(OMSK)
Larasati Gilang Puji Astuti, S.Ked
NIM. 1830912320024
Pembimbing :
dr. Ida Bagus Ngurah Swabawa, Sp.THT-KL
BAGIAN/SMF TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
September, 2020
-Pendahuluan- 1
Anatomi Telinga
Telinga luar merupakan bagian telinga yang terdapat di lateral dari membran timpani, terdiri dari aurikulum, 3
meatus akustikus eksternus (MAE) dan membran timpani (MT).
MAE merupakan tabung berbentuk S, dimulai dari dasar konka aurikula sampai pada membran timpani dengan panjang lebih
kurang 2,5 cm dan diameter lebih kurang 0,5 cm. MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu pars cartilage yang berada di sepertiga lateral
dan pars osseus yang berada di dua pertiganya.
Iswari, M.Pd P, Nurhastuti,Dr. Anatomi, Fisiologi dan Genetika. Padang; 2018.
Ruang telinga tengah disebut juga kavum tympani (KT) atau tympanic cavity. Dilapisi oleh membran mukosa,
topografinya di bagian medial dibatasi oleh promontorium, lateral oleh MT, anterior oleh muara tuba Eustachius,
4
posterior oleh aditus ad antrum dari mastoid, superior oleh tegmen timpani fossa kranii, inferior oleh bulbus vena
jugularis.
Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here
Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang temporal bagian petrosa, di dalamnya dijumpai labirin periotik yang mengelilingi struktur TD
yaitu labirin, merupakan suatu rangkaian berkesinambungan antara tuba dan rongga TD yang dilapisi epitel. Fungsi TD ada dua yaitu koklea
yang berperan sebagai organ auditus atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat keseimbangan. Kedua organ tersebut
saling berhubungan sehingga apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain akan terganggu.
Iswari, M.Pd P, Nurhastuti,Dr. Anatomi, Fisiologi dan Genetika. Padang; 2018.
6
Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
adalah peradangan pada mukosa telinga
tengah dan ruang mastoid yang
berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai
dengan adanya perforasi pada membran
timpani dan keluarnya cairan secara
terus menerus atau hilang timbul dari
liang telinga.
Sari JTY, Edwaard Y, Rosalinda R. Otitis media supuratif kronis tipe kolesteatoma dengan komplikasi
meningitis dan paresis nervus fasialis perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:87-85.
7
Angka kejadian OMSK di negara-negara berkembang lebih
banyak dibandingkan negara-negara maju. Hal ini disebabkan
oleh faktor sosioekonomi, higiene buruk dan kepadatan
penduduk. OMSK biasanya terjadi pada sosial ekonomi
rendah, area pedesaan dengan kebersihan dan faktor nutrisi
yang kurang. Faktor risiko OMSK lainnya yaitu infeksi
saluran pernafasan atas yang sering, status imun yang buruk
dan perokok pasif. Prevalensi morbiditas pada kasus telinga
dan gangguan pendengaran di Indonesia cukup tinggi, yaitu
sebesar 18,5%, sedangkan prevalensi OMSK di Indonesia
antara 3-5,2% atau kurang lebih 6,6 juta penduduk Indonesia
menderita OMSK.
Epidemiologi
Oktaria D, Nasution SD. Laki-laki 28 tahun dengan otitis media supuratif
kronis maligna dan parese nervus fasialis perifer. J Agromed Unila.
8
Etiolo
gi
Keadaan Akut Keadaan Kronis
Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeroginosa
Haemophilus influenzae, dan dan Proteus sp, (aerob)
Staphylococcus aureus
Bacterioides, Peptococcus
dan Peptostreptococcus
(anaerob)
Sari JTY, Edwaard Y, Rosalinda R. Otitis media supuratif kronis tipe kolesteatoma dengan komplikasi meningitis dan paresis nervus fasialis
perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:87-85.
Djaafar ZA, Helmi, Restuti R. Kelainan Telinga Tengah, Dalam: Soepardi EA. Buku Ajar THT-KL. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit
Diagnosi Anamnesis
11
s karakteristik cairan
telinga, durasi
Px Penunjang
Px Fisik
Otoskopi, garfu
tala, audiometri
OMSK
Iskandar N, Soepardi E, Bashiruddin, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit
12
Perbedaan OMSK jinak dan
Sekret
bahaya Tipe Jinak
Bening,
Tipe Ganas
mukopurelen, Purulen, kental,
tidak berbau menggumpal, abu
kekuningan, berbau,
kolesteatoma
Perforasi Sentral, subtotal Marginal, atik, total
Perubahan Mukosa Edema hipertropi Degenerasi, terbentuk
polip, granulasi.
Foto mastoid Perseleubungan, sklerotik Perselubungan, rongga
berisi kolesteatoma
Komplikasi Jarang Abses retro-aurikuler,
meningitis, abses otak.
Iskandar N, Soepardi E, Bashiruddin, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit
Tatalaksana 13
01 02
ABOUT US MARKET ANALYSIS
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
03 04
GOALS & STRATEGY CONTENT PLAN
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
05 06
BUDGET KPI OVERVIEW
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
Iskandar N, Soepardi E, Bashiruddin, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit
Tatalaksana 14
01 02
ABOUT US MARKET ANALYSIS
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
03 04
GOALS & STRATEGY CONTENT PLAN
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
05 06
BUDGET KPI OVERVIEW
Here you could describe the Here you could describe the
topic of the section topic of the section
Iskandar N, Soepardi E, Bashiruddin, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit
15
Komplikas
i
OMSK
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya komplikasi pada OMSK.
