FARMAKOTERAPI I
OLEH :
STIFA C 2018
KELOMPOK 1
Yonatan Palli (1801110)
Debora Lartika Padatu (1801118)
Fara Humaira Lestaluhu (1801121)
Devia Novelia Patabang (1801123)
Yunita Semba (1801124)
Azmarani Savitri (1801147)
Siska S. Pabisa (1801149)
Delvia Toding Bua (1801152)
Ingrid Evansya Tampubolon (1801155)
Fitri Ramadhani (1801158)
Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan. Hasil lab menujukkan :
hematokrit 41,1%, WBC 5.300/µL, Potassium (K), 3,2 mEq/L; Chloride (Cl).
100 mEq/L; Bicarbonate, 30 mEq/L; Magnesium, 1,5 mEq/L; Fasting blood
sugar, 100 mg/dL; Uric acid, 8 mg/dL; Blood urea nitrogen (BUN), 40 mg/dL;
Serum creatinine (SCr), 0,8 mg/dL; Alkaline phosphatase, 44 units/L;
Aspartate aminotransferase, 30 units/L; BNP, 364 pg/mL (normal <200
pg/mL); Thyroid-stimulating hormone, 2,0 microunits/ML Radiografi
menunjukkan efusi pleural dan kardiomegali.
2. Pasiennya obsitas dan diberi hct sebagai diuretik tapi pasiennya masih
edema dan obat blm efektif krn TD masih tinggi, jd bs disarankan
mengonsumsi spironolakton.
c. Hipertensi yang diderita pasien A.J diketahui dari hasil pemeriksan lab
tekanan darah 160/100 mmHg dapat menyebabkan jantung bekerja
menjadi lebih keras dalam memompa dan mengedarkan darah ke
seluruh tubuh. Jika jantung bekerja terlalu keras dapat berakibat pada
terjadinya penebalan otot jantung dan berujung pada penyakit gagal
jantung (heart failure). Jenis gagal jantung yang disebabkan oleh
hipertensi disebut dengan hypertensive heart disease.
4. Interaksi obat :
- hct sama ibuprofen. Hct bisa meningkatkan kadar ibuprofen dgn cara
berkompetisi secara anionik sama ibuprofen.
ESC Guidelines. 2016. ESC guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chromic heart failure. European Heart Journal. Unversity of
Groningen : Netherland