2017 / 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan sering kali menyebabkan
kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba).
Di Amerika serikat, insiden diseentri amoeba mencapai 1-5 % sedangkan disentri
basiler dilaporkan kurang dari 500.000kasus tiap tahunnya. Sedangkan kejadian
disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk
disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat menderita disentri
basiler.
WHO menyebutkan bahwa sekitar 15 persen dari seluruh kejadian diare pada anak
di bawah usia 5 tahun adalah disentri. Adapun hasil survei evaluasi di Indonesia pada
tahun 1989-1990 juga menunjukkan angka kejadian yang sama. Disentri menjadi
penyebab panting pada kesehatan dan kematian yang dikaitkan dengan diare.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang manfaat apa
saja yang dapat kita peroleh dari tanaman untuk kesehatan, itu dikarenakan
masyarakat lebih mengenal obat obatan dari bahan kimia, baik karena anjuran dari
resep dokter.Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat adalah
Acalypha indica. Tanaman herba ini secara tradisional sudah dimanfaatkan untuk
pengobatan disentri, malnutrisi, mimisan, muntah darah, berak darah, kencing darah
dan malaria. Namun penggunaannya sebagai tanaman obat masih terbatas pada
pengobatan tradisional dalam bentuk air rebusan, belum sampai pada tanaman obat
modern yang memang terbukti secara farmakologis karena adanya kandungan bioaktif
tertentu.
Penelitian Acalypha sebenarnya mulai dilakukan di India sejak tahun 1979,
namun itu masih terbatas pada potensinya sebagai antifungi. Namun sepanjang kurun
waktu yang lama, penelitian mengenai tanaman ini tidak banyak mengalami
kemajuan. Mulai 2005, baru muncul beberapa penelitian lain terkait potensi lain dari
Acalypha seperti aktivitas antimikroba, anti asam urat, antidiabetes, sumber nutrisi,
dan antioksidan.
1.3 TUJUAN
1. Menyetahui apa itu peyakit disentri dan obat yang dapat mengobati penyakit
disentri
2. Mengetahui senyawa yang terkandung dalam Tanaman Anting-anting sebagai
obat disentri serta cara identifikasi senyawa obatnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DISENTRI
Disentri berasal dari bahasa yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus),
yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah.
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut
dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir
dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan
tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai
sindroma disentri, yakni :
1. Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,
2. Berak-berak, dan
3. Tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman
penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.
Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan
diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.
Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Zaman Mesir
kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan
Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir
kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal.
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu.
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku
obat (precursor).
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat.
BAB III
PEMBAHAHASAN
Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica L.)
Gambar 1 Habitus dan bunga tanaman Acalypha indica. Bar putih menunjukkan skala 1
cm.
Morfologi Daun
Tanaman ini memiliki daun berbentuk bulat lonjong seperti lanset. Letak daun
berselang seling. Ujung dan pangkal daun berbentuk lancing. Dan pada bagian
pinggir daun bergerigi. Daun tanaman ini memiliki panjang 2,5 cm sampai
dengan 8 cm serta memiliki lebar 1,5cm sampai dengan 3,5 cm.
Morfologi Batang
Tanaman ini banyak tumbuh di pinggir jalan, di lereng gunung dan di lapangan
yang banyak rumputnya. Ketinggian tanaman anting anting berkisar 30 cm sampai
dengan 50 cm. Tanaman ini dapat bercabang dan memiliki garis kasar yang
mamanjang.
Morfologi Bunga
Bunga dari tanaman ini termasuk bunga yang memiliki kelamin tunggal dan
berumah satu. Bunga tanaman ini muncul dari ketiak daun yang berbentuk kecil
dalam rangkaian yang berupa malai.
Morfologi Buah
Buah dari tanaman ini berbentuk kecil dan berwarna hitam.
