Anda di halaman 1dari 14

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Chronic Suppurative Otitis Media

Muhjatul Qolbi Nafi’ah1, Vivi Nur Fitriana2, Donny Hartanto3


1
Bagian Ilmu Penyakit THT-KL, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi 1: Alamat email: jatuqolbi@gmail.com

ABSTRAK
Otitis media supuratif kronik merupakan kondisi inflamasi pada telinga bagian tengah
disertai perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari liang telinga lebih dari 2
bulan. Prevalensi di dunia yaitu sekitar 65-330 juta orang, terutama di negara berkembang.
Penyebab paling sering dari OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe benigna (tanpa kolesteatoma) dan tipe maligna
(dengan kolesteatoma). Kerusakan fungsi pendengaran merupakan salah satu gejala sisa yang
sering terjadi dari otitis media supuratif kronis. Di Indonesia, angka kejadian OMSK masih tinggi.
Oleh sebab itu, diperlukan tatalaksana yang tepat untuk mengatasi OMSK di Indonesia.
Tatalaksana yang diberikan berupa pembersihan liang telinga, antibiotik topikal dan sistemik, dan
pembedahan.

Kata Kunci: Otitis Media Supuratif Kronik, Kolesteatoma, Antibiotik

ABSTRACT
Chronic suppurative otitis media is an inflammatory condition of the middle ear with
perforation of the tympanic membrane and a history of discharge from the ear canal for more than
2 months. The prevalence in the world is around 65-330 million people, mainly in developing
countries. The most common causes of CSOM are Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus
aureus. There are two types of CSOM, namely benign CSOM (without cholesteatoma) and
malignant type (with cholesteatoma). Impaired hearing function is one of the common sequelae of
chronic suppurative otitis media. In Indonesia, the incidence of CSOM is still high. Therefore,
proper management is needed to overcome CSOM in Indonesia. The treatment given is ear canal
cleaning, topical and systemic antibiotics, and surgery.

Keywords: Chronic Suppurative Otitis Media, Cholesteatoma, Antibiotics

PENDAHULUAN dua bulan, baik terus-menerus maupun


Otitis media supuratif kronik
hilang timbul. (Farida and Oktaria,
merupakan inflamasi kronis yang
2016).
mengenai suatu mukosa telinga tengah
Kejadian otitis media supuratif
dan sel-sel mastoid yang ditandai
kronis di dunia sekitar 65-330 juta
dengan adanya otore persisten atau
orang, terutama di negara berkembang,
intermiten dengan membran timpani
dimana 39-200 juta orang (60%)
yang perforasi dalam waktu lebih dari
mengalami penurunan fungsi

560
pendengaran secara signifikan. Pada medikamentosa ataupun pembedahan

anak-anak usia <5 tahun kasus nya sehingga dapat mengurangi risiko

sebanyak 31 juta per tahun (Monasta et komplikasi yang terjadi pada penderita

al., 2012). OMSK (Arya et al., 2019).

OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu ANATOMI TELINGA TENGAH


Organ pendengaran perifer terdiri
tipe benigna (tanpa kolesteatoma) dan
dari struktur organ pendengaran yang
tipe maligna (dengan kolesteatoma).
berada di luar otak dan batang otak yaitu
Salah satu gejala sisa yang sering
telinga luar, telinga tengah, telinga
muncul berupa kerusakan fungsi
dalam dan saraf kokhlearis sedangkan
pendengaran (Farida and Oktaria, 2016).
organ pendengaran sentral terdiri dari
Keadaan gizi yang buruk, tingkat
nukleus koklearis, nukleus olivatorius
sanitasi rendah, infeksi saluran nafas
superior, lemnikus lateralis, kolikulus
berulang, fasilitas kesehatan yang
inferior dan kortek serebri lobus
kurang memadai, serta tingkat ekonomi
temporalis area wernicke (gambar 1)
masyarakat yang rendah merupakan
(Nugroho and Wiyadi, 2009).
faktor risiko terjadinya OMSK (Arya et

al., 2019).