Sangat penting sekali untuk mengetahui anatomi dimana terjadinya
infeksi, rute penyebaran dan karakteristik dari penyakit itu sendiri.
Patogenesis primer terjadinya komplikasi adalah interaksi antara
mikroorganisme penyebab dengan host. Host akan berespon dengan
membentuk edema jaringan dan jaringan granulasi. Saat infeksi di
telinga tengah dan mastoid tidak teratasi, edema mukosa terus
berlangsung, eksudat meningkat, serta terjadi proliferasi kelenjer
mukus.
Sari JTY, Edwaard Y, Rosalinda R. Otitis media supuratif kronis tipe kolesteatoma dengan komplikasi
meningitis dan paresis nervus fasialis perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:87-85.
16
Komplikasi
OMSK
“This is a quote. Words full of wisdom that someone
important said and can make the reader get inspired.”
—SOMEONE FAMOUS
Master A, Wilkinson E, Wagner R. Management of chronic suppurative otitis media and otosclerosis in developing countries. Otolaryngol Clin N Am
Mastoiditi 17
s
Mastoiditis merupakan peradangan mukoperiosteum selulae
mastoid dengan organisme penyebab sama seperti pada otitis
media. Mastoiditis merupakan komplikasi tersering
ekstrakranial pada pasien OMSK. Penatalaksanaan
mastoiditis meliputi pembedahan mastoidektomi dan
medikamentosa berupa antibiotik dosis tinggi
Iskandar N, Soepardi E, Bashiruddin, et al. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorokan. Edisi 6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.2007.
Master A, Wilkinson E, Wagner R. Management of chronic suppurative otitis media and otosclerosis in developing countries. Otolaryngol Clin N Am.
Paralisis Nervus Fasialis 18
Paresis nervus fasialis merupakan paresis otot-otot wajah. Pasien tidak dapat atau kurang
dapat menggerakkan otot wajah sehingga wajah tampak tidak simetris. Kejadiannya bisa
tiba-tiba atau bertahap, namun lebih sering terjadi secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh
devaskularisasi, fibrosis atau gangguan pada nervus fasialis.
Atmaca S, Yildirim U, Elmali M. Non-cholestetomatous chronic otitis media complicated with suppurative labyrinthitis. B-ENT.
Abses Citelli 20
Madryz EB, Leczycka MW, Robert B, Krzeski A. Head and meck abscesses in
complicated acute otitis media-pathways and classification. Otolaryngology.
Fistula 22
Labirin
Gejala khas fistula labirin adalah vertigo posisi,
disequilibrium yang parah, dan gangguan pendengaran
sensorineural, secara kolektif membuatnya sulit untuk
membedakan dari BPPV maupun Meniere disease. Fistula
labirin adalah fistula atau lubang yang menyimpang antara
telinga bagian dalam yang berisi perilimfe dan telinga tengah
yang berisi udara, di mana kebocoran perilimfe
menyebabkan masalah pada vestibulum dan koklea.
Intervensi bedah dengan canal wall down mastoidectomy
Kandakure VT, Khokle PD, Shah UR. Management of unsafe type of chronic suppurative
otitis media with extracranial complications at a tertiary care. Indian Journal of Otology.
Meningitis 23
Meningitis merupakan komplikasi intrakranial yang paling banyak terjadi pada pasien OMSK. Meningitis
dapat terjadi melalui ekstensi langsung melewati tulang yang erosi, saluran yang sudah terbentuk
sebelumnya atau melalui darah (hematogen). Gejala utama meningitis adalah sakit kepala berat, demam
tinggi, fotofobia dan perubahan status mental. Pada kasus yang berat biasanya terjadi penurunan
kesadaran. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan kaku kuduk yang dapat disertai dengan tanda Kernig
dan Brudzinski. Pungsi lumbal merupakan modalitas utama untuk pemeriksaan cairan serebrospinal pada
pasien meningitis
Sari JTY, Edwaard Y, Rosalinda R. Otitis media supuratif kronis tipe kolesteatoma dengan
komplikasi meningitis dan paresis nervus fasialis perifer. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:87-85.
Abses Serebelar 24
Kum RO, Ozcan M, Ulusal T, et al. A rare complication of chronic otitis media: Cerebellar abscess. Turk Arch Otorhinolaryngol.
Pneumocephalus 25
Pneumocephalus didefinisikan sebagai adanya udara atau gas di
dalam rongga cranium. Kasus pertama dari pneumocephalus
otogenik dilaporkan oleh Dandy pada tahun 1926. Salah satu
komplikasi otitis media yang terkenal adalah trombosis sinus
lateral. Infeksi dan peradangan pada mastoid dan telinga tengah
merupakan predisposisi trombosis pada sinus vena dural yang
dekat dengannya. Pencitraan biasa dapat mendiagnosis
pneumocephalus, tetapi CT scan memiliki kemampuan untuk
mendeteksi udara sekecil 0,5 cm sehingga menjadi modalitas
diagnosis. Pengobatan pneumocephalus didasarkan pada
etiologi dan kondisi pasien, penyakit ini sering sembuh secara
spontan.