KRONIK
dr. Imy Ginting, M.Ked(Cardio),
Sp.JP
1
PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang.
Peningkatan prevalensi dan beban ekonomi akibat gagal jantung menunjukkan adanya
epidemik yang mendunia.
Di Amerika, sekitar 3 juta pasien dirawat setiap tahunnya dengan diagnosa gagal
jantung baik itu diagnosa primer maupun sekunder.
Di Indonesia, usia penderita gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan
Amerika disertai tampilan klinis yang lebih berat.
Jumlah rawatan akibat gagal jantung telah meningkat hingga tiga kali lipat pada tiga
dekade terakhir dan diperkirakan terus meningkat.
DEFINISI
Gagal jantung merupakan sindroma klinis dengan karakteristik gejala yang tipikal seperti sesak
nafas, mudah lelah, dan bengkak kedua tungkai, yang dapat disertai dengan tanda-tanda peningkatan
tekanan vena jugularis, ronkhi, dan edema perifer.
Akibat kelainan struktur maupun fungsi, hal ini menyebabkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tekanan ruang jantung saat istirahat ataupun selama aktivitas
ESC GUIDELINE,
EPIDEMIOLOGI
Berdasarakan EF
TERMINOLOGI
Gagal jantung kronik seseorang yang telah lama menderita gagal jantung.
Gagal jantung akut gagal jantung yang terjadi secara tiba-tiba baik itu keluhan yang
pertama sekali terjadi.
Gagal jantung terkompensasi (stabil) seseorang yang menderita gagal jantung dan
telah mendapat terapi gagal jantung dan tidak mengalami perburukan setidaknya dalam
1 bulan.
Berdasarakan
Derajat Keparahan
TERMINOLOGI
Berdasarakan
Derajat Keparahan
Fonarow GC, Abraham WT, Albert NM, et al: Factors identified as precipitating hospital admissions for heart failure and clinical outcomes: Findings from OPTIMIZE-HF. Arch Intern Med 168:847, 2008.)
PAT O F I S I O L O G I
DIAGNOSIS
P E N D E K ATA N
DIAGNOSIS
o Biomarker
o Foto Thorax
DIAGNOSIS
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN
FISIK
DIAGNOSIS
Foto thorax
Elektrokardiografi
TATALAKSANA
• Memperbaiki klinis.
• Meningkatkan kapasitas fungsional.
• Meningkatkan kualitas hidup.
• Mencegah hospitalisasi.
• Menurunkan mortalitas.
19
TATALAKSANA
ACE-I direkomendasikan pada :
♥ HFrEF simptomatik. BB direkomendasikan pada :
Tanpa adanya kontraindikasi. ♥ HFrEF simptomatik yang
stabil (NYHA II-III).
ACE Inhibitor Starting dose Target dose
(mg) (mg) BB Starting dose Target dose
(mg) (mg)
Captopril
Enalapril
Algoritma
6.25 t.i.d.
2,5 b.i.d.
50 t.i.d.
20 b.i.d.
terapi
Bisoprolol 1.25 0.d. 10 o.d.
Carvedilol 3.125 b.i.d. 25 b.i.d.
Lisinopril
Ramipril
pada
2,5 – 5 o.d.
2,5 o.d.
HFrEF
20 – 35 o.d.
10 b.i.d.
simptomatik
Metoprolol 12.5 – 25 o.d. 200 o.d.
Nebivolol 1.25 o.d. 10 o.d.
Trandolapril 0,5 o.d. 4 o.d.
20
TATALAKSANA
Diuretik direkomendasikan pada :
♥ Gejala dan tanda kongesti.
MRA direkomendasikan pada :
♥ Pada HFrEF, sebaiknya dikombinasi
♥ Persisten simptomatik (NYHA II-
dengan ACE-I/ARB, BB, dan MRA
IV) dengan EF ≤ 35%.
tanpa adanya kontraindikasi.
MRA Starting dose Target dose
(mg) (mg)
Eplerenone 25 o.d. 50 o.d.
Direkomendasikan pada pasien hipoksemia (SpO2 <90%). Tidak boleh diberikan rutin
kepada pasien tanpa hipoksemia Vasokonstriksi (hyperoxia-induced vasoconstriction)
Ventilasi non-invasif (CPAP & NIPPV) Perbaikan keluhan sesak nafas, denyut
jantung, asidosis dan hiperkapni dlm 1 jam pertama, tetapi tidak menurunkan mortalitas
(3CPO Trial)
Kontraindikasi ventilasi non-invasiv: Pasien yang tidak dapat bekerjasama (pasien yang
tidak sadar, gangguan kognitif berat, atau cemas), Pasien yang membutuhkan intubasi
P E N ATA L A K S A N A A N
DIURETIK
Diuretik merupakan terapi utama pada pasien GJA dengan tanda kongesti dan
overload cairan
Diuretik meningkatkan ekskresi garam dan air dan memiliki efek vasodilatasi
Pada pasien gagal jantung akut dengan tanda hipoperfusi, diuretik dihindari sampai
perfusi yang optimal tercapai
Pada Studi DOSE pemberian furosemide dengan dosis 2,5x dosis oral menghasilkan
perbaikan klinis dan diuresis yang lebih baik dengan perburukan fungsi ginjal yang
transien
P E N ATA L A K S A N A A N
DIURETIK
P E N ATA L A K S A N A A N
VA S O D I L AT O R
Vasodilator direkomendasikan saat fase awal gagal jantung akut tanpa adanya gejala
hipotensi
Memiliki dua manfaat yaitu mengurangi tonus vena (optimalisasi preload) dan tonus
arteri (mengurangi afterload)
P E N ATA L A K S A N A A N
INOTROPIK
Inotropik dipertimbangkan pada gagal jantung akut dengan low output states, adanya
gejala dan tanda hipoperfusi dan kongesti disamping pemberian vasodilator dan atau
diuretic
Penggunaan obat inotropik dapat menyebabkan peningkatan aritmia
P E N ATA L A K S A N A A N
VA S O P R E S S O R
A B
DIURETICS
WARM
VASODILATORS
COLD
L C INOTROPIC
DRUGS
FLUID
RESCUCITATION
Gagal jantung akut dapat didefinisikan sebagai kejadian yang pertama kali terjadi
atau rekurensi dari tanda dan gejala gagal jantung yang memerlukan terapi segera dan
mengharuskan hospitalisasi atau kunjungan tidak terjadwal
Diagnosa berdasarkan gejala dan tanda klinis tipikal, pemeriksaan peptida natriuretik,
EKG, foto thoraks, dan ekokardiografi