Pseudomonas aeruginosa dan

Staphylococcus aureus merupakan

bakteri penyebab tersering dari OMSK.

(Farida and Oktaria, 2016).

Perkembangan penanganan untuk

OMSK masih dalam tahap Gambar 2.1 Anatomi Telinga (Nugroho

pengembangan agar lebih efektif dan and Wiyadi, 2009)

aman, baik dengan terapi Telinga tengah dilapisi oleh

membran mukosa. Bagian medial

561
dibatasi oleh promontorium, lateral oleh berinsersio di bagian atas tulang maleus,

MT, anterior oleh muara tuba inervasi oleh cabang saraf trigeminus.

Eustachius, posterior oleh aditus ad M. stapedius berorigo di dalam

antrum dari mastoid, superior oleh eminensia pyramid dan berinsersio di

tegmen timpani fossa kranii, inferior ujung posterior kolumna stapes, hal ini

oleh bulbus vena jugularis. (Nugroho menyebabkan stapes kaku,

and Wiyadi, 2009). memperlemah transmini suara dan

Telinga tengah tersusun menjadi 3 meningkatkan resonansi tulang-tulang

tulang pendengaran yaitu maleus, incus pendengaran. Kedua musculus ini

dan stapes yang saling berikatan dan berfungsi mempertahankan,

berhubungan membentuk artikulasi. memperkuat rantai osikula dan meredam

Prosesus longus maleus melekat pada bunyi yang terlalu keras sehingga dapat

membran timpani, maleus melekat pada mencegah kerusakan organ koklea

inkus dan inkus melekat pada stapes. (Nugroho and Wiyadi, 2009).

(Nugroho and Wiyadi, 2009).

Gambar 2.3 Anatomi Telinga Tengah

(Nugroho and Wiyadi, 2009)


Telinga tengah terdiri dari dua
FISIOLOGI PENDENGARAN
musculus yaitu m. tensor timpani dan m. Proses mendengar diawali dengan

stapedius. M tensor timpani berorigo di energi bunyi ditangkap oleh daun telinga

dinding semikanal tensor timpani dan dalam bentuk gelombang yang dialirkan

562
melalui udara atau tulang ke koklea. frekuensi 1,5 - 5 kHz. Ketika

Terdapat tiga atahapan dalam proses gelombang suara diarahkan ke MAE,

mendengar yaitu tahap pemindahan hal ini menyebabkan peningkatan

energi fisik berupa stimulus bunyi ke tekanan akustik sebesar 10-15 dB di

organ pendengaran, tahap konversi yaitu MT (Nugroho dan Wiyadi, 2009).

pengubahan energi fisik stimulasi


MT berfungsi sebagai titik
tersebut ke organ penerima dan tahap
transmisi berikutnya untuk
penghantaran impuls saraf ke kortek
gelombang suara, dan pars tensa
pendengaran (Nugroho and Wiyadi,
MT adalah media terbaik untuk
2009).
mengirimkan gelombang suara ke

rantai osikular. Koklea menerima

suara melalui sistem osikular

telinga tengah dan koneksi MT.

Maleus bergabung dengan inkus,

inkus melekat pada stapes, dan


Gambar 2.4 Skema mekanisme
pangkal stapes terletak di foramen
MEKANISME PENDENGARAN
ovale. Tangkai maleus terikat erat
TELINGA LUAR DAN TENGAH
pada bagian tengah membran timpani.
Aurikula berguna untuk
Selanjutnya, luas permukaan MT
menentukan sumber suara, dari mana
adalah 55 mm2, tetapi luas permukaan
asalnya, dan membedakan antara
stapes rata-rata adalah 3,2 mm2, oleh
suara tinggi dan rendah. Untuk
karena itu metode ini benar-benar
meningkatkan persepsi suara, aurikula
mengurangi jarak sekaligus
dan MAE dapat menaikkan tekanan
meningkatkan gaya penggerak
akustik pada MT dalam rentang

563
sebesar 1,3 kali. Cairan koklea menyembunyikan suara berfrekuensi

dikompresi kira-kira 22 kali sebagai rendah di lingkungan yang bising,

akibat dari rasio diferensial 17 kali mengurangi kepekaan pendengaran

lipat ini, dibandingkan dengan 1,3 terhadap suara sendiri, dan

kali dari sistem tuas. Jadi, selain melindungi koklea dari getaran

memperkuat mekanisme refleks, yang merusak yang disebabkan oleh suara

terjadi ketika suara keras yang sangat keras (Nugroho and

ditransmisikan melalui sistem tulang Wiyadi, 2009).

pendengaran dan masuk ke sistem DEFINISI


Otitis media supuratif kronis
saraf pusat, dibutuhkan banyak
(OMSK) ditandai dengan otore persisten
tekanan untuk menyebabkan cairan
atau intermiten dengan perforasi
bergetar. Selain itu, terdapat
membran timpani selama >2 bulan, baik
mekanisme refleks penguatan, yaitu
terus menerus atau intermiten. Ini
refleks yang terjadi ketika suara keras
mempengaruhi mukosa telinga tengah
masuk ke sistem saraf pusat melalui
dan sel mastoid (Ikhlas and Edward,
sistem tulang pendengaran dan
2022).
menyebabkan otot stapedius dan otot

tensor timpani berkontraksi. Otot

stapedius menarik stapes ke luar, otot


EPIDEMIOLOGI
tensor timpani menarik tangkai
Sekitar 65-330 juta orang di
maleus ke dalam. Suara berfrekuensi
seluruh dunia mengalami otitis media
rendah di bawah 1000 Hz memiliki
supuratif kronis (OMSK), suatu kondisi
konduksi ossicular yang lebih sedikit
yang paling umum di negara-negara
dalam keadaan yang berlawanan ini.
miskin, di mana 39-200 juta orang (atau
Sistem ini berfungsi untuk
60%) mengalami gangguan pendengaran

564
yang parah. Menurut perkiraan, 31 juta Sutanegara, 2020).

kasus baru OMSK terjadi setiap tahun, FAKTOR RISIKO

dengan 22,6% mempengaruhi anak-anak


Faktor risiko OMSK tidak jelas,
di bawah usia lima tahun (Farida and
tetapi infeksi saluran pernapasan atas
Oktaria, 2016). Menurut WHO,
yang berulang dan kondisi sosial
prevalensi OMSK dikategorikan sebagai
ekonomi yang buruk (perumahan yang
berikut: terbesar (>4%), tinggi (2-4%),
padat, kebersihan dan nutrisi yang
rendah (1-2%), dan terendah (1%).
buruk) dapat dikaitkan dengan
Indonesia merupakan negara dengan
perkembangan OMSK (Farida and
prevalensi tinggi dengan prevalensi
Oktaria, 2016).
OMSK sebesar 3,9% (Alkatiri, 2019).
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

Infeksi campuran dengan bakteri Berdasarkan aktivitas pelepasan

Gram-negatif, Gram-positif, aerobik, sekret, terdapat dua jenis klasifikasi

dan anaerobik adalah penyebab OMSK. yang sering diketahui yaitu tipe ganas

Pseudomonas sp. dan Staphylococcus dan tipe jinak (OMSK aktif dan OMSK

aureus diketahui sebagai tenang) (Alkatiri, 2019).

mikroorganisme yang paling sering Tipe tubotimpani, juga dikenal

ditemukan, diikuti oleh bakteri Gram- sebagai tipe mukosa karena proses

negatif termasuk Proteus spp., inflamasi seringkali hanya mengenai

Klebsiella spp., Escherichia spp., dan mukosa telinga tengah, bersifat jinak

Haemophilus influenza. Mikroba karena biasanya didahului oleh disfungsi

anaerob Bacteroides spp. dan tuba yang mengakibatkan kelainan pada

Fusobacterium spp. adalah yang paling rongga timpani. disebut sebagai bentuk

sering terisolasi (Wirawan, Sudipta and aman karena tidak ada kolesteatoma dan

konsekuensi serius jarang terjadi.

