S DENGAN OPEN
FRAKTUR MANUS IV DISTAL DI RUMAH SAKIT
TENTARA TINGKAT IV 01.07.02 BINJAI
TAHUN 2021
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
1. ABDUL KARIM (19001)
2. AGI RAHMAD RIZKI (19002)
3. ALPREDO SIDARUK (19003)
4. ASMIA (19004)
5. AMELIA PUTRI (19005)
DOSEN PEMBIMBING :
IBU KATINI, S.Kep.,Ns.,M.KM
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Tn.
S dengan Open Fraktur Manus IV Distal di Rumah Sakit Tentara Tingkat IV
01.07.02 Binjai” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas
gangguan Sistem Perkemihan.
Pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga makalah ini
dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :
1. Bapak Supardi, S.KM.,M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan
Kesdam I/BB Binjai.
2. Bapak Bagus Prabudi, S.Kep.,Ns.,MM selaku Wadir I.
3. Ibu Katini, S.Kep.,Ns.,M.KM selaku Wadir II dan selaku Dosen
Pembimbing Tugas Keperawatan Medikal Bedah.
4. Ibu Evita Andryani Lubis, S.Psi.,M.Psi selaku Wadir III.
5. Ibu Hanna Ester Empraninta, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen
Pembimbing Tugas Keperawatan Medikal Bedah.
6. Ibu Nurleli, S.Kep.,Ns.,M,KM selaku Dosen Pembimbing Tugas
Keperawatan Medikal Bedah.
7. Seluruh staff Akper Kesdam I/BB Binjai yang telah turut bekerja sama
dengan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/I Angkatan ke-XIV Akademi Keperawatan
Kesdam I/BB Binjai yang telah banyak memberi dukungan dalam
menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
9. Teristimewa rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada Bapa dan Mama tercinta, serta Abang dan Adik-adik tersayang, yang
telah banyak memberi dukungan dan Doa, serta kasih sayang yang tak henti-
hentinya kepada penulis, sehingga menjadi motivasi kepada penulis dan
menyelesaikan Makalah ini.
i
10. Terima kasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Makalah
ini semoga mendapat kasih karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan tugas Keperawatan Medikal Bedah
penulis Menyadari dalam penyusunan tugas Keperawatan Medikal Bedah banyak
kekurangan nya baik dari bahasa maupun segi penulisannya. Segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga
Amal baik dari semua pihak senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari tuhan
yang Maha Esa.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian..........................................................................
1.4. Ruang Lingkup..............................................................................
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................
1.6. Metode Pengumpulan Data...........................................................
1.7. Sistematika Penulisan...................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Penyakit...........................................................................
2.2. Asuhan Keperawatan....................................................................
2.3. Dokumentasi Keperawatan...........................................................
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1. Kasus.............................................................................................
3.2. Pembahasan...................................................................................
3.3. Keterbatasan Kasus.......................................................................
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dunia kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008, dengan angka prevalensi
sebesar 2,7%. Sementara pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang
dengan angka prevalensi sebesar 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi 21 juta
2009 dari 51,2% menjadi 54,5%. Sedangkan pada perempuan sedikit menurun
Salah satu ketakutan terbesar pasien fraktur adalah nyeri, untuk itu
perawat perlu memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang
terapi non farmakologi yang bisa membantu pasien dalam menghilangkan atau
mengurangi nyeri antaranya terapi musik. Musik bisa menyentuh individu baik
Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan mempunyai peran dalam
1
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam upaya promotif perawat berperawat
pendidikan kesehatan kepada pasien yang sudah terkena penyakit agar tidak
Angka kejadian yang ada Rumah Sakit Tentara Tk. IV 01.07.02 Binjai
terdapat 3 kasus dalam satu bulan terakhir tahun 2018. Berdasarkan data yang
ada di Rumah Sakit Tentara Tk. IV 01.07.02 Binjai, ada pasien yaitu yang
menderita open fraktur manus IV distal. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan
akibat jatuh dan terpeleset, nyeri dirasakan tertusuk-tusuk, skala 6, dan saat
berubah posisi. Dari pengkajian Ny.R tekanan darah Ny.R 130/80 mmHg, Nadi
2
2
1. Tujuan umum
Tn.S dengan Open Fraktur Manus IV Distal di Rumah Sakit Tentara Tk.
