FAKULTAS KESEHATAN
MALANG
2018
1
Judul……………………………………………………………………………............i
Daftar isi………………………………………………………………………..............ii
Kata Pengantar………………………………………………………………................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………................1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………................1
1.3 Tujuan Rumusan Masalah………………………………………………....................2
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Irigasi Telinga……………………………………………….........................3
2.5 Indiksi...........................................................................................................................5
2.8 Bahaya..........................................................................................................................6
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan medikal bedah III dengan judul “irigasi
telinga “
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Dengan Irigasi Telinga.
2. Untuk Mengetahui Anatomi Dan Fisiologi Dari Telinga.
3. Untuk Mengetahui Prinsip Dari Irigasi Telinga.
4. Untuk Mengetahui Indikasi Dan Kontraindikasi Dari Irigasi Telinga.
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Irigasi.
6. Untuk Mengetahui Prosedur Dalam Irigasi Telinga.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Telinga bagian dalam atau labirin merupakan rangkaian kompleks dari saluran
saluran yang berisi cairan yang dalam sebagian besar berperan mengontrol
keseimbangan seseorang.
Secara fisiologis telinga dapat mendengar nada antara 20 ± 20.000 Hz, untuk
pendengaran sehari-hari bentuk percakapan yang paling efektif antara 500 ± 2000 Hz,
Hz adalah singkatan dari herts, yang merupakan istilah kontemporer dari siklus
perdetik sebagai satuan frekuensi. Semakin tinggi frekuensi maka semakin tinggi pula
nadanya. Oleh karena itu, untuk memeriksa pendengaran digunakan garputala. (Roger
Watson. 2002)
7
dan ke atas telinga luar. Bila menggunakan metode ini, IV diaktifkan dan arus fluida
oleh gravitasi ke telinga untuk menciptakan irigasi. Bila menggunakan metode IV, tas
harus sekitar 6 inci (15 cm) atau kurang di atas kepala pasien untuk menciptakan
tekanan fluida yang tepat.
Setelah posisi pasien, daun telinga dari telinga yang terkena dampak harus
diadakan kembali, dan sampai (belakang dan ke bawah untuk bayi). Ujung jarum
suntik atau kateter irigasi harus ditempatkan di pintu masuk ke telinga Jaringan
telinga tidak boleh disentuh. Saluran telinga tidak boleh tersumbat, atau solusi tidak
akan dapat berlari kembali keluar dari telinga Dengan lembut mengarahkan aliran
larutan irigasi terhadap aspek atas dari saluran telinga eksternal, perawat harus jarum
suntik atau menjalankan dalam cairan IV pada tingkat lambat, stabil, yang
memungkinkan cairan untuk melarikan diri keluar dari saluran telinga dan ke baskom.
Jika menggunakan alat PIK gigi, pengaturan terendah harus digunakan.. Mengerahkan
terlalu banyak tekanan dapat memaksa benda asing atau oklusi lilin lebih ke dalam
liang telinga. Cairan kembali kemudian harus diperiksa sebelum jarum suntik diisi
ulang-atau setelah 100cc cairan untuk dewasa, dan 30cc cairan bagi seorang anak.
Perawat harus menyelidiki apakah objek lilin atau asing telah mengguyur dari telinga.
Bila oklusi telah dihapus, 500cc cairan irigasi harus digunakan untuk-dewasa 100cc
untuk anak, atau seperti yang diperintahkan oleh dokter. Prosedur ini harus terputus
jika pasien mengeluh sakit atau pusing.
2.5 Indikasi :
1. Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing dari kanal audiotory
eksternal.
2. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan lartutan antiseptic.
3. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksternal.
8
2.7 Kemungkinan Komplikasi :
1. Ruptur (pecah) pada membran tympani.Kehilangan pendengaran.
2. Trauma/injury kanal teling dalam.
3. Vertigo, mual, nyeri selama dan setelah prosedur, stop segera bila terjadi,
kemudian ulangi lagi dan pastikan tekanan dan temperatur yang cocok untuk
mencegah berulangnya gejala.
2.8 Bahaya :
1. Infeksi Pecahnya gendang telinga.
2. Ruptur membran timpani.
3. Kehilangan pendengaran.
4. Trauma/injury kanal telinga dalam.
9
1. Mangkok kecil berisi cairan dengan suhu 37o c.
2. Semprot telinga.
3. Pinset telinga.
4. Corong telinga.
5. Pemilin telinga.
6. Pengail telinga.
B. Persiapan Pasien
a. Jelaskan bahwa klien mungkin merasakan penuh, hangat dan sekali-kali rasa
tidak nyaman ketika cairan mengalami kontak dengan membran tympani
b. Bantu klien untuk duduk atau berbaring dengan kepala dibalik pada telingan
yang ditindaki. Cairan dapat mengalir dari telinga ke bengkok.
c. Letakkan kain tahan lembab di sekitar bahu klien di bawah telinga yang
diirigasi dan tempatkan bengkok di bawah telinga yang akan diirigasi
C. Prosedur Kerja
1. Beritahu tindakan apa yang akan dilakukan kepada klien.
2. Klien diberitahu dalam posisi duduk. Bila klien adalah anak kecil, harus di
pangku sambil dipegang kepalanya.