565
Bentuk ganas, sering dikenal sebagai Kondisi ini menyebabkan otore yang

tipe atiko-antral karena penyakit berkelanjutan (Arya et al., 2019).

biasanya dimulai di sana, juga dikenal Tuba eustachius dapat menjadi

sebagai tipe tulang karena mengikis kurang berfungsi sebagai akibat dari

tulang (Alkatiri, 2019b). Kista epitel infeksi kronis atau infeksi hidung dan

yang disebut kolesteatoma mengandung tenggorokan akut berulang, membuat

epitel deskuamasi (keratin). Deskuamasi rongga timpani lebih rentan terhadap

terus terbentuk dan menumpuk, gangguan fungsional. Peradangan

sehingga ukuran kolesteatoma membran timpani menyebabkan

meningkat. Kolesteatoma dapat kongesti vaskular, yang menyebabkan

mengakibatkan penutupan organ dan iskemia di suatu tempat dan akhirnya

degenerasi tulang (Sari, Edward and bermanifestasi sebagai titik nekrotik

Rosalinda, 2018). dalam bentuk bintik kuning. Membran

Bentuk aktif OMSK ditandai dengan timpani dapat mengalami perforasi lebih

sekresi aktif dari rongga timpani, mudah bila terdapat tekanan dari cairan

sedangkan bentuk tenang mengacu pada yang terkumpul di dalam rongga

penampilan rongga timpani basah atau timpani. Rongga timpani akan selalu

kering (Alkatiri, 2019). bersentuhan dengan lingkungan luar

PATOFISIOLOGI akibat perforasi yang persisten, yang

Mayoritas OMSK merupakan akan memungkinkan kuman dari kanalis

komplikasi otitis media akut perforasi auditorius eksternus dan udara luar

(OMA). Kegagalan ruptur membran dengan bebas masuk ke dalam kavum

timpani untuk menutup secara spontan timpani. Infeksi yang mudah kambuh

memudahkan terjadinya infeksi telinga disebabkan oleh kuman yang aktif ke

luar yang berulang atau paparan alergen. rongga timpani. Waktu menentukan

566
penyakit kronis ini, dan stadiumnya dan rongga timpani setelah

didasarkan pada konsistensi gambaran membersihkan sekresi telinga dengan

patologis. Dampak dari cedera jaringan, pembersih secret. Mikroskop atau

perkembangan jaringan sikatrik, dan endoskopi sering dapat digunakan untuk

proses yang memberatkan atau kronis menentukan diagnosis yang tepat dari

semuanya berkontribusi pada jenis baru OMSK. Ketika perforasi

ketidakseragaman gambaran patologis. membran timpani ditemukan bersama

(Wirawan, Sudipta and Sutanegara, dengan riwayat otore persisten atau

2020). berulang yang berlangsung lebih dari

DIAGNOSIS dua bulan, diagnosis OMSK ditegakkan.

Secara umum, hasil pemeriksaan Disarankan agar deskripsi jenis dan

klinis (riwayat dan pemeriksaan fisik) tingkat keparahan ketulian diberikan

berfungsi sebagai panduan untuk bersama dengan diagnosis OMSK. Tuli

diagnosis OMSK, dan pemeriksaan konduktif adalah satu-satunya efek

penunjang juga dapat membantu. samping OMSK yang hanya

(Alkatiri, 2019). mempengaruhi telinga tengah (Helmi,

2005).
Lampu kepala yang baik, corong

telinga, alat pembersih telinga, alat Dalam kasus OMSK tipe aman,

pengisap sekret, otoskop atau tulang biasanya tidak terpengaruh oleh

mikroskop/endoskop, dan alat peradangan, yang terbatas pada mukosa.

