Anda di halaman 1dari 26

ISCHEMIC HEART DISEASE

(PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK)

NAMA KELOMPOK V :

Indah Irma Suryani (1801249)


Rahmi Marliyeni (1801252)
Sari Anggraini Syahfitri (1801250)
Sri Sudewi (1801251)
Yulia Refita Sari (1801248)
DEFINISI
Ischemic heart disease (IHD) atau Penyakit Iskemik Jantung (PIJ), dikenal
juga penyakit arteri coroner (PAK) didefinisikan sebagai kekurangan oksigen dan
penurunan atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan oleh
penyempitan atau terhalangnya arteri korener. PIJ dapat terjadi pada gejala
korener akut (GKA) , yang melibatkan angina pectoris tidak stabil dan infark
miokardial akut (IMA) berhubungan dengan perubahan EKG baik peningkatan
baik ST (STEMI) atau peningkatan bagian non- ST (NSTEM). PIJ dapat muncul
juga sebagai miokardial infark (MI) di diagnosis hanya oleh penanda biokimia,
angina eksersional stabil kronis, iskemia tanpa gejala atau iskemia disebabkan
vasospamus arteri koroner (angina prinzmetal atau varian). (ISO
FARMAKOTERAPI 2008, hal 126)

INSIDENSI
Di Amerika Serikat penyakit ini sangat mendunia dengan persentase tinggi per
tahunnya.Di Indonesia penyakit ini adalah pembunuh nomor satu dan jumlah
kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun . Data statistik menunjukan
bahwa pada tahun 1992 pesentase penderita Jantung Iskemik di Indonesia
adalah 16,5% dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 26,4%.
Patofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
PATOFISIOLOGI
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner
epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-
3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut
Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada
akibat kerja jantung yang meningkat
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga akan
terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi
klinik seperti Angina atau Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi plak
dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agregasi yang
pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah
tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi
diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan
impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark
Miokard.
o Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner ≥ 75%
o Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa
o Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama
ETIOLOGI

1. ATEROSKLEROSIS Sebagai Penyebab Iskemik


Penyempitan dan penebalan arteri karena penumpukan plak yang terdiri
dari kolesterol,zat lemak,kalsium,) pada dinding arteri sehingga terhambatnya
aliran darah pada pembuluh darah.
2. INFARK MIOKARDIUM yang disebabkan oleh iskemia tanpa
penyumbatan koroner
Perfusi koroner dari daerah jantung yang terisolasi menjadi rendah sehingga
jantung tidak berfungsi sebagai akibatnya kebutuhan oksigen lebih besar dari
pada ketersediaan oksigen sehingga otot yang berada disekitar juga mengalami
penyumbatan aliran kejadian ini terus berulang sampai mengalami infark
3. PENYUMBATAN KORONER AKUT
Penyumbatan koroner akut dimana aliran darah berhenti seketika dalam
pembuluh pembuluh arteri sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
pada otot jantung
Diagnosa

Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengidentifikasi faktor


pencetus iskemia, komplikasi iskemia, penyakit penyerta dan menyingkirkan
diagnosis banding. Regurgitasi katup mitral akut, suara jantung Angina tipikal
berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri, leher, area
interskapuler, bahu, atau epigastrium; berlangsung intermiten atau persisten (>20
menit); sering disertai diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas,
dan sinkop. 6 PEDOMAN TATALAKSANA SINDROM KORONER AKUT tiga (S3), ronkhi
basah halus dan hipotensi hendaknya selalu diperiksa untuk mengidentifikasi
komplikasi iskemia.
Pemeriksaan elektrokardiogram. Semua pasien dengan keluhan nyeri dada atau
keluhan lain yang mengarah kepada iskemia harus menjalani pemeriksaan EKG 12
sadapan sesegera mungkin sesampainya di ruang gawat darurat. Gambaran EKG
yang dijumpai pada pasien dengan keluhan angina cukup bervariasi, yaitu: normal,
nondiagnostik, LBBB (Left Bundle Branch Block) baru/ persangkaan baru, elevasi
segmen ST yang persisten (≥20 menit) maupun tidak persisten, atau depresi
segmen ST dengan atau tanpa inversi gelombang T.
Pemeriksaan marka jantung. Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T
merupakan marka nekrosis miosit jantung dan menjadi marka untuk diagnosis
infark miokard.
FAKTOR RESIKO

Faktor yang tidak dapat berubah :


a. kelamin
b. usia
c. riwayat keluarga
d. komposisi kinetik
e. pengaruh lingkungan
f. Diabetes Melitus            
2. Faktor yang dapat dirubah :
            a. Hiperlipedimia
            b. Hipertensi
            c. Merokok
            d. Obesitas
            e. Gaya Hidup tidak berubah
f. Faktor psikologi seperti Stress
g. Hiperurisemia
3. Pola Kelakuan dan penggunaan obat yang dapat merugikan , seperti :
progestins, kortikosteroid, dan cyclosporin.
PENATALAKSANAAN NON
FARMAKOLOGI
1. Mengubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
2. Olahraga secara teratur, mengontrol berat badan
3. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
4. Mengurangi konsumsi garam
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
1. Senyawa pemblok beta adrenergic
 Penurunan denyut jantung, kontraktilitas dan tekanan darah mengurangi penentu
utama kebutuhan oksigen miokard dan kebutuhan oksigen pada pasien dengan usaha
induksi angina. Beta bloker tidak memperbaikki suplai oksigen dan dalam contoh
tertentu tidak melawan dengan stimulasi alfa adrenergic yang dapat mengarah pada
vaso konstriksi coroner
 Dosis awal beta bloker seharusnya pada batas rendah tingkat dosis biasa dan dititrasi
terhadap respon. Pengobatan objektif mencakup penurunan denyut jantung istirahat
hingga 50-60 denyut/menit dan pembatasan aktifitas fisik maksimal denyut jantung
hingga 100 denyut/menit
 Sediaan yang beredar propranolol, asebutolol, atenolol, betaksolol
(ISO FARMAKOTERAPI 2008, hal 128)
2. Nitrat
Terapi nitrat dapat digunakan untuk mengakhiri serangan angina akut, mencegah upaya
atau tekanan yang menginduksi serangan atau untuk profilaksis jangka panjang,
biasanya dengan kombinasi beta bloker atau antagonis kanal kalsium.
Sediaan yang beredar yaitu : gliseril trinitrat, isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat,
pentaeritriol tetra nitrat
3. Antagonis kanal kalsium
Berbeda dengan beta bloker, antagonis saluran kalsium memiliki potensial untuk
meningkatkan aliran darah koroner melalui area koroner tetap obstruksi dengan
menghambat vasomotion arteri koroner dan vasospasme
Sediaan yang beredar yaitu : Amlodipin Besilate, Diltiazem HCl , Felodipin, Dikardipin HCl,
Nifedipin, Nimodipin
4. Ranolazine
Mekanisme aksi ranolazine belum ditentukan tetapi itu mungkin terkait dengan
pengurangan kelebihan kalsium pada miosit iskemik melalui penghambatan arus natrium
terlambat efek anti angina nya tidak tergantung pada pengurangan tekanan darah.
(ISO FARMAKOTERAPI 2008, hal 129)
INTERAKSI OBAT
berikut ini adalah contoh obat-obat kardiovaskular yang
berinteraksi

Interaksi obat merupakan suatu dari katagori dari masalah terkait obat (drugs related
problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika
Farmakokinetika dan Farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu
atau lebih zat yang berinteraksi. Seperti :

1. obat angina/aritmia-beta bloker


kombinasi obat ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah. Akibatnya
hipotensi dengan postural dengan gejala pusing, pingsan / syok .
2. obat angina/aritmia- hipertensi
kombinasi obat ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah. Akibatnya
hipotensi dengan postural dengan gejala pusing, pingsan / syok
3. Beta bloker- vasodilator
menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastic
TERMINOLOGI MEDIK
1. Penyakit Arteri Koroner :
Penyakit jantung dimana dinding arteri menebal akibat akumalasi lemak
2. Trachycardia :
Istilah medis untuk peningkatan denyut jantung
3. Bradikardi :
Istilah medis untuk denyut jantung yang lambat
4. Angina :
istilah medis untuk menggambarkan rasa sakit atau sesak disekitar dada
5. Arterosklerosis :
Pengerasan arteri atau penyumbatan pembuluh darah
6. Takikardi :
Denyut jantung yang cepat dan tidak teratur
7. Aritmia :
Detak Jantung tidak normal
KASUS
Autoanamnesis :
Seorang pasien laki-laki berumur 74 tahun
Keluhan Utama :
Nyeri dada sejak 1 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, lamanya >15 menit, rasa memberat, menjalar ke bahu kiri dan
rahang bawah. Hilang dengan minum obat yang didapat dari IGD M.Djamil, meningkat bila beraktivitas
 Sesak nafas sejak 4 hari ini, sesak dipengaruhi aktivitas
 Demam sejak 1minggu ini, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat
 Batuk sejak 1 bulan ini, dahak berwarna putih, darah tidak ada
 BAB hitam disangkal
 BAB biasa
 BAK biasa
 Mual (-), muntah (-)
 Riwayat sembab (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat menderita makan OAT sampai 6 bulan, tuntas sampai dahak dinyatakan negative
 Riwayat DM disangkal
 Pasien pernah mendapat serangan stroke
Riwayat penyakit keluarga :
 Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit ini 
Riwayat pekerjaan dan sosial :
 Pasien merokok dan tidak minum kopi
PEMERIKSAAN UMUM
 Kesadaran : CMC
 TD : 160/90
 Nadi : 98/ menit
 Nafas : 24x /menit
 Ku : sedang
 Anemis : +
MONITORING VITAL SIGN

Tanggal TD Nadi Pernapasan

07/1/2013 160/90 98 24

08/1/2013 160/80 96 18

09/1/2013 140/80 90 18

10/1/2013 140/90 82 21

11/1/2013 140/80 90 15

12/1/2013 140/80 84 15

14/1/2013 140/90 80 15
Pemeriksaan penunjang
 EKG
 Rontgen thoraks PA : kesan : bronkopneumonia
 Kultur sputum
Diagnosa
 Bronkopneumonia
 Stable angina
 Hipertensi stage II e.c esensial
 AKI rifle R e.c prerenal e.c dehidrasi
 Anemia sedang nromositik normokrom e.c penyakit kronis
PENATALAKSANAAN
No Nama Obat Dosis 7/1 8/1 9/1 10/1 11/1 12/1 14/1

1 IVFD NaCl 0,9% 8j/kolf √ √ √ √ √ √ √

2 Inj. ceftriaxon 1x2g √ √ √ √ √ √ √

3 Azitromisin 1x500 mg √ √ √ √ √ √ √

3 Ambroxol 3xc1 √ √ √ √ √ √ √

4 Paracetamol 3x500mg √ √ √ √ √ √ √

5 Candesartan 1x8mg √ √ √ √ √ √ √

1x300(LD)
6 Clopidogrel     √ √ √ √ √
1x75mg

1x160mg
7 Ascardia     √ √ √ √ √
1x80mg

8 ISDN       √ √ √ √ √

10 Simvastatin 1x1     √ √ √ √ √
FOLLOW UP

1. 07/01/13
Pasien masuk RS dengan keluhan Nyeri dada sejak 1 hari yang lalu, lamanya >15 menit, rasa memberat,
menjalar ke bahu kiri dan rahang bawah. Hilang dengan minum obat yang didapat dari IGD M.Djamil,
meningkat bila beraktivitas. Sesak nafas sejak 4 hari ini, sesak dipengaruhi aktivitas. Demam sejak
1minggu ini, tidak tinggi, tidak menggigil, tidak berkeringat. Batuk sejak 1 bulan ini, dahak berwarna
putih, darah tidak ada. BAB hitam disangkal. BAB biasa, BAK biasa, Mual (-), muntah (-), Riwayat sembab
(-)

Diagnosa : Bronkopneumonia, stable angina, hipertensi stage II e.c esensial dan anemia sedang
nromositik normokrom e.c penyakit kronis.
Terapi : IVFD NaCl 0,9 %8 jam/kolf
Inj. Ceftriaxon 1x2gr
Azitromisin 1x500mg
Ambroksol 2xc1

PCT 3x1

Candesartan 1x8mg
2. 08/01/13

S/ Demam (+)
O/ Ku : sedang
Kes : CMC
TD : 160/80
Nadi : 96 x/menit
Nafas : 18 x/menit
P/ Kultur sputum
R thorax
Terapi lanjut
Stase Kerdiologi
S/ Nyeri dada(+) kadang disertai rasa berat
Nyeri menjalar ke punggung (+)
EKG : T.inverted V5-V6
Anjuran : EKG tiap hari
Terapi : Clopidogrel 1x300mg (LD), 1x75mg
Ascardia 1x160mg, 1x80mg
ISDN
Simvastatin 1x1
3. 09/01/13
S/ demam (-), batuk (+)
O/ Ku : sedang
Kes : CMC
TD : 140/80
Nadi : 90 x/menit
Nafas : 18 x/menit
P/ Kultur sputum
Ro thorax (sdh)
Terapi lanjut

4. 10/01/13
S/ demam (-), sesak nafas(-)
O/ Ku : sedang
Kes : CMC
TD : 140/90
Nadi : 82 x/menit
Nafas : 21 x/menit
P/ Echo
Terapi lanjut
5. 11 /01/13
S/ demam (-)
 O/ ku : sedang
 Kes : CMC
 TD : 140/80
 Nadi : 90
 Nafas : 15x/i
 P/ cek Hb, Ht, Tr, Leu besok
 Terapi lanjut

6. 14/01/13
 S/ demam (-), batuk (+)
 O/ ku : sedang
 Kes : CMC
 TD : 140/90
 Nadi : 90
 Nafas : 15x/i
 Stase Hem
 Lab : comb test
 D/ anemia normositk normokrom e.c penyakit kronis
 Cek labor ---- transfusi
KERTAS KERJA FARMASI Nama Pasien :

MASALAH YANG TERKAIT DENGAN OBAT


No. MR
Ruangan
:
:

PERMASALAHAN YANG TERKAIT


NO. JENIS PERMASALAHAN ANALISA MASALAH KOMENTAR / REKOMENDASI
DENGAN OBAT
1 Korelasi antara terapi 1. Adakah obat tanpa indikasi medis? Ada/Tidak  1. Tidak ada obat tanpa
obat-dengan penyakit 2. Adakah pengobatan yang tidak dikenal? indikasi
3. Adakah kondisi klinis yang tidak diterapi? 2. Tidak ada pengobatan yang tidak
  dan apakah kondisi tersebut membutuhkan kenal
terapi obat ? 3.Tidak, kondisi klinis terapi semua
 
2 Pemilihan obat yang Bagaimana pemilihan obat? Apakah sudah efektif Ada/Tidak  1.Iya ada, obat sudah efektif
sesuai dan merupakan obat terpilih pada kasus ini?
Apakah pemilihan obat tersebut relative aman? dan relative aman
Apakah terapi obat dapat ditoleransi oleh pasien?
 

3 Regimen dosis 1. Apakah dosis, frekwensi dan cara pemberian Ada/Tidak 1. Iya ada
sudah mempertimbangkan efektifitas   2. Iya ada
keamanan dan kenyamanan serta sesuai 3. Iya ada
dengan kondisi pasien?
2. Apakah jadwal pemberian dosis bias
memasikmalkan efek terapi, kepatuhan ,
meminimaIkan efek samping,interaksi obat,
dan regimen yang komplek?
3. Apakah lama terapi sesuai dengan indikasi ?
 
4 Duplikasi terapi 1. Apakah ada duplikasi terapi Ada/Tidak  
 Tidak
5 Alergi obat atau 1. Apakah pasien alergi atau Tidak ada  1. tidak, karena tidak
intoleran intoleran terhadap salah satu obat permasalahan. riwayat penyakit alergi
  (atau bahan kimia yang  
berhubungan dengan 2. Berhubung pasien
pengobatanya)? tidak ada riwayat alergi
2. Apakah pasien telah tahu yang maka tidak ada
harus dilakukan jika terjadi alergi permasalahan
serius?
 
6 Efek merugikan 1. Apakah ada gejala / Tidak ada
obat permasaalahan medis yang permasalahan
 1. tidak ada
  diinduksi obat?    
 
 
7 Interaksi dan 1. Apakah ada interaksi obat dengan Tidak ada  1. tidak ada
Kontraindikasi obat? Apakah signifikan secara permasalahan
2. Tidak ada
  kilnik?  
2. Apakah ada interaksi obat dengan 3. Tidak Ada
makanan? Apakah bermakna 4. Tidak ada
secara klinis?  
3. Apakah ada interaksi obat dengan
data laboratorium?Apakah ber-
makna secara klinis?
4. Apakah ada pemberian obat yang
kontra indikasi dengan keaadaan
pasien?
 
Tinjauan Obat
1. Infus NaCl
Digunakan untuk untuk menambah larutan elektrolit tubuh
2. Ceftriaxon Inj.
Digunakan sebagai antibiotik (iV)
3. Azitromysin Tablet
Digunakan sebagai antibiotic oral untuk infeksi/ radang paru-paru
4. Ambroxol
Untuk batuk
5. Parasetamol tablet
Untuk Demam
6. Candesartan Tablet
Angiotensin II (ARB) menurunkan tekanan darah dan gagal jantung kongestif
7. Clopidogrel -> (Platelet) – Aspilet
Menjaga aliran darah agar tetap lancar
8. Ascardia Tablet (anti koagulan , anti platelet trombolitik (fibrinolitik)
Digunakan untuk penurunan nyeri, radang, membantu serangan jantung stroke, dan anti
platelet ( menghambat pembekuan dara )
(NSAID), Asetyl salisilat asam, Asetosal
9. ISDN (Isosorbid Dinitrat)
Untuk mencegah dan mengobati angina pada penyakit jantung serta
melebarkan pembuluh darah
10. Simvastatin -> golongan obat statin
Menurunkan kadar kolesteroldalam darah

Anda mungkin juga menyukai