Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI PADA KLIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

A. Teknik Komunikasi pada Lansia

Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan anatara lain : 

1. Tehnik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan
menunjukkan sikap peduli, sabar mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan
bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti. Asertif
merupakan pelaksanaan etika berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia. 

2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien
merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya
perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan
atau klarifikasi tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan,
"Apa yang sedang Bapak/Ibu pikirkan saat ini ? Apa yang bisa saya bantu ?".
Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu bantuan dari klien. Sikap aktif dari
petugas kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien. 

3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pernyataan-pernyataan
diluar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud
pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena umumnya klien lansia senang
menceritakan yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugas kesehatan

4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia baik pada aspek fisik maupun psikis secara
bertahap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum
dan menganggung kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap
hormat dan menghargai sesama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan
kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi
keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan
berkarya sesuai kemampuannya. Selama memberi dukungan baik secara moril
maupun materil, petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau mengajari
klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat atau petugas
kesehatan lainnya. Ungkapan-ungkapan yang bisa memberi motivasi, meningkatkan
kepercayaan diri klien tanpa terkesan menggurui atau mengajari misalnya : "Saya
yakin Bapak/Ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami yakin Bapak/Ibu
mampu melaksanakan....dan bila diperlukan kami siap membantu". 

5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi dengan lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara mengajukan
pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu dilakukan oleh
perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh
klien. "Bapak/Ibu bisa menerima apa yang saya sampaikan tadi ? bisa minta tolong
Bapak/Ibu untuk menjelaskan kembali apa yang saya sampaikan tadi?" 

6. Sabar dan Ikhlas


Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umunya mengalami
perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan
ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel
bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terpeutik, solutif, namun
dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan
hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.
FASE KOMUNIKASI PADA LANSIA
1. Fase Pra Interaksi
Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat perkembangan kondisi pada
pasien lansia yang bernama Tn. N. Tn. N menderita Demensia yang dirawat di RSUD
Lewoleba.

2. Fase Orientasi
Perawat 1 dan Perawat 2 mendatangi pasien Tn. N di ruang perawatan.
P1 : Selamat pagi bapak, ibu (sambil tersenyum)
Keluarga : Pagi juga pak....!!
Kakek sedikit kebingungan melihat kedatangan perawat.
P1 : Pagi ke...!! Gimana kabar nek hari ini,, sehat ??
Tn. N : Pagi...!! Alhamdulillah sudah agak lumayan. Ini siapa ya...??
Kakek masih tampak kebingungan dan tampak berfikir.
P1 : Kakek... perkenalkan saya perawat Sebas
Perawat Sebas mencoba melakukan pendekatan kepada kakek dan juga juga
keluarganya.
P1 : Saya yang bertugas untuk merawat kakek pada hari ini.
Kake sudah makan belum pagi ini....??
Tn. N : Sudah...!!
P1 : Makan nya banyak atau sedikit kek...??
Tn. N : Cuma sedikit karena saya kurang selera makan pak.
Saya masih merasa agak mual...!!
P1 : Pagi ini obat nya sudah diminum kek...??
Tn. N : Iya sudah...!!

3. Fase Kerja
(Lima menit kemudian, perawat kembali ke kamar pasien)
P1 : Permisi kek..!! maaf ya kek.. kakek tiduran saja ya...
biar kakek lebih santai..
Tn. N : (langsung tiduran)
Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada kakek.
P1 : Kek.. tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya kek...!!
(perawat 1 memasang manset tensi, kemudian mengukur tekanan darah).
P1 : cucu kakek sudah berapa kini? (perawat mencoba mengajak komunikasi pada
kakek)
Tn. N : eeehm,, sudah 3 pak, sudah besar-besar semua.
P1 : ooh sudah berkeluarga semua??
Tn. N : yang 1 orang sudah, terus yang duanya lagi masih kuliah dan masih kuliah.
Mereka cantik dan ganteng-ganteng pak.
P1 : ya iya dong. Kayak kakeknya.. (perawat dan kakek ketawa)

4. Fase terminasi
Setelah semua pemeriksaan sudah dilakukan, hasil pemeriksaan dicatat oleh perawat dan
semua peralatan dirapikan
Bapak : Bagaimana pak...??
P1 : keadaannya sudah membaik dari kemaren, tapi orang tua bapak harus banyak
minum air putih dan juga makan sayur-sayuran. Orang tua bapak dan ibu harus banyak
istirahat dan juga jangan dulu banyak pikiran, biar kakek cepat sembuh..!! (dokter datang
ke ruangan kamar pasien untuk melihat keadaan pasien)
P1 : Kalau begitu saya permisi dulu ya pak buk...!!
Kakek kami permisi dulu ya kek...
Nenek cepat sembuh ya kek...
Nanti kalau ada perlu bantuan panggil kami di ruang perawat...!!
Ibu : Ya pak.. terima kasih...!!
Akhirnya setelah perawat berpamitan, perawat langsung pergi meninggalkan ruangan
kamar Ny.N.

Anda mungkin juga menyukai