diagnostik lainnya diperlukan untuk Perforasi diposisikan di tengah. Secara

diagnosis yang akurat. Sebuah otoskop umum, komplikasi berbahaya dari jenis

kemudian digunakan untuk lebih jelas OMSK yang aman jarang terjadi. Tidak

mengidentifikasi lokasi perforasi, ada kolesteatoma pada OMSK tipe

keadaan membran timpani yang tersisa, aman. Penting untuk mengenali lubang

567
pada atik atau marginal, apakah itu kecil pneumatisasi mastoid dan tingkat

atau lengkap, sebagai tanda risiko keparahan penyakit, evaluasi pencitraan

OMSK. Epitel skuamosa berlapis telah mastoid diperlukan. Hasil tes pencitraan

menggantikan mukosa di sekitar menggunakan foto sederhana dan CT

perforasi. Daerah sekitar perforasi, scan mengungkapkan kolesteatoma pada

terutama atik, ditutupi bahan OMSK ganas. Antibiotik lini pertama

kolesteatoma. Otore pada OMSK dapat digunakan tanpa menunggu

dengan kolesteatoma yang terinfeksi pemeriksaan mikrobiologis (kultur dan

memiliki bau yang khas, sedangkan resistensi) sekret telinga untuk

pada kasus yang tidak terinfeksi dapat menentukan antibiotik yang tepat.

menjadi kering. Jaringan granulasi Indikasi awal masalah juga harus

sering terlihat, yang biasanya diperhitungkan dalam diagnosis OMSK.

menunjukkan paparan tulang. (Helmi, 2005; Soepardi dkk, 2014).

Kolesteatoma terinfeksi yang terabaikan


TATALAKSANA
hampir sering menjadi penyebab fistula
1. OMSK Tipe Benigna
retro-auricular (Helmi, 2005; Soepardi
Terapi OMSK konservatif atau
dkk, 2014).
adalah pendekatan yang paling
Untuk pasien anak-anak yang tidak
aman. Larutan H2O2 3% digunakan
kooperatif selama pemeriksaan
sebagai pencuci telinga selama 3-5
audiometri nada murni, audiometri
hari jika sekret terus berlanjut
wicara, dan brain evoked response
(eksaserbasi akut). Ofloksasin dapat
audiometry (BERA) dapat dilakukan
diberikan sebagai obat tetes telinga
untuk menilai jenis dan tingkat
dengan kortikosteroid dan antibiotik
keparahan gangguan pendengaran.
bila sekresinya telah berkurang.
Untuk mengetahui perkembangan
Menurut banyak ahli, semua obat

568
tetes yang tersedia saat ini di toko menghindari komplikasi atau

mengandung antibiotik ototoksik. gangguan pendengaran yang lebih

Oleh karena itu, disarankan untuk serius, dan meningkatkan

tidak menggunakan obat tetes pendengaran. Sumber infeksi harus

telinga terus-menerus selama > 1 ditangani terlebih dahulu jika

atau 2 minggu atau pada OMSK menyebabkan sekret yang persisten

yang sudah tenang (Soepardi dkk, atau infeksi berulang. Pembedahan,

2014). seperti adenoidektomi dan

tonsilektomi, mungkin juga


Antibiotik dari golongan
diperlukan (Soepardi dkk, 2014).
ampisilin atau eritromisin dapat
2. OMSK Tipe Maligna
diberikan secara oral (jika pasien

alergi terhadap penisilin) sebelum Mastoidektomi adalah landasan

hasil tes resistensi diterima. terapi untuk jenis OMSK yang

Antibiotik yang berguna termasuk berisiko. Oleh karena itu, jika ada

klindamisin, yang diminum 3x1 bentuk OMSK yang serius,

selama 7 hari (Juari, 2008; Soepardi mastoidektomi dengan atau tanpa

dkk, 2014). timpanoplasti adalah pengobatan

terbaik. Terapi konservatif dengan


Miringoplasti atau
bantuan obat hanyalah tindakan
timpanoplasti idealnya dilakukan
sementara sebelum operasi.
jika setelah 2 bulan observasi sekret
Mastoidektomi harus dilakukan
telah mengering tetapi masih ada
jika periosteal retroauricular
perforasi. Tujuan dari prosedur ini
(Soepardi dkk, 2014).
adalah untuk menghilangkan infeksi

