Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO ROLEPLAY KEPERAWATAN SPIRITUAL PADA PASIEN

PENDERITA HIV / AIDS


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Spiritual

Disusun Oleh :

Tingkat 2A

KELOMPOK 4
Risyda Aini P17320118001
Cucu Sapitri P17320118020
Gisma Karomah P17320118024
Biandha Bentang B. P17320118032
Muhammad Ibnu N. P17320118033
Maharani Adi N. P17320118037
Nurjihan Fauziah P17320118043
Anna Oktaviani P17320118054

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2019
NASKAH ROLEPLAY

Perawat : “ Assalamu’alaikum (tersenyum ramah) “

Pasien : “Wa’alikumsalam.”

Perawat : “Boleh saya masuk?"

Pasien : “Iya silahkan sus”

Perawat 1 : (menutup pintu lalu menghampiri bed tempat pasien berada) “Bisa tolong disebutkan
siapa namanya?”

Pasien : “Intan, sus.”

Perawat : ”Bisa tolong disebutkan tanggal lahirnya ?”

Pasien : “27 Maret 1990”

Perawat : “Sebentar saya cocokkan dulu dengan gelang pasien milik ibu ya (melihat nama dan
tanggal lahir di gelang pasien). Oh iya sudah cocok ya. Baik Bu Intan, perkenalkan saya …...,
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung yang sedang praktik disini. Sekarang saya akan menanyakan
beberapa hal terkait dengan kebutuhan spiritual ibu, hal ini bertujuan untuk …….. . semua informasi
yang ibu berikan akan saya jaga kerahasiaannya kecuali jika ada tim kesehatan lainnya membutuhkan.
Waktu yang saya butuhkan sekitar 15 menit, Apakah ibu bersedia?”

Pasien : “Oh iya sus silahkan, saya bersedia.”

Perawat : “Baik kalau begitu, apakah saya boleh duduk disini, Bu? (sambil menunjuk kursi yang
ada di samping tempat tidur pasien)

Pasien : “Boleh sus, duduk aja.”

Perawat : “Terimakasih, sebelumnya apakah posisi ibu sudah nyaman seperti ini?”

Pasien : “Sudah.”

Perawat : “Bu, apakah saat ini ibu mempunyai masalah?”

Pasien : “Ya masalah saya saat ini itu ya penyakit saya,sus.”

Perawat : ”Apakah ibu memiliki keluhan tentang kehidupan beribadah Ibu?

