Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Volume 15 Nomor 3 170

REVIEW: KANDUNGAN SENYAWA KIMIA DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI


EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray)
SEBAGAI ANTIMALARIA

Maulana Yusuf Alkandahri dan Anas Subarnas


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor 45363, Indonesia
Email: alkandahri170295@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini mengulas tentang kandungan senyawa kimia dan aktivitas antimalaria ekstrak daun
kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) sebagai obat alternatif dalam
pengobatan malaria. Tanaman obat merupakan target potensial untuk penelitian dan
pengembangan obat alternatif antimalaria. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk
mengembangkan obat antimalaria dari berbagai tanaman, salah satunya adalah daun kembang
bulan. Di dalam tanaman kembang bulan terdapat senyawa metabolit sekunder seperti
flavonoid dan terpenoid. Senyawa aktif dalam daun kembang bulan yang berfungsi sebagai
antimalaria adalah tagitinin C yang memiliki mekanisme antimalaria dalam aktivitas
penghambatan polimerasi heme. Ekstrak daun kembang bulan juga dapat digunakan sebagai
terapi profilaksis malaria, karena dapat menghambat perkembangan parasit di dalam tubuh
sebelum dan sesudah terjadinya infeksi. Pada hasil uji toksisitas akut ekstrak daun kembang
bulan, tidak ada perbedaan yang signifikan pada parameter enzimatik antara sebelum dengan
setelah pemberian ekstrak, demikian pula dengan hasil histopatologi organ-organ hewan coba.
Tidak ada perubahan struktur jaringan dalam organ hepar dan ginjal. Hal yang serupa juga
dijumpai pada pengujian berat badan tikus jantan dan tikus betina, tidak ada kelompok tikus
yang menunjukkan perubahan berat badan secara signifikan, rata-rata terjadi kenaikan berat
badan yang konstan secara perlahan-lahan.

Kata kunci : Kembang Bulan, Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray), Antimalaria,


Tagitinin C
ABSTRACT
This article reviewed the content of chemical compounds and antimalarial activity of
kembang bulan leaf extract (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) as an alternative
medicine in the treatment of malaria. A medicinal plant is a potential target for research and
development of alternative antimalarial drugs. Many researches have been done to develop
antimalarial drugs from various plants, one of which is the leaves of kembang bulan. The
active compound in the leaves of kembang bulan that serves as an antimalarial is tagitinin C
wich has mechanism of inhibition of polymerization in antimarial heme. The leaves of
kembang bulan extract can also be used as a prophylactic therapy of malaria, because it can
inhibit the development of the parasite in the body before and after the onset of infection. The
result of acute toxicity test on kembang bulan leaf extract, there is indicated that no
significant differences in enzymatic parameters between before and after administration of
extracts, similiarly the result of the histopathology of animal experimental organs. There is no
change in the structure of the tissue in the kidney and hepar organ. Similiar things are also
found on the body weight test of males and famale mice, there is no group of mice showed
significant changes in the body weight, and the average weight gain that occurs constantly
and slowly.

Keywords : Kembang Bulan, Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray), Antimalarial,


Tagitinin C
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 171

PENDAHULUAN yang dipakai saat ini adalah artesunate dan


Malaria masih merupakan masalah amodiaquin serta injeksi artemeter untuk
kesehatan di dunia, khususnya di malaria berat di samping injeksi kina
Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh (Depkes, 2007). Perkembangan resistensi
parasit protozoa, yaitu genus Plasmodium. parasit malaria terhadap obat antimalaria
Penyakit malaria terutama malaria lapis pertama (front-line antimalarial
falciparum merupakan penyakit parasitik compound) yang dipakai pada pengobatan
terpenting dengan morbiditas dan dan pencegahan malaria telah
mortalitas tinggi di dunia pada umumnya menimbulkan banyak masalah pada
dan di negara tropik seperti Indonesia pada program penanggulangan malaria. Seiring
khususnya (WHO, 2010). Berdasarkan The dengan belum berhasilnya upaya-upaya
World Malaria Report 2012, tercatat 219 untuk menemukan vaksin malaria yang
juta kasus malaria dengan 660.000 ideal, target intervensi kemoterapi dan
kematian di dunia yang terjadi pada tahun penemuan obat baru akan tetap menjadi
2010 dan Indonesia merupakan salah satu tujuan utama dalam upaya penanggulangan
dari 104 negara yang termasuk negara malaria (Aty, 2011).
endemis malaria (WHO, 2012). Angka Penelitian untuk mendapatkan obat
kesakitan malaria (API/annual parasite antimalaria baru, baik obat-obatan sintesis
incidence) nasional tahun 2010 adalah maupun yang berasal dari bahan alam,
2,4%, sedangkan API Jawa-Bali cukup khususnya dari tumbuhan masih terus
tinggi yaitu 0,8%. Demikian pula berlanjut. Penelitian terhadap bahan alam
prevelensi malaria pada tahun 2010 adalah dalam usaha menemukan senyawa baru
10,7% meningkat tajam dibandingkan pada antimalaria dilakukan secara intensif oleh
tahun 2007 yakni 2,85% (Purwandianto, para peneliti di dunia pada dasawarsa
2011; Irawa, 2012). terakhir ini. Banyak senyawa alam yang
Salah satu tantangan terbesar dalam berhasil diisolasi dan dibuktikan aktivitas
upaya pengobatan malaria di Indonesia antiplasmodiumnya baik secara in vitro
adalah terjadinya penurunan efikasi pada maupun in vivo. Senyawa-senyawa
penggunaan beberapa obat anti malaria, tersebut umumnya metabolit sekunder
bahkan di beberapa propinsi angka golongan alkaloid, terpenoid, kuasinoid,
kejadian resistensi tersebut sudah melebihi flavanoid, limonoid, kalkon, peptida,
25%, sehingga obat-obat lama seperti xanton, kuinon, kumarin, dan beberapa
klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin sudah obat antimalaria bahan alam lainnya
tidak dapat dipertahankan lagi sebagai obat (Pratiwi, 2010). Obat antimalaria idealnya
utama. Mekanisme terjadinya resistensi harus memenuhi beberapa kriteria, salah
adalah karena mutasi genetik yang terjadi satu kriteria adalah mempunyai efek
secara alami pada parasit malaria yang samping ringan dengan toksisitas rendah
memberikan keuntungan bagi parasit sehingga tidak merugikan penderita
tersebut agar tetap bertahan hidup (Mustofa, 2009). Pengobatan malaria
(Mutiah, 2010). Sejak tahun 2004 obat menggunakan sediaan tanaman banyak
pilihan utama untuk malaria falciparum digunakan, seperti di negara Afrika,
digunakan kombinasi derivat Artemisinin Amerika Latin, dan Asia Tenggara. Upaya-
yang dikenal dengan Artemisinin upaya pengembangan obat tradisional
Combination Therapy (ACT). Regimen antimalaria bersumber dari tanaman
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 172

