Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Penerapan Komunikasi Pada Keperawatan Komunitas”


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi
Dosen Pembimbing :
Dr. Yessy Dessy A.M.Kep.Sp.Kom.

Disusun Oleh : Kelompok I


1. Dimas Kriesna Bayu 01/(P27820416001)
2. Nolita Tri Anjasari 03/(P27820416004)
3. Elly Yulianti Widiastutik 05/(P27820416006)
4. Rosita Ida Ningrum 30/(P27820416056)
5. Dea Dianira Syafitri 31/(P27820416058)
6. Reva Sonia Fauzia P. 33/(P27820416064)
7. Fiqi Maudina Ramadhani 35/(P27820416066)
8. Nadila Dwi Santika 37/(P27820416069)
9. Novi Priyamsari 39/(P27820416076)

Tingkat : II – A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Komunikasi Pada Keperawatan
Komunitas” ini dengan baik. Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu melalui media
elektronik dan berbagi media pendukung lainnya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai tujuan yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi yang dibimbing oleh Ibu Dr. Yessy Dessy A.M.Kep.Sp.Kom dan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa dalam bidang kesehatan.

Makalah ini tersusun berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Yessy Dessy A.M.Kep.Sp.Kom, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Komunikasi.
2. Penulis blog dalam website yang kami jadikan sebagai sumber materi dalam pembuatan
makalah ini.
3. Teman-teman dan tim kelompok yang selalu memberi dukungan kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari para pembaca. Kami berharap makalah ini
dapat berguna dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya.

Sidoarjo, 25 Oktober 2017

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3
A. Definisi Komunikasi ..................................................................................................3
B. Pengertian Komunitas ................................................................................................4
C. Fungsi Komunikasi ....................................................................................................4
D. Proses Komunikasi.....................................................................................................4
E. Prinsip dan Teknik Komunikasi pada Perawatan Komunitas ........................ ............6
BAB III PENUTUP .................................................................................................. ............8
A. Kesimpulan .................................................................................................... ............8
B. Saran .............................................................................................................. ............8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... ............9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
dimana keterampilan hubungan antar manusia serta keterampilan organisasi diterapkan
dalam hubungan yang serasi dengan keterampilan anggota profesi kesehatan lain, demi
memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perawatan kesehatan masyarakat
ditujukan kepada individu dan kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan
berkelanjutan sebagai upaya pendekatan yang komprehensif. Selain itu masyarakat/
komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
mencapai kesehatan komunitas, peningkatan kesehatan yang betujuan untuk, mencapai
kesehatan komunitas.

Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat (nursing process


community) diupayakan dekat dengan masyarakat melalui pendekatan komunikasi yang
baik sebagai strategi pelayanan kesehatan. Sehingga dengan pendekatan komunikasi yang
efektif dan efisien ini, seorang perawat komunitas mampu memberikan rangsangan dan
memotivasi masyarakat di wilayah binaannya dengan mengunakan alat komunikasi yang
sederhana.

Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk paling sering sebagai sumber
konflik dan menghambat suksesnya kinerja kelompok. tidak ada kelompok yang dapat
bertahan tanpa dibarengi dengan komunikasi.karena komunikasi berfungsi untuk
mengendalikan, memotivasi, mengungkapkan emosi dan informasi – informasi baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian Definisi Komunikasi menurut beberapa ahli ?
2. Bagaimana pengertian Komunitas dari sudut pandang berbeda ?
3. Apa saja fungsi dari Komunikasi ?
4. Bagaimana proses Komunikasi yang berlangsung dalam Komunitas ?
5. Apa saja Prinsip dan Teknik Komunikasi pada Perawatan Komunitas ?

B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian, fungsi, proses dalam komunikasi teurapeutik.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan komunikasi terapeutik di komunitas/ masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenis Komunikasi
Menurut Scott M Cotlip, dkk (2007 : 225) mengemukakan bahwa komunikasi
adalah proses timbal balik ( resiplokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi,
membujuk, memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh
kontek para komunikator dan kontek sosialnya.

Meyer(1963 ) dalam Sudarwan denim (2004 : 104) mengemukakan bahwa dalam


hubungan antar manusia rintangan – rintangan dalam komunikasi dapat dihilangkan
sehingga menjauhkan terjadinya salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif
dari kepribadian manusia.

Perawat komunitas adalah mereka yang mampu menciptakan suasana


berkomunikasi yang kondusif dalam rangka mencapai tujuan lembaganya. Susana curiga ,
tidak komunikatif, rasa takut dan sebagainya merupakan penghambat tidak tercapainya
tujuan. Dalam hal ini tujuan yang dimaksud adalah peningkatan kesehatan masyarakat
diwilayah komunitas. Pada sisi lain Stepen P Robin (2007:392), bahwa komunikasi adalah
penyampaian dan pemahaman makna. Lebuh lanjut dikemukakan bahwa hanya lewat
perpindahan makna dari satu orang keorang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan.
Selanjutnya dikemukakan bahwa komunikasi yang sempurna adalah bila pikiran atau ide
disampaikan dipersepsikan penerima persis sama dengan yang dibayangkan oleh pengirim.

B. Pengertian Komunitas
Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang,yaitu sebagai berikut:
1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu memiliki
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan ( Wahid Iqbal Mubarak 2009:2).
2. Koendjaraningrat (1990) komunitas sebagai satu kesatuan hidup manusia yang
menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut satu system adat istiadat serta
terikat oleh identitas suatu komunitas.

Maka bertitik tolak dari defenisi komunikasi dan komunitas yang telah dikemukakan
di atas dikemukakan pengertian bahwa komunikasi keperawatan komunitas adalah proses
timbal balik ( resiplokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk, memberi
perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh kontek para komunikator dan
kontek sosialnya yang dilakukan oleh perawat kepada masyarakat sebagai penerima
informasi.melalui komunikasi yang dilakukan oleh perawat dalam komunitasnya upaya –

5
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan
secara langsung terhadap individu, keluarga sehingga dengan demikian indivudu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentipikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
4. Menanggulangi masalah kesehatah yang mereka hadapi.

5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi dapat


meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

C. Fungsi Komunikasi
Komunikasi pada komunitas berfungsi untuk pengendalian, motivasi,
pengungkapan emosi, dan informasi.Berfungsi mengendalikan artinya hirarki wewenang
dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh masyarakat bila ingin
mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan kesehatannya. Sementara itu
berfungsi memperkuat motivasi artinya yaitu dengan memberikan penjelasan kepada
masyarakat tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka menjaga kesehatannya
dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki derajat kesehatannya. Sedangkan
komunikasi sebagai pengungkapan emosi artinya dimana melalui komunikasi yang terjadi
didalam komunitas itu merupakan mekanisme masyarakat menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan terhadap lingkungannya. Dan yang terakhir komunikasi berfungsi sebagai
informasi artinya komunitas dapat mengambil keputusan melalui penyampaian data guna
mengenali dan mengevaluasi pilihan – pilihan alternatif

D. Proses Komunikasi
Sebelum komunikasi berlangsung dalam komunitas diperlukan tujuan yang
dinyatakan sebagai pesan yang harus disampaikan.Pesan itu disampaikan dari sumber ke
penerima diubah kedalam bentuk simbolik dan diteruskan melalui sejumlah media
kepenerima.
Menurut Stepen P. Robbin (2007 : 393) komunikasi terdiri atas tujuh bagian yaitu :
1. Sumber komunikasi
2. Pengkodean.
3. Pesan

6
4. Saluran
5. Dekoding
6. Penerima
7. Umpan balik

Sumber mengawali pesan dengan mengkodekan pikiran. Pesan adalah produk fisik
aktual dari sumber yang melakukan pengkodean. Bila kita berbicara, pembicaraan itu
adalah pesan. Bila kita menulis, tulisan itulah pesan. Ketika kita melakukan gerakan
isyarat, gerakan tangan dan ekspresi wajah kita itu merupakan pesan. Saluran adalah,
medium tempat pesan diantarkan. Dekoding adalah penterjemahan symbol-simbol
kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh penerima. Penerima adalah objek yang
menjadi tujuan penyampain pesan, selanjtnya umpan balik adalah pengecekan mengenai
seberapa sucses kita menyampaikan pesan seperti yang dimaksudkan semula.

E. Prinsip dan Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Perawatan Komunitas

Wahid IQbal Mubarak (2009:23) mengemukakan bahwa tempat pelaksanaan


kegiatan perawatan komunitas adalah: Puskesmas, rumah, sekolah, perusahaan-
perusahaan, dan panti-panti. Selanjutnya yang menjadi sasaran dari pelayan perawatan
komunitas adalah: individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat. Berangkat dari
sasaran pelaksanaan keperawatan komunitas yang telah dikemukakan di atas, dikethui
bahwa sasaran (objek) dari pelaksanaan perawatan komunitas terdiri dari 4 (empat) yaitu:
(1), individu, (2), keluarga, (3), kelompok khusus, dan (4), masyarakat. Dengan demikian,
teknik komunikasi yang diterapkan harus menggunakan pendekatan yang sesuai.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan
khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih saying/ cinta (Johnson,
1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja


akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah
legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan
citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting
adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
Dalam profesi keperawatan, komunikasi sangat penting antara perawat dengan
perawat, dan perawat dengan klien, khususnya komunikasi antar perawat dengan klien

7
dimana dalam komunikasi itu perawat dapat menemukan beberapa solusi dari
permasalahan yang sedang dialami klien, dan komunikasi ini dinamakan dengan
komunikasi terapeutik. Akan tetapi dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik ini ada fase-
fase, tehnik-tehnik, dan faktor-faktor, serta proses komunikasi terapeutik tersebut dalam
perawatan sehingga pelayanan/asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik serta
memberikan tingkat kepuasan pada klien.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari
praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh
dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan


komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu
ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal.
Tiga unsur komunikasi yaitu:
1. Pengirim pesan atau sering juga disebut sebagai sender, komunikator.