IV 01.07.02 Binjai.
2. Tujuan khusus
2. Lingkup waktu
3. Lingkup kasus
Ruang Cempaka Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang ini penulis
penyakit tidak menular yaitu penyakit open fraktur digiti manus IV.
4. Lingkup tempat
1.5. ManfaatPenulisan
1. Bagi penulis
2. Bagi Ruangan
yaitu program kesehatan yang ada khususnya tentang untuk Open Fraktur
Manus IV Distal.
Binjai.
1. Metode
sebagai berikut:
6
1) Wawancara (komunikasi).
2) Observasi.
nyeri.
3) Pemeriksaan fisik.
takipnea
7
1) Studi dokumentasi.
Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu terdiri dari 5
BAB yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang
penulisan.
Pada BAB ini diuraikan tentang tinjauan teori yang terdiri dari
keperawatan teoritis.
8
Pada BAB ini berisi laporan kasus Asuhan keperawatan Tn.S dengan
Open Fraktur Manus IV Distal di Rumah Sakit Tentara Tk. IV 01.07.02 Binjai
Pada BAB ini disampaikan mengenai kesimpulan dan saran dari penulis
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. (Rasjad, 2012)
dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang
lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer & Bare,
2009).
1. Anatomi
fascia lengan bawah. Pada tonjolan – tonjolan thenar dan hypothenar fascia
palmaris ini bersifat tipis, tetapi bagian tengahnya bersifat tebal dengan
8
jaringan ikat berserabut, dan pada jari-jari tangan dengan membentuk
vagina fibrosa-
9
10
dan berbatas jelas, menutupi jaringan lunak dan tendo otot – otot fleksor
ini, sebuah sekat jaringan ikat lateral meluas ke dalam dari tepi lateral
2. Fisiologi
dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblast, osteosit, dan
dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu
aliran darah, dengan demikian maka kadar fosfatase alkali di dalam darah
tulang.
terjadi pada matriks maka jaringan disebut tulang. Sesaat setelah osteoblas
tulang dengan sifat dan fungsi resopsi serta mengeluarkan tulang yang
12
pertumbuhan tulang berakhir. Setelah fase ini tulang lebih banyak terjadi
Komposisi tulang
organic : 35%
Substansi Inorganic :
45%
Air : 20%
dari matriks (90%), sedangkan adalah asam hialuronat dan kondroitin asam
sulfur. Substansi inorganic terutama terdiri atas kalsium dan fosfor dan
pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-
tubuh.
bergerak).
dan posfor).
tulang).
dan hormone:
keseimbangan.
terlihat dalam kadar hormon paratiroid yang tinggi. Bila tidak ada
halus.
tulang dan penentuan jumlah matriks tulang yang dibentuk pada masa
sebelum pubertas.
15
membantu dalam regulasi absorbsi kalsium dan posfor dari usus kecil.
3. Etiologi Fraktur
a. Cedera traumatik
fraktur melintang.
lokasi benturan.
yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
sebagai berikut:
1. Nyeri
2. Deformitas
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.
Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5
cm (1 sampai 2 inci).
3. Krepitasi
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa
5. Fals Moment
5. Patofisiologi Fraktur
kerusakan akibat cedera. Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah
tulang. Sel darah putih dan sel mast terakumulasi sehingga menyebabkan
akan segera terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, disebut kalus.
Bekuan fibrin segera direabsorpsi dan sel tulang baru secara perlahan
sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang baru rusak selama
6. Pathway Fraktur
7.
10
tengah tulang.
8. Komplikasi Fraktur
11
1) Komplikasi Awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndrom
sering pada fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius
atau ulna).
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
avaskular dapat terjadi saat suplai darah ke tulang kurang baik. Hal
kepala dan leher), saat kepala femur berputar atau keluar dari sendi
dari rumah sakit. Oleh karena itu, edukasi pada pasien merupakan
f. Shock
g. Osteomyelitis
patologis.
c. Malunion
9. Penatalaksanaan Fraktur
1) Reduksi
dengan plester felt melekat diatas kulit atau dengan memasang pin
biasanya disertai oleh sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat &
2) Imobilisasi.
3) Rehabilitasi
berupa:
Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.
Darah rutin,
Urinalisa,
kliren ginjal).