ditempuh dalam waktu yang panjang menggunakan subjek judul yang berkaitan
karena harus melewai beberapa fase, dengan Tithonia diversifolia dengan kata
seperti uji preklinik yang dilakukan pada kunci Tagitinin C.
hewan coba. Hal ini dilakukan agar teruji
khasiat dan keamanannya sehinga dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah
(Isa, 2014). Indonesia yang memiliki Aktivitas Profilaksis Ekstrak Kembang
keanekaragaman hayati terbesar di dunia Bulan Pada Penyakit Malaria
dengan lebih dari 30 ribu spesies tumbuhan Upaya pencegahan penularan
memiliki khasiat sebagai obat, menjadikan penyakit malaria telah banyak dilakukan
alasan masyarakat untuk mengobati seperti gebrak malaria sebagai gerakan
berbagai penyakit secara tradisional nasional memberantas malaria di
dengan pemanfaatan tanaman obat tersebut Indonesia. Gerakan ini belum mampu
termasuk pengobatan malaria (Hermanto, menanggulangi penyakt malaria, terutama
dkk., 2014). di daerah endemis. Kasus kesakitan juga
Mengingat hal tersebut, maka perlu masih selalu ada karena masalah
dilakukan pengembangan obat baru pencegahan (preventif) penularan belum
antimalaria dengan menggunakan bahan- cukup efektif mengeliminasi permasalahan
bahan alam yang secara empiris secara tuntas (Cecilia, dkk., 2015).
bermanfaat sebagai antimalaria. Salah satu Pengetahuan masyarakat yang terbatas
bahan alam yang digunakan sebagai merupakan determinan penting bagi
antimalaria adalah kembang bulan. munculnya penyakit malaria, dan
Penelitian sebelumnya diketahui bahwa berpengaruh terhadap partisipasi
ekstrak metanol daun kembang bulan masyarakat dalam program pencegahan
memiliki aktivitas antiplasmodium penyakit malaria (Arsin, 2012). Pemberian
(Oyewole et al., 2008). Oleh karena itu obat-obatan sebagai terapi profilaksis
review jurnal kali ini akan membahas malaria telah dilakukan di daerah-daerah
tentang aktivitas antimalaria ekstrak daun yang menjadi endemis malaria. Hal ini
kembang bulan secara menyeluruh hingga diharapkan dapat menekan angka
di dapatkannya senyawa kimia zat aktif penularan penyakit malaria (Novia, dkk.,
sampai mekanisme farmakologi zat aktif 2013).
tersebut dalam mengeliminasi plasmodium Pada penelitian Utami, dkk., (2012)
didalam tubuh. menyatakan bahwa ektrak etanol daun
kembang bulan memiliki aktivitas
METODOLOGI antimalaria sebagai terapi profilaksis.
Data-data yang digunakan dalam Berdasarkan data penelitian diketahui
review artikel ini mengacu pada studi atau bahwa persentase derajat parasitemia pada
penelitian-penelitian yang telah dilakukan kelompok profilaksis, yaitu kelompok
sebelumnya yaitu berupa artikel atau mencit yang sudah diberi ekstrak etanol
jurnal-jurnal 10 tahun terakhir yaitu 2007- daun kembang bulan dosis 475 mg/kgBB
2017 dan juga sumber lain beruba teks tiga hari sebelum diinfeksi dengan
book dan data hasil skripsi maupun tesis. Plasmodium berghei, menunjukkan angka
Pencarian database elektronik PubMed, yang lebih rendah dibandingkan kelompok
Sciense-Direct dan jipb.net. dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukkan
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 173

bahwa ekstrak etanol daun kembang bulan malaria dengan memiliki daya hambat
memiliki pengaruh sebagai profilaksis terhadap perkembangan parasit.

Gambar 1. Rata-rata derajat parasitemia kelompok perlakuan profilaksis


dan kelompok kontrol negatif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan ini memiliki daya penghambatan


penelitian Oyewole et al., (2008) yang pertumbuhan Plasmodium berghei
menyatakan bahwa ekstrak air dan ekstrak (Amanatie, dkk., 2015). Pada penelitian
metanol daun kembang bulan lebih efektif yang dilakukan oleh Afiyah (2007),
bila diberikan sebelum onset infeksi. Hal ekstrak metanol dan kloroform daun
tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kembang bulan memiliki aktivitas
etanol daun kembang bulan mengandung antiplasmodium yang baik terhadap P.
bahan antimalaria yang dapat memberikan falciparum strain FCR-3 dengan IC50
efek preventif dan kuratif terhadap infeksi sebesar 8,12 0,53 g/ml dan 10,64 2,55
malaria (Utami, dkk., 2012). g/ml. Fraksi eter ekstrak metanol daun
kembang bulan mempunyai aktivitas
Uji in vitro Ekstrak Kembang Bulan antiplasmodium pada P. falciparum strain
Kandungan flavonoid, alkaloid, FCR-3 secara in vitro dengan cara
terpenoid dan senyawa fenol dalam daun menghambat polimerisasi heme (Syarif,
kembang bulan (Tithonia diversifolia 2007).
(Hemsley) A.Gray) menyebabkan tanaman
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 175

Tabel 1. Rata-rata persentase parasitemia dan penghambatan pertumbuhan P. falciparum


pada pemberian ekstrak metanol dan kloroform daun kembang bulan.

Ekstrak kloroform Ekstrak metanol


Rata-rata % Rata-rata %
Dosis
Rata-rata % penghambatan Rata-rata % penghambatan
(g/ml)
parasitemia parasitemia
SD SD SD SD
Kontrol (-) 14,63 0 13,39 0
0,5 13,501,03 7,706,86 11,981,02 10,544,45
2,5 13,340,53 8,853,59 12,050,68 9,985,07
5,0 12,471,86 14,7812,69 10,741,29 19,779,64
12,5 6,071,38 58,499,48 2,400,40 82,083,03
25 2,191,11 85,007,54 1,850,45 86,203,36
50 1,530,05 89,560,32 1,940,12 85,510,89
100 1,480,49 89,853,35 1,410,21 89,491,54

Pada penelitian sebelumnya yang bertanggung jawab terhadap aktivitas


dilakukan oleh Goffin et al., (2002) antiplasmodium dalam ekstrak eter
didapatkan bahwa pada P. falciparum tanaman ini adalah seskuiterpen lakton
strain FCA ekstrak metanol tanaman ini tagitinin C, tetapi Goffin juga
memiliki aktivitas antiplasmodium dengan menyebutkan bahwa komponen-komponen
IC50 sebesar 2,16 g/ml dan pada ekstrak minor lainnya kemungkinan memiliki
eter kembang bulan mempunyai IC50 aktivitas antiplasmodium. Untuk
sebesar 0,75 g/ml pada dan 0,83 g/ml mengetahui lebih jelas jenis senyawa yang
pada strain FCB1. Hal serupa juga paling berefek sebagai antiplasmodium
dilakukan oleh Obeleague dan Wright diperlukan penelitian lebih lanjut sehingga
(2005), didapatkan bahwa pemberian dapat lebih meningkatkan efektivitas
ekstrak metanol daun kembang bulan pada ekstrak daun kembang bulan sebagai
P. falciparum strain 3D7 memiliki antiplasmodium.
aktivitas antiplasmodium dengan IC50
sebesar 23,6 g/ml. Nampak jelas Uji in vivo Ekstrak Kembang Bulan
perbedaan antara ketiga penelitian tersebut Kembang bulan (Tithonia
terhadap besarnya nilai IC50 yang didapat. diversifolia (Hemley) A. Gray) termasuk
Hal ini disebabkan perbedaan strain P. ke dalam keluarga Asteraceae dan
falciparum yang dipakai oleh masing- memiliki aktivitas antimalaria, anti-
masing peneliti, dan tidak hanya itu saja, inflamasi dan analgetik. Hasil penelitian
bagian tanaman yang di ambil untuk di uji sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak
juga berbeda. Pada Goffin et al., (2002) metanol daun Kembang Bulan memiliki
mengambil bagian tanaman yang tumbuh aktivitas antiplasmodium pada
di atas tanah sebagai sampel uji, sedangkan Plasmodium falciparum strain FCR-3
penelitian dan Obeleague (2005) dan secara in vitro dengan IC50 sebesar 8,12
Afiyah (2007) mengambil bagian daun saja 0,53 g/ml dan 10,64 2,55 g/ml
sebagai sampel pengujian. (Afiyah, 2007). Oleh sebab itu perlu
Goffin et al., (2002) juga ditindak lanjuti dengan uji antiplasmodium
mendapatkan bahwa senyawa aktif yang secara in vivo.
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 176

Pada penelitian Budiarti (2011) dikatakan aktif terhadap P. berghei jika


secara in vivo, ekstrak etanol daun ini telah dapat menghambat pertumbuhan parasit
terbukti aktif menghambat pertumbuhan P. lebih dari 30% (dibandingkan dengan
berghei pada dosis 40; 80; 160, dan 320 kontrol negatif) (Carvalho et al., 1991).
mg/kgBB dengan nilai ED50 114 mg/kgBB Pada penelitian ini menunjukkan dosis
dan ED90 475 mg/kgBB. Dengan demikian ekstrak etanol daun kembang bulan yang
dapat dikatakan bahwa ekstrak daun dicobakan pada hewan coba yaitu 80
kembang bulan dapat menghambat mg/kgBB, 160 mg/kgBB, 320 mg/kgBB
pertumbuhan P. Berghei dan hambatan mempunyai nilai penghambatan lebih dari
terhadap pertumbuhan P. berghei semakin 30%, sedangkan pada dosis 40 mg/kgBB
besar dengan peningkatan dosis ekstrak. kurang dari 30% (sebesar 16,25%). Hal ini
Persen penghambatan terhadap P. berghei berarti ekstrak etanol daun kembang bulan
paling besar dimiliki oleh hewan coba pada dengan dosis 80 mg/kgBB, 160 mg/kgBB,
kelompok perlakuan dosis 320 mg/kgBB dan 320 mg/kgBB aktif terhadap P.
kemudian menurun pada kelompok hewan berghei pada hewan coba sehingga
coba yang diberi perlakuan dosis 160 berpotensi sebagai obat antimalaria
mg/kgBB, 80 mg/kgBB, dan 40 mg/kgBB (Utami, dkk., 2011).
(Budiarti, 2011). Suatu bahan uji dapat
Tabel 2. Persentase hambatan ekstrak etanol daun kembang bulan dosis 40, 80,
160, dan 320 mg/ kgBB terhadap pertumbuhan P. berghei pada mencit.
Dosis (mg/kg BB) % Penghambatan
40 16,25
80 35,83
160 66,66
320 80,42

Hasil analisis probit rnenunjukkan dilakukan terhadap 4 fraksi hasil


bahwa ekstrak etanol daun Kembang Bulan pemisahan ekstrak daun kembang bulan
memiliki nilai ED50 sebesar 114 mg/kgBB, yang memberikan hasil positif terhadap
sedangkan ED90 sebesar 475 mg/kgBB. adanya senyawa terpenoid pada fraksi 2
Menurut Munoz et al., (2000) aktivitas dan 3 serta senyawa flavonoid pada fraksi
antiplasmodium ekstrak secara in vivo 4. Pada penelitian sebelumnya yang
dapat dikategorikan menjadi moderat dilakukan oleh Goffin et al., (2002)
(ED50<500 mg/kgBB), baik (ED50<250 menguraikan bahwa dari fraksi eter
mg/kgBB ), dan sangat baik (ED50< 100 tumbuhan kembang bulan mengandung
mg/kgBB). Berdasarkan kategori tersebut seskuiterpen lakton tagitinin C yang
maka ekstrak etanol daun Kembang Bulan merupakan komponen aktif dalam
memiliki aktivitas anti plasmodium dengan melawan plasmodium. Diduga salah satu
kategori baik. senyawa terpenoid yang sudah
Fraksinasi Ekstrak Daun Kembang diidentifikasi dengan metode KLT pada
Bulan Dengan Kromatografi Kolom ekstrak daun kembang bulan ini
Cepat merupakan golongan seskuiterpen lakton
Pada penelitian Utami, dkk., (2011) yang aktif dalam melawan plasmodium.
didapatkan hasil skrining yang telah Tidak menutup kemungkinan senyawa
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 178

flavonoid pada ekstrak tersebut juga ikut Identifikasi Senyawa Flavonoid dari
berperan dalam melawan Plasmodium Daun Kembang Bulan
mengingat beberapa tumbuhan, seperti Flavonoid termasuk dalam golongan
Artemisia indica, Siparuna andina, Vriesea senyawa fenol yang memiliki banyak
sanguinolenta, dan Abrus precatorius, gugus OH dengan adanya perbedaan
mengandung flavonoid yang aktif sebagai keelektronegatifan yang tinggi, sehingga
antimalaria (Kaur et al., 2009). sifatnya polar. Golongan senyawa ini
Uji aktivitas antimalaria terhadap mudah terekstrak dalam pelarut aquabides
hasil fraksinasi menunjukkan fraksi yang yang memiliki sifat polar karena adanya
memiliki aktivitas antimalaria paling tinggi gugus hidroksil, sehingga dapat terbentuk
adalah fraksi 2. Perbedaan nilai persentase ikatan hidrogen (Amanatie, dkk., 2015).
penghambatan yang dihasilkan oleh fraksi Pada penelitian yang dilakukan Zirconia,
2 dengan keempat fraksi lainnya cukup dkk., (2015) didapatkan struktur senyawa
signifikan. Demikian pula terjadi kimia flavonoid hasil isolasi dari fraksi etil
perbedaan nilai persentase penghambatan asetat daun kembang bulan. Hasil
antara fraksi 2 dan fraksi 3 yang sama- identifikasi dengan FTIR menunjukkan
sama diduga mengandung senyawa serapan-serapan yang spesifik dari
terpenoid. Walaupun kandungan aktif senyawa flavonoid seperti rentangan
antimalaria dari daun kembang bulan asimetri OH pada bilangan gelombang
(tagitinin C) memiliki kesamaan golongan 3443,9 cm-1, rentangan cincin aromatik
senyawa seskuiterpen lakton dengan pada 11367,9 cm-1, pita serapan kuat
artemisinin, namun mekanisme kerjanya karbonil pada angka 1648,3 cm-1 dan
diduga berbeda (Utami, dkk., 2011). golongan eter yang diperkuat oleh puncak
Hommel (2008) menyebutkan bahwa serapan 1060,3 cm-1 sehingga senyawa
ternyata mekanisme kerja antimalaria flavonoid yang diduga adalah 5,7,8,3,4-
artemisinin disebabkan akibat adanya pentahidroksiflavonol atau 5,6,7,3,4-
jembatan endoperoksida, sedangkan pentahidroksiflavonol. Hasil penilitan ini
aktivitas yang spesifik dari gugus sesuai dengan hasil penelitian yang
fungsional seskuiterpen laktonnya belum dilakukan sebelumnya oleh Utami (2011),
diketahui secara pasti. Jembatan Setiyanggono (2014) dan Amanatie (2015)
endoperoksida artemisinin berperan yang menyatakan bahwa di dalam daun
penting dalam mekanisme antimalaria, kembang bulan terkandung senyawa
salah satunya melalui proses aktivasi. flavonoid.
Jembatan endoperoksida akan terurai
menjadi radikal bebas dan radikal Identifikasi Senyawa Terpenoid dari
elektrofilik lainnya dengan melibatkan Daun Kembang Bulan
besi. Radikal bebas akan merusak enzim Identifikasi senyawa minyak atsiri
yang merubah hemoglobin menjadi yang terkandung didalam daun kembang
hemozoin sehingga akan terjadi bulan yang dilakukan oleh Wanzala, dkk.,
penumpukan radikal bebas dalam sel (2016), didapatkan 50 senyawa minyak
parasit dan merusak sel parasit. atsiri dengan perbandingan 54%
monoterpen dan 46% sesquiterpen. Hasil
penelitan ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan sebelumnya oleh
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 179

Soetjipto, dkk., (2008), menyatakan bahwa puncak yang muncul pada kromatogram
analisa minyak atsiri daun kembang bulan menunjukkan adanya 11 komponen dengan
dengan KG-SM menunjukkan adanya 26 kadar lebih besar dari 2%.

Gambar 2. Kromatogram minyak atsiri daun kembang bulan.

Jika ditinjau dari rumus molekulnya, Selain itu pada penelitian


10 komponen yang ada termasuk dalam sebelumnya yang dilakukan oleh Gu JQ et
golongan seskuiterpenoid, yaitu kariofilen al., (2002) didapatkan tiga seskuiterpenoid
(nomor puncak 4) sebesar 27,76%, dari isolat ekstrak daun kembang bulan,
nerolidol (nomor puncak 14) sebesar yaitu 2-alpha-hydroxytirotundin,
21,81%, kariofilen oksida (nomor puncak tithofolinolide, dan 3-alpha-
17) sebesar 7,06%, kopaen (nomor puncak acetoxydiversifolol, serta delapan lakton
1) sebesar 6,41%, bisiklogermakren seskuiterpen, yaitu 3-beta-acetoxy-8-beta-
(nomor puncak 10) sebesar 4,90%, juniper isobutyryloxyreynosin, tagitinin C, 1-beta-
kamfor (nomor puncak 21) sebesar 3,30%, 2-alpha-epoxytagitinin C, 4-alpha-10-
aromadendren (nomor puncak 20) sebesar alpha-dihydroxy-3-okso-8-beta-
2,36%, a-humulen (nomor puncak 5) isobutyryloxyguaia-11-en-12,6-alpha-
sebesar 2,34%, spatulenol (nomor puncak olide, 3-alpha-acetoxy-4-alpha-hidroksi-
16) sebesar 2,27% dan P-maalien (nomor 11-eudesmen-12-OKI asam metil ester,
puncak 2) sebesar 2,25%. Sedangkan satu 17,20- dihydroxygeranylnerol, tagitinin A,
komponen yang lain tidak termasuk dalam dan tirotundin. Aktivitas antiplasmodial
golongan sesquiterpenoid, yaitu senyawa utama tanaman daun kembang bulan
androstan-3-ol (nomor puncak 13) sebesar adalah adanya senyawa seskuiterpen
2,46% di mana senyawa ini termasuk lakton, tagitinin C, yang mudah terdeteksi
dalam golongan diterpenoid. Selain ke 26 di bawah UV (pada 254 nm). Penelitian
puncak di atas (97,51 % yang berhasil yang lakukan oleh Goffin et al., (2003),
teridentifikasi) masih terdapat sekitar 2,49 didapatkan senyawa tagitinin C dari
% komponen yang tidak terdeteksi ekstrak dietil eter daun kembang bulan
(Soetjipto, dkk., 2008). dengan menggunakan High Performance
Liquid Chromatograpy (HPLC).
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 181

Gambar 3. Struktur kimia tagitini C.

Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kembang hewan coba yang mati baik pada kelompok
Bulan kontrol maupun kelompok perlakuan. Hal
Pada penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pemberian dosis
Utami, dkk., (2011), uji toksisitas tunggal secara oral ekstrak daun Kembang
dilakukan pada 4 kelompok, yaitu Bulan sampai dengan dosis maksimum
kelompok kontrol (PO) yang diberikan yang masih dapat diberikan yaitu
larutan CMC Na l% setiap hari, kelompok 1596mg/kgBB atau 20 kali dosis lazim,
I yang diberikan larutan uji dosis 79,8 tidak menimbulkan kematian pada hewan
mg/kgBB (1x dosis), kelompok II coba. Hasil profil darah dan kimia klinik
diberikan larutan uji 798 mg/kgBB (10x tikus putih (Rattus novergicus) setelah
dosis), dan kelompok III diberikan larutan dipapar ekstrak daun kembang bulan
uji 1596 mg/kgBB (20x dosis). Hasil selama 14 hari berturut-turut adalah
pengamatan selama empat belas hari sebagai berikut (Utami, dkk., 2011) :
perlakuan tidak menunjukkan adanya

Tabel 3. Hasil pemeriksaan darah rutin dan kimia darah tikus uji toksisitas.
Sebelum Setelah Sig (2
Sampel
Rata-rata Rata-rata Tailed)
BUN 83,16 mg/dl 18,40 113,50 mg/dl 18,74 0,04
Kreatinin 0,65 mg/dl 0,17 0,67 mg/dl 0,09 0,789
Asam urat 3,20 mg/dl 1,55 1,00 mg/dl 0,00 0,295
Al. Fosfat 530,60 IU/L 146,16 304,80 IU/L 88,58 0,68
Protein 7,35 g/dl 0,68 7,97 g/dl 0,56 0,271
SGPT 70,50 U/L 25,68 95,00 U/L 61 ,13 0,464
SGOT 195,33 U/L 57,07 120,00 U/L 119,71 0,187
Hemoglobin 12,40 g/dl 1,76 14,00 g/dl 0,45 0,22
Leukosit 8666,66 2122,10 6533,33 1665,33 0,301
6 5 6 5
Eritrosit 2,9333.10 2,51661.10 4,6333.10 1,52753.10 0,014
Hasil analisa pemeriksaan kimia bermakna pada beberapa parameter seperti
darah tikus putih (Rattus novergicus) yang kreatinin, asam urat, protein total, alkali-
dilakukan di awal dan di akhir penelitian phosphatase, SGOT, SGPT. Demikian juga
menunjukkan tidak ada perbedaan dengan pemeriksaan darah lengkap. Hanya
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 183

pada parameter ureum darah (BUN) dan memiliki aktivitas sebagai antimalaria
jumlah eritrosit yang secara statistik yaitu tagitinin C yang merupakan senyawa
menunjukkan perbedaan bermakna. Selain golongan seskuiterpen lakton yang
pemeriksaan darah rutin pada tikus, memiliki kesamaan dengan artemisinin,
penelitian Utami dkk, (2011) juga namun mekanisme kerjanya diduga
melalukan uji hispatologi hepar dan uji berbeda. Ekstrak daun kembang bulan
hispatologi ginjal tikus dengan berbagai memiliki mekanisme antimalaria yang
kelompok. Hasil pemeriksaan berhubungan dengan aktivitas
histopatologis hepar rata-rata tidak penghambatan polimerasi heme secara in
menunjukkan adanya perubahan struktur, vitro. Ketika parasit dalam fase eritrositik,
tidak ditemukan adanya degenerasi parasit akan memecah hemoglobin menjadi
parenkimatosa, degenerasi hidropik heme dan globin. Globin akan digunakan
ataupun sel nekrosis. Tetapi pada oleh parasit untuk sintesis protein
kelompok kontrol, ada 1 ekor tikus yang sedangkan heme bersifat toksik bagi
heparnya mengalami reaksi radang, tampak parasit sehingga parasit akan mengubah
kumpulan sel-sel fagosit berupa monosit heme (polimerasi heme) menjadi hemozoin
dan polimorfonuklear. agar tidak toksik bagi parasit. Ekstrak daun
Sementara hasil pemeriksaan kembang bulan akan menghambat
histopatologis ginjal, juga tidak polimerasi heme sehingga heme yang
menunjukkan adanya perubahan struktur toksik akan mengganggu enzim protease
dari tubulus renalis dan glomerulus. parasit dan merusak membran selnya.
Sementara ada 1 ekor tikus kelompok III Pada hasil uji toksisitas akut ekstrak
yang memperlihatkan adanya daun kembang bulan, tidak ada perbedaan
peradangan/infiltrasi sel-sel limfosit secara yang signifikan pada parameter enzimatik
fokal (fokal nephritis). Penelitian Utami, antara sebelum dengan setelah pemberian
dkk., (2011) juga melakukan pengamatan pemberian ekstrak, demikian pula dengan
berat badan terhadap tikus jantan dan tikus hasil histopatologi organ-organ hewan
betina. Pengukuran berat badan tikus coba. Tidak ada perubahan struktur
dilakukan setiap pagi dan ditimbang oleh jaringan dalam organ hepar dan ginjal. Hal
orang yang sama selama 14 hari berturut- yang serupa juga dijumpai pada pengujian
turut. Tidak ada kelompok tikus yang berat badan tikus jantan dan tikus betina,
menunjukkan perubahan berat badan tidak ada kelompok tikus yang
secara signifikan, rata-rata terjadi kenaikan menunjukkan perubahan berat badan
berat badan yang konstan secara perlahan- secara signifikan, rata-rata terjadi kenaikan
lahan. berat badan yang konstan secara perlahan-
lahan. Diharapkan pemberian ekstrak daun
SIMPULAN kembang bulan dapat dijadikan sebagai
Ekstrak daun kembang bulan alternatif pengobatan pada pasien malaria.
(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray)
terbukti memiliki aktivitas sebagai UCAPAN TERIMA KASIH
antimalaria, baik sebagai terapi profilaksis Penulis menyampaikan terima kasih
maupun terapi setelah terjadinya infeksi kepada bapak Prof. Dr. Anas Subarnas,
malaria. Kandungan zat aktif yang M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing atas
terkandung di dalam daun kembang bulan kritik, saran, dan kesediaannya dalam
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 184

menelaah artikel ini, sehingga artikel ini Biomedik (eBm), Vol. 3(1).
dapat terselesaikan dengan baik.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman
DAFTAR PUSTAKA Penatalaksanaan Kasus Malaria di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral
Afiyah, R. 2007. Aktivitas antiplasmodium
fraksi larut eter ekstrak metanol daun Pengendalian Penyakit dan
kembang bulan (Tithonia diversifolia Penyehatan lingkungan.
(Hemsley) A.Gray) pada Plasmodium
falciparum secara in vitro. Goffin, E., Ziemons, E., de Mol. P., de
Yogyakarta: Tesis Penelitian Prodi Madureira Mdo, C., Martins, A.P., da
Kedokteran Dasar dan Biomedis, Cunha, A.P., Phillippe, G., Tits, M.,
Universitas Gajah Mada. Angenot, L., and Frederich, M. 2002.
In Vitro Antiplasmodial Activity of
Amanatie., Eddy, S. 2015. Structure Tithonia diversifolia and
Elucidation of the Leaf of Tithonia Identification of Its Main Active
diversifolia (Hemsl) A. Gray. Jurnal Constituent: Taginin C. Planta Med,
Sains dan Matematika, Vol. 23(4): 68(6): 543-5.
101-106.
Goffin, E., Cunha, A., Ziemons, E., Tits,
Arsin, A. 2012. Malaria di Indonesia M., Angenot, L., and Frederich, M.
Tinjauan Aspek Epidemiologi. 2003. Quantification of Tagitinin C
Makasar: Masagena Press. in Tithonia diversifolia by Reversed-
phase Highperformance Liquid
Aty, W., Noer Cholis, Z. 2011. Syafruddin. Chromatography. Phytochem. Anal,
Antimalarial Activity and 14: 378380.
Mechanism of Action of Flavonoid
Compounds Isolated from Gu, J.Q., Gills, J..J., Park, E.J., Mata,
Artocarpus Champeden Spreng G.E., Hawthorne, M.E., Axelrod,
Stembark. Jurnal Bina Praja, Vol. F., Chavez, P.I. 2002.
13(2): 67-77. Sesquiterpenoids From Tithonia
diversifolia With Potential Cancer
Budiarti, C. 2011. Uji Aktivitas Chemopreventive Activity. Journal.
Antimalaria Ekstrak Etanol Daun Nat. Prod, 65(4): 532-6.
Kembang Bulan (Tithonia Hermanto, F., Febriani, Y., Aisyah, L.,
diversifolia) secara In Vivo. Skripsi. Saputra, T., Hakim, A., Ningsih. A.,
Fakultas Kedokteran, Universitas Herlina, T., Julaeha, E., Zainuddin,
Jember. A., Supratman, U. 2014. Uji
Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol
Carvalho, L.H., Brandao, M.G. L., Santos, Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
F.D., Lopez, J.L., Krettli, A.U. 1991. blossfeldiana Poelln.) Pada
Chemical and Biological Evaluation Plasmodium falciparum 3D7.
of Crude Extracts Against Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.
Plasmodium berghei. Revista de 2(2): 54-58.
Biologica Tropica, 44(2A): 362-367.
Hommel, M. 2008. Future of Artemisinins:
Cecilia, S., Josef, S.B., Victor, D. 2015. Natural, Synthetic or Recombinant.
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Journal of Biology, Vol. 7(38).
Tentang Penyakit Malaria Di
Kecamatan Silian Raya Kabupaten Irawa, A., Pujiyanti, A. 2012.
Minahasa Tenggara. Jurnal e- Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 185

Masyarakat di Daerah Kejadian Luar Nigerian Plants Used in The


Biasa Malaria Desa Wagirpandan, Treatment of Malaria. JPP. 57
Kecamatan Rowokele, Kabupaten (Suplement): 70-71.
Kebumen. Jurnal Vektor dan
Reservoir Penyakit, Vol. 4(2): 65-74. Oyewole, L.O., Ibidapo, C.A., Moronkola,
D.O., Oduola, A.O., Adeoye, G.O.,
Isa, M. 2014. Identifikasi Kandungan Anyasor, G.N., Obansa, J.A. 2008.
Senyawa Kimia Pada Wedelia biflora Anti-malarial and repellent activities
dan Uji Bioaktivitasnya Sebagai of Tithonia diversifolia (Hemsl.) leaf
Antiplasmodium berghei. Jurnal extracts. Journal of Medicinal Plants
Medika Veterinaria, Vol. 8(1). Research, Vol. 2(8): 171-17.

Kaur, K., Jain, M., Kaur, T., Jain, R. 2009. Pratiwi, M.S. 2010. Ramuan Herbal
Antimalarial From Nature. Article of Warisan Leluhur. Penerbit Tugu
Bioorganic & Medical Chemistry. Publisher: Yogyakarta.
Department of Medicinal Chemistry.
National Institute of Pharmaceutical Purwadianto, A. 2011. Laporan Nasional
Educationand Research, Sector 67, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010.
S.A.S.Nagar, Punjab 160062, India. Laporan Penelitian, Badan Litbang
Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Munoz, V., Souvain, M., Bourdy, G. 2000. Kesehatan. 77-80.
The Search for Natural Bioactive
Compounds Through a Setiyanggono, N., Nuri., Puspitasari, E.
Multidisciplinary Approach in 2014. Uji Aktivitas Antimalaria
Bolivia: Part I I. Antimalarial activity Ekstrak Kering Daun Tithonia
of some plants used by Mosetena diversifolia pada Mencit yang
Indians. Journal Ethnopharmacol: Diinfeksi Plasmodium berghei. e-
139-55. Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 2(1).

Mustofa. 2009. Obat Antimalaria Baru: Soetjipto, H., Dewi, L., Prayitno, S. 2008.
Antara Harapan dan Kenyataan. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran, Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Universitas Gadjah Mada. Halaman Kembang Bulan Tithonia diversifolia
9. (Hemsley) A. Gray. Jurnal Ilmiah
Nasional Berita Biologi, Vol. 9(2).
Mutiah, R. 2010. Combination of
Anamirta cocculus Stem Extract and Syarif, R.A. 2007. Aktivitas
Artemisin as an Antimalaria Agent Antiplasmodium Fraksi Lanlt Eter
against Plasmodium berghei. Jurnal Ekstrak Metanol Daun Kembang
Kedokteran Brawijaya, Vol. 26(1). Bulan (Tithonia diversifolia
(HemsLey) A. Gray) Pada
Novia, A.R., Heedy, M.T., Weny, I.W. Plasmodium falciparum Secara In
2013. Studi Penggunaan Antimalaria Vitro. Tesis Penelitian Prodi Ilmu
Pada Penderita Malaria Di Instalasi Kedokteran Dasar dan Biomedis
Rawat Inap BLU RSUP Prof. Dr. R. Minat Utama Farmakologi.
D. Kandou Manado Periode Januari- Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mei 2013. Jurnal Ilmiah Farmasi- Mada.
UNSRAT, Vol. 2(3).
Titanji, P.K., Zofou, D., Ngemenya, M.N.
Obeleague, C.S., and Wright, C.W. 2005. 2008. The Antimalarial Potential of
Antiplasmodial Activity of Some Medicinal Plants Used for The
Farmaka
Volume 15 Nomor 3 186

Treatment of Malaria in
Cameeroonian Folk Medicine.
African Journal of Traditional,
Complimentary and Alternative
Medicine, Vol. 5(3): 302-301.

Utami, W., Nuri., dan Yunit,. A. 2011.


Pengembangan Obat Herbal
Terstandar untuk Terapi Malaria Dari
Ekstrak Daun Kembang Bulan
(Tithonia diversifolia). Jember:
Laporan Akhir Penelitian. Fakultas
Kedokteran, Universitas Jember.

Utami, W., Nuri., dan Yunita, A. 2012.


Pengaruh Pemberian Ekstrak
Tithonia diversifolia (Hemsley) A.
Gray) Sebagai Antimalaria Pada
Mencit Galur Balb/C Sebelum Dan
Sesudah Diinfeksi Plasmodium
berghei. Jurnal Medika Planta, Vol.
1(5).

Wanzala, W., Osundwa, E.M., Alwala,


O.J., Gakuubi, M.M. 2016.
Chemical Composition of Essential
Oil of Tithonia diversifolia (Hemsl.)
A. Gray from The Southern Slopes
of Mount Elgon in Western Kenya.
Indian Journal Of
Ethnophytopharmaceuticals, 2(2):
72-83.

World Health Organisation. 2010. The


World Malaria Report; World Health
Organisation: Geneva, Switzerland.

World Health Organisation. 2012. The


World Malaria Report; World Health
Organisation: Geneva, Switzerland.

Zirconia, A., Kurniasih, N., Amalia, V.


2015. Identifikasi Senyawa
Flavonoid Dari Daun Kembang
Bulan (Tithonia diversifolia) Dengan
Metode Pereaksi Geser. Jurnal al
Kimiya, Vol. 2(1).

Anda mungkin juga menyukai