3. Perlak dan alasnya dipasang pada bahu dibawah telinga yang akan
dibersihkan.
4. Pasang lampu kepala.
5. Perawat cuci tangan.
6. Bersihkan kotoran telinga dengan kapas, memakai pemilin kapas yang telah
di flamber terlebih dahulu.
10
7. Berikan bengkok pada pasien dan minta kerjasama pasien untuk memegang
bengkok dengan posisi di bawah telinga.
8. Luruskan canalis auditorius. Pada anak-anak, tarik pelan-pelan pinna ke arah
bawah, pada dewasa, tarik pinna ke arah atas belakang. Canalis auditorius
diteruskan sehingga cairan dapat mengalir ke sepanjang saluran.
9. Masukkan ujung spoit ke dalam meatus auditorius dan arahkan cairan
perlahan-lahan pada bagian atas pada canalis. Cairan akan mengalir di
seluruh saluran dan keluar pada bagian bawah. Cairan di instilasi dengan
pelan-pelan karena tekanan yang kuat dari cairan dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman dan kerusakan membran tympani.
10. Lanjutkan instilasi cairan sampai semua cairan yang digunakan atau
sampai saluran bersih, tergantung pada tujuan irigasi. Perhatikan jangan
menahan aliran cairan keluar dengan spoit.
11. Jika sudah bersih, keringkan daun telinga dengan kapas yang telah dipilin
dan di flamber.
12. Lihat atau periksa kembali liang telinga klien apakah sudah bersih atau
belum dengan menggunakan corong telinga
13. Perawat cuci tangan.
14. Bersihkan alat – alat.
15. Tulis hasil dalam catatan keperawatan.
E. Dokumentasi
a. Catat semua pengkajian dan intervensi keperawatan yang berhubungan
dengan prosedur.
b. Pada irigasi termasuk jenis, konsentrasi, jumlah dan temperatur cairan yang
digunakan, keadaan haluaran dan adanya rasa tidak nyaman.
11
c. Pada instilasi meliputi waktu, dosis dan berbagai keluhan nyeri. Banyak
institusi menggunakan flow sheet, yang lain mungkin memerlukan bahwa
pencatatan dibuat pada catatan keperawatan.
F. Perhatian
Apabila perawatan ini tidak berhasil, misalnya karena serumen keras dan besar,
laporkan pada dokter. Biasanya akan diberikan obat tetes telinga. Kemudian
setelah 3 hari perawatan irigasi diulang kembali.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Irigasi telinga adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk membersihkan liang
telinga luar dari nanah, serumen, dan benda – benda asing. Irigasi telinga adalah suatu
usaha untuk memasukkan cairan (air hangat kuku) ke dalam telinga. Tujuan: Untuk
membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari dalam telinga. Telinga manusia terdiri
dari 3 bagian : telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian luar, tengah dan koklea
pada telinga bagian dalam merupakan alat –alat pendengaran, sedangkan saluran
semisirkularis dan bagian-bagian lain pada telinga dalam mengontrol keseimbangan.
Irigasi telinga di anjurkan untuk Untuk mengeluarkan cairan, serumen, bahan-bahan asing
dari kanal audiotory eksternal. Untuk mengirigasi kanal audiotory eksternal dengan
lartutan antiseptic. Untuk menghangatkan atau mendinginkan kanal audiotory eksternal.
Telinga irigasi dapat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik 50-60-cc
(suntik 20-30-cc untuk anak-anak). Beberapa perawat memilih untuk melampirkan
lubang yang besar IV (intravena) kateter (dengan jarum dihapus) untuk jarum suntik
untuk arah lebih mudah fluida. Dengan menggunakan metode ini, cairan yang disedot
ke dalam jarum suntik dan disemprotkan ke dalam liang telinga. Metode lain
menggunakan larutan IV dan tubing, dengan konektor irigasi telinga pakai yang pas
dan ke atas telinga luar. Bila menggunakan metode ini, IV diaktifkan dan arus fluida
oleh gravitasi ke telinga untuk menciptakan irigasi. Bila menggunakan metode IV, tas
harus sekitar 6 inci (15 cm) atau kurang di atas kepala pasien untuk menciptakan
tekanan fluida yang tepat.
3.2 Saran
a. Diharapkan dengan tersusunya makalah ini mahasiswa dapat melakukan irigasi
telinga dengan benar, agar tidak terjadi konplikasi dan dalam melakukan prosedur
tersebut, mahasiswa harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien.
b. dan kepada perawat diharapkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan bagi
pasien dengan baik dan benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EG
Kozier & Erb. 2009. Buku ajar praktik keperawatan klinis edisi 5. Jakarta : EGC
Wong, L Donna. 2008. Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : Volume 1. Jakarta : EGC
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta : EGC
Jakarta : EGC
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC
14