TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Taksonomi
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
5
6
merupakan tanaman asli kaki bukit Himalaya Asia Selatan, timur laut
Pakistan, bagian utara Bengala Barat di India dan timur laut Bangladesh.
dikenal sebagai horseradish tree, drumstick tree, dan mother’s best freind.
organisation, 2002).
naungan dan daerah bersalju ringan. Tanaman ini tetap mudah tumbuh
kering yang panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah
(Krisnandi, 2015)
2.1.3 Morfologi
Kelor termasuk jenis tanaman perdu yang dapat memiliki ketingginan batang
7 - 12 meter. Batang kelor termasuk jenis batang berkayu yang keras dan
dengan arah tumbuh tegak lurus ke atas (erectus). Arah percabangan kelor
(Krisnandi, 2015).
atas tangkai dan helaian saja. Bangun daunnya berbentuk bulat (orbicularis),
panjang 1 - 2 cm, lebar 1 - 2 cm, tipis, pangkal daunnya tidak bertoreh dan
(penninervis) dengan satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun. Kelor mempunyai tepi daun yang rata
(integer) dan helaian daunnya tipis dan lunak. Daun berwarna hijau tua
(Krisnandi, 2015)
panjang, kelopak bunga berwarna putih, memiliki aroma khas. Buah atau
dengan panjang 20 - 60 cm. Saat polong muda berwarna hijau setelah tua
Setiap bagian polong rata-rata berisi antara 12 dan 35 biji. Biji kelor
coklat kehitaman saat polong matang dan kering. Berat rata-rata per biji
Seratus gram daun kelor kering mengandung protein 9 kali lebih banyak
polifenol 8 kali lebih banyak dibanding wine merah, protein 2 kali lebih
kandungan zat besi 3 kali lebih banyak dibanding kacang almon, protein 3
kali lebih banyak dibanding telur, serat 4 kali lebih banyak dari oat, vitamin C
10 kali lebih banyak dibanding anggur, dan kandungan zat besi 25 kali lebih
(Bey, 2010)
Standar nutrisional hasil analisa daun Moringa olifera basah dan daun
Moringa oliefera kering per 100 gram disajikan dalam tabel berikut
Tabel 2.1 Kandungan Daun Moringa oleifera Basah dan Kering tiap 100 g
Kandungan Daun Basah Daun Kering
Karoten (vitamin A) 6.78 mg 18.9 mg
Thiamin (vitamin B) 0.06 mg 2.64 mg
Riboflavin (B2) 0.05 mg 20.5 mg
Niacin (B3) 0.8 mg 8.2 mg
Vitamin C 220 mg 17.3 mg
Vitamin E 190 mg 11,8 mg
Kalsium 440 mg 2,003 mg
Kalori 92 kal 205 kal
Karbohidrat 12.5 g 38.2 g
Tembaga 0.07 mg 0.57 mg
Lemak 1.70 g 2.3 g
Serat 0.90 g 19.2 g
Zat Besi 0.85 mg 28.2 mg
Magnesium 42 mg 368 mg
Fosfor 70 mg 204 mg
Pottasium 259 mg 1,324 mg
Protein 6.70 g 27.1 g
Zinc 0.16 mg 3.29 mg
(Bey, 2010)
batang dan tangkai Moringa oleifera yang tumbuh di Taiwan disajikan dalam
tabel berikut
pemutus rantai radikal peroksil. Fenol yang memiliki dua grup –OH,
atau struktur ikatan yang lain, juga dapat mengikat ion metal transisi
(terutama besi dan tembaga) dalam bentuk aktif yang tidak baik pada
awal reaksi radikal bebas. Kemampuan ikatan ini dapat diganggu oleh
posisi relatif dari grup –OH adalah hal penting dalam menentukan
berikut
12
2.1.4.2 Flavonoid
atom karbon dengan dua cincin benzena. Cincin benzena tersebut (C6)
(Sugrani, 2009)
ditemukan pada bagian daun, akar, kayu, kulit tepung sari, bunga dan
(Lutfiana, 2013).
2.1.4.3 Saponin
misalnya: terasa manis, ada yang pahit, dapat berbentuk buih, dapat
(Sugrani, 2009)
dapat diserap oleh usus dan juga menghambat kerja enzim lipase.
al., 2016).
progesif. Terdapat tiga jenis arteri di tubuh: arteri elastik (arteria elastypica),
dalam tubuh dan mencangkup trunkus pulmonalis dan aorta serta cabang-
pulomonalis, dan iliaka komunis. Dinding pembuluh darah ini terdiri atas
serat jaringan elastik. Serat ini memberi kelenturan dan daya regang sewaktu
darah arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot polos. Arteriol
(arteriola) adalah cabang terkecil pada sistem arteri. Dinding arteriol terdiri
atas satu sampai lima lapisan serat otot polos. Arteriol menyalurkan darah ke
2.2.2 Histologi
Struktur dan komposisi umum dari pembuluh darah hampir sapa pada
endotel dan sel otot polos. Dinding pembuluh darah mempunyai komposisi
Arteri mempunyai dinding yang relatif tebal dan lumen kecil. Arteri dilihat
a. Tunika intima
Merupakan lapisan yang paling dalam. Pada bagian dalam lapisan ini
terdiri atas selapis endotel yang diliputi oleh lapisan subendotel yang
b. Tunika media
Berupa sel otot polos yang tersusun melingkar. Serat elastin dan
kolagen dalam jumlah yang bervariasi berada diantara sel otot polos.
c. Tunika adventisia
ini bervariasi tergantung jenis dan ukuran arteri (Steven dan Lowe,
2015).
17
2.3 Hiperkolesterolemia
yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan kadar lipid dalam darah.
Terdapat tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid dan fosfolipid. Kelainan ini
ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, kadar LDL (Low Density
Tabel 2.4 Interpretasi kadar kolesterol total, LDL menurut NCEP ATP
Bisa disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup seperti merokok, pola makan
yang tidak sehat, kurangnya aktivitas olahraga serta bisa juga disebabkan akibat
2.4 Aterosklerosis
2.4.1 Definisi
adalah suatu penyakit karena adanya plak yang terbentuk dari penumpukan
lemak, kolesterol, kalsium dan bahan lain dalam darah pada bagian dalam
akibat respon peradangan pada pembuluh darah (arteri besar dan sedang),
kolesterol, produk buangan sel dan kalsium, disertai poliferasi miosit yang
Gambar 2.7
aterosklerosis dapat dibedakan menjadi faktor risiko mayor atau utama dan
Faktor risiko mayor adalah faktor resiko mayor tidak dapat dimodifikasi
dan dapat dimodifikasi. Faktor resiko mayor tidak dapat dimodifikasi antara
lain umur, jenis kelamin dan keturunan (ras). Faktor resiko mayor dapat
kurang aktivitas fisik, diabetes mellitus, obesitas atau berat badan lebih.
Faktor risiko minor adalah stress, alkohol, diet dan nutrisi (AHA, 2014).
2.4.3 Patofisiologi
busa atau foam cell) di dinding arteri sehingga menjurus pada pembentukan
lain yang disebut “novel” atau “inconvesional risk factor” antara lain:
Trauma mikro yang disebabkan oleh peningkatan LDL, ini akan diikuti
yang terpapar.
lebih lanjut.
21
Gambar 2.8
LDL diambil oleh makrofag dan sel otot polos dalam dinding
Killer), sel endotelial, dan sel otot polos. Hal ini menyebabkan kenaikan
al., 2014).
berasal dari sel, sperti sel makrofag, endotel, dan otot polos. Oksidan
lain dapat berasal dari sumber eksogen, seperti makanan dan rokok
2. 4. 3. 2 Stress Oksidatif
1. Berkurangnya antioksidan
ulcerative colitis).
al., 2012)
Rusaknya sel otot polos pembuluh darah dan poliferasi sesuai pelepasan
fagositois Ox-LDL
pembuluh darah aorta akibat dari penebalan salah satu lapisan pembuluh darah
aorta. Ketebalan dinding pembuluh darah aorta ditentukan oleh tebal dari
pembuluh darah aorta, yaitu tunika intima dan tunika media (Steven dan Lowe,
2015).
Makrofag akan teraktivasi untuk memfagositosis LDL, proses fagositosis ini akan
menarik oksidan yang akan mengoksidasi LDL, sehingga LDL menjadi oxidized-
LDL (Ox-LDL). Ox-LDL ini akan menyebabkan stress oksidatif dan akan
25
semakin merusak dinding pembuluh darah aorta bahkan akan merusak sampai
lapisan otot polos. Penumpukan makrofag, Ox-LDL, dan sel otot polos akan
membentuk plak. Plak yang terbentuk akibat aterosklerosis berada dalam lapisan
tunika intima sehingga semakin banyak plak yang terbentuk maka ketebalan
tunika intima akan bertambah dan tebal dinding pembuluh darat aorta juga akan
Selain itu, aktivasi makrofag juga akan memicu poliferasi dari sitokin-sitokin
dan gen pro inflamasi lainnya sehingga jaringan sekitarnya akan mengalami
pembuluh darah aorta yang merupakan salah satu ciri-ciri terjadinya reaksi
Diet aterogenik adalah diet tinggi lemak yang diberikan kepada tikus (Rattus
norvegicus wistar) dengan komposisi minyak babi 10 gram, asam kolat 1 gram
dan kuning telur puyuh 20 butir. Bahan-bahan tersebut dicmpur dan diambil 2 ml
kemudian diberikan dengan meotde sonde lambung selama 28 hari (Gani, Lidya
kelebihan lemak pada tikus, sehingga tercapai kondisi yang mewakili tahap
sebagai cadangan energi dan berpotensi untuk meningkatkan kadar LDL melalui
26
2.7 Hubungan Antara Diet Aterogenik, Moringa oleifera, dan Ketebalan Dinding
Aorta
Diet aterogenik merupakan diet tinggi lemak, dapat menjadi faktor resiko
difungsi endotel. Faktor resiko konvensional antara lain peningkatan LDL akibat
tersebut yang kemudian akan disusul oleh pengeluaran sejumlah zat proinflamasi
antara lain IL-1, TNF-α, interferon-γ, dan oksigen radikal (Rafien et a.l, 2014).
khusus makrofag melalui efek inhibisinya terhadap enzim PTK (Protein Tiroksin
Adanya inhibisi dari enzim PTK p56 mengakibatkan PTK tidak aktif yang
tetap berikatan dengan inhibitor NF-KB hingga NF-KB tidak dapat menduduki NF-
KB respon elemen yang seharusnya dapat memicu transkripsi dan translasi dari
sitokin. Antioksidan yang terkandung dalam daun kelor (Moringa oleifera) akan