ELEKTROLIT
dr. Faisal Parlindungan, SpPD-KR
Hiponatremia 1
2 Hipernatremia
Hipokalemia 3
4 Hiperkalemia
Outline
Hipokalsemia 5
6
Hiperkalsemia
Hipomagnesemia 7
8 Hipermagnesemia
Hiponatremia
Na < 135 meq/L
Etiologi Hiponatremia
Mon
Tata Laksana Hiponatremia
Mon
Prinsip Koreksi Hiponatremia
• Karena kejadian edema serebri terjadi pada 10% kasus hiponatremia kronik yang berat
→ Target: meningkatkan Na serum 10% atau 8-10 mEq/L
• Kejadian akut (<24 jam), Koreksi cepat NS 3% dengan laju 1-2 mEq/L/jam
berat (Na<120) • BB(kg) x laju koreksi (mEq/L/jam) = laju infus NaCl 3% (mL/jam)
→ Tujuan: • Target = Na >120, gejala membaik, atau pemberian 3-4 jam
mencegah edema serebri • Situasi emergensi: Bolus 100 cc Nacl 3%, dapat diulang 3 kali bila
tidak ada perubahan dalam 30 menit.
• Simptomatik
→ Tujuan: Rumatan:
memperbaiki gejala Laju 0,5 mEq/L/jam menggunakan NS 0,9% atau restriksi cairan
Kecepatan
Koreksi Hiponatremia
Hiponatremia Hiponatremia
Akut (< 48 jam) Kronik (> 48 jam)
Tujuan resktriksi cairan: 500 cc/hari lebih rendah dari vol urin 24 jam
Hal-hal yang Jangan restriksi asupan garam atau protein bila tidak diperlukan
juga perlu
diperhatikan EFW dibuang
saat koreksi
hiponatremia: Beri albumin pada hypoalbuminemia
Demyelinasi osmotik:
Ensefalopati →
2-3 hari kemudian
terjadi perubahan
perilaku,
defisit neurologis,
kelemahan progresif,
quadriplegia, dan
locked-in-syndrome.
Tata Laksana Hiponatremia Kronik
Asimptomatik
Johnson RJ, Feehally J, Floege J. Comprehensive clinical nephrology. Elseiver Saunder; 2015.
Hipernatremia
Na > 144 meq/L
Hipernatremia
● Gejala klinis:
● Ringan-sedang → confusion, haus
● Berat → koma, perdarahan serebral, perdarahan subarachnoid
Etiologi Hipernatremia
● Hipervolemik
Akibat penambahan natrium dari luar
● Normovolemik
Perpindahan air dari ekstra ke intrasel, berat badan tetap
● Hipovolemik
➢ Volume urin minimal dan osmolalitas urin > osmolalitas plasma
→ air hilang melalui non-renal
➢ Volume urin tak minimal & osmol urin ± sebanding osmol plasma
o Osmolalitas urin = osmolalitas plasma
• Tidak pakai diuretik (diuresis osmotik)
• Pakai diuretik (pengaruh obat)
o Osmolalitas urin < osmolalitas plasma
• Naik setelah dapat ADH (diabetes insipidus sentral)
• Tidak naik setelah dapat ADH (DI nefrogenik)
Hipernatremia
Ya Tidak
BB turun?
Penambahan Ya Tidak
Na
Vol & osmolalitas urin?
Hilang air
Ya Ya
lama
DI sentral Pengaruh obat
Tidak Tidak
DI nefrogenik Diuresis osmotik,
Glukosa, urea, manitol
Diabetes Insipidus (DI)
• DI nefrogenik
→ kurangi asupan garam & protein
▪ Paralisis periodik
via Ginjal via GI Tract
▪ Hipertiroid
▪ B2-agonis (K urin sewaktu (K urin sewaktu
▪ Exercise > 15 meq) > 15 meq)
▪ Insulin
Asidosis ▪ Diare
Asidosis Alkalosis
Metabolik Metabolik Metabolik
▪ RTA
Normotensi
Tips diagnosis: Hipertensi
▪ Diuretik (baru)
Cek kadar K urin untuk ▪ Muntah
melihat adakah yang ▪ Hiperaldosteronisme primer ▪ Bartter
terbuang lewat ginjal ▪ Stenosis a. renalis ▪ Gittelman
▪ Tumor adrenal ▪ Mg rendah
▪ Hipertensi maligna
Manifestasi Klinis
Paralisis
Prinsip Tata Laksana Hiperkalemia
Hemodialisis
Tata Laksana Hiperkalemia
▪ Defisiensi vitamin D
▪ Intake kurang
▪ Gangguan absorpsi
▪ Gangguan metabolism vitamin D
▪ Hiperparatiroidisme / pseudohiperparatiroidisme
▪ Proses keganasan
▪ Hiperfosfatemia
Diagnosis & Tata Laksana Hipokalsemia
Hiperparatiroid Sarkoidosis
● Dapat terjadi pula pasca operasi, pasca pemberian foscarnet, & pada hungry bone syndrome
Manifestasi Klinis Hipomagnesemia
Hipokalemia
Hipokalsemia
Defisiensi vitamin D
● Terapi parenteral diindikasikan pada Mg < 0,5 mmol/L (< 1,2 mg/dL)
- Magnesium klorida 50 mmol/24 jam secara infus intravena,
diencerkan dengan larutan glukosa
- Pada pasien dengan insufisiensi renal, dosis dikurangi 50-75%