Pasien : “Kalau ibadah saya tidak ada masalah,sus. Saya tetap beribadah seperti biasa namun
semampu saya saja.”
Perawat : “Menurut ibu, arti hidup ibu seperti apa?”
Pasien : “Hidup saya itu menurut saya adalah ujian dan tantangan.”
Perawat : “Adakah peristiwa atau pengalaman tertentu yang memberikan arti bagi hidup ibu
dan membuat hidup ibu menjadi berubah?”
Pasien : “ peristiwa yang paling memberikan arti bagi saya ketika saya tahu mengenai
kondisi kesehatan saya, hal itu membuat hidup saya berubah semakin ingin
mendekatkan diri pada Allah, ingin melakukan ibadah dengan semaksimal mungkin
dan ingin selalu berbuat baik semampu saya kepada setiap orang.”
Perawat : “Apa hal yang paling penting dalam kehidupan Ibu?”
Pasien : “Yang paling penting dalam hidup saya adalah ibadah sus karena kita dilahirkan ke
dunia pun untuk beribadah dan taat kepada Allah SWT.”
Perawat : “Apa yang membuat ibu kuat dalam menghadapi hidup ini?”
Pasien : ”Keyakinan saya bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-
Nya serta dukungan yang tak henti dari keluarga saya.”
Perawat : “Ketika ibu menghadapi masalah, Siapakah orang yang biasanya menolong ibu?”
Pasien : “Keluarga saya,sus”
Perawat : “Adakah suatu masalah yang membuat ibu berubah dalam menjalani hidup?
Misalnya kejadian atau pengalaman tertentu yang membuat ibu mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta.”
Pasien :“
Perawat : “Apa arti suatu masalah bagi ibu?”
Pasien : “Masalah bagi saya adalah ujian bagi saya karena dibalik masalah yang saya hadapi
pasti ada hikmah yang dapat diambil.”
Perawat : “Menurut ibu orang yang sehat itu seperti apa?”
Pasien : “Orang yang sehat itu menurut saya orang yang dapat beraktivitas seimbang antara
kegiatan dunia dan akhirat tanpa adanya hambatan dalam menjalankannya.”
Perawat : “Sekarang menurut ibu orang yang sakit itu seperti apa?”
Pasien : “Menurut saya sakit itu ujian dari Allah untuk membersihkan dosa-dosanya."
Perawat : “Apakah masalah yang pernah ibu alami mengubah perasaan atau tingkat emosi diri
ibu sendiri?”
Pasien : “Iya, ketika ada masalah seketika itu juga sering mempengaruhi kadar perasaan dan
emosi saya, saya mudah stres"
Perawat : “Apakah ibu mempunyai sahabat atau orang terdekat?”
Pasien : “Ya saya mempunyai sahabat yang selalu mendukung saya.”
Perawat : “Biasanya ketika ibu mempunyai masalah, dukungan apa yang mereka berikan?
Berupa materi (uang) atau psikososial seperti motivasi?”
Pasien : “Mereka tidak berhenti memberikan saya semangat dan mengingatkan bahwa apa
yang terjadi pada saya sudah harus terjadi dan saya harus tetap bersabar karena semua
ini adalah ujian dari Allah SWT agar saya menjadi manusia yang lebih baik dan lebih
baik lagi.”
Perawat : “Bagaimana wujud perhatian sahabat tersebut kepada ibu?”
Pasien : “Dukungan dan kehadiran mereka yang tidak pernah berhenti.”
Perawat : “Bagaimana sikap mereka terhadap keluarga ibu? Apakah sering memberi dukungan
kepada anggota keluarga ibu?”
Pasien : “Sahabat saya itu sudah seperti keluarga. Mereka tidak pernah berhenti memberikan
dukungan bagi saya maupun keluarga saya.”
Perawat : “Apakah ibu sering menceritakan masalah yang sedang ibu alami kepada sahabat
ibu?”
Pasien : “Iya, sering sus. Saya ketika ada masalah sering bercerita ppada shabat saya karna
saya sudah percaya jika sahabat saya tidak akan membicarakannya pada siapapun"
Perawat : “Apakah ibu menunjukkan hal yang sedang ibu butuhkan kepada sahabat ibu ketika
ada suatu masalah?”
Pasien : “Iya, saya cukup dekat dengan sahabat saya, jadi saya selalu terus terang tentang
apapun kepada sahabat saya."
Perawat : “Apa ibu merasakan adanya dukungan yang diberikan sahabat-sahabat ibu ketika
ibu ada masalah?”
Pasien : “Tentu,sus . Mereka tidak pernah absen dalam memberi dukungan.”
Perawat : “Bagaimana kebiasaan beribadah ibu, baik dalam keluarga maupun masyarakat?”
Pasien : “Saya selalu beribadah tepat waktu dan terkadang melakukannya berjamaah.”
Perawat : “Bagaimana peran anggota keluarga atau sahabat ibu dalam menjalankan kebiasaan
beribadah?”
Pasien : “Orang-orang terdekat saya cukup baik, mereka rajin melaksanakan ibadah dan
selalu saling mengingatkan untuk beribadah”
Perawat : “Seberapa sering ibu mengikuti kajian keagamaan?”
Pasien : “Saya mengikuti kajian agama 2 kali dalam 1 bulan.”
Perawat : “Ketika ibu memiliki masalah, apakah masalah tersebut
mempengaruhi/mengganggu kebiasaan ibu dalam beribadah?”
Pasien : “Tidak,sus . Saya tetap beribadah seperti biasa.”
Perawat : “ Dalam keadaan seperti apa ibu membutuhkan dukungan spiritual?”
Pasien : “Ketika saya sedang merasa sangat sedih karena penyakit yang saya idap.”
Perawat : “Apakah ada perubahan tentang pandangan ibu mengenai keyakinan dalam
beragama pada saat ini dan masa lalu?”
Pasien : “ Tidak ada,sus.”
Perawat : “Bagaimana kebiasaan beribadah ibu sekarang dibandingkan dengan dulu sebelum
mengidap HIV/AIDS?’
Pasien : “Semenjak saya sakit, saya belum mampu melakukan ibadah seutuhnya, saya hanya
berdoa saja"
Perawat : “Apakah cita-cita yang ibu impikan dulu sudah tercapai?”
Pasien : “Iyaa,alhamdulillah sudah sus.”
Perawat : “Apakah pekerjaan ibu mengganggu ibadah ibu?”
Pasien : “Alhamdulillah tidak,sus.”
Perawat : “Apakah saat ibu sakit, akan menganggu ibadah ibu?”
Pasien : “Ibadah saya tidak terganggu hanya saja ada keterbatasan ketika kondisi saya sedang
memburuk.”
Perawat : “Apakah kondisi tersebut akan meningkatkan atau menurunkan keimanan ibu?”
Pasien : “Saat keadaan saya memburuk membuat saya semakin mendekatkan diri dan lebih
mengingat Allah SWT.”
Perawat : “Berhubung ibu sudah memberikan keterangan tentang kondisi spiritual ibu dengan
cukup lengkap, tidak terasa waktu 15 menit kita sudah berakhir ya bu. Nah,
bagaimana perasaan ibu saat ini?”
Pasien : “Saya merasa lebih lega dan tenang,sus,karena saya dapat berbagi cerita dengan
suster.”
Perawat : “Alhamdulillah kalau begitu saya merasa senang mendengarnya. Baik bu, sekarang
saya permisi dulu ya. Nanti 3 jam lagi saya akan kembali untuk memberikan obat
yang harus ibu minum.”
Pasien : “ Oh iya baik,sus. Terima kasih sudah mau mendengarkan saya.”
Perawat : ”Ibu tetap semangat ya, terus berikhtiar dan berdo’a agar Allah memberikan hasil
yang terbaik bagi kondisi kesehatan ibu.”
Pasien : “ Iya,sus Amiinn terima kasih.”
Perawat : “Terimakasih atas waktunya. Semoga ibu cepat pulih ya, selamat istirahat. Saya
permisi. (tersenyum ramah) Assalamu’alaikum.”
Pasien : “Aamiin, sama-sama sus. Wa’alaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai