Oleh :
Ramayana Lestari Dewi
NIM 162310101255
KELAS C 2016
Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang
berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam
dan saraf kokhlearis. Anatomi Telinga Luar Telinga luar merupakan bagian telinga
yang terdapat di lateral dari membrane Aurikulum merupakan tulang rawan fibro
elastis yang dilapisi kulit, berbentuk pipih dan permukaannya tidak rata. Melekat
pada tulang temporal melalui otot-otot dan Aurikulum dialiri arteri aurikularis
posterior dan arteri temporalis superfisialis. Aliran vena menuju ke gabungan vena
temporalis superfisialis, vena aurikularis posterior dan vena emissary mastoid.
Inervasi oleh cabang nervus cranial V, VII, IX dan X. Anatomi Telinga Tengah
Ruang telinga tengah disebut juga kavum tympani (KT) atau tympanic cavity.
Telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran, susunan dari luar ke dalam yaitu
maleus, incus dan stapes yang saling berikatan dan berhubungan membentuk
artikulasi. Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang
temporal bagian petrosa, di dalamnya dijumpai labirin periotik yang mengelilingi
struktur telinga dalam yaitu labirin. Labirin merupakan suatu rangkaian
berkesinambungan antara tuba dan rongga telinga dalam yang dilapisi epitel. Fungsi
telinga dalam ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus atau indera
pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat keseimbangan. Kedua organ
tersebut saling berhubungan sehingga apabila salah satu organ tersebut mengalami
gangguan maka yang lain akan terganggu (Nugroho, 2009).
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea, Proses
mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik berupa stimulus
bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi yaitu pengubahan energi
fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap penghantaran impuls saraf ke
kortek pendengaran. Pendengaran perifer dimulai dengan adanya sumber bunyi yang
ditangkap aurikula dan dilanjutkan ke saluran meatus akustikus eksternus kemudian
terjadi getaran pada membran timpani, membran timpani ini yang memiliki hubungan
dengan tulang pendengaran akan menggerakkan rangkaian tulang pendengaran yang
terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang menempel pada foramen ovale. Gerakan
stapes pada foramen ovale akan menggerakkkan cairan yang ada dalam organ koklea,
akibatnya terjadi potensial listrik mengakibatkan terjadinya perubahan energi
mekanik menjadi energi listrik yang diteruskan oleh saraf auditori ke batang otak
(disinilah batas sistem organ pendengaran perifer dan sentral) kemudian energi listrik
dilanjutkan ke kortek terletak pada bagian girus temporalis superior. Kortek serebri
membuat manusia mampu mendeteksi dan menginterpretasikan pengalaman auditori,
Sehingga pendengaran merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi
manusia (Nugroho, 2009).
2.2 DEFINISI
Para ahli otologi beberapa tahun ini membuat kesepakatan untuk penerapan
istilah dalam gambaran klinik dan patologi dari OMSK. Gambaran dasar yang sering
pada semua kasus OMSK adalah dijumpai membrana timpani yang tidak intak.
OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis
dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi ) dan
ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral
adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-
kurangnya pada annulus. Lokasi perforasi sentral ditandai oleh hubungannya dengan
manubrium mallei. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior
atau subtotal. Perforasi subtotal adalah suatu defek yang besar disekelilingnya dengan
annulus yang masih intak. Otitis media kronis terjadi dalam beberapa bentuk
melibatkan mukosa dan merusak tulang (kolesteatom). Menurut Ramalingam bahwa
OMSK adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibel.
Dari definisi diatas terlihat bahwa adanya perforasi membran timpani merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk diagnosa OMSK, sedangkan sekret yang keluar bisa
ada dan bisa pula tidak.
2.3 ETIOLOGI
OMSK umumnya diawali dengan otitis media berulang pada anak, hanya
sedikit yang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari peradangan
nasofaring, mencapai telinga tengah melalui tuba eustakhius. Faktor-faktor yang
menyebabkan otitis media supuratif menjadi kronik sangat majemuk, beberapa
diantaranya :
1. Gangguan fungsi tuba eustakhius yang kronik akibat :
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronik atau berulang.
b. Obstruksi anatomik tuba eustakhius parsial atau total.
2. Perforasi membrana timpani yang menetap.
3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologis menetap pada telinga
tengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid.
5. Terdapat daerah-daerah dengan skuesterisasi atau osteomielitis persisten di
mastoid.
6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.
2.4 EPIDEMIOLOGI
2.5 KLASIFIKASI
2.6 PATOFISIOLOGI
2.9 PENATALAKSANAAN
Penyebab penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-
faktor penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu
pengobatan haruslah dievaluasi faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi
kronis, perubahan-perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta
menganggu fungsi, dan proses infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis
kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi obat -obatan dapat
digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi. Prinsip pengobatan tergantung
dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dengan konservatif
dan operasi.
OMSK benigna tenang keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan
dinasehatkan untuk jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu
mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.
Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan
pendengaran. OMSK benigna aktif prinsip pengobatan OMSK adalah :
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. Pembersihan liang telinga dan
kavum timpan ( toilet telinga) tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan
yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga
merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroorganisme.
2. Pemberian antibiotika : topikal antibiotik (antimikroba) dan sistemik. Pemberian
antibiotik topikal Terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan
antibiotik topikal untuk OMSK. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga
dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret
berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik
dan kortikosteroid. Pemberian antibiotik sistemik Pemilihan antibiotik sistemik
untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan kultur kuman penyebab. Pemberian
antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret
profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan , perlu diperhatikan faktor penyebab
kegagalan yang ada pada penderita tersebut. Dalam pengunaan antimikroba,
sedikitnya perlu diketahui daya bunuhnya terhadap masing - masing jenis kuman
penyebab, kadar hambat minimal terhadap masing-masing kuman penyebab,
daya penetrasi antimikroba di masing jaringan tubuh, toksisitas obat terhadap
kondisi tubuhnya.
2.10 KOMPLIKASI
Otitis media supuratif kronik mempunyai potensi untuk menjadi serius karena
komplikasinya yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi yang dapat diakibatkan oleh OMSK, antara lain :
1. Kerusakan yang permanen dari telinga atau ketulian.
2. Mastuiditis
3. Cholesteatoma
4. Abses apidural (peradangan disekitar otak)
5. Paralisis wajah
6. Labirin titis.
BAB 2
CLINICAL PATHWAY
Invasi bakteri
Nyeri
Hantaran
udara/suara yang Sekret berbentuk nanah
diterima menurun dan bau khas
Ansietas
BAB 3
PROSES KEPERAWATAN
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dengan bau yang keluar
dari telinga kanannya.
3. Nyeri kronis berhubungan dengan peradangan karena agens pencedera
4. Ansietas berhubungan dengan stresoor penyakit yang dialaminya
5. Resiko terjadi injuri/trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin :
vertigo.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penatalak-sanaan OMA yang tepat.
3. Ansietas Setelah dilakukan 2x24 jam 1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan
berhubungan intervensi diharapkan : keluarga tentang prosedur tindakan
dengan stressor 1. Kecemasan pasien pembedahan
penyakit yang berkurang / hilang 2. Jelaskan pada pasien tentang apa
dialaminya yang harus dilakukan sebelum dan
sesudah tindakan pembedahan
3. Berikan reinforcement positif atas
kemampuan pasien
4. Libatkan keluarga untuk
memberikan semangat pada pasien
3.4 EVALUASI