Ria Bandiara
Divisi Ginjal Hipertensi, Dept/SMF I. Penyakit Dalam
FK Unpad / RS Hasan Sadikin Bandung
• Prevalensi hipertensi : 48% pada pria dan 43% pada wanita
• Sekitar 1-2% dari subyek dengan hipertensi kronis mengalami
peningkatan tekanan darah (TD) akut → hipertensi emergensi
• 50% pasien yang datang ke unit gawat darurat dengan hipertensi
krisis tidak mendapat penanganan yang optimal
ED Visits With Diagnoses for Acute Hypertension 2006–2013
• HIPERTENSI KRISIS :
• peningkatan mendadak tekanan darah sistolik (TDS) lebih
dari 180 mmHg dan / atau peningkatan tekanan darah
diastolik (TDD) lebih dari 120 mmHg.
• Berdasarkan adanya kerusakan target organ yang akut
(sedang berlangsung), krisis hipertensi dapat dibagi
menjadi :
• hipertensi emergensi
• hipertensi urgensi
• kenaikan TD yang kritis (lebih dari 180/120 mmHg) dengan disertai kerusakan
target organ yang sedang berlangsung, progresif, atau dapat terjadi perburukan
Gejala yang paling sering ditemukan diruang gawat darurat pada pasien
hipertensi emergensi adalah :
• nyeri dada akut (27%)
• sesak napas (22%)
• kelainan neurologis (21%)
• Manifestasi kelainan jantung :
• angina dan / atau infark miokard
• gagal jantung kongestif atau edema paru.
• Kerusakan ginjal
• terjadi oliguria
• karakteristik khas dari acute kidney injury
Examples of Acute Target-Organ Damage and Clinical Manifestations of
Hypertensive Emergency End-Organ System Prevalence (%)
• Funduskopi
• Elektrokardiogram 12 sandapan
• Hemoglobin dan hitung trombosit
• Kreatinin, eLFG, elektrolit
• Rasio albumin-kreatinin urine (mikroalbuminuria, urinalisis lengkap)
Acute elevations in BP
(Hypertensive Crisis)
Physical exam
Laboratory tests
Diagnostic exams
Signs of End-organ Dysfunction?
Yes No
Aortic Preeclampsia
Dissection Stroke & Eclampsia
First hour Reduce MAP by 25% (while maintaining goal DBP ≥ 100 mm Hg)
• Hipertensi urgensi:
• Hipertensi berat tanpa bukti klinis keterlibatan organ target.
• Umumnya tidak memerlukan rawat inap
• Dapat diberikan obat oral sesuai dengan algoritma
penatalaksanaan hipertensi urgensi
KESIMPULAN
• Langkah pertama dalam menilai pasien hipertensi krisis adalah menentukan ada tidaknya kerusakan
organ target
• Penilaian kerusakan organ target berasal dari keluhan utama (anamnesis) pasien, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium rutin dan terarah, dan pemeriksaan diagnostik.
• Setelah pasien dipastikan dalam keadaan hipertensi emergensi, mereka harus diskrining untuk
pengecualian (mis., Stroke, hipertensi akut terkait kehamilan, dan diseksi aorta)
• Pada hipertensi emergensi (tanpa pengecualian), tujuan pengobatan dalam 60 menit pertama adalah
mengurangi MAP sebesar 25%.
• Pemilihan obat yang digunakan adalah yang dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat tetapi
“aman”, mengoptimalkan variabilitas tekanan darah dengan obat-obatan yang dapat dititrasi serta
dapat menghindari komplikasi efek samping obat tersebut
• Diperlukan pengetahuan tentang PK, PD, hemodinamik, dan profil efek samping dari obat tersebut
TERIMA KASIH
MANAGEMENT OF ACUTE ISCHEMIC STROKE