sepenuhnya, memperbaiki membran Timpanoplasti

timpani yang berlubang,


Timpanoplasti dapat

569
diklasifikasikan menjadi lima jenis, Indikasi Absolut:

menurut klasifikasi Wullstein:


 Kolesteatoma atau tumor
 Tipe I: perbaikan membran
dengan perluasan ke tulang
timpani saja; tidak ada
mastoid.
kelainan pada telinga tengah.
 Mastoiditis akut, mastoiditis
Timpanoplasti tipe I identik
kronis dengan gejala sisa, dan
dengan miringoplasti.
kolesteatoma.
 Tipe II: perbaikan membran
Indikasi relatif:
timpani dan telinga tengah;

erosi maleus. Timpanoplasti  Riwayat otorrhea yang banyak

melibatkan pencangkokan  Kegagalan timpanoplasti

membran timpani ke inkus. sebelumnya

 Tipe III: perbaikan membran  Secondary acquired

timpani pada kepala stapes; cholesteatoma

maleus dan inkus memiliki  Perforasi membran timpani

defek yang tidak dapat diperbaiki

 Tipe IV: membran timpani tanpa mastoidektomi (Kennedy

dicangkokkan ke kaki stapes, K.L., 2021)

yang dapat digerakkan KOMPLIKASI

 Tipe V: perbaikan a. Tuli konduktif dan sensorineural

melibatkan kaki stapes, yang b. Paralisis nervus fasialis

difiksasi (Brar & Watters,


c. Fistula labirin dan labirinitis
2021).
d. Labirinitis supuratif

e. Abses ekstradural
Mastoidektomi

570
f. Abses subdural Istilah Otitis Media Supuratif

Kronis (OMSK) mengacu pada sekret


g. Thrombosis sinus lateralis
liang telinga dan perforasi membran
h. Petrositis
timpani yang berlangsung lebih dari dua
i. Meningitis bulan, baik secara intermiten maupun

j. Abses otak terus menerus. Streptococcus

pneumoniae, Haemophilus influenzae,


k. Hidrosefalus otitis (Adams G.L.,
dan Moraxella catarrhalis adalah
Boies L.R., 2015)
penyebab utama otitis media akut.
PROGNOSIS
Namun, Pseudomonas aeruginosa,

Pasien dengan OMSK memiliki Staphylococcus aureus adalah bakteri

prognosis yang baik bila infeksi aerobik yang paling umum ditemukan

dapat dikendalikan. Pemulihan dari pada pasien OMSK. Ada dua jenis

gangguan pendengaran dapat OMSK yang berbeda: jenis yang aman

beragam sesuai dengan (yang tidak memiliki kolesteatoma) dan

penyebabnya. Kehilangan jenis yang berbahaya (dengan

pendengaran konduktif dapat kolesteatoma).

ditangani dengan tindakan


Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pembedahan. OMSK sendiri
pemeriksaan penunjang menjadi dasar
bukanlah penyakit yang fatal, tetapi
diagnosis. Selama anamnesis ditemukan
komplikasi intrakranial dapat
sekret telinga yang sudah ada lebih dari
menyebabkan kematian (Jensen,
dua bulan. Perforasi membran timpani
Koch and Homøe, 2013).
dan kolesteatoma tipe ganas dapat

diidentifikasi selama pemeriksaan fisik.

