Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

OBJEK 1

FOLIUM

“FOLIUM”

OLEH:

NAMA : JOYCE ARTHA ROSLINA SIREGAR

NO BP : 1911012027

HARI/TANGGAL : SELASA/16 FEBRUARI 2021

SHIFT/ KELOMPOK : 2/5

REKAN KERJA : - Resna Rerita 1911011031

-Sintia Rahmi Putri 1911012021

-Muhammad Afif Baihaqiqi 1911012031

-Chyntia Bella Andrelva 1911013009

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
FOLIUM

I.Tujuan

1. Mengenal secara mikroskopis morfologi simplisia dengan baik yang


berasal dari tumbuhan Orthosiphonis folium, Nicotianae folium, Psidii
Folium, dan syzygii folium

2. Mengenal lebih jauh struktur sel dan tipe jaringan secara mikroskopis
terutama simplisia yang berasal dari tanaman orthosiphonis folium,
Nicotianae folium, Psidii Folium, Syzygii folium, sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman untuk identifikasi serbuk simplisia

II.Tinjauan Pustaka

Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah,


dimana keanekaragaman hayati yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku obat modern dan tradisional. Masyarakat Indonesia mengenal dan
menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk
menanggulangi berbagai masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan
formal dan obat-obatan modern menyentuh lapisan masyarakat. Pemanfaatan
tumbuhan obat di Indonesia secara tradisional semakin disukai karena efek
samping lebih kecil dari obat yang dibuat secara sintesis. Penggunaan tumbuhan
obat di masyarakat terutama untuk mencegah penyakit, menjaga kesegaran tubuh
maupun mengobati penyakit .(1)

Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia


sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam
definisi Fluckiger. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum
Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan
organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian
setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan
dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh : Chloramphenicol dapat dibuat secara
sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan
Streptomyces venezuela.(2)
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk
pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Pengeringan dapat dilakukan
dengan penjemuran di bawah sinar matahari, diangin-angin, atau menggunakan
oven, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan dengan oven tidak lebih dari 60°.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji
khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk
menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang
disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.(3)

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagaian lain pada tumbuhan. Bagian
batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang. Tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun
dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat
warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna
hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-
tumbuhan nampak hijau pula.(4)

Mengamati daun harus dilihat beberapa bagian atau beberapa karakter


utama dari daun tersebut yaitu : kedudukan daun pada batang, bagian-bagian/
organ pokok daun, organ tambahan, bentuk umum lembaran daun atau circum
scriptio , bagian ujung daun atau apex, bagian pangkal daun atau basis,
pertulangan daun atau nervatio, pinggir daun atau margo, daun majemuk, dan
daun penumpu/pelindung atau stipula.(4)

Di Indonesia jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat,


salah satunya adalah tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Bl) Miq.)
dari familia Lamiaceae. Daun kumis kucing mengandung senyawa kimia yang
mempunyai daya hambat antibakteri yaitu, alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol,
saponin . Tanaman yang termasuk dari suku Lamiaceae ini banyak digunakan
untuk mengobati penyakit seperti edema, hepatitis, penyakit kuning, hipertensi,
diabetes mellitus, rematik, influenza dan lain-lain.(5)
Daun tembakau mengandung bahan aktif, bahan aktif tersebut antara lain
golongan fenol berupa flavonoid, golongan alkaloid berupa nikotin golongan
saponin berupa steroid dan juga mengandung golongan minyak atsiri berupa
terpenoid.(6)

Tanaman ini mempunyai ciri khas dan mutu tembakau berbeda


dipengaruhi aspek lingkungan dan proses budidaya yang dilakukan petani.
Kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi dan mutu tembakau
antara lain adalah kondisi sifat fisika-kimia tanah, temperatur dan kelembaban di
sekitar perkebunan, tekstur, kelembaban tanah, dan curah hujan serta elevasi
tanah. Kadar nikotin bermacam macam tergatung pada beberapa faktor
diantaranya: varietas tembakau, posisi daun, dan teknik budidaya tanaman. Faktor
perbedaan elevasi tempat budidaya tembakau mempengaruhi produksi dan kadar
nikotin tembakau yang dihasilkan.Unsur lingkungan yang mempengaruhi kadar
nikotin adalah elevasi tempat kelembaban udara, kelembaban relatif.Faktor lain
yang berpengaruh terhadap kadar nikotin antara lain tipe tanah, ketinggian tempat,
kerapatan populasi tanaman, dosis pupuk, dan jenis lahan.(7)

