]. antihiperurisemia, analgesik, antikanker,
Penelitian Putra, et al (2019) secara in vivo antihiperglikemia, antiinflamasi,
membuktikan bahwa ekstrak etanol daun kelor antihiperlipidemia, dan antimikroba.
memiliki potensi menurunkan kadar asam urat
tikus putih dengan dosis efektif sebesar 70, 140 ■ Daftar Pustaka
dan 280 mg/KgBB menggunakan 5 kelompok
[1] C. Kusmana and A. Hikmat. 2015.The Biodiversity
hewan uji, diberi perlakuan kontrol positif, of Flora in Indonesia. Journal of Natural Resources
pembanding, dan variasi konsentrasi. and Environmental Management. vol. 5. no. 2. pp.
Sedangkan penelitian Pribadi, et al (2019) 187 198.
secara in vivo membuktikan bahwa pemberian [2] E. C. Purba. 2020. Kelor (Moringa oleifera Lam.):
daun kelor (Moringa oleifera) dalam berbagai Pemanfaatan Dan Bioaktivitas. Jurnal Pro-Life. vol.
dosis mampu menurunkan kadar asam urat serum 7. no. 1. pp. 1 12.
dan TNF- [3] S. Aminah, T. Ramdhan, and M. Yanis. 2015.
hiperurisemik. Penurunan paling signifikan Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman
Kelor (M oringa oleifera). Buletin Pertanian
terjadi pada kelompok yang diberi dosis 1200
Perkotaan. vol. 5. no. 30. pp. 35 44.
mg/KgBW/hari selama 7 hari.
[4] L. F. Tulus, S. Sunarty, dan F. A. Souhoka.
8. Analgesik 2019.Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam) Sebagai Antioksidan Pada Minyak
Senyawa yang berperan sebagai analgesik
Kelapa. Molluca Journal of Chemistry. vol. 9. no.
pada daun kelor yaitu flavonoid, dengan
September. pp. 18 30.
mekanisme kerja menghambat enzim [5] C. Wasonowati, E. Sulistyaningsih, D. Indradewa,
siklooksigenase sehingga mengurangi produksi dan B. Kurniasih. 2019.Analisis Fitokimia Ekstrak
prostaglandin dan mengakibatkan berkurangnya Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) di Madura.
rasa nyeri [34]. Prosiding Seminar Nasional Sumber daya Lokal).
vol. 2. no. 9. pp. 421 427.

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 208


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

[6] C. Kirana dan Y. K. A. Mbulang. 2018. Analisis Moringa oleifera in Alloxan Induced Diabetic Rats.
Fitokimia Ekstrak Tangkai Daun Kelor (Moringa International Journal of Biochemistry Research &
oleifera). Chmk Pharmaceutical Scientific Journal. Review. vol. 3. no. 3. pp. 162 170.
vol. 1. pp. 2 4. [17] D. Simorangkir, J. Hutagalung, dan P. Tarigan.
[7] T. O. Ajibade, R. Arowolo, and F. O. Olayemi. 2020. Uji aktivitas inflamasi ekstrak etanol daun
2013. Phytochemical screening and toxicity studies kelor (Moringa oleifera L .) terhadap tikus jantan (
on the methanol extract of the seeds of Moringa Galur wistar ). Jurnal Penelitian Farmasi Herba.
oleifera. Journal Complementary Integrative vol. 2. no. 2.
Medicine. vol. 10. no. 1. pp. 1 6. [18] A. Mittal et al., 2017. An experimental study to
[8] A. Agung et al. 2016. Identifikasi Senyawa Kimia evaluate the anti-inflammatory effect of Moringa
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L ) di oleifera leaves in animal models. International
Bali. Indonesia Medicus Veterinus Oktober. vol. 5. Journal of Basic & Clinical Pharmacology. vol. 6.
no. 5. pp. 464 473. no. 2. p. 452.
[9] I. S. Abdulkadir, I. A. Nasir, A. Sofowora, F. [19] S. Gaffar, R. Apriani, dan T. Herlina. 2018.
Yahaya, A. A. Ahmad, and I. A. Hassan. 2015. Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol, Fraksi Etil
Phytochemical Screening and Antimicrobial Asetat dan n-heksana Daun Kelor (Moringa
Activities of Ethanolic Extracts of Moringa oleifera oleifera) Terhadap Sel Kanker Payudara T47D.
Lam on Isolates of Some Pathogens. Journal of ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia. vol. 14. no. 2.
Applied Pharmacy. vol. 7. no. 4. p. 302.
[10] Tutik, I. N. A. Dwipayana, dan V. Elsyana. 2018. [20] R. Sulistyorini et al. 2015. Effect of Ethanol Extract
Identifikasi dan Perbandingan Aktivitas of Moringa oleifera Leaves on Insulin Expression
Antioksidan Ekstrak Daun Kelor pada Variasi and Insulitis in Diabetes Mellitus Rats. Jurnal
Pelarut dengan Metode DPPH. Jurnal Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. vol.
Malahayati. vol. 1. no. 2. pp. 80 87. 47. no. 22. pp. 69 76.
[11] N. W. M. Komang Mirah Meigaria, I Wayan [21] B. Putra, R. N. Azizah, dan A. Clara. 2019. Potensi
Mudianta. 2016. Skrining Fitokimia dan Uji Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Aseton Daun Kelor dalam Menurunkan Kadar Asam Urat Tikus Putih.
(Moringa oleifera). Jurnal Wahana Matematika ad- . vol.
dan Sains. vol. 10. no. 2. pp. 1 11. 2. no. 2. pp. 63 69.
[12] L. L. R. H. Dima dan W. A. Lolo. 2016. Uji [22] F. Wahyu Pribadi and C. Widiartini. 2019. The
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor Effect of Kelor Leaves (Moringa oleifera) Ethanol
(Moringa oleifera L.) Terhadap Bakteri Escherichia Extract on Serum Uric Acid and Tumor Necrosis
Coli Dan Staphylococcus Aureus, Pharmacon. vol. Factor-
5. no. 2. pp. 282 289. norvegicus). IOP Conference Series: Earth and
[13] W. D. Fitriana, T. Ersam, K. Shimizu, and S. Environmental Science. vol. 406. no. 1.
Fatmawati. 2016.Antioxidant Activity of Moringa [23] N. Muthmainnah, R. Rinidar. 2018. Kemampuan
oleifera Extracts. Indonesian Journal of Chemistry. Analgesik Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa
vol. 16. no. 3. pp. 297 301. oleifera) Pada Mencit (Mus musculus) yang Diberi
[14] S. Maryam, M. Baits, A. Nadia. 2015. Pengukuran Rangsangan Panas Pada Telapak Kaki. Jurnal
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kelor Ilmiah Mahasiswa Veteriner. vol. 2. no. 3. pp. 396
(Moringa oleifera Lam.) Menggunakan Metode 401.
FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power). Jurnal [24] [A. Bhattacharya, S. Kumar, S. Mishra, S. Patnaik,
Fitofarmaka Indonesia. vol. 2. no. 2. P. Sahu, and D. Agrawal. 2014. Analgesic effect of
[15] A. N. Pratiwi dan A. Rauf. 2015. Uji Efektivitas ethanolic leaf extract of Moringa oleifera on albino
Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L) mice. Indian Journal of Pain. vol. 28. no. 2. p. 89.
Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Pada [25] Robinson. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan
Mencit (Mus musculus) Jantan. Jurusan Farmasi Obat Tinggi. Diterjemahkan Oleh Kokasih
Fakultas Ilmu Kesehatan. vol. 2. no. 3. pp. 115 120. Padmawinata.
[16] T. Oyedepo. 2013. Evaluation of Anti- [26] A. J. Cushnie, T.P.Tim. Lamb. 2005.
hyperlipidemic Effect of Aqueous Leaves Extract of Amtimicrobial Activity of Flavonoids.

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 209


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020
Studi Literatur: Skrining Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam)

International Journal of Antimicrobial Agents. vol. (Piper crocatum Ruiz &Pav ) Pada Tikus Putih..
2. no. 6. pp. 343 356. Majalah Obat Tradisional. vol. 16. no. 1.
[27] Ajizah. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium [31] Kurniawati. 2005. Uji Aktivitas Anti Inflamasi
Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L., Ekstrak Metanol Graptophyllum griff Pada Tikus
Journal Bioscientie. vol. 1. no. 1. pp. 31 38. Putih.. Majalah Kedokteran Gigi Edisi Khusus
[28] Boxin et al. 2002. Analysis of Antioxidant Temu Ilmiah Nasional IV.
Activities of Common Vegetables Employing [32] Panjuantiningrum. 2010. Pengaruh Pemberian
Oxygen Radical Absorbance Capacity (ORAC) and Buah Naga Merah (H.Polyrhizus) Terhadap Kadar
Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi
Assays. Journal Agricultural and Food Chemistry. Aloksan. Skripsi.
vol. 5. pp. 223 228. [33] A. N. Malaya. 2017. Potensi Ekstrak Tanaman
[29] B. Akhlaghi M. 46. 2009. Review Article: Terhadap Pengujian Xantin Oksidase Secara In
Mechanisms of Flavonoid Protection Against Vitro. Jurnal Farmaka. vol. 15. no. 1.
Myocardial Ischemia-Reperfusion Injury. Journal [34] Gunawan. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi).
Molecullar and Cellular Cardiology. vol. Jakarta: Penebar Swadaya.
[30] A. L. W. S. M. dan N. Fitriyani. 2011. Uji
Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

12th Proc. Mul. Pharm. Conf. 2020. 210


e-ISSN: 2614-4778
11-12 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai