Anda di halaman 1dari 20

KATAPENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang CA TULANG METASTASIS. Meskipun banyak
hambatan dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Menjelang ajal .
Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
kita sekalian

SUMENEP, 18 OKTOBER 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek., tetapi jika benjolan itu terdapat
pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-jangan itu merupakan
pertanda awal terjadinya kanker tulang.

Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari
tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat
keluar dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya
melalui peredaran darah ataupun aliran limfe. Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran
langsung. Apabila sel kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di
dalam kelenjar limfe, biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya. Apabila sel berjalan
melalui peredaran darah, maka sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai tumbuh,
dan membentuk tumor baru. Proses ini disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target
yang paling sering menjadi tempat metastasis.

1.2. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan tumor tulang secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor tulang.


2. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien tumor tulang.
3. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan
yang timbul pada pasien tumor tulang.
4. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien
dengan tumor tulang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya (tidak selalu)
menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur
bila tulang menjadi lemah. Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor primernya
prostat atau payudara). Jarang terlihat pembentukan tulang baru secara periosteal (bila
dibandingkan dengan tumor primer). Yang paling penting, hampir selalu multiple, terjadi pada
tulang yang berbeda. Jarang dapat dikenali tumor prime dari mana metastase berasal.
( Tucker.1993 )

2.1. Etiologi

Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :

1. Prostat ( paling sering bagi pria ) hampir semua jenis osteblastik


2. Payudara (paling sering bagi wanita) kira-kira 2/3 kasus menunjukkan metastasis ke
tulang. Hampir semuanya jenis oteolitik, kira-kira 10% osteoblastik, 10% campuran
3. Paru-paru 1/3 dari kasus, hampir semua jenis osteolitik
4. Ginjal sering soliter sehingga sulit dibedakan dan tumor primer,jenisnya oteolitik
5. Multypel myeloma merupakan tumor ganas tulang,dengan gejala klinis nyeri yang
menetap, nyeri pinggang yang kadang-kadang disertai radikuler serta kelemahan
gerak.gejala umum anemia,anoreksia, muntah-muntah.dan gangguan psikis.
6. Gambaran radiologisnya;densitas tulang tampak berkurang akibat osteoporosis dengan
daerah-daerah osteoloitik yang bulat raferaksi pada sumsum tulang.gambran ini bias
berbentuk lubang-lubang pukulan yang kecil (punched out) yang bentukya bervariasi
serta daerah radiolusen yang berbatas tegas.lokasi: tumor berasal dari sumsum tulang dan
menyebar ketulang lain, paling sering tulang belakang,panggul,iga,sternum dan
tengkorak.

2.3. Klasifikasi
Keganasan tulang primer dikalsifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau
jaringan yang mendasarinya. Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan fibrosa,
retikuloendotelial dan vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker tulang sekunder dan
kanker tulang primer. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-
sel kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker
tulang sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru
yang menyebar ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-
tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada
tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti
kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.

Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.

2.4. Patofisiologi
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
1. Perluasan secara langsung
2. Mengikuti aliran darah balik vena
3. Mengikuti emboli tumor melalui aliran darah dan limfe.
Sel-sel dari tumor primer mengikuti aliran pembuluh darah sampai ke kapiler-kapiler pada
tulang. Agregasi antara sel-sel tumor dan sel-sel darah lainnya akan membentuk emboli di
kapiler tulang bagian distal. Setelah memasuki tulang, maka sel-sel kanker akan mulai
berkembang.
Sel-sel kanker yang telah menyebar ke tulang dapat menyebabkan kerusakan tulang yang
hebat. Sel-sel tumor mensekresikan substansi kimia yang dapat menstimulasi osteoclast seperti
prostaglandin-E ( PGE ), beberapa jenis sitokin, dan factor-faktor pertumbuhan seperti ( TGF )
dan , Epidermal growth factor ( EGF ), ( TNF ), dan IL-1. Osteoclast yang berlebihan akan
menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan pula. Hal ini menyebabkan tulang tidak padat.
Proses ini disebut osteolitik. Proses ini terjadi pada proses metastase ke tulang oleh kanker
payudara.
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat menyebabkan
pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau osteosklerotik.
Contoh proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate. Kedua jenis kelainan ini dapat
menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan tulang yang normal sehingga menjadi
lebih mudah patah.
2.5. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang
dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat
peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-
timbul dan lebih terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan
beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala
lainnya. Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas
atas dan bawah serta vertebra.
c. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak.
Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati
rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.
d. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang. Peninggian
kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan
bahkan gangguan kesadaran.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel
darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah. Apabila sel
darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan
gangguan pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.

2.6. Pemeriksaan Penunjang


1. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
2. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak
dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan
jaringan 7.
3. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu
metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
4. Scintigraphy ( nuclear medicine )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk menilai
metastasis ke tulang.
5. Pemeriksaan bone survey (foto seluruh tubuh)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah
pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu skelet,
foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik yaitu:
a. Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-
organ tertentu.
b. Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
c. Jenis tulang yang terkena.
d. Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor

2.7. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode
seefektip mungkin :
a. Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
b. Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-3000ml/hari)
unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah hiperkalsium dan hiperurisemia.
c. Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan tulang yang
berlebihan akibat metastasis.
d. Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker didalam tubuh.
Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun intravena. Terapi hormon digunakan untuk
menghambat aktivitas hormon dalam mendukung pertumbuhan kanker.
1. Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area
metastasis.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur. Biasanya pembedahan
juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan
beberapa ornament untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.

b) Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan
secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan
.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi
dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi
dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan
sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN CA TULANG
3.1. PENGKAJIAN

1. Identitas

Identits klien
( nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, status marietal, pekerjaan, pendidikan,
alamat, tanggal MRS, diagnose medis )
Identitas penanggung jawab (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,status,
agama, hubungan dengan klien ).

2. Riwayat keperawatan

a) Keluhan utama
Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain (Ignatavicius, Donna D, 1995).
c) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu perlu dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah
dialami sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan proses
keperawatan.
d) Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami oleh klien saat ini ada
hubungannya dengan penyakit herediter.

3. Pola aktivitas sehari hari

a) Aktivitas /Istirahat
1. kelemahan dan atau keletihan.
2. Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
3. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
4. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
b) Sirkulasi
1. palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2. Perubahan pada TD.
c) Integritas Ego
1. Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual).
2. Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna,
rasa bersalah, kehilangan.
d) Eliminasi
1. Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan
eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,
sering berkemih.

e) Makanan/Cairan
1. Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan
pengawet).
2. Anoreksia, mual/muntah.
3. Intoleransi makanan.
4. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
f) Neurosensori
1. Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat
(dihubungkan dengan proses penyakit).
g) Pernafasan
1. Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan
asbes.

h) Keamanan
1. Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
2. pemajanan matahari lama/berlebihan.
i) Seksualitas
1. Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
2. Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
3. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital.
j) Interaksi Social
1. Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
2. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan).
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
4. Observasi dan Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : baik, kurang, atau lemah.


b) Tanda tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan )
c) Pemeriksaan fisik
1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit
Mungkin hebat atau dangkal
Sering hilang dengan posisi flexi
Anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas, tidak mampu
menahan objek berat.
4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe regional.

3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Nyeri Akut
DO : Zat karsinogen
- teraba massa tulang
Pertumbuhan Sel kanker
- adanya nyeri tekan pada
sisi yang sakit Bermetastase
- pembengkakan di atas melalui PD
tulang dan persendian.
- Adanya peleberan vena.
Sumsum tulang belakang

Aktivitas hematopatik

Plasma tidak matang

Pembelahan sel yang abnormal

Jumlah sel meningkat

Menekan saraf nyeri

Nyeri akut

2. DS : Metastase sel kannker melalui PD Nutrisi kurang dari


DO :
kebutuhan tubuh
- keletihan
- berkeringat pada malam Sumsum tulang
hari
Mengalami kerusakan yang luas
- anorexia