KESIMPULAN Pemeriksaan penunjang yang dapat

571
dilakukan berupa Otomikroskopik / Tympanopasty. Available at:
ttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/bo
Otoendoskopik, pemeriksaan kultur dan oks/NBK565863/.

resistensi sekret liang telinga, Farida, Y. and Oktaria, D. (2016)


‘Tatalaksana Terkini Otitis
pemeriksaan fungsi pendengaran dan Media Supuratif Kronis
(OMSK)’, J Medula Unila, 6(1),
pencitraan mastoid. pp. 180–184.

Helmi (2005) Otitis Media Supuratif


Tatalaksana yang diberikan Kronis. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
berdasarkan tipe OMSK berupa
Ikhlas, K. A. and Edward, Y. (2022)
pembersihan liang telinga, pemberian ‘Journal Of Agromedicine And
Medical Sciences ( AMS )
antibiotik topikal dan sistemik, dan ISSN : 2460-9048 ( Print ),
ISSN : 2714-5654 ( Electronic )
pembedahan. Komplikasi OSMK dapat Available online at
http://jurnal.unej.ac.id/index.php
terjadi di telinga tengah, tleinga dalam, /JAMS Laporan Kasus :
Penatalaksanaan Otitis Media
ekstradural dan susunan saraf pusat. Supuratif Kronis Tipe
Kolesteatoma de’, 8(1), pp. 1–5.
Pasien dengan OMSK memiliki Jensen, R. G., Koch, A. and Homøe, P.
(2013) ‘The risk of hearing loss
prognosis yang baik bila infeksi dapat in a population with a high
prevalence of chronic
dikendalikan. suppurative otitis media’,
International Journal of
Pediatric Otorhinolaryngology,
DAFTAR PUSTAKA
77(9), pp. 1530–1535. doi:
10.1016/j.ijporl.2013.06.025.
Adams G.L., Boies L.R., H. P. A. (2015)
BOIES Buku Ajar Penyakit Juari, A. (2008) Ilmu Kesehatan Telinga
THT. Jakarta: Penerbit Buku Hidung Tenggorok ( disesuaikan
kedokteran EGC. dengan kompetensi dokter
umum ). Bangka Beitung:
Alkatiri, F. (2019) ‘Kriteria Diagnosis Penerbit Buku Kedokteran AFJ.
Dan Penatalaksanaan Otitis
Media Supuratif Kronis’, 5(1), Kennedy K.L., L. J. W. (2021)
pp. 100–105. Mastoidectomy. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/b
Arya, I. P. et al. (2019) ‘Gambaran ooks/NBK559153/.
Penderita Otitis Media Supuratif
Kronik Di Rsup Sanglah Monasta, L. et al. (2012) ‘Burden of
Denpasar Tahun 2014-2016’, E- disease caused by otitis media:
Jurnal Medika, 8(4). Systematic review and global
estimates’, PLoS ONE, 7(4).
Brar S., Watters C., W. R. (2021) doi:

572
10.1371/journal.pone.0036226.

Nugroho, P. S. and Wiyadi, H. (2009)


‘Anatomi Dan Fisiologi
Pendengaran Perifer’, Jurnal
THT-KL, 2(2), pp. 76–85.

Sari, J. T. Y., Edward, Y. and Rosalinda,


R. (2018) ‘Otitis Media
Supuratif Kronis Tipe
Kolesteatom dengan Komplikasi
Meningitis dan Paresis Nervus
Fasialis Perifer’, Jurnal
Kesehatan Andalas,
7(Supplement 4), p. 88. doi:
10.25077/jka.v7i0.931.

Soepardi EA, Iskandar N, Bashirrudin J,


R. R. (2014) Buku Ajar Imu
Kesehatan Teinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher,
Badan Penerbit FK UI. Edited
by Tujuh. Jakarta: Badan
Penerbit FK UI.

Wirawan, T. H., Sudipta, I. M. and


Sutanegara, S. W. D. (2020)
‘Karakteristik penderita otitis
media supuratif Kronik di rumah
sakit umum pusat sanglah
denpasar periode januari-
desember 2014’, Jurnal Medika
Udayana, 9(3), pp. 43–47.

573

Anda mungkin juga menyukai