Pengirim pesan harus dapat menuliskan atau menyandikan pesan dengan baik dan
jelas. Dan Juga membuat encoding yang ditujukan kepada seseorang atau beberapa orang,
dan memilih media, serta meminta kejelasan kepada penerima apakah pesan telah diterima.
2. Penerima pesan atau sering disebut sebagai receiver atau komunikan.
Penerima pesan harus mendengarkan atau berkonsentrasi agar pesan dapat diterima
dengan benar, dan memberikan umpan balik yang disebut dengan decoding kepada
pengirim pesan bahwa pesan telah diterima dengan benar.
3. Media atau saluran yang digunakan sebagai alat untuk mengirimkan pesan.

8
Proses komunikasi harus merupakan komunikasi dua arah. Yakni, pengirim
menuliskan dan mengirimkan pesan melalui media yang dipilihnya, dan penerima pesan
menuliskan kembali pesan yang dia telah terima, serta menyampaikan bahwa pesan telah
diterima dengan baik dan benar. Pesan ada yang informatif yaitu pesan yang disampaikan
berupa informasi dan pesan yang persuasif yaitu pesan yang disampaikan untuk
mempengaruhi orang lain agar tertarik pada ide dari pesan yang disampaikan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi sehubungkan


dengan pesan yang disampaikan yaitu :
1. Bila pesan sering diulang, panjang maka pesan akan berlalu begitu saja.

2. Apabila pesan / ide yang dikemukakan/ditawarkan dengan gaya persuasif orang


akan tertarik akan ide tersebut.

3. Bila pesan/ide tidak disampaikan kepada orang maka mereka tidak akan
memegangnya dan menanyakannya.
Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan (noise) yang disebabkan
oleh berita yang disampaikan tidak jelas, sehingga penerima berita mengartikannya tidak
secara menyeluruh, atau gangguan lain yang mempengaruhi media komunikasi.

Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh
komunikator/ sender dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual/nyata) oleh
komunikan/ receiver. Kemudian penerima pesan menyampaikan kembali bahwa pesan
telah diterima dengan baik dan benar. Artinya ada komunikasi dua arah atau komunikasi
yang timbal balik.

Lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif
adalah clarity, accuracy, contex, flow dan culture.

Strategi dalam membangun komunikasi efektif : ketahui mitra bicara (audience),


ketahui tujuan, perhatikan konteks, pelajari kultur, dan pahami bahasa.

Dalam komunikasi lisan, informasi disampaikan secara lisan/verbal melalui kata-


kata. Penyampaikan informasi seperti ini dinamakan berbicara. Komunikasi lisan akan
menjadi lebih efektif apabila diikuti dengan tinggi rendah, lemah lembut, dan perubahan
nada suara yang disesuaikan. Dengan demikian kata-kata adalah isi sebuah pesan,
sedangkan bahasa tubuh, nada suara adalah konteks dimana pesan itu melekat.

Komunikasi non verbal menunjukkan adanya lima fungsi yaitu: Repetition,


Contradiction, Substitution, Complemneting, dan Accenting.

Perbedaan budaya dalam komunikasi dapat berakibat lebih buruk dibandingkan


dengan perbedaan dalam bahasa dalarn komunikasi, bahasa mempunyai peran yang sangat
penting, walaupun kadang-kadang keliru dalam mengartikannya sebagai akibat seluk beluk

9
bahasa yang tidak dimengerti. Didalam bahasa, ada kata-kata denotasi / harafiah, dan ada
kata_kata konotasi, dan dengan menggunakan logat bahasa tertentu dapat menimbulkan
perbedaan pengertian.

Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus


rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam
asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang
panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus
memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lain yaitu otonomi
dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang perawat serta salah satu
upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses keperawatan yang diberikan kepada
klien. Untuk dapat melakukannya dengan baik dan efektif diperlukan strategi yang tepat dalam
berkomunikasi sehingga efek terapeutik yang menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat
tercapai.

Peranan komunikasi dalam pembangunan dan dalam proses keperawatan sangatlah


penting. Komunikasi yang digunakan dalam proses keperawatan adalah komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien
yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan
berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin. Untuk
melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan yang
cukup dan memahami tentang dirinya.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa pentingnya
komunikasi dalam kehidupan kita sehari – hari terutama dalam proses pembangunan dan dalam
proses keperawatan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang
sesuai dalam pergaulan sehari – hari, khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang
perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang baik dengan pasien guna untuk
menjalin kersama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk
kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang
terdapat di tempat kita bekerja.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1977 Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek. Bandung : penerbit Armico
Suryani (2005), Komunikasi Terapeutik; teori &praktik. Jakarta: EGC
Widjaja, A.W.2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

https://ojantikareborn.wordpress.com/2011/11/08/komunikasi-teuapeutik-pada-keperawatan-
komunitas/

12

Anda mungkin juga menyukai