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
kesemutan.
sebelumnya
c) Pola Eliminasi
kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga
e) Pola Aktivitas
inap
body image)
bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul
efektif.
b. Data obyektif
maupun bentuk.
3) pemeriksaan fisik :
a) Sistem Integumen
b) Kepala
c) Leher
d) Muka
e) Mata
terjadi perdarahan)
f) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
g) Hidung
i) Thoraks
j) Paru
I. Inspeksi
23
paru.
II. Palpasi
III. Perkusi
lainnya.
IV. Auskultasi
k) Jantung
I. Inspeksi
II. Palpasi
III. Auskultasi
l) Abdomen
I. Inspeksi
II. Palpasi
24
III. Perkusi
IV. Auskultasi
m) Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
BAB.
2. Diagnosa Keperawatan
op fraktur meliputi :
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah
sesuai dengan diagnosa Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien meliputi : ( Tabel 1 )
Nyeri akut berhubungan Tujuan : 1. Lakukan pendekatan pada 1. Hubungan yang baik membuat
dengan agen injury fisik nyeri dapat berkurang atau klien dan keluarga klien dan keluarga kooperatif
hilang. Kriteria 2. Kaji tingkat intensitas dan 2. Tingkat intensitas nyeri dan
Hasil : frekwensi nyeri frekwensi menunjukkan skala
Nyeri berkurang atau hilang 3. Jelaskan pada klien nyeri
Klien tampak tenang. penyebab dari nyeri 3. Memberikan penjelasan akan
4. Observasi tanda-tanda vital. menambah pengetahuan klien
5. Melakukankolaborasi dengan tentang nyeri.
tim medis dalam pemberian 4. Untuk mengetahui
analgesik perkembangan klien
5. Merupakan tindakan dependent
26
perawat, dimana analgesik
berfungsi untuk memblok
stimulasi nyeri.
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan 1. Rencanakan periode istirahat 1. Mengurangi aktivitas yang tidak
berhubungan dengan keperawatan Pasien memiliki yang cukup. diperlukan, dan energi
kelemahan cukup energi untuk 2. Berikan latihan aktivitas terkumpul dapat digunakan
beraktivitas. secara bertahap. untuk aktivitas seperlunya secar
Kriteria hasil : 3. Bantu pasien dalam optimal.
- perilaku menampakan memenuhi kebutuhan sesuai 2. Tahapan-tahapan yang diberikan
kemampuan untuk kebutuhan membantu proses aktivitas
memenuhi kebutuhan diri 4. Setelah latihan dan aktivitas secara perlahan dengan
- Pasien mengungkapkan kaji respons pasien. menghemat tenaga namun tujuan
mampu untuk melakukan yang tepat, mobilisasi dini.
beberapa aktivitas tanpa 3. Mengurangi pemakaian energi
dibantu. sampai kekuatan pasien pulih
- Koordinasi otot, tulang dan Kembali
anggota gerak lainya baik. 4. Menjaga kemungkinan adanya
respons abnormal dari tubuh
sebagai akibat dari Latihan
Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kulit dan identifikasi 1. Mengetahui sejauh mana
27
berhubungan dengan trauma keperawatan Mencapai pada tahap perkembangan perkembangan luka
penyembuhan luka pada waktu luka. mempermudah dalam
yang sesuai. 2. Kaji lokasi, ukuran, warna, melakukan tindakan yang tepat.
Kriteria Hasil : bau, serta jumlah dan tipe 2. Mengidentifikasi tingkat
- tidak ada tanda tanda infeksi cairan luka. keparahan luka akan
seperti pus. 3. Pantau peningkatan suhu mempermudah intervensi.
- luka bersih tidak lembab dan tubuh 3. Suhu tubuh yang meningkat
tidak kotor. 4. Berikan perawatan luka dapat diidentifikasikan sebagai
- Tanda-tanda vital dalam dengan tehnik aseptik. Balut adanya proses peradangan.
batas normal atau dapat luka dengan kasa kering dan 4. Tehnik aseptik membantu
ditoleransi steril, gunakan plester kertas. mempercepat penyembuhan luka
5. Jika pemulihan tidak terjadi dan mencegah terjadinya infeksi
kolaborasi tindakan lanjutan, 5. Agar benda asing atau jaringan
misalnya debridement. yang terinfeksi tidak menyebar
6. Setelah debridement, ganti luas pada area kulit normal
balutan sesuai kebutuhan. lainnya.
7. Kolaborasi pemberian 6. Balutan dapat diganti satu atau
antibiotik sesuai indikasi. dua kali sehari tergantung
kondisi parah/ tidak nya luka,
28
agar tidak terjadi infeksi.
7. Antibiotik berguna untuk
mematikan mikroorganisme
pathogen pada daerah yang
berisiko terjadi infeksi.
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji kebutuhan akan 1. mengidentifikasi
berhubungan dengan nyeri, keperawatan pelayanan kesehatan dan masalah, memudahkan
kelemahan Tujuan : kebutuhan akan peralatan. intervensi.
pasien akan menunjukkan 2. Tentukan tingkat motivasi 2. mempengaruhi penilaian
tingkat mobilitas optimal. pasien dalam melakukan terhadap kemampuan
Kriteria hasil : aktivitas. aktivitas apakah karena
penampilan yang seimbang. 3. Ajarkan dan pantau pasien ketidakmampuan
melakukan pergerakkan dan dalam hal penggunaan alat ataukah ketidakmauan.
perpindahan. bantu. 3. menilai batasan
mempertahankan mobilitas 4. Ajarkan dan dukung pasien kemampuan aktivitas
optimal yang dapat di toleransi. dalam latihan ROM aktif dan optimal.
pasif. 4. mempertahankan /
5. Kolaborasi dengan ahli terapi meningkatkan kekuatan
fisik atau okupasi. dan ketahanan otot.
29
5. sebagai suaatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan
danmempertahankan/meningkat
k an mobilitas pasien.
Risiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tanda-tanda vital. 1. Mengidentifikasi tanda-tanda
dengan tidak adekuatnya keperawatan 2. Lakukan perawatan luka peradangan terutama bila suhu
pertahanan tubuh primer, Tujuan : dengan teknik aseptik. tubuh meningkat.
procedure invasif infeksi tidak terjadi / 3. Lakukan perawatan terhadap 2. Mengendalikan penyebaran
terkontrol. prosedur inpasif seperti mikroorganisme patogen.
Kriteria hasil : infus, kateter, drainase luka, 3. Untuk mengurangi risiko infeksi
tidak ada tanda-tanda infeksi dll. nosokomial.
seperti pus. 4. Jika ditemukan tanda infeksi 4. Penurunan Hb dan peningkatan
luka bersih tidak lembab dan kolaborasi untuk jumlah leukosit dari normal bisa
tidak kotor. pemeriksaan darah, seperti terjadi akibat terjadinya proses
Tanda-tanda vital dalam batas Hb dan leukosit. infeksi.
normal atau dapat ditoleransi. 5. Kolaborasi untuk pemberian 5. Antibiotik mencegah
antibiotik perkembangan
mikroorganisme
patogen.
Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui seberapa jauh
30
penyakit berhubungan dengan keperawatan klien dan keluarga tentang pengalaman dan pengetahuan
kurang terpaparnya informasi Tujuan : penyakitnya. klien dan keluarga tentang
tentang penyakit pasien mengutarakan 2. Berikan penjelasan pada penyakitnya.
pemahaman tentang kondisi, klien tentang penyakitnya 2. Dengan mengetahui penyakit
efek prosedur dan proses dan kondisinya sekarang. dan kondisinya sekarang, klien
pengobatan. 3. Anjurkan klien dan keluarga dan keluarganya akan merasa
Kriteria Hasil : untuk memperhatikan diet tenang dan mengurangi rasa
melakukan prosedur yang makanan nya. cemas.
diperlukan dan menjelaskan 4. Minta klien dan keluarga 3. Diet dan pola makan yang tepat
alasan dari suatu tindakan. mengulangi kembali tentang membantu proses penyembuhan
memulai perubahan gaya hidup materi yang telah diberikan. 4. Mengetahui seberapa jauh
yang diperlukan dan ikut serta pemahaman klien dan keluarga
dalam regimen perawatan. serta menilai keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan.
31
32
4. Implementasi
klien.
5. Evaluasi
memberikan tanda tangan waktu dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret
3.1. Kasus
Sumber data : Pasien, keluarga pasien dan status rekam medis pasien
dokumentasi.
1. PENGKAJIAN
1) Identitas
a. Pasien
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : Petani
8) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
34
35
1) Nama : Bp. A
2) Umur : 46 tahun
3) Pendidikan : SD
2) Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
mengeluhkan pusing
1) Genogram ( Gambar 3 )
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Pasien
37
hipertensi.
3) Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Nutrisi
a) Sebelum sakit
putih.
b) Selama sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
38
a) Sebelum sakit
sapi.
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
39
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Ket: 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang
total
teratur. (3)
melakukan aktivita
Keterangan :
Tidak berisiko bila skor 0-24 → lakukan perawatan yang baik
Risiko rendah bila skor 25-50 → lakukan intervensi jatuh standar
(lanjutkan formulir pencegahan)
42
Tangal PENILAIAN 4 3 2 1
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar√ Apatis Bingung Stupor
Jalan√ Jalan dengan Ditempat
Aktifitas Kursi roda
sendiri√ bantuan tidur
2/7/18 Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas√ Sangat terbatas
bergerak brgerak
Kadang- Selalu Inkontin
Inkontensia Kontinen√ kadang inkontinensia ensia
intkontinensia urin urin &
Skor 16 3
Total Skor 19 (Risiko rendah terjadi decubitus)
Paraf & Nama Perawat .......
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar√ Apatis Bingung Stupor
Jalan√ Jalan dengan Di tempat
Aktifitas Kursi roda
sendiri√ bantuan tidur
3/7/18 Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas√ Sangat terbatas
bergerak brgerak
Kadang- Selalu Inkontin
Inkontensia Kontinen√ kadang inkontinensia ensia
intkontinensia urine urin &
Skor 16 3
Total Skor 19 (Risiko rendah terjadi decubitus)
Paraf & Nama Perawat
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status mental Sadar√ Apatis Bingung Stupor
4/7/18
Jalan√ Jalan dengan Di tempat
Aktifitas Kursi roda
sendiri√ bantuan tidur
43
KETERANGAN :
4) Kebutuhan Istirahat-tidur
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
yang dideritanya
2) Pola hubungan
lancar
dideritanya.
5) Konsep diri
a) Gambaran diri
45
b) Harga diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
e) Identitas diri
6) Seksual
7) Nilai
4) Pemeriksaan Fisik
46
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm
BB = 60 kg
3) Tanda Vital
4) Skala Nyeri
1) Kulit
2) Kepala
tertata rapi.
baik
lesi.
47
mengeluarkan cairan
mulut
3) Leher
4) Tengkuk
5) Thorax
simetris
vesikuler
6) Kardivaskuler
7) Punggung
sawo matang.
8) Abdomen
luka.
terdengar jelas
9) Panggul
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat
11)Genetalia
Pada Laki-laki
12)Ekstremitas
5) Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan radiologi
c. Terapi pengobatan
6) Laporan Pembedahan
2. ANALISA DATA
2 DS : Ketidakefektifan Hipertensi
Pasien mengatakan perfusi jaringan
pusing, nyeri tengkuk serebral
Pasien mengeluhkan kaku
kuduk dan tengkuk terasa
berat
DO :
TD 210/100 mmHg
Nadi 90 kali per menit
3 DS : -DO : Risiko infeksi Procedure
Pasien mulai terpasang infus invasive
RL 20 tpm di tangan kiri
pasien
Terdapat luka terbuka di
jari manis tangan kanan
pasien
Kuku jari manis tangan
kanan pasien terlepas
4 DS : Kurang Kurang paparan
Pasien mengatakan tidak pengetahuan sumber informasi
tahu tentang penyakit yang tentang penyakit
dideritanya
Pendidikan terakhir SD Usia
83 tahun
Pasien mengatakan kurang
bias mencari informasi
tentang penyakitnya
DO : DO :
Pasien tidak mampu
menjawab tentang penyakit
yang dideritanya
54
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS :
Q : tertusuk-tusuk
S : 6
DS :
Q : tertusuk-tusuk
S : 6
ditandai dengan :
DO : TD 210/100 mmHg
dideritanya
Pendidikan terakhir SD
Usia 83 tahun
penyakitnya
dideritanya
DS : - DO :
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tabel 11
dengan Agen Cidera fisik Keperawatan selama 3 x 24 a. Komperhensif dan kaji a. Menentukan intervensi
56
57
mengurangi nyeri.
2 Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan Peripheral sensation Kaku leher adalah salah
dengan hipertensi jam diharapkan pasien dengan Observasi keluhan kaku leher Tekanan darah dan nadi salah
efektifan perfusi jaringan Ukur tekanan darah dan nadi mengetahui hipertensi pasien
hipertensi dapat teratasi Ajarkan pasien dan keluarga untuk pasien dengan
Tekanan darah normal (120/ pemberian obat anti hipertensi darah pasien
57
58
80 mmHg)
kranial
3 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
Risiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan a. Pantau tanda-tanda vital. a. Mengidentifikasi tanda-
dengan Pertahanan Sekunder keperawatan selama 3 x 24 b. Lakukan perawatan luka tanda peradangan terutama
Inadekuat jam infeksi tidak terjadi dengan teknik aseptic bila suhu tubuh meningkat.
58
59
c. Balutan infus bersih, tidak pemeriksaan darah, seperti peningkatan jumlah leukosit
lembab, dan tidak kotor. Hb dan leukosit dari normal bisa terjadi
kurang terpapar sumber Setelah dilakukan asuhan a. Kaji pengetahuan pasien a. Mempermudah dalam
59
60
komplikasi
yang dipilih
60
61
f. Eksplorasi kemungkinan
digunakan / mendukung
Nomor CM :170393
Ruang :
61
62
Q : tertusuk-tusuk
S:6
O:
Mengajarkan pasien teknik napas dalam S : Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan
napas dalam
Jam 11.00 Jam 11.10
62
63
O:
TD 170/90 mmHg
Suhu 36,50C
Jam 14.00
S:
P : saat BAK
Q : terasa penuh
S : Skala 5
TD 170/90 mmHg
63
64
Suhu 36,5 oC
dalam
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Jam 20.00 Jam 20.10
O:
TD 130/90 mmHg
64
65
Suhu 36,5 oC
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan terasa sakit saat obat disuntikkan
pemberian injeksi dexketoprofen 25 mg/ O : dexketoprofen 25mg berhasil diberikan kepada pasien
S:
O:
TD 130/90 mmHg
65
66
Suhu 36,5 oC
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Selasa, 3 Juli 2018 Jam 05.00 Jam 05.10
Mengukur tanda-tanda vital S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri pada jari manis
tangan kananya
O:
TD 140/90 mmHg
66
67
Suhu 36,5 oC
Q : tertusuk-tusuk
S:4
O:
67
68
Jam 07.00
S:
Q : tertusuk-tusuk
S:4
O:
TD 140/90 mmHg
Suhu 36,5 oC
68
69
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Jam 09.00 Jam 09.10
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan terasa sakit saat obat disuntikkan
69
70
O:
TD 130/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
O:
TD 130/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
melalui IV
70
71
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Jam 20.00 Jam 20.10
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,7 oC
71
72
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan terasa sakit saat obat disuntikkan
S:
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,7 oC
P : Lanjutkan intervensi
72
73
(Eko Sudarmanto)
Rabu, 4 Juli 2018 Jam 05.00 Jam 05.10
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
73
74
Q : tertusuk-tusuk
S:2
O:
S:
Q : tertusuk-tusuk
74
75
S:2
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
P : Lanjutkan intervensi
dexketoprofen
75
76
25 mg/12jam/IV
(Eko Sudarmanto)
Jam 09.00 Jam 09.10
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan terasa sakit saat obat disuntikkan
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
76
77
Jam 14.00
O:
TD 120/80 mmHg
Suhu 36,5 oC
melalui
(Eko Sudarmanto)
77
78
Nomor CM :170393
Ruang :
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan
Jam 14.00
78
79
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Jam 20.50 Jam 21.00
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Selasa, 3 Juli 2018 Jam 08.00 WIB Jam 08.10
79
80
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan
Jam 14.00
kiri
80
81
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
Rabu, 4 Juli 2018 Jam 09.00 Jam 09.10
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan tidak sakit saat obat disuntikkan
Melakukan aff infus S : Pasien mengatakan terasa lega setelah infus dilepas
dilepas
81
82
(Eko Sudarmanto)
Nomor CM :170393
Ruang :
Mengobservasi keluhan kaku leher pasien S : Pasien mengeluhkan lehernya terasa kaku
82
83
O:
TD 170/90 mmHg
Nadi 80 kali/menit
Jam 14.00
mengatakan pusing
O:
TD 170/90 mmHg
Nadi 80 kali/menit
P : Lanjutkan intervensi
83
84
rendah garam
(Eko Sudarmanto)
Jam 20.00 S : Pasien mengatakan pusing berkurang
TD 130/90 mmHg
Nadi 84 kali/menit
Jam 20.50 Jam 21.00
mg/24jam
Jam 21.00
S:
O:
84
85
TD 130/90 mmHg
Nadi 84 kali/menit
P : Lanjutkan intervensi
rendah garam
(Eko Sudarmanto)
Selasa, 3 Juli 2018 Jam 05.00 Jam 05.10
O:
TD 140/90 mmHg
Nadi 84 kali/menit
85
86
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan obatnya sudah diminum sesudah
S:
makan
O:
TD 140/90 mmHg
Nadi 84 kali/menit
sebagian
P : Lanjutkan intervensn
86
87
(Eko Sudarmanto)
Jam 10.00 Jam 10.00
Mengajarkan pasien dan keluarga tentang S : Pasien mengatakan akan mematuhi untuk tidak
pasien hipertensi
Jam 11.00 Jam 11.10
Mengukur tekanan darah dan nadi S : Pasien mengatakan sudah lebih enakan, kaku leher
sudah berkurang
O:
TD 130/80 mmHg
Jam 14.00
S:
87
88
berkurang
asin-asin
O:
TD 130/80 mmHg
Nadi 80 kali/menit
pasien hipertensi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
ukur TTV
88
89
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
Jam 20.50 Jam 21.00
mg/24jam
Jam 21.00
S:
O:
89
90
TD 120/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
P : Lanjutkan intervensi
rendah garam
(Eko Sudarmanto)
Rabu, 3 Juli 2018 Jam 05.00 Jam 05.10
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
Jam 06.00 Jam 06.10
90
91
Melakukan kolaborasi dengan dokter S : Pasien mengatakan obatnya sudah diminum sesudah
S:
makan
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
(Eko Sudarmanto)
91
92
Mengukur tekanan darah dan nadi S : Pasien mengatakan sudah enakan, tidak ada kaku leher
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 80 kali/menit
Jam 07.00
S:
O:
TD 120/80 mmHg
Nadi 84 kali/menit
P : Hentikan intervensi
92
93
(Eko Sudarmanto)
Nomor CM :170393
Ruang :
Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang terpapar sumber informasi
Mengkaji pengetahuan pasien tentang S : Pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang
penyakitnya dideritanya
93
94
Menjelaskan tentang proses penyakit, S : Pasien mengatakan paham tentang penyakitnya dan
perubahan gaya hidup kepada pasien O : Pasien dan keluarga nampak aktif dan kooperatif saat
Jam 10.20
94
95
P : Hentikan intervens
(Eko Sudarmanto)
95
96
6. Pembahasan
Dari hasil asuhan keperawatan pada pasien Tn. S dengan diagnosa Open
A. Proses keperawatan
1. Pengkajian
manus 4 distal pada tanggal 2 Juli 2018 sampai dengan 4 Juli 2018 di
dilakukan meliputi : hari dan tanggal, waktu, oleh, tempat, sumber data,
dari pasien, keluarga, rekam medis dan tenaga kesehatan. Metode yang
dokumentasi.
Open fraktur manus 4 distal menurut Nurarif & Hardhi (2015) pada
ada beberapa data yang ditemukan sesuai dengan keluhan pasien adalah
nyeri yang dirasakan pada luka terbuka pada jari manis tangan kanan
nyeri pada bagian jari manis tangan kanan, dengan skala nyeri 6, nyeri
makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk, kemudian
pasien minum 8-10 gelas perhari (1500-2000cc) berupa air putih. Pada
baian pola eliminasi didapatkan data pasien tidak ada gangguan : Selama
dirumah sakit pasien BAB 2 hari sekali. Untuk BAK pasien lancar
sehari 5-6 kali sehari. Urine berwarna kuning jernih. Pada pola aktivitas
dibantu orang lain dan alat yaitu toileting. Pasien dalam beraktivitas
(gambaran diri, harga diri, peran diri, ideal diri serta identitas diri)
dan agama.
sistematik pada Tn. S tidak ada kelainan seperti pada kulit pasien,
tangan kanannya, kuku terlepas, jari manis tangan kanan tidak bisa
didapatkan hasil hemoglobin 12,5 g/dl, leukosit 4,1 k/uL, eritrosit 3,79
m/uL.
Hipertensi
2. Diagnosa keperawatan
muncul pada pasien dengan Open fraktur manus 4 distal dalam NANDA
(2015) adalah sebagai berikut pada pre operasi diagnosa yang muncul
pada kasus Tn. S, yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen injury
sebagai berikut:
a. Pre operasi
b. Post operasi
luka pada jari manis tangan kanan, dengan skala nyeri 6, nyeri
hipertensi
pasien terlepas.
3. Perencanaan keperawatan
dan kriteria hasil yang diharapkan bagi pasien dan rencana tindakan
(PreOperasi)
1) Tujuan
berikut :
20x/mnt, S:36-36,5°C).
nyeri terasa seperti tertusuk- tusuk, nyeri pada jari manis tangan
2) Intervensi
dengan intervensi :
vital
1) Tujuan
106
2) Intervensi
penyakitnya
tentang pasien
pengobatan
yang dipilih
kesehatan
digunakan
1) Tujuan
berikut :
20x/mnt, S:36-36,5°C).
108
2) Intervensi
dengan intervensi :
vital
1) Tujuan
2) Intervensi
anti hipertensi
110
Inadekuat
1) Tujuan
fungtio laesa)
2) Intervensi
111
perawatan luka
4. Pelaksanaan keperawatan
serta melibatkan pasien dan keluargga sehingga dapat bekerja sama dan
112
5. Evaluasi Keperawatan
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses ini dibuat untuk mengetahui
adalah :
114
2 Juli tujuan teratasi sebagian dengan data luka terbuka pada jari
manis tangan kanan karena terlilit tali pengencang sapi, nyeri terasa
170/90 mmHg, Nadi 80 kali per menit, Suhu 36,5 oC, Respirasi
gejala dan pengobatan dari penyakit dan gaya hidup yang harus
dirubah
mmHg, Nadi 80 kali per menit, Suhu 36,5 oC, Respirasi 20 kali per
pasien di masa yang akan datang. Pada kasus ini pendokumentasian telah
ditegakkan dan ditulis oleh semua tim kesehatan pada bangsal tersebut.
Salah satu acuan progress note yang dapat digunakan yaitu : S : Data
7. Keterbatasan Kasus
117
kooperatif dan terbuka saat pengkajian dan kerjasama tim kesehatan yang
perencanaan tindakan.
kerjasama yang baik antara perawat dengan tim kesehatan lain terhadap
A. Kesimpulan
Open fraktur manus 4 distal selama 3 x 24 jam dari tanggal 2 Juli sampai dengan
1. Pengkajian
dan teori
2. Diagnosa keperawatan
118
a. Pada pasien Tn. S dengan diagnosa Open fraktur manus 4 distal didapatkan
119
120
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik, Nyeri akut berhubungan
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan sesuai teori dengan memperhatikan situasi dan kondisi pasien serta
sarana dan prasarana di rumah sakit. Prioritas masalah berdasarkan teori Hierarki
Maslow, sedangkan penentuan tujuan meliputi sasaran, kriteria waktu dan hsil
dan rencana tindakan keperawatan kasus ini berpedoman pada NANDA, NOC
4. Pelaksananaan keperawatan
berhubungan dengan agen injury fisik, Nyeri akut berhubungan dengan agen
paparan sumber informasi, Risiko infeksi dengan faktor procedure invasif. dapat
dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun dengan adanya kerjasama yang
baik dengan pasien, keluarga pasien, perawat ruangan dan tim kesehatan lainnya.
5. Evaluasi keperawatan
121
Evaluasi dari hasil asuhan keperawatan yang dilaksankan selama 3 x 24 jam, dari
adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik, Ketidakefektifan perfusi
6. Pendokumentasian
kerjasama yang baik antara perawat dengan tim kesehatan lain terhadap
B. Saran
122
dengan Open frakturmanus 4 distal, maka penulis ingin memberikan saran antara
lain :
keperawatan lebih tepat dan lebih spesifik dengan melihat respon pasien dan
keluarga pasien.
2. Bagi institusi
lanjut.
b. Institusi pendidikan
dapat tercapai.
c. Bagi penulis
123
EGC
Media
20 November 2014).
Moore K.L., Dalley A.F., Agur A.M.R. 2010. Clinically oriented anatomy.