TINJAUAN PUSTAKA
hijau (Tjitrosoepomo,2010):
Regnum : Planate
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
pohon lain, yang memiliki tinggi 5-15m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,
berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang
tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tepi rata, tulang daun melengkung,
lebar daun 2,5-10 cm, panjang daun 5-18cm, tumbuh berselang-seling, bertangkai,
5
6
Gambar I.1 Tanaman sirih hijau (Piper bettle Linn) (Dalimartha, 2006).
atas permukaan laut (dpl) dan tumbuh subur pada tanah yang kaya akan zat
organik dan cukup air. Kandungan minyak atsiri dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan seperti suhu udara, kelembaban, komposisi mineral dan kandungan air
pada tempat tumbuh (Koensoemardiyah, 2010). Tumbuhan sirih (P. betle Linn.)
apabila tanaman sirih dipaparkan pada panas yang ekstrem, daunnya akan berubah
menjadi hijau tua dan renyah. Pada iklim sejuk daun sirih akan berwarna hijau
berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama)
7
tanaman sirih berupa saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid,
estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Kandungan minyak atsiri yang terdapat
pada daun sirih juga berkhasiat sebagai insektisida alami. Disamping itu,
kandungan minyak atsiri yang terkandung di dalam daun sirih juga terbukti efektif
Di dalam daun sirih terkandung senyawa tannin yang juga dapat berpotensi
sebagai senyawa yang berpotensi sebagai racun bagi tubuh serangga. Tannin yang
maupun luar jaringan. Selsin itu tannin juga bekerja sebagai zat astringent yang
dapat menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa.
Tanin umumnya tahan terhadap perombokan atau fermentasi selain itu juga dapat
2013).
Saponin merupakan glukosida yang larut dalam air dan etanol, tetapi tidak
dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri
antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen
fisiologi tertentu, yaitu sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit
bakteri dengan cara inaktivasi protein pada membran sel. Struktur sel dan
pengangkutan aktif, yang akan berakibat pada lolosnya makromolekul dan ion dari
peptidoglikan dan menghambat sintesis protein sel dengan cara bereaksi dengan
Polifenol pada konsentrasi tinggi dapat merusak membran sitoplasma secara total
dan mengendapkan protein sedangkan pada konsentrasi yang rendah hanya dapat
9
penting untuk pertumbuhan bakteri dan juga menginaktifkan sistem enzim bakteri
(Purnamasari, 2012).
Polifenol merupakan senyawa yang memiliki banyak gugus fenol dan dapat
kandungan yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas,
2015).
Kandungan kimia yang dimiliki daun sirih antara lain minyak atrisiri,
alcohol, eugenol, eugano metal eter, kariopilen dan etilbrenskatenin. Selain itu,
daun sirih juga mengandung enzim diatase, gula dan vitamin A. Minyak atsiri dari
daun serih segar sepertiga bagian terdiri dari fenol dan alkaloid yang memiliki
2006).
dapat digunakan adalah daun, akar, dan bijinya. Daunnya digunakan untuk
mengobati bau mulut, sakit mata, keputihan, radang saluran pernapasan, batuk,
sariawan, dan mimisan. Sirih juga berpotensi sebagai insektisida alami yang
bersifat sebagai pestisida yang ramah lingkungan (Moerfiah dan Supomo, 2011).
10
700 spesies bakteri ditemukan dalam rongga mulut. Bakteri tersebut masuk
melewati beberapa jalur, antara lain tubulus dentinalis, kavitas yang terbuka
secara langsung karena trauma atau kesalahan prosedur pada saat melakukan
perawatan, membran periodontal, aliran darah, restorasi yang rusak, dan jalur
bahwa hampir 90% bakteri yang ditemukan disaluran akar terinfeksi merupakan
jaringan nekrotik, mikroorganisme dan serpihan dentin dari saluran akar terinfeksi
dengan aksi bilasan larutan irigasi. Disamping itu, larutan irigasi juga membilas
dan jaringan periapikal. Selain memiliki aktivitas antimikroba, larutan irigasi juga
bersifat toksik dan dapat menimbulkan rasa nyeri bila masuk ke jaringan periapical
(Tanumihardja, 2010).
spektrum yang luas, tidak toksik, mampu melarutkan sisa jaringan pulpa nekrotik
dan mengeluarkan smear layer selama preparasi saluran akar atau mampu
11
melarutkannya segera setelah terbentuk smear layer. Dari berbagai penelitian yang
telah dilakukan, belum ada senyawa larutan irigasi yang dapat memenuhi kriteria
dari larutan irigasi tertentu dapat meningkatkan efektivitas larutan irigasi dan
C. Enterococcus faecalis
Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang banyak ditemukan di
saluran akar dan tetap bertahan di dalamnya meskipun telah dilakukan perawatan.
E. faecalis, suatu bakteri fakultatif Gram positif, dikenal sebagai spesies yang
paling resisten pada rongga mulut dan paling sering ditemukan pada kasus dengan
infeksi endodontik yang persisten pada gigi yang telah dilakukan perawatan
diameternya 0,5 sampai dengan 1um. Bakteri ini berada dalam kondisi tunggal,
berpasangan atau rantai yang pendek, dan biasanya mengalami elongasi pada arah
rantai (Suchitra dan Kundabala. 2013). Spesies ini ditemukan pada 18% dari kasus
akarlebih tinggi lagi yaitu 67% dari kasus (Wardhana et.all., 2008).
ada dilingkungan tempat tinggalnya, termasuk pada suhu yang ekstrim (5-65oC),
12
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicitus
Ordo : Lactobacillaes
Family : Enterococcaceae
Genus : Enterococcus
faecalis merupakan nama spesiesnya untuk saat ini. Dulunya dikenal dengan
Enterococcus faecalis adalah gram positif cocci yang dapat berdiri sendiri,
dapat hidup tanpa adanya oksigen. Diameter bakteri sekitar 0,5-1 μm.
karbohidrat, gliserol, laktat, maltase, sitrat, arginine, argamatin dan asam α keto
lainnya. Bakteri ini dapat bertahan dalam lingkungan yang sangat ekstrim
termasuk Ph yang sangat alkalis. Bakteri ini memiliki antigen dinding sel grup D,
yaitu kombinasi dari asam gliserol teichoic. Peptidoglikan memiliki peran penting
persisten pada apikal saluran akar gigi yang telah dirawat. Beberapa spesies
mikroorganisme yang ditemukan pada infeksi pasca perawatan mampu bertahan pada
bahwa mikroflora dengan prevalensi tinggi pada infeksi persisten adalah Enterococci
Candida. Enterococci telah dikenal sebagai bakteri yang berpotensi patogen terhadap
manusia sejak lama dan terlibat dalam infeksi saluran akar. Enterococci memiliki
kemampuan untuk tumbuh dengan atau tanpa oksigen dan bertahan pada lingkungan
gram positif kokus, berbentuk ovoid dengan diameter 0,5 – 1 µm, biasanya tunggal,
Ada tiga komponen utama yang menyusun dinding sel Enterococcus faecalis:
peptidoglikan, teichoic acid, dan polysaccharide. Dinding sel tersusun atas 40%
Peptidoglikan berfungsi untuk menahan pecahnya sel yang disebabkan oleh tekanan
primer dan bertambah banyak pada lesi periradikular persisten dengan prevalensi
pada saluran akar, antara lain: bertahan terhadap ketidaktersediaan nutrisi, berikatan
dengan dentin, menginvasi tubulus dentin, mengubah respon host, menekan kerja
limfosit, bersaing dengan bakteri lain, membentuk biofilm, dan resisten terhadap
Dinding sel bakteri ini terdiri dari peptidoglikan 40%, sisanya merupakan
yang terlibat dalam penentuan bentuk sel dan pemeliharaanya. Zat ini juga berperan
sebagai lapisan pelindung dari kerusakan oleh tekanan osmotic sitoplasma yang
kolonisasi pada host, dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten terhadap mekanisme
produksi toksin atau secara tidak langsung melalui rangsangan terhadap mediator
Gambar II.4 Scaning electron microscopy saluran akar tertutup oleh biofilm E.
jumlah bakteri lain pada infeksi endodontic yang persisten sehingga Enterococcus
faecalis menjadi mikroorganisme dominan pada saluran akar (Busani et.all., 2004).
pembentukan kolonisasi pada host, dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten
langsung melalui produksi toksin atau secara tidak langsung melalui rangsangan
organik utama dentin. Ikatan dengan kolagen ini kemungkinan akan menyebabkan
proliferasi sel-T, diikuti dengan pelepasan tumor necrosis factor beta (TNF-β) dan
necrosis factor alpha (TNF-α). Sitokin TNF-α dan TNF-β terlibat dalam resorpsi
tulang, sementara IFN-γ dianggap sebagai faktor dalam pertahanan host terhadap
infeksi, tapi pada saat bersamaan juga sebagai mediator inflamasi. IFN-γ menstimulasi
produksi agen sitotoksik nitric oxide (NO) oleh makrofag dan neutrofil dan
minimum (KHM) adalah konsentrasi minimum dari suatu zat yang mempunyai
kekeruhan pada tabung), setelah diinkubasikan dengan 37°C selama 18-24 jam
kemudian diinokulasikan biakan bakteri atau jamur dalam jumlah yang sama.
Respon zat uji ditandai dengan kejernihan atau kekeruhan pada tabung setelah
b. Cara Difusi
Pad acara ini digunakan media padat yang telah dicampur dengan larutan zat
uji dengan berbagai konsentrasi. Dengan cara ini suatu cawan petri dapat digores
kuman pada medium padat) atau pertumbuhan koloninya kurang dari 0,1 % dari
19
jumlah koloni inokulum awal (original inoculum) pada medium padat yang telah