Pembentukan substrat

Anemia

Oksigenasi sel

Gangguan metabolic

Transport nutrisi ke sel tubuh

Gangguan nutrisi

3. DS : Metastase sel kannker melalui PD Koping tidak


DO :
efektif
- cemas
Sumsum tulang
- kurang pengetahuan

Perkembangan
sel kanker di tulang

Proses penyakit

Kurang
pengetahuan

Persepsi tentang penyakit

Anxietas

Koping tidak efektif

4. DS : Gangguan harga
DO : Metastase sel kannker melalui PD
diri
- lemah
- kehilangan alat gerak Sumsum tulang
- moblisasi terbatas
Mengalami kerusakan yang luas

Perkembangan sel kanker di tulang

Gangguan
ortopedik

Tindakan operasi

Hilangnya
anggota tubuh

Gangguan
harga diri
5. DS : Perkembangan sel kanker di tulang Berduka
DO :
- lemah
Gangguan
- kehilangan alat gerak
- moblisasi terbatas ortopedik

Tindakan operasi

Berduka

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker tulang ialah :


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan
dengan kanker.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang
proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak

3.2. INTERVENSI

NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI RASIONAL


1. Nyeri akut Tujuan : 1.
klien Kaji status nyeri 1. Memberikan data dasar
( lokasi, frekuensi, untuk menentukan dan
berhubungan mengalami
durasi, dan intensitas mengevaluasi intervensi
dengan agen pengurangan nyeri
nyeri )
cedera biologi KH : yang diberikan.
- Mengikuti aturan
farmakologi yang 2. meningkatkan relaksasi
2. Berikan lingkungan
ditentukan klien.
yang nyaman, dan
- Mendemontrasikan
aktivitas hiburan
penggunaan ( misalnya : musik,
keterampilan televisi ).
relaksasi dan
3. Ajarkan teknik
aktifitas hiburan
manajemen nyeri
sesuai indikasi
seperti 3.
teknik meningkatkan relaksasi
situasi individu.
relaksasi napas yang dapat menurunkan
dalam, visualisasi, rasa nyeri klien
dan bimbingan
imajinasi.

Kolaborasi :
4. Berikan analgesik
sesuai kebutuhan
untuk nyeri.
4. mengurangi nyeri dan
spasme otot

2. Nutrisi kurang Tujuan : 1. Catat asupan


1. Mengidentifikasi
dari kebutuhan Mengalami makanan setiap hari. kekuatan atau defisiensi
tubuh peningkatan asupan nutrisi.
2. Ukur tinggi, berat
berhubungan nutrisi yang adekuat
badan, ketebalan
2. Mengengidentifikasi
dengan status
KH : penambahan berat
kulit trisep setiap keadaan malnutrisi
hipermetabolik badan, bebas tanda
hari. protein kalori khususnya
berkenaan malnutrisi, nilai
bila berat badan dan
dengan kanker. albumin dalam batas pengukuran
normal ( 3,5 5,5 g antropometrik kurang
%) dari norma.

3. Memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.
3. Berikan diet TKTP Asupan cairan adekuat
dan asupan cairan untuk menghilangkan
adekuat. produk sisa.

4. membantu
mengidentifikasi derajat
Kolaborasi : malnutrisi
1) 4. Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
2)
3. Koping tidak Tujuan : 1. Motivasi pasien dan
1. memberikan
efektif Mendemonstrasikan keluarga untuk kesempatan pada pasien
berhubungan penggunaan mengungkapkan untuk mengungkapkan
dengan rasa mekanisme koping perasaan. rasa takut serta
takut tentang efektif dan kesalahan konsep
ketidak tahuan, partisipasi aktif tentang diagnosis
persepsi tentang dalam aturan
proses penyakit, pengobatan 2. 2.
Berikan lingkungan membina hubungan
dan sistem KH : yang nyaman dimana saling percaya dan
pendukung Pasien tampak rileks pasien dan keluarga membantu pasien untuk
Melaporkan
tidak adekuat merasa aman untuk merasa diterima dengan
berkurangnya
mendiskusikan kondisi apa adanya
ansietas
Mengungkapkan perasaan atau
perasaan mengenai menolak untuk
perubahan yang berbicara.
terjadi pada diri
klien 3. Pertahankan kontak
sering dengan pasien
3. Memberikan keyakinan
dan bicara dengan bahwa pasien tidak
menyentuh pasien. sendiri atau ditolak.

4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.

4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan
atau pilihan sesuai
realita.

4. Gangguan Tujuan : 1. Diskusikan dengan


1. Membantu dalam
harga diri mengungkapan orang terdekat memastikan masalah
karena perubahan pengaruh diagnosis untuk memulai proses
hilangnya pemahaman dalam dan pengobatan pemecahan masalah.
bagian tubuh gaya hidup tentang terhadap kehidupan
atau perubahan tubuh, perasaan pribadi pasien dan
kinerja peran tidak berdaya, putus keluarga.
asa dan tidak
2. Motivasi pasien dan
mampu.
keluarga untuk
mengungkapkan
KH :
perasaan tentang efek
2. Membantu dalam
Mulai
kanker atau pemecahan masalah
mengembangkan
pengobatan.
mekanisme koping
untuk menghadapi
3. Pertahankan kontak
masalah secara mata selama interaksi
efektif. dengan pasien dan
keluarga dan bicara
dengan menyentuh
3. Menunjukkan rasa
pasien. empati dan menjaga
hubungan saling percaya
dengan pasien dan
keluarga.
5. Berduka Tujuan : 1. Lakukan pendekatan
1. Meningkatkan rasa
berhubungan Keluarga dan klien langsung dengan percaya dengan klien.
dengan siap menghadapi klien.
kemungkinan kemungkinan
2. Diskusikan
kehilangan alat kehilangan anggota 2. Memberikan dukungan
kurangnya alternatif
gerak gerak. moril kepada klien
pengobatan.
untuk menerima
KH : pembedahan.
Pasien 3. Ajarkan penggunaan
menyesuaikan diri alat bantu seperti
3. Membantu dalam
terhadap kehilangan kursi roda atau kruk melakukan mobilitas
anggota gerak sesegera mungkin dan meningkatkan
Mengalami sesuai dengan kemandirian pasien.
peninggkatan kemampuan pasien.
mobilitas
4. Motivasi dan
libatkan pasien
dalam aktifitas
bermain.

4. Secara tidak langgsung


memberikan latihan
mobilisasi

3.4. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah dibuat dengan format sbb :
NO. HARI / TGL DIAGNOSA KEP. TINDAKAN KEP. RESPON HASIL

V. EVALUASI
NO. TGL JAM DIAGOSA KEP. EVALUASI PARAF
S : Data subjektif yang di dapat dari
pengkajian langsung kepada klien atau
hal yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian dilakukan.

O : Data objektif yang didapat dari


hasil pengkajian oleh perawat
( misalnya keadaan umum, TTV ).

A : Apakah masalah teratasi, teratasi


sebagian, atau belum teratasi yang
disesuaikan dengan kriteria hasil yang
diharapkan pada kolom intervensi. Jika
sesuai dengan kriteria hasil maka dapat
ditulis Masalah teratasi

P : Tindakan selanjutnya yang akan


dilakukan.

Jika masalah teratasi maka intervensi


dihentikan, sebaliknya jika masalah
belum teratassi atau teratasi sebagian
maka intervensi dilanjutkan.

BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya (tidak selalu)
menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi
fraktur bila tulang menjadi lemah. Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor
primernya prostat atau payudara).
b. Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari
tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker
dapat keluar dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian
tubuh lainnya melalui peredaran darah ataupun aliran limfe.

B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang
( Metastasis ) ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian sangat saya perlukan guna kesempurnaan laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGCDonges
Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC

Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 3.
Jakarta. EGC

Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.


Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai