Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Personal Hygiene dengan Sanitas

Penyebab Pediculosis Capitis

Artikel Ilmiah

Oleh:
Dinda Azzahra Siregar
NIM 5201143015

Kelas:
Tata Busana B

Mata Kuliah:
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dosen Pengampu:
Dra. Rasita Purba, M.Kes
Erni, S.Pd., M.Pd. T

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA
2020

Hubungan Personal Hygiene dengan Sanitas


Penyebab Pediculosis Capitis

Abstrak

Sebuah tulisan sangat penting bagi setiap makhluk hidup di dunia salah satunya yaitu kita
sebagai manusia. Karena manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki nalar dan pikiran untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Tulisan dapat mensupport kehidupan seseorang
maupun kategori orang.

Latar belakang permasalahan adalah masih rendahnya orang-orang untuk menjaga kebersihan
diri maupun lingkungan salah satunya membuang sampah tidak pada tempatnya. Di dalam suatu
pemikiran secara universal menjaga kebersihan diri (personal hygiene) setiap manusia sangat penting
tidak tekecuali menjaga kebersihan lingkungan (sanitasi) sekalipun.

Di masa pandemi seperti sekarang ini kita dituntut untuk pentingnya menjaga kebersihan diri
agar tidak menularkan atau tertular virus apapun, tidak terkecuali untuk lingkungan. Menjaga
kebersihan lingkungan sama pentingnya dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan merupakan
penyebab utama kita terserang penyakit.

Saran untuk kita semu, rajinlah menjaga kebersihan diri sendiri maupun lingkungan kita
karena lingkungan yang bersih akan menjamin kita hidup sehat.

Abstract

Writing is very important for every living thing in the world, one of which is us as humans.
Because humans as living beings have reason and thoughts to improve human welfare. Writing can
support a person's life as well as categories of people.

The background of the problem is the lack of people to maintain personal and environmental
hygiene, one of which is throwing garbage inappropriately. In a universal mindset, personal hygiene
for every human being is very important, including maintaining environmental cleanliness
(sanitation) though.

In a pandemic like now, we are required to maintain personal hygiene so as not to transmit
or contract any viruses, including for the environment. Keeping the environment clean is as important
as maintaining personal hygiene, the environment is the main cause of our disease.

Suggestions for us are pseudo, be diligent in maintaining the cleanliness of ourselves and our
environment because a clean environment will ensure that we live healthy.
A. Pendahuluan

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang berarti perorangan dan hygiene
yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwono, Martonah, 2004)

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.
(Depkes, 2000)

Personal Hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk menjaga kesehatan mereka.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan.
Praktek hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan. Seseorang yang sakit biasanya dikarenakan
masalah kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita enganggap masalah
kebersihan adalah masalah yang biasa saja, padalah jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang berusaha supaya personal
hygienenya dipelihara an ditingkatkan. (Potter, Perry, 2012)

Tujuan Personal Hygiene adalah untuk memellihara kesehatan diri, menciptakan keindahan,
serata meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada
diri sendiri maupun orang lain. (Tarwoto, Wartonah, 2004)

B. Pembahasan

Kesehatan merupakan salah satu nilai yang sangat berharga dalam kehidupan manusia, dimana
kesehatan menjadi modal dasar untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas manusia. Berkaitan
dengan hal tersebut ditemukan berbagai macam permasalahan kesehatan di Indonesia maupun di
dunia, sebagai akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan
yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan adalah keadaan bebas dari segala
kotoran dan berbagai penyakit yang dapat merugikan setiap kegiatan dan aktivitas menyangkut setiap
kegiatan, perilaku dan sikap di lingkungan masyarakat.

Personal Hygiene adalah suatu bentuk tindakan dalam upaya pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan dirinya mencakup kesehatan fisik maupun psikisnya.
Pentingnya menjaga higiene perorangan ini sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa: “Setiap orang wajib ikut serta dalam memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.”. Salah satu bentuk
pemeliharaan kesehatan diri adalah perawatan rambut. (Laily, Isro’in, Sulistio Andarmoyo, 2012)

Perawatan rambut merupakan salah satu komponen dari perawatan kebersihan diri, sehingga jika
perawatan rambut tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi kebersihan diri seseorang.Merawat
rambut sebaiknya dilakukan secara rutin agar rambut tetap segar dan sehat. Rambur yang sehat adalah
ketika rambut tersebut bersih, berkilau dan tidak kusut ataupun semak. (Potter, 2006)

Perawatan rambut yang tidak baik dapat menyebabkan beberapa penyakit, dan salah satunya
yang sering dijumpai pada anak usia 3-12 tahun berkaitan dengan kessehatan rambut dan kulit kepala
yaitu pediculosis capitis atau kutu kepala. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan di Korea, terdapat 15.373 anak-anak dari 26 sekolah dasar dan 15 taman
kanak-kanak memberikan hasil bahwa anak perempuan ltiga kali lebih banyak menderita pediculosis
capitis atau kutu kepala dibanding anak laki-laki. Diperkirakan 10% anak-anak di perkotaan
mengalami kutu kepala (Stone, et, al, 2012).

Pediculosis capitis memberikan gejala klinis gatal. Gejala pada kulit kepala akan bertambah
parah bila digaruk dan dapat menyebabkan infeksi sekunder. Pediculosis capitis diantara anak sekolah
bisa menyebabkan anemia yang dapat menyebabkan anak-anak menjadi lesu, mengantuk dikelas dan
mempengaruhi kinerja belajar, selain itu juga dpapat mengalami gangguan tidur di malam hari karena
rasa gatal dan sering menggaruk.

Kondisi rambut anak yang kotor dipengaruhi oleh perilaku kesehatan yang dilakukan oleh
anak. Perilaku ini dapat berupa keengganan dalam membersihkan rambut atau perilaku membersihkan
rambut dengan cara yang salah seperti hanya membilasnya dengan air saja tanpa menggunakan
shapoo atau perilaku anak dalam penggunaan shampoo yang kurang tepat (tidak merata).
(Notoadmojo, 2010)

Faktor lain yang dapat menyebabkan anak terkena Pdeiculosis capitis adalah karena
lingkungan bermain anak yang kurang bersih, teman bermain yang menularkan, sarung bantal tidur
yang tidak rutin dibersihkan, atau saat menginap dirumah teman tidur bersama dengan jumlah anak
yang lebih dari dua tanpa tahu siapa yang menularkannya dan menggunakan sisir atau aksesoris rabut
bersama, akibatnya kutu kepala dapat bersarang dikulit kepala anak.

Karakteristik rambut yang perlu diperhatikan dalam kaitan terjadinya infestasi kutu kepala
adalah:

1. Jenis rambut yaitu lurus, bergelombang (ikal) atau keriting.


2. Ketebalan rambut yaitu tebal, sedang atau tipis.
3. Panjang rambut yaitu pendek (diatas telinga), sedang (diatas bahu) atau panjang (lebih dibawah
bahu).

Cara mencuci rambut menurut Maryunani (2012):

1. Mencuci rambut dengan shampoo, paling sedikit 2 kali seminggu secara teratur atau terantung
pada kebutuhan dan keadaan.
2. Rambut disiram dengan air bersih, lalu setelah basah semua (merata) kemudian digosok sapai
bersih dengan shampoo dan sebaiknya dilakukan pemijatan pada seluruh kulit kepala untuk
merangsang saraf pada kulit kepala sehinggu rambut tumbuh sehat dan normal.
3. Lalu dibilas dengan air bersih sampai rambut terasa kesat.
4. Kemudian rambut dikeringkan dengan handuk bersih (milik sendiri) dan disisir.

Pencegahan dan Pemberantasan Kutu Kepala

Pemberantasan kutu kepala dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir serit, atau
dengan menggunakan insektisida glongan klorin (Benzen heksa klorid). Beberapa pencegahan yang
bisa dilakukan adalah:

1. Hindari head to head (hair to hair) kontak selama bermain dan kegiatan lain dirumah, sekolah
dan tempat lain.
2. Tidak berbagi alat-alat pribadi seperti topi, syal, mantel, seragam, ikat rambut dan hijab.
3. Tidak berbagi sisir rambut dan handuk. Rutin membersihkan sisir rambut dengan cara
merendamnya dengan air panas yang bersuhu kurang lebih 40° selama 5-10 menit.
4. Jangan berbaring di tempat tidur, sofa, atau benda-benda yang sudah berkontak langsung dengan
orang yang menderit Pediculosis capitis.
5. Meningkatkan personal hygiene seperti sering mengganti seprai, pakaian, kerudung, sarung
bantal dan juga menjemur kasur.
6. Meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya perawatan badun dan rambut perlu ditanamkan
kepada semua orang.
7. Ketika salah satu anggota keluarga terkena kutu kepala maka dianjurkan juga untuk memeriksa
kutu kepala pada anggota keluarga yang lain.

Pengobatan Kutu Kepala

Pengobatan harus dilakukan bila seseorang sudah terjangkit yang ditandai dengan gatal-gatal
dikepala. Berikut macam-macam obat Pediculosis capitis menurut (Ween, Fasulo, 2013):

1. Shampoo lindane 1%. Gamma benzene heksa atau piretrin. Shampoo dibirkan selama 4-10 menit
lalu bilas. Tindakan selanjutnya periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan
kutu kepala.
2. Cairan peditox/Hexachlorocyclohexane 0,5. Gosokkan pada rambut dan kepala sampai merata,
biarkan semalaman kemudian dibilas dengan shampoo lalu keringkan.
3. Salep lindane (BHC 10%) atau bedak DDT 1% dalam pyrophylite atau Benzoas benzylicus
emulsion. Kepala dapat digosok dengan salep lindane atau dibedaki dengan DDT 1% atau
campuran BHC 10% dalam pyrophylite dengan penggunaan 3-5 gram dari campuran tersebut
untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut lalu dibilas dan
disisir dengan sisir serit untuk melepaskan telurnya. Emulsi dan benzyl benzoate ternyata
berhasil menghilangkan kutu kepala.
4. Untuk menghilangkan ketombe dengan menggunakan cara-cara tradisional sebagai berikut:
 Oleskan air perasan 1-2 jeruk nipis ke seluruh kulit kepala. Biarkan selama 20-30 menit lalu
bilas. Dalam sekali pemakaian dilakukan sebanyak 3 kali mengoleskan dan setiap kali
dilakukan cuci rambut.
 Siapkan 2-3 buah mengkudu matang lalu dilumat, diberi air lalu disaring, airnya dipakai untuk
keramas. Biarkan selama 5 menit lalu bilas dengan air bersih dan gunakan shampoo untuk
menghilangkan baunya.

C. Kesimpulan

Dengan demikian diambil kesimpulan yaitu siapapun dan dimanapaun kita harus menjaga
personal hygiene, bahwa untuk menjaga kebersihan dan kesehatan perorangan (Personal hygiene)
haruslah ada kesadaran diri juga untuk menjaga kebersihan dan kesehata lingkungan (sanitasi) agar
terhindar dari berbagai penyakit seperti kutu kepala (Pediculosis capitis) yang dapat menyerang anak-
anak maupun orang dewasa, dan agar tidak menularkan penyakit apapun kepada orang lain.

Kutu kepala (Pediculosis capitis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit obligat
yang memakan darah dikepala manusia. Kutu kepala dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal
jenis kelamin dan umur. (Doroodgar, et, al, 2014)
Daftar Pustaka

http://repository.stikes-bhm.ac.id/47/1/13.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/928/3/4%20Chapter%202.doc.pdf

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kutu-rambut-pada-anak#:~:text=Kutu
%20rambut%20disebut%20juga%20sebagai,darah%20manusia%20untuk%20mempertahankan
%20hidup.

https://www.halodoc.com/kesehatan/kutu-rambut
Menjawab Soal

2. Mengapa pekerja usaha busana perlu mengetahui konsep dasar K3?


= Agar pekerja lebih teliti dan berhati-hati dala melakukan pekerjaan menjahit. Itulah pentingnya
mengetahui konsep dasar K3, agar pekerja tidak mengalami kecelakaan baik yang ringan maupun
yang berbahaya. Faktor barang juga dapat menimbulakn kecelakaan kerja seperti: mesin jahit
yang tidak rutin di bersihkan dan di service, alat-alat menjahit seperti jarum harus di simpan
dengan rapi agar tidak berceceran dan melukai si pekerja.
Kecelakaan kerja yang di akibatkan oleh faktor manusia dapat dikurangi dengan cara
memasyarakatkan usaha pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain dengan cara :
1. Penempelan poster, tanda/gambar peringatan bahaya, plakat atau rambu keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Ceramah, seminar atau pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Kampanye dan penilaian terhadap kegiatan yang dapat memacu/menekan segala jenis
kecelakaan kerja.
4. Membiasakan cara bekerja dengan baik dan benar.

Konsep pencegahan kecelakaan dapat menggunakan pendekatan 4E yaitu:

1. Education, yaitu tenaga kerja harus mendapatkan bekal pendidikan dan pelatihan dalam
usaha pencegahan kecelakaan. Misalnya, pelatihan dasar K3, dan pelatihan manajemen K3.
2. Engineering, yaitu rekayasa dan riset dalam bidang teknologi untuk mencegah kecelakaan,
misalnya pemasangan alat pemadam otomatis.
3. Enforcement, yaitu penegakan peraturan K3 dan pembinaan berupa pemberian sangsi
terhadap pelanggar peraturan K3.
4. Emergency Respon, yaitu setiap karyawan atau orang lain yang memasuki tempat kerja harus
memahami langkah-langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.

3. Bagaimana membudayakan K3 di lingkungan sekolah maupun di rumah? Dan apa akibat


kecelakaan kerja?
= - Membudayakan K3 di lingkungan sekolah sangat penting demi keselamatan dan kesehatan
murid dan guru, seperti:
Didalam ruangan
 Membuat jadwal piket kebersihan. Hal ini dilakukan agar setiap siswa bertanggung jawab
menjaga kebersihan kelas dan lab.
 Mengadakan agenda kebersihan seperti jum’at bersih secara rutin. Hal ini dilakukan agar para
siswa dapat bekerjasama atau bergotong royong untuk saling membersihkan.
 Membuat agenda lomba kebersihan kelas tiap bulan. Lomba kebersihan diadakan agar
mendongkrak semangat siswa untuk selalu menjaga kebersihan ruangan yang ditempatinya.
 Membudayakan agar tetap menjaga kebersihan kamar mandi, karena tempat ini rawan
terhadap jentik penyakit jika keadaannya kotor.
 Menjaga kebersihan pada komponen/perangkat yang ada pada Lab. Dikarenakan agar
komponen/ perangkat yang ada tidak cepat rusak serta berdebu.
 Membersihkan dan merapikan meja, kursi dan komponen/perangkat yang ada pada Lab. Hal
ini dilakukan agar Lab terlihat lebih rapi dan membuat kita merasa nyaman berada ditempat
itu.
Diluar ruangan
 Buanglah sampah pada tempatnya dan membedakan dimana tempat sampahnya yang basah
(organik) dan sampah yang kering (anorganik). Hal ini dilakukan supaya suasana sekolah
terlihat indah dan terhindar dari sampah-sampah yang berserakan.
 Membuat agenda kegiatan kerja bakti secara rutin. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga
kebersihan di lingkungan sekolah.
 Tidak meletakkan piring dan sendok sembarangan setelah makan.
 Tidak merokok disekitar lingkungan sekolah.
 Memungut sampah yang berserakan dan meletakkannya pada tempat sampah.
 Barang yang sudah rusak pada ruang TI dikumpulkan dan membawanya pada tempat daur
ulang.

- Membudayakan K3 di rumah sangat penting demi keselamatan dan kesehatan kerja anggota
keluarga, seperti:

Pertama, kenalilah bahaya di rumah - Identifikasi bahaya, Mulailah dengan mengenal


bahaya-bahaya apa saja yang mungkin ada di rumah anda, yang dikenal dengan istilah hazard
identification atau identifikasi bahaya.

Kedua, belajarlah bagaimana melakukan pencegahan, penanganan, pengendalian atau


mitigasi bahaya, Hal yang paling penting saat sudah menemukan bahaya-bahaya yang ada di
rumah, maka lakukanlah yang namanya pengendalian bahaya dengan urutan sebagai berikut (ini
biasanya diaplikasikan di tempat kerja dan bisa menjadi contoh):

 Eliminasi, alias menghilangkan sumber bahaya tersebut, misal bahaya listrik dari kegiatan
penyambungan listrik ilegal, maka perlu diputuskan.
 Substitusi, merupakan proses mengganti atau merubah bahan/barang/proses yang memiliki
fungsi yang sama namun tidak membahayakan. Contoh: Meja kaca yang memiliki pinggiran-
pinggiran tajam bisa diganti jadi meja yang terbuat dari kayu. Fungsinya tetap sama-sama
meja.
 Engineering Control, ini merupakan upaya pengendalian bahaya dengan modifikasi atau
perubahan (pengurangan/penambahan) design khusus, seperti pisau contohnya, dibuatkan
sarungnya atau penutupnya agar lebih aman serta tabung gas atau APAR dibuatkan
gantungan/tempat khusus yang tidak bisa dijangkau oleh anak-anak.
 Administrasi, ini bisa dicontohkan dengan membuat catatan atau peringatan bahaya. Misalnya
pada botol-botol bahan kimia khusus diberikan informasi atau tulisan bahwa ini merupakan
bahan kimia berbahaya atau menempelkan peringatan bahaya pada electrical panel.
 Alat pelindung diri, ini merupakan pilihan terakhir dimana jika terpaksa harus berdekatan
dengan sumber bahaya, maka gunakanlah alat pelindung diri. Alat pelindung diri tidak
berfungsi untuk menghilangkan bahaya, namun hanya mengurangi resiko bahaya terhadap
seseorang. Jadi, perlu diingat bahwa bahaya tersebut masih ada. Contoh, menggunakan sarung
tangan khusus untuk menggunakan cairan kimia dan juga masker. Bagi bapak-bapak yang
memiliki hobby berkebun bisa menggunakan sarung tangan, sepatu pelindung dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai