Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH TENTANG

MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI
INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Raudhiatul Azzahra 21117099


Ridia Lokarina 21117100
Ririn Agustin 21117101
Rizky Amrin Sidiq 21117102
Susanti 21117115
Wella Oktarama 21117129
Yola Alfina 21117138

Dosen Pembimbing :
Septi Ardianty, S.Kep.Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. WbPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yangtelah melimpahkan taufikdan hidayahnya, sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah inidenganjudul“Memahami dan Melaksanakan Asuhan Keperawatan Kelurga
dengan Masalah Kesehatan yang Lazim di Indonesia”.

Dalam penyusunan makalah ini, Kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangankekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh
karena ituKami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
dan dosenpembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.Kami
mengharapkansemoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Selasa 11 Maret 2020

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi keluarga 3
B. Fungsi keluarga 4
C. Peran perawat keluarga
BAB III : DIARE
A. Tinjauan teori diare
B. Asuhan Keperawatan Keluarga 15
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat yang dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan, memperbaiki, dan mempengaruhi anggota keluarga untuk
meningkatkan kualitas kesehatan anggota keluarga (Zaidin Ali, 2004). Jumlah keluarga di
Indonesia berdasarkan hasil pendataan Badan Koordinasi Keluarga. Berencana Nasional pada
tahun 2010 mencapai 64.531.336 keluarga, dengan jumlah keluarga di Propinsi Jawa Timur
sebanyak 11.070.038 keluarga, dan di KabupatenJember sebanyak 722.548keluarga. Kondisi
tersebut menempatkan Kabupaten Jembersebagai kabupaten yang memiliki jumlah keluarga
terbanyak ketiga di Jawa Timur (Badan Kependudukan danKeluarga Berencana Nasional,
2011).
Fungsi keluarga merupakan fokus utama pengkajian keluarga di masyarakat karena
keluarga merupakan unit dasar yang melaksanakan perawatan kesehatan untuk anggota
keluarga (Friedman, Bowden, dan Jones, 2002).
Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
keluarga dan bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan yang
diinginkan (Zaidin Ali, 2004).
Fungsi dasar keluarga meliputi fungsi keluarga memberikan kenyamanan emosional,
mendidik, mengajarkan nilai, sikap, kepercayaan, membantu memecahkan masalah,
meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan material serta memberikan perawatan kesehatan
untuk anggota keluarganya (Susanto, 2012).
Salah satu fungsi keluarga yang berperan penting dalam meningkatkan status
kesehatan keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga. Perawatan kesehatan
keluarga berfungsi meningkatkan status kesehatan anggota keluarga dengan cara mengenal
masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagikeluarga,merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
praktek diet keluarga, praktek tidur, praktek latihan dan rekreasi, praktekpenggunaanobat
terapeutik, alkohol, tembakau, serta praktek perawatan diri keluarga(Suparijitno,2004).

4
Perawat keluarga berfungsi untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan
cara meningkatkan kemampuan keluarga melakukan fungsi perawatan kesehatan keluarga,
sehingga tujuan akhir proses keperawatan keluarga dapat tercapai.
Tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan pengetahuan keluarga
dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang keluarga alami, mengambil keputusan tentang
siapa, kemana, dan bagaimana pemecahan masalah tersebut diambil, meningkatkan mutu
kesehatan keluarga, mencegah timbulnya masalah kesehatan keluarga, serta melaksanakan
usaha pemecahan kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan dirumah (Suparijitno,
2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Keluarga ?
2. Apa saja fungsi Keluarga ?
3. Apa dimensi struktur keluarga ?
4. Bagaiamana asuhan keperawatan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Keluarga
2. Untuk mengetahui fungsi Keluarga
3. Untuk mengetahui dimensi Struktur Keluarga
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berhubungan satu sama lain, serta masing-masing masing-masing saling bertukar dalam
mendukung dan meningkatkan hubungan. Menurut Burgess (1963) keluarga terdiri atas
orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawianan, darah, dan, ikatan adopsi. Mereka hidup
bersama di dalam rumah tangga, atau jika mereka hidup di rumah mereka bersama di rumah
ini, anggota keluarga.Berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain di dalam
hubungan-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki -laki dan anak
perempuan, serta saudara dan saudari yang sama-sama menggunakan budaya yang diambil
dari masyarakat dengan berbagai ciri unik.

Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga sebagai unit utama dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
Keluarga yang dapat menanggulangi, mencegah, menanggulangi, atau memperbaiki masalah-
masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling
terkait, penyakit yang di derita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi keluarga ini,
karena keluarga merupakan pengertian yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Perawat dapat membantu masyarakat hanya melalui keluarga, dalam
peralihan klien sebagai individu, keluarga tetap menerima peruntukan dalam pemeliharaannya,
keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan potensi setiap individu
dalam keluarga. Tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah untuk mengelola masalah
kesehatan, mempertahankan fungsi keluarga, mempertahankan, dan anggota masyarakat
tentang perawatan kesehatan.

6
B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) menggambarkan fungsi sebagai apa yang
dikerjakan oleh keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan bersama anggota keluarga. Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan,
yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan kesehatan.
1. Fungsi Afektif (the effective function)
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga dalam pemenuhan kebutuhanpsikososial,
saling mengasihi dan memberikan cinta kasih, serta saling menerimadan mendukung.
Fungsi afektif ini merupakan sumber kebahagiaan dalam keluarga. Keluarga memberikan
kasih sayang dan rasa aman. Komponen fungsi afektif adalah saling mengasuh,
menghargai, adanya ikatan, dan identifikasi ikatan keluarga yang dimulai pasangan sejak
memulai hidup baru. Fungsi afektif yang dilaksanakan dengan baik dapat menciptakan
konsep diri positif pada keluarga(Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Hasil penelitian
Kusumaningrum, Trilonggani, Nurhalinah (2011) tentang hubungan fungsi afektif
keluarga terhadap kecerdasan emosional remaja menjelaskan bahwa keluarga yang
mempunyai fungsi afektif kurang baik mempunyai resiko 3,214 kali untuk mengalami
emosional yang kurang cerdas pada remaja dibandingkan fungsi afektif keluarga yang
baik.
2. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placemenfunction).
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi pengembangan dan melatih anak untuk
berinteraksi sosial baik dengan anggota keluarga dan masyarakat (Suprajitno, 2004).
Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan
tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat
berdasarkan keyakinan nilai dan norma pada suatu keluarga (Friedman, dalam Suprajitno,
2004).
3. Fungsi Reproduksi (the reproductive function)
Fungsi reproduksi merupakan fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga, serta menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan
masyarakat dengan menyediakan anggota baru untuk masyarakat. ikatan perkawinan yang

7
sah berfungsi memenuhi kebutuhan biologis pasangan dan meneruskan keturunan
(Friedman, dalam Suprajitno, 2004).
4. Fungsi Ekonomi (the economic function)
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.Fungsi ekonomi
melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang, dan
materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan (Friedman,
dalam Suprajitno, 2004).
5. Fungsi Perawatan Kesehatan (the health carre function)
Fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi untuk mempertahankankeadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.Fungsi perawatan
kesehatan bukan hanya fungsi esensial dan dasar dalam keluarga namun fungsi yang
bertanggung jawab penuh dalam keluarga untuk mempertahankan status kesehatan
anggota keluarga (Friedman, dalam Suprajitno, 2004).
C. Dimensi Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
a. Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) Bersifat terbuka dan jujur.
2) Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
3) Berfikir positif.
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
b. Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
1) Karakteristik pengirim:
- Yakin dalam mengemukakan pendapat.
- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
- Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
- Siap mendengar.

8
- Memberikan umpan balik.
- Melakukan validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat
misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah
positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :
a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
b. Referent power : Seseorang yang ditiru.
c. Reword power : Pendapat ahli.
d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.
e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.
f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
4. Nilai –nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
D. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno,
2004) :

9
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus
terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang
disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan

10
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.

E. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yangsama.

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).

1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa
berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
denganorang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian
peran danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu :

 Membina hubungan intim danmemuaskan.


 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
 Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga, istri dan keluarga sendiri.

2. Keluarga “Child Bearing” Kelahiran Anak Pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga yang penting
pada tahap ini adalah:

11
 Persiapan menjadi orang tua.
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tuadapat tercapai.

3. Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :

 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,


privasi dan rasa aman
 Membantu anak untuk bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi
 Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4.      Keluarga Dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah,
masing-masinganak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai
aktivitas yangberbeda dengan anak.Tugas perkembangan keluarga :

·         Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

12
·         Mempertahankan keintiman pasangan
·         Memenuhi kebutuhan  dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

5.      Keluarga Dengan Anak Remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun


kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.Tugas perkembangan :

·         Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.


·         Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
·         Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
·         Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya


danmembimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang
tuadan remaja.

6.      Keluarga Dengan Anak Dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua.Tugas perkembangan :
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
 Mempertahankan keintiman pasangan.
 Membantu orang tua memasuki masa tua.
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

13
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
  7. Keluarga Usia Pertengahan

           Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan
fase inidianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan
perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas perkembangan :

·         Mempertahankan kesehatan


·         Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
·         Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga Usia Lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal. Tugas perkembangan :

·         Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.


·         Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
·         Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
·         Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
·         Melakukan life review.
·         Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga
pada tahap ini.

14
BAB III
DIARE
A. Konsep Dasar Diare
1. Definisi Diare
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar
yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Diare merupakan
gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese.
Seseorang dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar
lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu
24 jam (Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB)
dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare
akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama kuran lebih
14 hari
2. Klasifikasi
Pedoman dari laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga dalam
Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5
hari.
b. Diare yang berkepanjangan bial diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik bukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan patogenisisnya
multikompleks. Mengingat banyaknya kemungkinan penyakit yang dapat
mengakibatkan diare kronik dan banyak pemeriksaan yang harus dikerjakan maka
dibuat tinjauan pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.

15
3. Penyebab
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi,
selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu
gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran
pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena denga
sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit
diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat
membawa bencana bisa terlambat.
Faktor penyebab diare, antara lain :
a. Factor Infeksi
1). Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Polomyelitis)
Adeno-virus, Rotavirus, Astovirus, dan lain-lain.
2). Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti :
otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Factor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan sukrosa);
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa), Lemak dan
Protein
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar). Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya diare, yaitu :

16
1) Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan
2) Menggunakan botol susu
3) Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar
4) Air minum tercemar dengan bakteri tinja
5) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja,
atau sebelum menjamaah makanan.
Menurut Wong (2008), penyebab infeksius dari diare akut yaitu :
a. Agens virus
0
1. Rotavirus, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan mengalami demam (38 C atau
lebih tinggi), nausea atau Vomitus, nteri abdomen, disertai infeksi saluran
pernafasan atas dan diare dapat berlangsung lebih dari 1 minggu. Biasanya
terjadi pada bayi usia 6-12 bulan, sedangkan pada anak terjadi di usia lebih dari 3
tahun.
2. Mikroorganisme, masa inkubasi 1-3 hari. Anak akan demam, nafsu makan
terganggu, malaise. Sumber infeksi bisa didapat dari air minum, air ditempat
rekreasi (air kolam renang, dll), makanan. Dapat menjangkit segala usian dan
dapat sembuh sendiri dalam wakru 2-3 hari.
b. Agens bacteri
1. Escherichia coli, masa inkubasinya bervariasi tergantung pada strainnya.
Biasanya anak akan mengalami distensi abdomen, demam, vomitus, BAB
berupa cairan berwarna hijau dengan darah atau mucus bersifat menyembur.
Dapat ditularkan antar individu, disebabkan karena daging yang kurang
matang, pemberian ASI tidak ekslusif.
2. Kelompok salmonella (nontifoid), masa inkubasi 6-72 jam untuk
gastroenteritis. Gejalanya bervariasi, anak bisa mengalami nausea atau
vomitus, nyeri abdomen, demam, BAB kadang berdarah dan ada lendir,
peristaltic hiperaktif, nyeri tekan ringan pada abdomen, sakit kepala, kejang.
Dapat disebabkan oleh makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
oleh binatang seperti kucing, burung dan lainnya.

17
3. Keracunan Makanan
a. Staphylococcus, masa inkubasi 4-6 jam. Dapat menyebabkan kram yang
hebat pada abdomen, syok. Disebabkan oleh makanan yang kurang
matang atau makanan yang disimpan dilemari es seperti pudding,
mayones, makanan yang berlapis krim.
b. Clostridium perfringens, masa inkubasi 8-24 jam. Dimana anak akan
mengalami nyeri epigastrium yang bersifat kram dengan intensitas yang
sedang dan berat. Penularan bisa lewat produk makanan komersial yang
paling sering adalah daging dan unggas.
c. Clostridium botulinum, masa inkubasi 12-26 jam. Anak akan mengalami
nausea, vomitus, mulut kering, dan disfagia. Ditularkan lewat makanan
yang terkontaminasi. Intensitasnya bervariasi mulai dari gejala ringan
hingga yang dapat menimbulkan kematian dengan cepat dalam waktu
beberapa jam.
4. Patofisiologi
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan factor diantaranya :
a. Factor infeksi
1) Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi rotavirus.
Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh
bersama dengan makanan dan minuman yang masuk ke dalam saluran
pencernaan yang kemudian melekat sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa
usus menjadi rusak yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Sel-sel
mukosa yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk
kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini
masih belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus halus mengalami atrofi
dan tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri

18
virus akan menyebabkan system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2) Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa,
terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat
diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi,
nyeri kepala, dan kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus, yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab utama pembentukan
enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.colli. diare ini bersifat self-limiting
dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang
rusak diganti dengan sel-sel mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Factor malabsorbsi,
1) Gangguan Osmotik
Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul di usus halus dan
akan meningkatkan tekanan osmotic usus Akibatnya akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat. Gangguan osmotik
meningkatkan menyebabkan terjadinya pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus. Hal ini menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan
makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan
terjadilah diare (Nursalam, 2008).
2) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya bisa peristaltic usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare pula. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat di
sebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit, serta mengalami gangguan asam basa dapat

19
menyebabkan dehidrasi,asidosis metabolik dan hypokalemia, hypovolemia.
Gejala dari dehidrasi yang tampak yaitu berat badan turun, turgor kembali
sangat lambat,mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,mucosa bibir kering.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hypovolemia, kolaps cardiovaskuler dan kematian bila tidak
diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat
berupa dehidrasi isotonik. Dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau
dehidrasi hipotonik. menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi,
dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi berat (juffrie, 2010).
5. Manifestasi Klinis
Menurut mediscatore.com, gejala diare adalah tinja encer dengan frekuensi 4
kali atau lebih dalam sehari, yang terkadang disertai beberapa hal berikut :
a. Tidak nafsu makan
b. Darah dan lendir dalam kotoran
c. Cengeng
d. Gelisah
e. Suhu meningkat
f. Tinja cair, dan lendir terkadang bercampur darah. Lama kelamaan, tinja berwarna
hijau dan asam.
g. Anus lecet
h. Dehidrasi. Jika menjadi dehidrasi berat, akan menjadi volume darah berkurang, nadi
cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran menurun, dan
diakhiri dengan syok.
i. Berat badan turun
j. Turgor kulit menurun
k. Mata dan ubun-ubun cekung
l. Selaput lendir, serta mulut dan kulit menjadi kering (Putra, 2012)

20
6. Komplikasi
Akibat diare yang utama adalah terjadi kehilangan cairan dan elektrolit mendadak
sehingga dapat terjadi komplikasi sebagai berikut :
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik (bila terjadi maka denyut cepat lebih dari 120 kali/menit).
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardia,
perubahan elektrokardiogam).
d. Hipoglikemia.
e. Intolerasi sekunder. Akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktose.
f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
g. Nafas cepat (pernafasan kusmaul).
h. Gagal ginjal akut.
i. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat
dapat mengakibatkan kematian (Ngastiyah, 2007).
Sedangkan menurut menurut Jitowiyono & Kristiyanasari (2011) komplikasi diare
diantaranya :
a. Dehidrasi
1) Ringan (≤5% BB)
2) Sedang (≤5%-10% BB)
3) Berat (≤10%-15% BB)
b. Renjetan hipovolemik (volume darah menurun, bila 15-20% BB akan
menyebabkan TD menurun)
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Kejang
f. Malnutrisi

21
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting yang perlu
diperhatikan.
a) Jenis cairan
Oral : Pedialyte atau oralit, Ricelyte
Parenteral : NaCl, Isotonic, infuse
b) Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan.
c) Jalan masuk atau cairan pemeberian
- Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan

diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO 3,
KCL, dan glukosa.
- Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu
tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai beberapa banyak
cairan yang diberikan tergantung dari berat ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
d) Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama,selajutnya dilakukan penilaian kembali status
hidrasi untuk menghitung keburtuhan cairan.
- Identifikasi penyebab diare
- Terapi sistemik seperti pemberian obat anti diare, obat anti
mortilitas dan sekresi usus, antimetik.
2) Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg jenis makanan :
- Susus (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah adan
asam lemak tidak jenuh, misalnyta LLM. Almiron atau sejenis lainnya).

22
- Makan setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena dirumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditermukan misalnya
susus yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai
sedang atau tidak jenuh (Ngastiyah, 2014).
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Bila dehidrasi masih ringan
Berikan minum sebanyak-banyaknya, 1 gelas setiap kali setelah pasien
defekasi. Cairan mengandung elektrolit, seperti oralit. Bila tidak ada oralit
dapat diberikan larutan garam dan 1 gelas air matang yang agak dingin
dilarutkan dalam satu sendok teh gula pasir dan 1 jumput garam dapur.
Jika anak terus muntah tidak mau minum sama sekali perlu diberikan
melalui sonde. Bila cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infuse
dengan cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter).
Yang penting diperhatikan adalah apakah tetesan berjalan lancar terutama
pada jam-jam pertama karena diperlukan untuk mengatasi dehidrasi.
2) Pada dehidrasi berat
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat.untuk mengetahui kebutuhan
sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat
dihitung dengan cara:
- Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set infuse yang
dipakai). Berikan tanda batas cairan pada botol infuse waktu
memantaunya.
- Perhatikan tanda vital : denyut nadi, pernapasan, suhu.
- Perhatikan frekuensi buang air besar anak apakah masih sering, encer atau
sudah berubah konsistensinya.
- Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah bibir dan
selaput lendir mulut kering.
- Jika dehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberikan makan
lunak atau secara realimentasi.

23
Penanganan diare lainya yaitu dengan rencana terapi A, B, dan C sebagai berikut:
a. Rencana terapi A
Penanganan diarea rumah, dengan menjelaskan pada ibu tentan 4 aturan
perawatan di rumah :
b. Beri cairan tambahan
1) Jelaskan pada ibu, untuk
a). Beri ASI lebih sering danlebih lama pada setiap kali pemberian.
b). Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan.
c). Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan
berikut ini : oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin). Atau air
matang.
2) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus
oralit (200 ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukkan kepada ibu
beberapa banyak oralit atau caian lain yang harus diberikan setiap kali
anak berak:
a) Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak.
b) Umur 1 sampai 5 tahun : 100sampai 200 ml setiap kali berak.
Katakan kepada ibu:
- Agar meminum sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk / cairan
/ gelas.
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi
lebih lambat.
- lanjutakan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
FORMAT PENGKAJIAN PADA KELUARGA

24
LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien
1. Biodata

Nama / Nama Panggilan : Nn. A


Tempat Tanggal Lahir / Usia : Kendari , 14 Maret 2015
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Puuwatu
Tanggal Masuk : 24 juni 2018
Tanggal Pengkajian : 25 juni 2018
Diagnosa Medis : Diare

2. Identitas Orang Tua


a. Ayah
Nama / Nama Panggilan : Tn. H
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Puuwatu
b. Ibu
Nama / Nama Panggilan : Ny. S
Usia : 35 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Puuwatu

25
3. Identitas Saudara Kandung Kalian tidak
mempunyai saudara

B. Pengkajian
1. Keluhan Utama
BAB ± 3× sehari Encer
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dibawah ke puskesmas dengan keluhan BAB encer yang dialami sejak 5
hari yang lalu sebelum masuk ke puskesmas, di selingi muntah - muntah 2 kali
sejak 5 hari sebelum masuk ke puskesmas hilang timbul. Pasien rewel (+)
riwayat batuk pilek (-) riwayat minum susu formula (-)
b. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk usia 0-5 tahun)
1) Prenatal Care
- Pemeriksaan kehamilan
Nn. A merupakan anak ibu S anak 1 ( pertama) selama hamil ibu klien
melakuakan pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih 6 × (kali).
- Keluhan selama hamil
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu
selama hamil yaitu tablet penamabah darah dari bidan.
- Riwayat yang membahayakan kehamilan
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat hipertensi dan penyakit DM.
- Kenaikan berat badan selama hamil
Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat badan naik ± 10 kg.
- Imunisasi TT.
Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT 2 × selama kehamilan. Pada
usia kehamilan 4 bulan mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua)
pada kehamilan 5 bulan.
- Golongan darah
Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.

26
2) Natal
- Tempat melahirkan di RSUD Abu Nawas Kota kendari
- Lama dan jenis persalinan
- Ibu mengatakan persalinannya lama. Sehingga dilakukan dengan cara
operasi caesar
- Penolongan persalinan
Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh dokter
- Cara untuk memudahkan persalianan
Dengan cara caesar
- Komplikasi waktu lahir
3) Post Natal
- Kondisi bayi
BB lahir : 2700 gram

PB lahir : 49 cm

- Penyakit saat lahir


Ibu mengatakan pada saat lahir Nn. A tidak mempunyai penyakit.
- Problem menyusui
Ibu megatakan tidak ada masalah saat menyusui .
- Penyakit yang pernah di alami
Sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit yang berat dan
hanya pernah mengalami panas / demam.
- Kesehatan yang dialami
Ibu mengatakan Nn. A tidak pernah mengalami jatuh atau kecelakaan.
- Riwayat operasi
Ibu megatakan Nn. A tidak pernah di lakukan tindakan operasi.
- Riwayat alergi
Ibu megatakan Nn. A tidak mempunyai riwayat alergi.
- Riwayat pengobatan
Ibu klien mengatakan saat Nn. A sakit atau demam sebelum dibawah ke
puskesamas untuk mendapatkan pengobatan.
- Perkembangan anak di banding saudara-saudaranya
Nn. A tidak mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. H dan Ny. S

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


- Penyakit anggota keluarga
Keluarga Nn. A tidak ada yang mengalami penyakit yang menular seperti TB
dan Hipertensi.

27
- Genogram
Ayah Ibu

3. Riwayat Imunisasi

Tabel 3.1 Riwayat Imunisasi Nn. A di Puskesmas Puuwatu Kota


Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Waktu
No Jenis Imunisasi Pemberian Reaksi Pemberian Setelah
Pada usia 6 Membentuk abses
1. BCG bulan 1-2 bulan
IV) Usia 3,4,5
2. DPT (I, II, III, bulan Demam 1 hari
IV) Usia 3,4,5
3. Polio (I, II, III, bulan Tidak ada reaksi
4. Campak - -
5. Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi

4. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik

Berat badan : 6300 gram

Tinggi badan : 60 cm

28
3. Waktu tumbuh gigI : Nn. A belum tumbuh gigi
B. Perkembangan
tiap Tahap
Usia anak saat :
1. Berguling : Nn. A berguling saat 4 bulan
2. Duduk : Nn. A belum duduk
3. Merangkak : Nn. A merangakak pada usia 7 bulan.
4. Berdiri : Nn. A belum berdiri
5. Berjalan : Nn. A belum berjalan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : Usia 5 bulan
7. Bicara pertama kali : Nn. A belum bicara

8. Berpakaian tanpa bantuan : Nn. A belum dapat berpakain tanpa

bantuan

5. RiwayatNutrisi A.
Pemberin ASI
Pertama kali disusui : Nn. A Pertama kali disusui umur 2 minggu
Cara pemberian : Menyusui
Lama pemberian : Saat ini Nn. A masih disusui oleh ibunya
Pemberian Susu Formula
Ibu mengatakan anaknya tidak diberikan susu formula.
Pola Perubahan Nutrisi Setiap Tahun Usia Sampai Nutrisi Saat Ini Pada
usia 0-4 bulan jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI dan lama
pemberian 6 bulan. Pada usia 4 -12 jenis nutrisi yang diberikan yaitu
bubur saring ditambahkan telur. Sedangkan pada saat ini jenis nutrisi
belum diketahui dan lama pemberian belum diketahui.

29
6. Riwayat Pasien Sosial
- Tempat tinggal
Nn. A diasuh oleh kedua orang tuanya dan tinggal dirumah yang sama
- Lingkungan rumah
Hubungan anggota keluarga baik
- Apakah rumah dekat sekolah dan ada tempat bermain
Rumah tempat tinggal Nn. A jauh dari sekolah dan tidak ada tempat
bermain.
- Rumah tidak ada tangga biasa
Ibu mengatakan rumah tempat tinggal tidak mempunyai tangga
- Hubungan antara anggota keluarga
Hubungan dalam keluarga baik
- Pengasuh anakNn. A diasuh oleh kedua orang tuanya
7. Riwayat Spritual
- Suportn system dalam keluarga
Dalam keluarga mereka saling mendukung dalam mengambil
keputusan.
- Kegiatan keagamaan
Dalam kegiatan keagamaan keluarga selalu melakukan bersama-sama
8. Reaksi Hispotalisasi
- Pemahaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap
o Ibu membawah anaknya ke puskesmas
Saat Nn. A sakit ibu langsung membawah Nn. A ke puskesmas.
o Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
Dokter menjelaskan kondisi, diagnosa dan rencana pengobatan
yang akan dilakukan oleh medis atau perawat.
o Orang tua nampak cemas dan khawatir
Ibu merasa cemas dengan kondisi anaknya.
o Orang tua selalu berkunjung ke puskesmas
Bila anak demam ibu berkunjung ke puskesmas.

30
o Ibu klien yang menemani atau tinggal dengan klien pada saat ini
9. Aktivitas Sehari-hari

No. Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit

1. Selera makan Selera makan sangat Selera makan


baik tidak ada /
menurun
2. Menu makan Bubur/Nasi Makanan hanya
Bubur
3. Frekwensi makan Makanan 3× sehari
dengan 1 porsi
bubur dihabiskan
4. Makan pantangan - -
5. Makanan yang disukai - -
6. Perubahan pola makanan - -

31
A. Cairan

No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jenis minuman air putih air putih
2. Frekwensi Nn. A minum kurang lebih Nn. A
minuman 7- 12 kali sehari minum ± 7-

9 kali
perhari
3.Kebutuhan garam - -
4.Cara Pemenuhan - -

No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

BAB

1. Frekwensi (waktu) 1× sehari 3× sehari


2. Konsistensi Padat, lembek Cair + ampas
3. Kesulitan Tidak ada kesulitan -
4. Obat pencegah Tidak ada Tidak ada
5. BAK
6. Frekwensi 3× atau 4× sehari > 3× sehari
7. Volume 1000 cc 1000 cc
8. Warna atau kejernian Jernih Kekuningan Kuning pekat
(warna teh pekat)

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

32
1. Mandi
- Frekwensi 2 sehari -
- Alat mandi Sebelum mandi -
Cuci rambut 2x sehari -
2. - Frekwensi 3 seminggu -
- Cara Dicuci oleh ibunya -
Gunting kuku
3. - Frekwensi 1 dalam 2 minggu -
- Cara Dipotong oleh ibunya -
Gosok gigi - -

Aktivitas/ Mobilitas Fisik pada Nn.

No. Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari - -
2. Pengaturan jadwal - -
3. Pengaturan alat bantu - -
aktivitas
Kesulitan pergerakan Tidak ada Terhalang oleh
tubuh infuse

10. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan Umum Klien

33
1. KU lemah
2. Kesadaran Compos mentis
B. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 37
Nadi : 80 menit
Respirasi : 30 menit
Tekanan darah : 90/80 Mmhg
Tinggi badan : 140 cm
Berat badan : 35 kg
Hidung : Bersih tidak ada peradangan Kelenjar
pada leher : Tidak ada pembengkakan pada leher
Dada
Bentuk dada : Bentuk dada smetris
Perbandingan ukuran anterior-postenor dengan transversal :
Gerakan dada : Simetris antara kiri dan kanan
Suara napas : Vesikuler
Clubbing finger : Normal

E. Sistem Cardio Vasculer


1. Conjungtiva: Pink

Suara jantung S1, S2 : Normal

Capitarry refilling time : ≤ 3 detik

Sklera : Tidak ada ikterus

Mulut : mucosa mulut kering

Jumlah gigi :

Kemampuan menelan : Tidak ada masalah

Abdomen : Peristaltik usus 24x/menit

Arus : Tampak kemerahan darah anus

34
G. Sistem Indra
1. Mata
A. Kelopak mata : Bersih tidak anemis pada kunjungtiva
B. Pemeriksaan virus :-
C. Lapang pandang :-
2. Hidung
A. Penciuman : Tidak ada masalah pada penciuman
3. Telingan
A. Keadaan daun telinga : Bersih tidak ada kelaianan
B. Fungsi pendengaran : Baik tidak terdapat kuman pada lubang
telinga.
H. Sistem Saraf
1. Fungsi cesebral
a. Status mental : Baik, tidak ada gangguan
b. Kesadaran
4. Refleks Basep : Compos mentis
c. Bicara ekspresive
I. Sistem muskulo skeletal :-

2. Fungsi 1. Kepala : Tidak ada kelainan


Mutorik 2. Vertebrata : Tidak ada kelaianan
3. Pelvis : Tidak ada kelaianan
4. Lutut : Tidak ada kelaianan
5. Kaki : Kedua kaki normal
6. Tangan : Kedua tangan normal
J. Sistem Intagumen
1. Rambut : Pendek
2. Kulit : Bersih
3. Kutu : Pendek
K. Sistem Endokrin
1. Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar
thyroid
2. Eksliresi urine :-

35
Nn. A tidak mengalami kelemahan otak, kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah.
3. Fungsi Tensus
Nn. A merasakan semula rangsangan yang diberikan
L. Sistem Perkemihan
Tidak ada gangguan pada sistem perkemihan.
M. Sistem Reproduksi
Vagina Bersih tidak ada
kelaianan
N. Sistem Imun
Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi

11. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Motorik kasar :-
Motorik halus :-
Bahasa :-
Personal hygiene : Belum mandiri

12. Test Diagnostik


Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hermatologi pada An. T

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

3
Wbc 5,6 4,6 - 10,00 10 /UL

HGB 10,2 12,0 -16.0 9/dl


HcT 29,1 35,0 - 45,0 %
MCV 79,3 83,9 -99,1 FI
MCH 27,8 27,0 - 34,0 Pg
6
RBC 3,6 4,50 -5,50 10 /UL

PLT - - -

36
13. Therapi Medis
- Pemberian Cotri 480 gram 2 x 2

- Leoperamide 3 x 1

- Paracetamol 3 x 1

- Vitamin B Kompleks 2 x 1
C. Daftar Rumusan Masalah
A. Klarifikasi Data
Data Subyektif
1. klien mengatakan BAB sejak 5 hari yang lalu
2. klien mengatakan BAB encer 3 sehari sejak tadi pagi
3. klien mengatakan lemas
4. klien mengatakan kurang nafsu makan
Data Obyektif

1. Nampak BAB encer 3


2. Mukosa bibir kering
3. Turgor kulit kering

4. Klien tampak lemas

5. Peristaltik 24 menit

6. Tanda-tanda vital

A. Nadi : 138 /menit


:

3
B. Pernapasan 0/menit
C. Suhu badan : 37

7. Tamapak kemerahan didaerah anus


8. IV RL 18 TPM
D. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH

37
1. Data Subyektif Virus, Parasit, Bakteri, Diare
- klien mengatakan BAB Mikroorganisme
sejak 5 hari yang lalu
- klien mengatakan BAB Infeksi pada sel
encer 3 sehari
Data obyektif Berkembang diusus
- Namapak BAB encer
3 Hipersekresi air dan
- Peristaltik 24 elektrolit
menit
- Anak tampak lemah Isi rongga usus
dan lemas berlebihan
Diare

Diagnosa keperawatan pada Nn. A

Tujuan dan Kriteria Hasil


No Diagnosa Keperawatan Intervensi (NIC)
(NOC)

1 Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan NIC :



proses infeksi, inflamasi tindakan keperawatan Diarhae Menagement
diusus 3x24 jam diharapkan - Evaluasi efek
Data subyektif : Diare pada pasien samping
- kline mengatakan BAB teratasi. pengobatan
sejak 5 hari yang lalu NOC : terhadap
- kline mengatakan BAB Kriteria hasil : gastrointestinal

encer 3 sehari Fases berbentuk, - Ajarkan pasien
Data obyektif : BAB sehari sekali untuk
- Namapak BAB encer tiga kali menggunakan obat

38

3 Menjaga daerah anti diare
- Peristaltik 24 menit sekitar rectal dari - Evaluasi intake
Anak tampak lemah dan iritasi makanan yang

lemas Tidak mengalami masuk
diare - Identifikasi faktor

Menjelaskan penyebab dari
penyebab diare dan diare
rasional tindakan

Mempertahankan - Monitor tanda dan
turgor kulit gejala diare

F. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi


Tindak Keperawatan

Nama Pasien : Nn. A


Nama Mahasiswa : Yuniarti
NIM : 144012 01700089 8
Ruang Rawat Inap : Puskesmas Puuwatu
No. Registrasi :
Tanggal/
Jam Implementasi Evaluasi

Senin Menganjurkan kepada S :


25/Juni/2
018 ibu klien untuk - klien mengatakan bab encer ± 3x
Jam
09.00 memberikan obat anti Sehari
Jam diare pada klien - klien mengatakan masih adanya
09.15
kemerahan pada daerah anus
O:

39
Jam Mengopservasi turgor - Fases berbentuk, BAB sehari sekali
11.00
kulit tiga kali
- Belum mampu mempertahankan
Jam turgor kulit
11.15 - Keluarga belum mampu
Anjurkan klien untuk
mempertahankan kelembaban kulit
mengganti pakaian
yang
pada klien
Jam longgar pada klien
- Pemberian Cotri 480 gram,
12.30
Leoperamide, Oaracetamol,
Memonitoring kulit Vitamin B Kompleks
akan adanya A :
kemerahan
- Diare(sedang)
- Kerusakan integritas kulit
Penatalaksanaan
pemberian medikasi P : Intervensi 1,2,3,4 dan 5 di lanjutkan
infuse

Selasa Menganjurkan klien S :


26/Juni/2 untuk makan
018 makanan - klien mengatakan bab encer
Jam
09.00 banyak serat - klien mengatakan masih adanya

40
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap
individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya
sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan akan
tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta
keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini selain
peran dari keluarga diperlukan juga profesi yang bekerja dalam kesehatan keluarga,
contohnya saja teori dalam keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian
keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan
kesejahteraan keluarga akan meningkat pula.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
memahami dan melaksanakan proses asuhan keperawatan keluarga.

1
DAFTAR PUSTAKA

Data Puskesmas Puuwatu, 2016.


Depkes, 2010. Penatalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak. Jakarta : Depkes RI.
Friedman, Marilyn M.dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, &
Praktik. Indonesia. Buku Kedokteran EGC.
Harmoko.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Lueckenotte, Annette Giesler (1998). Pengkajian Keperawatan keluarga, cet 1, EGC.
Jakarta.
Maya & Fida, 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta : D – Medika
Nugroho, Wahjudi (2000). Keperawatan Keluarga.ed 2. Lia Astika Sari. EGC. Jakarta.
Ngastiah. 2007. Perawatan anak Sakit. Jakarta : EGC
Nurrachma dan Ratna. 2010. Terapi cairan dan Elektrolit. Jakarta : EGC.
Roach, S. (2001). Introductory Family nursing. Philadelphia: Lippincott.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai