ENDAH TRISANTI F120155035 MUZAMMIL F120155039 RANTI HASTUTI F120155040 IRIANA MURDIASTUTIK F120155047 DEFINISI Penyakit Jantung Iskemia (PJI) dikenal juga penyakit arteri koroner (PAK)atau infark mikokard (MI) didefinisikan sebagai kekurangan oksigen dan penurunan atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan oleh penyempitan atau terhalangnya arteri koroner. Atau nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung Manifestasi klinis Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan menetap (>30 menit), tidak sepenuhnya menghilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin, sering disertai nausea, berkeringat, dan sangat menakutkan pasien. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan muka pucat, takikardi, dan bunyi jantung III (bila disertai gagal jantung kongestif)/berdebar- debar (palpitasi) atau denyut jantung tidak teratur (Knight, 1994) Distensi vena jugularis umumnya terdapat pd infark ventrikel kanan. Angina & MI 7 Angina klasik Infark Miokard Penyebab : aterosklerosis Penyebab : aterosklerosis Nyeri : berat, sesak, bisa Nyeri : berat, sesak, bisa menyebar menyebar Pemicu : aktivitas fisik Pemicu : tidak diketahui Nyeri berkurang dg istirahat Nyeri menetap Nyeri hilang oleh GTN Nyeri tidak hilang oleh GTN Kebutuhan oksigen Pasokan oksigen Obstruksi parsial Sumbatan sempurna Hipoksia miokard Anoksia miokard reversibel irreversibel Patofisologi ateroklerosis
Atau pengerasan dinding
pembuluh darah adalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah nadi jantung oleh plak (ateroma). trombosis Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah menyebabkan aliran darah terganggu dan lama kelamaan berakibat robeknya dinding pembuluh darah. Trombosis ini menyebabkan sumbatan didalam pembuluh darah jantung, dapat menyebabkan serangan jantung mendadak. Dan bila sumbatan darah terjadi dipembuluh darah otak menyebabkan stroke ( Karyadi,2002) DIAGNOSIS Pasien dicurigai MI monitor ketat selama 72 jam untuk penegakan diagnosis dan mengantisipasi komplikasi Diagnosis ditegakkan setelah ditemukan minimal dua dari tiga : Kondisi klinis dan riwayat penyakit Perubahan EKG secara progresif Perubahan enzim serum secara progresif Ekg terdapat elevasi segmen ST diikuti dgn perubahan sampai inversi gelombang Tmuncul peningkatan gelombang Q di dua sadapan. Deteksi aritmia yang serius. Pemeriksaan radiologi berguna bila ditemukan bendungan paru (gagal jantung)/kardiomegali. Dengan ekokardiografi 2 dimensi dpt ditentukan daerah luas infark miokard, fungsi pompa jantung serta komplikasi Peningkatan enzim serum kardiak Peningkatan > 15% dari normal tanda MI Troponin T terdeteksi paling awal CK-MB spesifik untuk cedera miokard, terdeteksi 4-6 jam pertama setelah infark dan mencapai puncak 12-18 jam, dan kembali normal 2-4 hari AST (SGOT) meningkat 12-48 jam setelah nekrosis miokard dan kembali normal 3-4 hari LDH melebihi normal dalam 24-48 jam setelah infark, puncaknya 3-6 hari dan kembali normal 8-14 hari Tahapan terjadinya Penyakit Jantung Iskemia (PJI) /MI 1) Angina pektoris Angina pektoris ditegakkan berdasarkan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa tertekan atau berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada terutama saat melakukan kegiatan fisik, terutama dipaksa bekerja keras atau ada tekanan emosional dari luar. Biasanya serangan angina pektoris berlangsung 1-5 menit, tidak lebih dari 10 menit, bila serangan lebih dari 20 menit, kemungkinan terjadi serangan infark akut. Keluhan hilang setelah beristirahat (Karyadi, 2002). 2) Angina pektoris yang tidak stabil (Unstable angina) Unstable angina adalah sakit dada yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak. Unstable angina, yang pada umumnya disebabkan oleh adanya Penyakit Jantung Iskemia (PJI), memiliki arti penting ke arah terjadinya keadaan yang lebih buruk, sehingga harus ditangani secara serius. Pada unstable angina, kekurangan oksigen ke otot jantung menjadi acute atau lebih parah dan oleh karena itu amat berbahaya, karena risiko komplikasi seperti terjadinya serangan jantung amatlah besar (Soeharto, 2004). 3) Serangan jantung (heart attack) Apabila aliran darah di dalam urat nadi koroner terhalang secara total, bagian otot jantung itu mengalami kerusakan. Ini dikenal sebagai serangan jantung akut atau Acute Myocardial Infartion (AMI). AMI umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner secara tiba- tiba, yaitu karena pecahnya plak lemak atherocklerosis pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik 8 lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah di lokasi tersebut gumpalan cepat terbentuk yang mengakibatkan penghambatan (okulasi) arteri yang menyeluruh, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung. Ini mengakibatkan rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai lengan atau leher. Sakit dada tersebut diikuti dengan berkeringat dan napas pendek. Pada serangan jantung akut, pasien bisa kehilangan kesadaran. Untuk mengatasi okulasi di atas, diadakan tindakan yang membuka kembali saluran arteri yang buntu dengan menggunakan obat tertentu yang mampu melarutkan gumpalan yang menyumbat (Soeharto, 2004). Faktor resiko penyakit jantung iskemik/MI Penyakit Jantung Iskemia (PJI) bukanlah penyakit manusia lanjut usia (manula) atau nasib buruk yang tidak dapat dihindari. Pola hidup atau tingkah laku seseorang (personal behavior) memegang peran yang sangat penting dalam hal ini dikenal adanya faktor risiko Penyakit Jantung Iskemia (PJI), yaitu kondisi yang berkaitan dengan meningkatnya risiko timbulnya Penyakit Jantung Iskemia (PJI) (Soeharto, 2004). 1).Faktor resiko yang dpt diubah
Lingkungan : negara makmur CAD diet
dan aktivitas Merokok : CAD 2-3x insidensi aterosklerosis pelepasan katekolamin (TD ) dan asam lemak bebas (HDL & LDL ) pembentukan clot pada arteri Hipertensi : TD arteri mjd kaku dan sempit simptom iskemik (tingkatkan aktivitas fisik) Hiperlipidemi : kolesterol CAD Pola hidup : olah raga teratur TD , keinginan makan banyak atau merokok dan metabolisme karbohidrat resiko CAD Obesitas :seimbangkan kalori masuk dan keluarmenghindari tumpukan lemak. 2) Faktor yang tidak dapat diubah (a) Jenis kelamin : pria lebih besar terkena penyakit jantung koroner dibandingkan wanita. Masa menopause wanita risiko terkena penyakit jantung koroner meningkat. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen yang berperan penting dalam melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang memicu terjadinya aterosklerosis. (b) Usia : usia (+)resiko PJ (+) (c) Keturunan (genetik) 3) Faktor psikososial (a)Status sosial ekonomi yang rendah : dapat mengubah kepribadian seseorang memberikan gangguan emosional yang terwujud dalam konsumsi makan yang berlebihan dan stres. (b) Stres : peningkatan respons saraf simpatik, memicu peningkatan tekanan darah dan terkadang disertai dengan peningkatan kolesterol darahstres (c)Tipe kepribadian A : sulit untuk bersikap santai, dan cenderung cepat marah sehingga mudah terkena tekanan darah tinggi dan berdampak buruk bagi jantung. 4) Faktor geografik (a) Iklim dan musim : Kadar kolesterol pada musim dingin menunjukan peningkatan akibat pola konsumsi makan yang banyak mengandung lemak, karbohidrat, protein berlebih dan diimbangi kurangnya aktivitas. (b) Pengkonsumsi minuman ringan : menyebabkan peningkatan trigliserida dalam plasma, hati dan meningkatkan tekanan darah. Penanganan jantung iskemia /MI TUJUAN
Menyelamatkan jiwa dan reduksi
komplikasi Pengobatan simptom akut Meminimalkan daerah infark Pengobatan komplikasi Rehabilitasi Pencegahan serangan sekunder Penanganan MI akut Target Penanganan Nyeri GTN, opiat + antiemetik, Ex:morfin 2,5mg iv. Lain-lain: antagonis kalsium,beta bloker Stress, gelisah Opiat Hipoksemia Oksigen 2-4 liter/menit HF Bedrest, diuretik, nitrat, ACEI Udema paru Diuretik, opiat Shock kardiogenik Intrope, vasodilator Insomnia Sedatif sedang ex :diazepam 3- 4x2-5mg po Tindakan Penyelamatan
Mencegah meluasnya daerah
infark Reduksi kerja jantung (reduksi kebutuhan oksigen miokard) Support metabolic Reperfusi : trombolisis (meningkatkan pasokan oksigen) Reduksi kerja jantung Seperti manajemen HF Reduksi HR dan kontraktilitas BB Reduksi afterload arteriodilator (ACEI) Reduksi preload venodilator (nitrat, ACEI) Awal : intravena BB (metoprolol, atenolol) mereduksi daerah infark dan aritmia Oral ACEI dimulai 24-48 jam setelah infark khususnya untuk gagal frank, gagal ventrikel atau hipertensi Berguna bila KI thd BB Digunakan rutin selama minimal 6 minggu Nitrat tidak digunakan untuk rutin refleks spasme koroner Support metabolik Pemberian infus glukosa + insulin + ion K (terapi GIK) membatasi kerusakan Glukosa + insulin mencegah metabolisme asam lemak bebas yang dpt menghasilkan metabolit toksik Ion K mengurangi efek antiaritmia Reperfusi : Trombolisis Untuk mengalirkan darah ke daerah iskemik membuka penyumbatan arteri koroner PTCA atau bedah arteri koroner Fibrinolisis (trombolisis)
Fibrinolisin (trombolisin) endogen plasmin, enzim
proteolitik, melisiskan clot fibrin, mencegah trombosis Obat trombolitik (fibrinolitik) mengaktivasi plasminogen Streptokinase (SK) protein antigenik (drug of choice) Anistreplase (APSAC = acylated plasminogen streptokinase acyl complex) kompleks SK + plasminogen inaktif Alteplase (rt-PA = tissue-type plasminogen activator) dan reteplase aktivator plasminogen Komplikasi Aritmia Fibrilasi ventrikel difibrilator elektrik, profilaksis gunakan lidokain atau prokain HF dan shock Perlu pemantauan hemodinamik imbalance otomatik dan kontrol homeostatik tidak stabil setelah MI Tromboembolik Dapat tjd pada vena dalaman, pulmo, cerebral atau endokardial Dicegah oleh pemberian heparin jangka pendek 20.000-40.000 u/24 jam iv tiap4-6 jam atau drip iv dilakukan atas indikasi dan diteruskan oleh asetakumarol atau warfarin untuk beberapa minggu Rehabilitasi Menormalkan aktivitas secara bertahap Meningkatkan kondisi tubuh Berhenti merokok Aerobik teratur IBW Ikut post-MI grup Reduksi stress Psikoterapi, terapi relaksasi Pencegahan setelah MI Terapi antiplatelet Aspirin dosis rendah (50-300 mg sehari) Beta Blocker BB kardioselektif 2-5 tahun ACEI direkomendasikan bila ada HF atau disfungsi ventrikel bila BetaBocker KI Obat antihiperlipidemi Untuk pasien kadar lipid tinggi Statin bila kolesterol total > 5 mmol/L (LDL > 3 mmol/L) Antikoagulan Tidak digunakan secara rutin