Tanaman jambu biji atau Psidium guajava L. termasuk family Myrtaceae,


banyak tumbuh di tanah air kita.Daun jambu biji mengandung minyak lemak 6%
dan minyak atsiri 0,4%, damar 3%, tanin 9% dan lain-lain (Kartasapoetra, 1996).
Daun jambu biji juga mengandung zat lain selain tanin, seperti asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan vitamin.(4)

Jambu biji (Psidium guajava Linn) adalah salah satu tanaman bagian
tubuhnya banyak dapat dimanfaatkan. Bagian dari tanaman ini digunakan untuk
berbagai keperluan adalah kulit batang, daun, dan buahnya. Di dalam buah, daun
dan kulit batang jambu biji mengandung tanin, sedangkan pada bunganya tidak
mengandung banyak tanin. Selain mengandung tanin, daun jambu biji juga
terdapat minyak atsiri yang sebaik dengan flavonoid, asam ursolat, asam psidiolat,
asam kratogolat, asam olenolat, asam guajaverin, vitamin, dan bahan aktif lainnya
yang memiliki daya aktivitas antibakteri yang tinggi. Ekstrak dari daun jambu biji
terbukti memiliki daya menghambat dan mematikan bakteri patogen, seperti
Escherichia coli, Salmonella.(8)
Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah salah jenis satu tanaman yang
mempunyai manfaat untuk kesehatan salah satunya sebagai antihipertensi . Daun
salam mengandung senyawa berupa senyawa flavonoid, minyak atsiri, tannin,
sitral, eugenol, seskuiterpen, triterpenoid, saponin, dan lakton . Kandungan
senyawa flavonoid pada daun salam pada dosis tertentu efektif digunakan untuk
menurunkan terjadinya hipertensi, menurunkan kadar kolesterol pada tubuh,
menurunkan kadar gula dalam darah, dan menurunkan kadar asam urat . (2)
III. Prosedur Kerja

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Gelas objek

2. Gelas penutup

3. Spiritus

4. Kertas saring

5. Pipet tetes

6. Mikroskop

3.1.2 Bahan

1. Sampel simplisia

2. Larutan kloralhidrat (50 gram dalam 20 ml air suling)

3.2 Cara Kerja

1. Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat (50 gram kloralhidrat dalam 20 ml air suling).

2. Dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan sampai mendidih).

3. Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih.
Jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring.

4. Setelah dingin dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila
perlu dilihat dengan perbesaran kuat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Yulianti R, Nugraha DA, Nurdianti L. FORMULASI SEDIAAN SABUN


MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon
aristatus (Bl) Miq.). Kartika J Ilm Farm. 2015;3(2):1–11.

2. RI DK, Pemberdayaan BPD, Kesehatan SDM, Pusdiknakes.


FARMAKOGNOSI. 1st ed. Dra. Sri Hartati, Apt. D, editor. Jakarta: RI,
Departemen Kesehatan Pemberdayaan, Badan Pengembangan Dan
Kesehatan, Sumber Daya Manusia Pusdiknakes; 2004.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia


Edisi I. Farmakop Herb Indones. 2008;1–221.

4. Rivai H, Putriani L. KARAKTERISASI FLAVONOID ANTIOKSIDAN


DARI DAUN JAMBU BIJI ( Psidium guajava L .). J Farm Higea.
2010;2(2):127–36.

5. Surahmaida S, Umarudin U, Junairiah J. Senyawa Bioaktif Daun Kumis


Kucing (Orthosiphon stamineus). J Kim Ris. 2019;4(1):81.

6. Affairs R, Except M, Patankar PM and S, SEER, Implementation U,


Variable C, et al. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK DAUN
TEMBAKAU (Nicotiana Tabacum L.) YANG BERASAL DARI DESA
CABBENGE KABUPATEN SOPPENG. Univ Islam NEGERI
ALAUDDIN [Internet]. 2018;(April). Available from:
papers2://publication/uuid/512EBCE8-D635-4348-A67D-22DD52988F4C

7. Handayani SW, Prastowo D, Boesri H, Oktsariyanti A, Joharina AS.


Efektivitas Ekstrak Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L) dari Semarang,
Temanggung, dan Kendal Sebagai Larvasida Aedes aegypti L. Balaba J
Litbang Pengendali Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2018;23–
30.

8. Savira F, Suharsono Y. Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium


Guajava Linn) Dan Ekstrak daun Teh Hijau (Camelia Sinensis) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro Dan Perbandingannya Dengan
Kotrimoksazol. J Chem Inf Model. 2013;01(01):1689–99.
OBJEK PRATIKUM

1. Orthosiphonis folium (Daun Kumis Kucing)

A. Gambar Makroskopis

Bentuk daun : bentuk bulat telur

Dasar daun : membulat sampai runcing

Ujung daun : runcing sampai meruncing.

Pinggir daun : beringgit sampai bergerigi tajam.

B. Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada daun kumis kucing adalah flavonoid, polifenol glikosida,
minyak atsiri, dan kalium dalam jumlah besar. Kandungan metabolit sekunder
utama pada kumis kucing adalah sinensetin, asam rosmarinat, dan eupatorin

C. Khasiat dan Penggunaan

Menyembuhkan infeksi saluran kemih, mengobati gangguan ginjal, atasi


rematik,meredakan batuk, mengibati gusi bengkak, mengontrol kadar gula darah,
menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi gatal karena alergi,membantu
proses detoksifikasi, dan anti jamur.

2. Nicotianae olium (Daun Tembakau)

A. Gambar Makroskopis
Bentuk daun : bulat telur

Dasar daun : runcing

Ujung daun : runcing

Pinggir daun : rata

B. Kandungan Kimia

Kandungan kimia daun tembakau meliputi alkaloid, saponin, flavonoid, dan


polifenol..

C. Khasiat dan Penggunaan

Menenangkan radang kulit dan mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa sakit pada
gigi.

3. Psidii folium (Daun Jambu Biji)

A. Gambar Makroskopis

Bentuk daun : bulat memanjang

Dasar daun : bulat sampai rata

Ujung daun : runcing sampai meruncing

Pinggir daun : rata

B. Kandungan Kimia

Daun jambu biji mengandung minyak atsiri, seperti 𝛼-pinene, 𝛽-pinene,


limoneme, mentol, terpenil acetat dan eugenol, triterpenoids, tannin, serta
flavonoid terutama kuersetin.

C. Khasiat dan Penggunaan


Mengobati diare, menurunkan kolesterol, mengontrol diabetes, mengobati
penyakit gusi, menyembuhkan demam berdarah, dan meningkatkan kesehatan
kulit dan rambut.

4. Syzigii polyantha folium (Daun Salam)

A. Gambar Makroskopis

Bentuk daun : jorong memanjang

Dasar daun : runcing

Ujung daun : runcing

Pinggir daun : Rata

B. Kandungan Kimia

Daun salam mengandung flavonoid, minyak atsiri, seskuiterpen, triterpenoid,


fenol, steroid, sitral, lakton, saponin, karbohidrat, selenium. Vitamin yang
terkandung dalam daun salam, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin E berfungsi
sebagai antioksidan. Daun salam juga mengandung tannin, saponin, dan niacin
yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Daun salam
diperkirakan mengandung essensial oil sekitar 17 % dengan kandungan utama
eugenol dan methyl chavicol.

C. Khasiat dan Penggunaan

Membantu atasi penyakit pernapasan, mengatur kelebihan gula atau diabetes,


membuat sistem pencernaan lebih sehat, menjaga sistem kekebalan tubuh,
membantu menjaga kesehatan mata, dan mengurangi gejala penyakit asam urat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai