Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS CHF (Congestive Heart Failure)

FARMAKOTERAPI I

OLEH :
STIFA C 2018
KELOMPOK 1
Yonatan Palli (1801110)
Debora Lartika Padatu (1801118)
Fara Humaira Lestaluhu (1801121)
Devia Novelia Patabang (1801123)
Yunita Semba (1801124)
Azmarani Savitri (1801147)
Siska S. Pabisa (1801149)
Delvia Toding Bua (1801152)
Ingrid Evansya Tampubolon (1801155)
Fitri Ramadhani (1801158)

DOSEN PENGAMPUH : Apt. Rahmad Aksa, S. Si., M. Si

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR


MAKASSAR
2020
Studi Kasus
A.J, seorang pria 58 tahun, merasa napasnya makin pendek, dan beratnya
bertambah 8 kg, 2 minggu sebelumnya, dia merasa cepat lelah saat naik
tangga, orthopnea, dan edema pada engkel kakinya. Sejak saat itu,
gejalanya bertambah buruk. Dia juga mengatakan adanya serangan
paroxysmal (nocturnal dyspnea (PND), dan hanya bisa tidur saat posisi
duduk. A.J memiliki riwayat batuk produktif, nocturia (2-3× semalam) dan
edema. A.J juga memiliki riwayat heartburn, osteoarthritis selama 10 tahun,
depresi, dan hipertensi yang sulit di kontrol. Juga riwayat DM secara turun
temurun.

Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya dyspnea, cyanosis, takikardia. TTV


meliputi : TD 160/100 mm Hg, denyut 90×/menit, dan pernapasan 28×/menit.
Tinggi badan 171 cm, BB 78 kg.
Pengobatan yang dilakukan saat ini : HCT 25 mg/hari, ibuprofen 600 mg 4×
sehari (QID), ranitidin 150 mg tiap malam sebelum tidur, citaploram 20
mg/hari.

Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan. Hasil lab menujukkan :
hematokrit 41,1%, WBC 5.300/µL, Potassium (K), 3,2 mEq/L; Chloride (Cl).
100 mEq/L; Bicarbonate, 30 mEq/L; Magnesium, 1,5 mEq/L; Fasting blood
sugar, 100 mg/dL; Uric acid, 8 mg/dL; Blood urea nitrogen (BUN), 40 mg/dL;
Serum creatinine (SCr), 0,8 mg/dL; Alkaline phosphatase, 44 units/L;
Aspartate aminotransferase, 30 units/L; BNP, 364 pg/mL (normal <200
pg/mL); Thyroid-stimulating hormone, 2,0 microunits/ML Radiografi
menunjukkan efusi pleural dan kardiomegali.

 Apa saja tanda, gejala dan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis


CHF pada pasien A.J? (hubungkan dengan penyakit gagal jantung kiri
atau gagal jantung kanan)
 Bagaimana pemilihan obat untuk CHF?
 Apakah ada keadaan tertentu pada pasien yang dapat mempengaruhi
farmakoterapi A.J?
 Apakah ada interaksi obat-obat, kontraindikasi, atau efek samping yang
terjadi pada pasien A.J?
Penyelesaian

1. Tanda yang di alami pasien meliputi adanya dyspnea, cyanosis, takikardia.


TTV meliputi : TD 160/100 mm Hg, denyut 90×/menit, dan pernapasan
28×/menit. Tinggi badan 171 cm, BB 78 kg, serangan paroxysmal (nocturnal
dyspnea (PND), dan hanya bisa tidur saat posisi duduk. A.J memiliki riwayat
batuk produktif, nocturia (2-3× semalam) dan edema. A.J juga memiliki
riwayat heartburn, osteoarthritis selama 10 tahun, depresi, dan hipertensi
yang sulit di kontrol juga riwayat DM secara turun temurun. Gejala yang di
alami pasien meliputi napasnya makin pendek, dan beratnya bertambah 8 kg,
2 minggu sebelumnya, dia merasa cepat lelah saat naik tangga, orthopnea,
dan edema pada engkel kakinya. Pemeriksaan laboratorium yang di
dapatkan meliputi hematokrit 41,1%, WBC 5.300/µL, Potassium (K), 3,2
mEq/L; Chloride (Cl). 100 mEq/L; Bicarbonate, 30 mEq/L; Magnesium, 1,5
mEq/L; Fasting blood sugar, 100 mg/dL; Uric acid, 8 mg/dL; Blood urea
nitrogen (BUN), 40 mg/dL; Serum creatinine (SCr), 0,8 mg/dL; Alkaline
phosphatase, 44 units/L; Aspartate aminotransferase, 30 units/L; BNP, 364
pg/mL (normal <200 pg/mL); Thyroid-stimulating hormone, 2,0 microunits/ML
Radiografi menunjukkan efusi pleural dan kardiomegali.

2. Pasiennya obsitas dan diberi hct sebagai diuretik tapi pasiennya masih
edema dan obat blm efektif krn TD masih tinggi, jd bs disarankan
mengonsumsi spironolakton.

3. a. Pada pasien A.J diketahui menderita depresi dan telah mengkonsumsi


obat citalopram 20 mg sebagai obat antidepresan. Depresi dapat
meningkatkan kondisi stress pasien A.J yang berakibat pada
meningkatnya tekanan darah dan peningkatan pro inflamatory markers
seperti C-reaktive protein/CRP yang merupakan faktor risiko penyakit
cardiovaskular seperti gagal jantung (Heart Failure)

b. Penarikan nafas yang dalam dan kuat menyebabkan tekanan


intratoraks yang mengarah kepeningkatan aliran balik vena ke atrium
kanan dan selanjutnya ventrikel kanan. Pada orang sehat hal ini
meningkatkan aliran darah di ruang jantung kanan dan menyebabkan
penurunan tekanan vena jugularis (JVP). Mekanisme ini menyebabkan
regurgitasi trikuspid, namun pada pasien dengan kegagalan ventrikel
kanan, obstruksi aliran di ruang sisi kanan menyebabkan peningkatan
JVP. Tekanan abnominal yang berkelanjutan juga menyebabkan
peningkatan aliran balik vena. Sehingga menyebabkan reflux
hepatojugular, dimana peningkatan berkelanjutan JVP pada penerapan
tekanan perut digunakan sebagai penanda kegagalan ventrikel kanan.

c. Hipertensi yang diderita pasien A.J diketahui dari hasil pemeriksan lab
tekanan darah 160/100 mmHg dapat menyebabkan jantung bekerja
menjadi lebih keras dalam memompa dan mengedarkan darah ke
seluruh tubuh. Jika jantung bekerja terlalu keras dapat berakibat pada
terjadinya penebalan otot jantung dan berujung pada penyakit gagal
jantung (heart failure). Jenis gagal jantung yang disebabkan oleh
hipertensi disebut dengan hypertensive heart disease.

4. Interaksi obat :

- hct sama ibuprofen. Hct bisa meningkatkan kadar ibuprofen dgn cara
berkompetisi secara anionik sama ibuprofen.

- Hct dengan citalopram : berinterkasi sinergis secara farmakodinamik. Bisa


bikin hiponatremia —> perlu dimonitoring.

- Citalopram dengan ibuprofen : berinteraksi sinergis secara farmakodinamik


—> efeknya meningkatkan toksisitas. Bisa menimbulkan bleeding di GI
—> penggunaan secara bersamaan perlu dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

ESC Guidelines. 2016. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chromic heart failure. European Heart Journal. Unversity of
Groningen : Netherland

Yancy, W Clyde. 2017. ACC/AHA/HFSA Focused update. The American


College of Cardiology Foundation : USA

Baxter, Karen. 2010. Stockley’s drug interaction 9th edition. Pharmaceutical


Press : USA

Lee, Mary. 2017. Basic Skills in interpreting laboratory data 6 th edition.


American Society of Health-system Pharmacist : USA.

Anda mungkin juga menyukai