Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FARMAKOTERAPI

“STUDY KASUS”

KRISTIANTI KESIA MADAUN

19013176

STIFA D 2019

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

MAKASSAR

2021
SOAL
A j seorang pria 58 thn, merasa napasnya semakin pendek dan beratnya
bertambah 8 kg, 2 minggu sebelumnya di mudah merasa lelah saat naik tangga ,
ortophenea dan edema pada engkel kakinya. sejak itu gejala bertambah buruk. dia
juga mengatakan adanya serangan proximal dyspnea (PND) dan hanya bisa tidur
pada posisi duduk AJ memiliki riwayat batuk produktif, nocturia (2-3x semalam) dan
asma. AJ juga memiliki riwayat heartbum, osteoarhritis selama 10 tahun, depresi
dan hipertensi yang sulit dikontrol juga riwayat DM turun temurun.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya dyspnea, cyanosis, lakikardia TTV meliputi
TD 160/100 mm Hg. Denyut 90x/menit dan pernapasan 28x/menit , Tinggi badan
171 cm BB 78 kg, pengobatan yang dilakukan saat ini HCT 25 mg/hari, Ibuprofren
600 mg 4x sehari (QID), ranitidine 150 mg tiap malam sebelum tidur, citalopram 20
mg/hari.
Tidak ada riwayat alaergi obat dan makanan. Hasil lab menunjukkan hemotakrit
41,1%, WBC 5,300/ μL, Potassium (K), 3,2 mEq/L: Chloride (CI), 100 MEq/L ;
Bicarbonate 30 mEq/L ; Magnesium 1,5 mEq/L ; Fasting blood sugar 100 mg/dL ;
Uric acid 8 mg/dL ; Blood urea nitrogen (BUN), 400 mg/dL ; Serum creatinine (SCr),
0,8 mg/dL ; A;kaline phoosphaatase 44 units/L, ; Aspartate aminotransferase 30
units/L ; BNP, 364 pg/Ml (normal <200 pg/mL); Thyroid-stimulating hormone, 2,0
microunits/Ml radiografi menunjukkan efusi pleural dan kardiomegali.
a. Ap saja tanda, gejala, dan pemeriksaan laboratorium yang penting untuk
diagnosis CHF pada pasien A J? (hubungan dengan penyakit gagal jantung kiri
atau gagal jantung kanan
b. Bagaimana pemilhan obat untuk CHF
c. Apakah ada keadaan tertentu pada pasien A J yang dapat mempengaruhi
farmakoterapi A J?
d. Apakah ada interaksi obat-obat, kontraindikasi, atau efek samping yang terjadi
pada pasien A J ?
JAWABAN :
a. Tanda dan gejala diagnosis CHF pada pasien A J adalah :
•Presentasi pasien dapat berkisar dari asimtomatik hingga syok kardiogenik.
•Gejala primer adalah dispnea (terutama saat aktivitas) dan kelelahan, yang
menyebabkan intoleransi aktivitas. Gejala paru lainnya termasuk ortopnea,
dispnea nokturnal paroksismal, takipnea, dan batuk.
• Kelebihan cairan dapat menyebabkan kongesti paru dan edema perifer.
• Gejala nonspesifik mungkin termasuk kelelahan, nokturia, hemoptisis, nyeri
perut, anoreksia, mual, kembung, asites, nafsu makan buruk, perubahan status
mental, dan penambahan berat badan.
• Temuan pemeriksaan fisik mungkin termasuk ronki paru, S3 gallop, ekstremitas
dingin, pernapasan Cheyne-Stokes, takikardia, tekanan nadi menyempit,
kardiomegali, gejala edema paru (sesak napas dan kecemasan ekstrem,
kadang disertai batuk dan sputum merah muda, berbusa), edema perifer
distensi vena jugularis, refluks hepatojugular, dan hepatomegali.
Adapun pemeriksaan laboratorium yang penting untuk diagnosis CHF pada
pasien A J adalah :
•Tes laboratorium untuk mengidentifikasi gangguan yang dapat menyebabkan
atau memperburuk gagal jantung meliputi jumlah sel darah lengkap; elektrolit
serum (termasuk kalsium dan magnesium); tes fungsi ginjal, hati, dan tiroid;
urinalisis; profil lipid; dan A1C. Peptida natriuretik tipe-B (BNP) umumnya akan
lebih besar dari 100 pg/mL.
•Hipertrofi ventrikel dapat ditunjukkan pada radiografi dada atau
elektrokardiogram (EKG). Radiografi dada juga dapat menunjukkan efusi pleura
atau edema paru.
• Ekokardiogram dapat mengidentifikasi kelainan perikardium, miokardium, atau
katup jantung dan mengukur fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) untuk
menentukan apakah ada disfungsi sistolik atau diastolik.
•Sistem Klasifikasi Fungsional Asosiasi Jantung New York dimaksudkan terutama
untuk mengklasifikasikan pasien gagal jantung simtomatik menurut evaluasi
subjektif dokter. Pasien kelas fungsional (FC)-I tidak memiliki keterbatasan
aktivitas fisik, pasien FC-II memiliki sedikit keterbatasan, pasien FC-III memiliki
keterbatasan yang nyata, dan pasien FC-IV tidak dapat melakukan aktivitas fisik
tanpa ketidaknyamanan.
•Sistem stadium American College of Cardiology/Amer can Heart Association
(ACC/AHA) menyediakan kerangka kerja yang lebih komprehensif untuk
mengevaluasi, mencegah, dan mengobati HF (lihat diskusi lebih lanjut di
bawah).
b. Pemilhan obat untuk CHF yaitu :
 (ACE) inhibitor = Captropril
 Antihipertensi (Furosemid) obat diuretic digunakan untuk mengeluarkan cairan
 Inotropic (memperkuat kontraksi oto jantung) = digoksin
 Dopamine dan doputamin (secara parenteral )
 Nitrat = ISDN
 Diuretik Hemat Kalium = Spironolakton
c. Keadaan tertentu pada pasien A J yang dapat mempengaruhi farmakoterapi yaitu
riwayat penyakit DM turun-temurun
d. Interaksi obat-obat, kontraindikasi, atau efek samping yang terjadi pada pasien A
J yaitu :
Ada kontraindikasi dari obat-obat pasien AJ jika diminum secara bersamaan yaitu
Ibuprofen dan ranitinin karena keduanya akan menyakibatkan mual dan muntah
serta urine tampak keruh, nyeri ulu hati, bigung serta berhalusinasi.

Anda mungkin juga menyukai