Anda di halaman 1dari 3

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia terkenal dengan keanekaragaman floranya yang kaya akan berbagai
khasiat dan potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber obat tradisional.
Sampai sekarang obat tradisional dari tumbuhan masih banyak digunakan oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan karena biasanya obat tradisional harganya relatif lebih
murah dan efek sampingnya relatif tidak ada dibanding dari penggunaan obat sintetis
(Harmanto, 2003).
Salah satu tumbuhan yang saat ini sedang banyak diperbincangkan sebagai
tanaman yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah Pandanus
conoideus Lam. atau Buah Merah yang merupakan tumbuhan endemik Papua. Buah
yang termasuk dalam famili Pandanaceae ini oleh masyarakat lokal Papua telah banyak
dimanfaatkan baik sebagai sumber bahan makanan, pewarna alami dan sebagai bahan
obat tradisional. Hingga sekarang buah merah tetap menjadi makanan sebagian
penduduk Papua terutama yang bermukim di daerah pegunungan Jayawijaya. Sari buah
merah mereka konsumsi bersama ubi, sayuran, dan bahan makanan lainnya.
Sari buah merah digolongkan sebagai obat alternatif dan tidak memberikan 100%
kesembuhan, namun sebagai upaya untuk menolong panderita penyakit degeneratif.
Buah Merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Diantaranya
betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, dekanoat, protein, kalsium, vitamin,
energi, lemak dan serat. Buah merah juga mengandung asam lemak tak jenuh (omega-9
dan omega-3) dalam dosis tinggi yang mudah di cerna dan diserap sehingga
memperlancar proses metabolisme dan mengatasi berbagai penyakit degeneratif (Budi,
2005).
Salah satu penyakit yang termasuk penyakit degeneratif adalah penyakit kanker.
Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, dan menempati urutan keenam
sebagai penyebab kematian (Hariani, 2005). Buah merah (Pandanus conoideus Lam.)
merupakan salah satu alternatif pengobatan kanker yang semakin dikenal di masyarakat
(Irma & Gilang, 2005). Tingginya kandungan antioksidan pada buah merah diduga
memiliki aktifitas antikanker. Senyawa ini di dalam tubuh akan menangkap radikal bebas
penyebab kanker (Lee, et. al, 2004). Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian
ini akan dilakukan isolasi dan identifikasi golongan kimia ekstrak daun buah merah serta
komponen kimia fraksi teraktif buah merah (Pandanus conoideus Lam.) hasil uji
toksisitas secara BST. Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan manfaat daun
buah merah sebagai obat alami untuk sediaan salep ekstrak etanol daun buah merah
memiliki kualitas yang baik dan aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus.
Keputusan Menteri Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) menyatakan bahwa pengembangan dan peningkatan obat
tradisional tidak bisa berhenti karena harus dilakukan terus- menerus agar menghasilkan
obat yang bermutu tinggi, aman, memiliki khasiat yang nyata teruji secara ilmiah dan
dapat dimanfaatkan dengan luas baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat
maupun digunakan dalam layanan formal.
Infeksi bakteri adalah gangguan kesehatan dimana bakteri merupakan
penyebabnya, serta dapat menyerang seluruh organ tubuh, Banyak bakteri yang
bermanfaat dan dibutuhkan oleh tubuh. Hanya sebagian di antaranya yang dapat
menyebabkan penyakit. Infeksi terjadi saat bakteri merugikan masuk ke dalam tubuh dan
berkembang biak dengan cepat (Hernani, 2011). Staphylococcus aureus merupakan
bakteri yang berbentuk kokus dan tergolong dalam bakteri yang bersifat gram positif,
bakteri ini tersebar luas dialam dan ada sebagian hidup sebagai flora normal pada
manusia yang terdapat di aksila, daerah inguinal dan perineal, dan lubang hidung bagian
anterior. Perkiraan sekitar 25-30% manusia memiliki Staphylococus aureus didalam
rongga hidung juga kulitnya (Soedarto, 2014).

Staphylococcus aureus yang bersifat patogen dapat menimbulkan penyakit pada


manusia. Jaringan tubuh mudah diinfeksi dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan
tanda-tanda khas, yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses. Infeksi yang
disebabkan bakteri ini dapat berupa infeksi tenggorokan, pneumonia, meningitis,
keracunan makanan, berbagai infeksi kulit, dan impetigo (Poorwo dan Sumarwo, 2002).
Pengobatan infeksi dapat dilakukan dengan menghambat atau membunuh
pertumbuhan bakteri dengan menggunakan antibiotik. Sediaan antibiotik yang banyak
beredar di pasaran seperti gentamisin, eritromisin, klindamisin tidak sedikit yang
memberikan efek samping seperti iritasi. Sehingga hal ini dapat mendorong untuk
menggunakan sediaan yang berasal dari alam (Soleha, 2015).
Antibakteri merupakan senyawa yang tujuan penggunaannya untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan atau patogen. Mencegah penyebaran
penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan
mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme merupakan tujuan
pengendalian pertumbuhan mikroorganisme (Akimaya et.al., 2001).

1.2. Rumusan Masalah


Apakah sediaan salep ekstrak etanol daun buah merah memiliki kualitas yang baik
dan aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus?

1.3. Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada pengujian kualitas sediaan salep ekstrak etanol daun
buah merah dan aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus.

1.4. Tujuan Masalah


Untuk mengetahui kualitas sediaan salep ekstrak etanol daun buah merah dan
aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca sebagai pengetahuan tambahan dan bahan
masukan, disamping itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan dan referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan aktivitas antibakteri salep
ekstrak etanol daun buah merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

1.5.2. Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
langsung tentang aktivitas antibakteri salep ekstrak etanol daun buah merah terhadap
bakteri Staphylococcus aureus melalui metode Eksperimental Laboratorium dan dapat
menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran cara mengatasi infeksi bakteri.
.

Anda mungkin juga menyukai