Anda di halaman 1dari 22

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Jiwa II

Dosen pengampu : Ns.Duma.L.T, M.Kep, Sp.Kep.J

Disusun oleh :

Retno Arum Sari 1810711002


Bunga Indah Sari 1810711027
Anindita Putri Suwarno 1810711042
Rahmadia 1810711107
Zihan Evrianti S. 1810711096

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia terlahir sebagai individu dan makhluk social.
Sebagai makhluk individu, manusia sering diliput oleh keinginan-
keinginan. Dan sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dihindarkan
dari interaksi sosial dan perlu hidup berkelompok antara satu dengan
yang lainnya, saling berhubungan untuk belajar dan mencari
pengalaman. Kebutuhan sosial yang dimaksud meliputi: rasa menjadi milik
orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan
penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri. Dengan demikian
ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa
melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa
memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan
atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Beberapa keuntungan
yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok
melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji
realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas
( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan
jiwa. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai
realitas (reality testingability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan
orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing
dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara
konsisten kepada klien tentang realitas disekitarnya. Stimulus tersebut
meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain,
waktu, dan tempat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan TAK Orientasi Realita?
2. Apa tujuan dan fungsi dari TAK Orientasi Realita?
3. Apa saja komponen kelompok pada TAK Orientasi Realita?
4. Bagaimana tahap pada TAK Orientasi Realita?
5. Bagaimana kriteria klien yang membutuhkan TAK Orientasi Realita?
6. Apa saja peran perawat dalam TAK Orientasi Realita?
7. Apa saja jenis pada TAK Orientasi Realita?
8. Bagaimana Sesi TAK Orientasi Realita berdasarkan pada Gangguan klien
dengan Waham?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan TAK Orientasi Realita
2. Memahami tujuan dan fungsi dari TAK Orientasi Realita
3. Mengetahui komponen kelompok dalam TAK Orientasi Realita
4. Memahami tahap pada TAK Orientasi Realita
5. Mampu menentukan kriteria klien yang membutuhkan TAK Orientasi
Realita
6. Mengetahui peran perawat dalam TAK Orientasi Realita
7. Mengetahui jenis pada TAK Orientasi Realita
8. Mampu mengkaji sesi TAK Orientasi Realita berdasarkan kasus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian TAK Orientasi Realita


Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif,
ketakutan, kebencian, berkompetitif, memiliki kesamaan, memiliki
ketidaksamaan, kesukaan, dan ketertarikan yang sama (Yalom, 1995 dalam
Stuart & Laraia, 2001).
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan klien menilai dan
merespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan (Kusunawati, 2012)
TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan Karlina
(2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi
nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat
(2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri,
orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.
TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan
nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan
waktu. (Kusunawati, 2012). Klien dengan gangguan jiwa psikotik,
mengalamipenurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien
tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini
dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya
ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada
aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas
di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

B. Tujuan dan Fungsi TAK Orientasi Realita


Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
1) Tujuan Umum :
Tujuan umum TAK Orientasi realita adalah klien mampu mengenali
orang, tempat dan waktu sesuai kenyataan
2) Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari TAK orientasi realita adalah :
 Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
 Klien mengenal waktu dengan tepat
 Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di
sekitarnya dengan tepat
Dapat disimpulkan, Fungsi TAK Orientasi realita antara lain:
 Mengupayakan pasien untuk mengidentifikasi stimulus internal
(fikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim,
bunyi, situasi alam sekitar)
 Dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
 Dapat berbicara sesuai realita
 Mampu mengenali diri sendiri serta orang lain, waktu dan tempat

C. Komponen kelompok
1. Struktur kelompok
Menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan
hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas
dan membantu pengaturan pola perilaku serta interaksi. Struktur dalam
kelompok diatur dengan adanya pemimpin, dan anggota, arah komunikasi
dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2. Besar kelompok
Jumlah kelompok kecil menurut Stuart dan Laraia (2001) adalah 7-10,
menurut Lancester (1980) adalah 10-12 orang, sedangkan menurut
Rawlins, Williams, dan Beck (1993) adalah 5-10 orang. Jika anggota
kelompok terlalu besar, tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu
terlalu kecil, kelompok tidak mengalami cukup variasi pertukaran
informasi dan interaksi yang terjadi.
3. Lamanya sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi kelompok
yang baru (fungsi kelompok yang masih rendah) dan 60-120 menit bagi
kelompok yang sudah kohesif (fungsi kelompok yang tinggi) (Stuart &
Laraia, 2001).
4. Komunikasi
Salah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah
mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi dalam kelompok.
Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran kepada
anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
5. Peran kelompok
Ada 3 peran dan fungsi kelompok dalam kerja kelompok (Berne &
Sheats, 1948 dalam Stuart & Laraia, 2001), maintenance roles, task roles,
dan individual roles. Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam
mempertahankan proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu
focus pada penyelesaian ugas. Individual roles adalah peran yang
ditampilkan anggota kelompok secara khas dan kemungkinan terjadi
distraksi pada kelompok.
6. