Oleh :
PUTRI GUSTI HAKIKI
04111004005
yang terdapat dalam saluran akar dapat menyerbu jaringan periapikal dan tidak saja
menimbulkan rasa sakit, tetapi juga menghancurkan periodonsium termasuk tulang. Medikasi
intrasaluran mengurangi atau menghilangkan flora mikrobial di dalam saluran akar untuk
mencegah dan perawatan inflamasi periradikular, apabila tidak dilakukan tindakan tersebut
makan miroorganisme patogenik lainnya akan semakin mengingkat.3,4
Penelitian pemanfaatan ekstrak jahe sebagai bahan antimikroba telah dilakukan di luar
negeri (Singh, dkk.2008). Di Indonesia, penelitian aktivitas antimikroba dari jahe sudah
banyak dilakukan, diantaranya oleh Undriyani (1987), Lienni (1991) dan Radiati (2002).
Selain sebagai antimikroba, jahe juga memiliki banyak khasiat terhadap kesehatan manusia,
diantaranya berperan sebagai antikanker (Surch dkk, 1998), antiinflamasi (Jolad dkk, 2004),
antioksidan (Chan dkk,2008). Selama pengisian sealer, kandungan antimikrobial juga hal
aktivitas yang penting untuk mengeliminasi bakteri beserta substratnya dari saluran akar.
Mikroorganisme fakultatif seperti Enteroccocus faecalis, S. Aureus dan jamur Candida
albicans merupakan mikroflora yang cukup resisten dalam saluran akar dan sering
menyebabkan
Jahe berasal dari Asia tropis. Bentuk liar dari tanaman jaher tidak diketahui asalnya
dengan pasti, namun diperkirakan berasal dari India. Jahe disebarkan ke Eropa dan Afrika
Timur oleh pedagang Arab di India. Saat ini jahe dibudidayakan di seluruh daerah tropis
termasuk Indonesia (Sutarno dkk,1999).
Taksonomi Jahe5
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae (biji tertutup)
Class
: Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo
: Zingebrales
Famili
: Zingiberaceae
Subfamili
: Zingiberoidae
Genus
: Zingiber
Species
: Zingiber officinale
Rimpang jahe memiliki ciri diantaranya bentuk rimpang bercabang tidak beraturan,
berkulit cukup keras, dagingnya berwarna kuning, berserat dan berbau harum, jahe menyukai
iklim lembab. Berdasarkan ukuran bentuk dan warna kulit, rimpang jahe diklasifikasikan
menjadi tiga varietas yaitu : Zingiber officinale vas Roscoe (putih, besar), Zingiber officinale
var Rubrum (jahe merah), Zingiber officinale var Amarum (putih, kecil).6
Tabel 1. Komposisi kmia rimpang jahe segar per 100g
Kandungan
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Besi
Fosfor
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
Jumlah
51 kJ
1,50 g
1,00 g
10,10 g
21 mg
2 mg
39 mg
30 IU
0,02 mg
4 mg
dibanding gingerol. Senyawa 6-gingerol yang terpapar oleh peningkatan suhu menyebabkan
perubahan bentuk menjadi zingeron yang menghasilkan rasa pedas yang sedang, diantara
bentuk komponen bioaktif jahe yaitu zingiberen, 6-gingerol, geraniol dan farnesen.5
Berdasarkan hasil penelitian secara in vitro, ekstrak jahe yang dilarutkan dengan 10%
ethanol memberikan efek yang maksimal karena secara biologi ethanol merupakan pelarut
organik dan dapat mengaktifkan senyawa kimia organik yang terdapat di dalam kandungan
ekstrak jahe.7,8
Senyawa fitokimia yang berperan aktif sebagai antimikroba saluran akar yaitu :8
1. Alkaloid berperan sebagai racun yang dapat mengubah struktur fisiolgis dari tubuh
bakteri sehingga dapat dikategorikan memiliki efek bakterisidal
2. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dan juga antiinflamasi
3. Tannin memiliki zat zat yang terkandung dalam Saponin yang berperan sebagai
expectorant dan emulsifying agent.
4. Phenol berperan sebagai agen antimikrobial yang menghambat pertumbuhan bakteri
patogen
Kesimpulan :
Jahe adalah salah satu produk herbal yang memiliki antimikrobial untuk menghambat
pertumbuhan bakteri patogen temasuk mikroflora saluran akar dan bersifat aman untuk
digunakan dibanding bahan sintetik karena efek samping yang minimal, serta ekonomis.
Pelarutan senyawa kimia organik yang terkandung di dalam ekstrak jahe oleh pelarut organik
seperti ethanol dengan konsentrasi 10% dapat mengaktifkan agen antimikrobial organik
seperti tannins, Phenol, Saponin, alkaloid dan flavonoid yang berperan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri patogen dan
Atsiri.Jakarta:
PT.AgroMedia Pustaka
7. Anjan Giriraju, dkk.2012.Evaluation of Antimicrobial Potential of 10% Ginger
Extract Againts S.mutans, Candida Albicans and Enteroccocus faecalis-An in vitro
Study.International Journal of Science Innovations and Discoveries, India.Vol.2,
p.260-5(1).
8. Okigbo, dkk.2009.Potential Inhibitory Effects of Some AfricanTuberous Plant
Extracts on E.coli, Staphylococcus aureus and Candida Albicans.International Journal
of Integrative Biology,Nigeria.Vol.6, p.91-8(2).