Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PRAKTIKUM I

Tentang :
“MENCARI SENYAWA AKTIF (KUMIS KUCING)”

Disusun oleh KELOMPOK 6 (04FKKP004/4D) :

1. Anggria Nurul Hasanah (201030700203)


2. Diva Annisa Riyani (201030700190)
3. Erwin Aji Saputra (201030700183)
4. Nadia Lutfia Putri (201030700061)
5. Phuja Arinda Manuruyah (201030700077)
6. Tarisabrina Salsabila (201030700215)

Dosen Pembimbing :
Nurhasanah, S.Si, M.Si

STIKES WDH
Tahun Ajaran 2020/2021
Laboratorium Farmakognosi
Program Studi S-1 Farmasi Klinik dan Komunitas
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
Orthosiphon Aristatus Folium (Daun Kumis Kucing)

 Klasifikasi Tanaman Jambu Biji

Nama ilmiah

Klasifikasi Daun Kumis Kucing


Kingdom (Kerajaan) Plantae
Sub Kingdom Viridiplantae
Super Divisi Embryophyta
Division (Divisi) Tracheophyta
Sub Divisi Spermatophytina
Kelas Magnoliopsida
Ordo Lamiales
Famili Lamiaceae
Genus Orthosiphon Bent
Spesies Orthosiphun aristatus

Nama Daerahnya

Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus Benth.,


dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Mig., Orthosiphon spicatus B.Bs,
Orthosiphon grandiflorus Bld. (Van Steenis, 1947). Nama daerah tanaman kumis
kucing di daerah antara lain, Sumatera ; giri-giri marah (Melayu), Jawa : Kumis
kucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, soengat koceng (Madura), kidney tea
plants/java tea (Inggris) (Materia Medika Indonesia Jilid IV,1980).

Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah


yang tegak. Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian
menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

pg. 2
 Deskripsi dan Tanaman Kumis Kucing

Orthosiphon aristatus atau dikenal dengan nama kumis kucing termasuk


tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup
banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit.

Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi


berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat
yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk
mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional
sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu
daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal,
kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar
glukosa darah. Selain itu, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.

 Morfologi Tanaman Kumis Kucing

Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian
buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur
berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset,
bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang
1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis
atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang
jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada
pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat
terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29
cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek
berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang
bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang
dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat
gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm
sampai 6 mm.

pg. 3
 Kandungan Kimia Kumis Kucing

Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa Kumis


kucing mengandung beberapa senyawa aktif Flavonoid, Alkaloid, Terpenoid, dan
Saponin.

1. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam pelarut
polar seperti etanol, methanol, butanol, dan aseton (Markham, 1998). Flavonoid
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol yang mempunyai sifat menghambat
pertumbuhan virus, bakteri dan jamur. Khunaifi (2010) menyatakan bahwa senyawa-
senyawa flavonoid umumnya bersifat antioksidan. Senyawa flavonoid dan senyawa
turunanya memiliki dua fungsi fisiologis yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi
serangan penyakit (sebagai antibakteri) dan anti virus bagi tanaman.

Flavonoid dalam menghambat pertumbuhan bakteri, dengan merusakan


permeabilitas dinding sel bakteri (Sabir, 2008). Flavonoid mampu menghambat
motilitas bakteri (Mirzoefa et al., 1997).

2. Saponin

Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa
jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan
hemolisis sel darah merah (Robinson, 1995). Beberapa saponin bekerja sebagai
antibakteri dan digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid. Saponin
merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter.
Saponin bekerja sebagai antibakteri dengan mengganggu stabilitas membran sel
bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri lisis (Ganiswara, 1995).

3. Terpenoid

Terpenoid ditemukan dalam tumbuhan sebagai minyak atsiri yang memberi bau
harum dan bau khas pada tumbuhan dan bunga. Selain itu, terpenoid juga terdapat
dalam jamur, invertebrate laut dan feromon serangga. Sebagian besar terpenoid
ditemukan dalam bentuk glikosida atau glikosil eter (Thomson, 1993).

pg. 4
Terpenoid digunakan oleh tumbuhan sebagai pelindung untuk menolak serangga
dan serangan bakteri. Terpenoid juga terdapat dalam damar, kulit batang dan getah.
Triterpenoid tertentu dikenal karena rasa pahitnya (Milyasari, 2010). Senyawa
terpenoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu proses
terbentuknya membran atau dinding sel bakteri (Ajizah, 2004).

4. Alkaloid

Alkaloid merupakan metabolit terbanyak pada tumbuhan. Alkaloid mencakup


senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen sebagai
gabungan dalam sistem siklik. Alkaloid bersifat racun bagi manusia dan mempunyai
aktivitas fisiologis dalam bidang pengobatan. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai
anti bakteri, dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel
bakteri tersebut (Robinson, 1995).

 Manfaat Tanaman Kumis Kucing

Studi farmakologi dari Orthosiphone stamineus yang ditentukan dari


keseluruhan ekstrak, tingtur, fraksi yang dipilih dan senyawa murni. Studi tersebut
menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, diuretik, antidiabetes, antihipertensi,
antiinflamasi, antibakteri, dan aktivitas hepatoprotektif (Adnyana et al.,2013). Selain
itu, senyawa fenolik yang terkandung didalam Orthosiphone stamineus memiliki
banyak aktivitas biologis seperti antikarsinogenik, antiinflamasi, dan anti-
aterosklerosis (Gao et al., 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Yam et al (2013) menyatakan bahwa ekstrak


metanol 50% daun kumis kucing tidak menimbulkan kematian dan tidak
memperlihatkan efek samping terhadap kondisi umum, seperti pertumbuhan, berat
badan dan berat organ, hematologi dan nilai biokimia lain pada dosis 1250, 2500 dan
5000 mg/kg pada tikus jantan dan betina galur Sprague-Dawley. Dosis oral yang
dapat menyebabkan kematian pada tikus jantan dan betina yaitu pada dosis lebih dari
5000 mg/kg.

pg. 5
Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC (2010) menyebutkan tentang
manfaat daun kumis kucing yang telah melalui uji klinik yaitu sebagai diuretik,
peningkat sekresi empedu dari hati dan pengobatan batu ginjal. Ekstrak air daun
kumis kucing yang diberikan 5x100 ml sekali sehari selama 10-15 hari, dapat
meningkatkan volume urin serta meningkatkan eliminasi urea dan klorida pada 14
pasien dengan kondisi azotaemic ureamia.

Ekstrak daun kumis kucing juga dapat meningkatkan produksi empedu dan
eliminasi asam empedu dari kandung empedu pada sukarelawan sehat. Kumis kucing
telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antihipertensi,
hipolipidemik, hipoglikemik rematik, antiinflamasi, antibakteri, dan antijamur, tetapi
belum ada studi farmakologi atau studi klinis yang mendukung tentang manfaat
kumis kucing tersebut (Committee on Herbal Medicinal Products, 2010)

Herba kumis kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat
sebagai antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembap,
serta menghancurkan batu saluran kencing (Dalimartha, 2001). Di India kumis
kucing digunakan untuk mengobati reumatik. Para pengguna obat tradisional
memanfaatkan daun kumis kucing untuk menyembuhkan berbagai penyakit,
diantaranya adalah masuk angin, batuk, encok, dan susah buang air. Bahkan ektrak
daun kumis kucing yang dicampur dengan daun sambiloto (Andrographis paniculata)
dipakai sebagai obat sakit diabetes, tetapi sifatnya tidak konsisten (Rukmana, 1995).
Bagian yang digunakan biasanya adalah herba, baik yang segar maupun yang telah
dikeringkan (Dalimartha, 2001).

pg. 6
 Hasil Penelitian Pengamatan

Tanaman asal : Orthosiphon aristatus BI.Miq/Orthosiphon stamineus Benth.

Familia : Lamiaceae/ Labiatae

Pemerian : Serbuk hijau kecoklatan, Bau aromatik, rasa agak asin, agak pahit dan
pahit

Mikroskopik : Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat, dinding antiklinal


berombak. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal lebih
berombak, stomata tipe diastik.

pg. 7
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/73283516-Pemeriksaan-simplisia-secara-mikroskopik-kata-
pengantar-puji-syukur-kita-panjatkan-atas-kehadirat-allah-swt.html

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/natural/article/download/5017/4254

http://eprints.umm.ac.id/42979/3/jiptummpp-gdl-rullyclaud-51076-3-babii.pdf

https://balkotfarm.jakarta.go.id/jakarta-pusat/place/18/kumis-kucing

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/
353fd726b99e7d78936d153260d530d2.pdf

https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kumis-kucing/

http://eprints.ums.ac.id/16862/2/BAB_I_.pdf

pg. 8

Anda mungkin juga menyukai