3.2 Senyawa yang terkandung
3. 3 Identifiksi Senyawa
Bahan : yang digunakan antara lain tanaman Acalypha indica, metanol, butanol,
asam asetat, HCl, akuades, kertas whatman no 1, kertas whatman no 3, dan amoniak.
Alat : yang digunakan antara lain oven, mortar porselen, blender kering, neraca
analitik, sentrifuse, tabung ependorf, bejana kromatografi, lampu UV (300 nm),
pengering rambut, termometer, alat-alat gelas, hot-plate, magnetic stirer, dan pipet
mikro.
Cara Kerja
Tanaman Acalypha terlebih dahulu dibersihkan dari tanah dipisahkan bagian akar,
batang, dan daunnya dibungkus terpisah dengan koran.
Sampel basah tersebut kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 40oC
selama 24-48 jam hingga kering sepenuhnya Setelah tanaman kering, masing-
masing bagian tadi (akar, batang, dan daun) dihancurkan menggunakan mortar atau
blender hingga berbentuk serbuk kering Simplisia yang telah dihasilkan kemudian
dimaserasi dengan etanol 70% panas 1:5 (b:v) selama 10 menit. Ekstrak yang
dihasilkan kemudian disaring menggunakan kertas saring.
Pengujian aktivitas ekstak daun ekor kucing dilakukan dengan cara memberikan
ekstrak heksana, etil asetat dan etanol daun ekor kucing. Dengan prosedur sebagai
berikut: Dipipet 0,1 mL suspensi bakteri uji dimasukkan ke dalam cawan petri.
Selanjutnya media nutrient agar (NA) dituang ke dalam cawan petri sebanyak 15
mL, kemudian dihomogenkan dan didiamkan hingga media memadat. Setelah media
padat diletakkan 5 kertas cakram berukuran 6mm dan diatur sedemikian rupa
sehingga terdapat daerah yang cukup untuk mengamati zona hambat yang terjadi.
Kertas cakram telah diresapkan ekstrak heksana (non polar), etil asetat (semi polar)
dan etanol (polar) pada konsentrasi 100%, kontrol positif dan kontrol negatif.
Kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37C selama 1x24 jam.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Salah satu tanaman yang dapat mengobati penyakit disentri yaitu Tanaman Ating-ating
(Acalypha indica L., dimana didalam nya mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid
merupakan metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antimikroba dan antivirus.
Dalam banyak kasus flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotic
dengan mengganggu fungsi dari mikroorgansme seperti bakteri atau virus.. Bagian
tanaman yang digunakan yaitu, dari ketiga organ utama tanaman anting-anting (akar, batang,
dan daun) memiliki distribusi kandungan senyawa yang berbeda-beda namun dengan kelas
yang hampir sama. Golongan flavonoid yang berhasil teridentifikasi dari ketiga organ antara
lain isoflavon, flavon, flavonol, flavanon, dihidroksiflavonol, khalkon, dan antosianidin.
Organ daun memiliki keragaman kelas flavonoid lebih banyak dibanding akar dan batang.
Kelompok flavon dan khalkon (senyawa acacetin dan 2,4-dihidroksi-khalkon)
menggunakan HPLC dengan senyawa acacetin dan 2,4-dihidroksi-khalkon standar. Jika
ternyata merupakan senyawa yang dimaksud, perlu dilakukan isolasi dan pemurnian senyawa
bioaktif tersebut. Senyawa murni yang diperoleh kemudian dapat diuji pada bakteri uji untuk
penghambatan mikroba dan aktivitas antioksidasi sebelum diujikan sebagai pengawet alami.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Downloads/139-574-1-PB.pdf
https://manfaatjahemerah.com/ciri-ciri-manfaat-dan-kandungan-daun-anting-
anting-untuk-kesehatan/
http://www.jamuin.com/2017/04/tanaman-obat-disentri-dan-diare.html
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 -
2493
file:///C:/Users/Asus/Downloads/139-574-1-PB.pdf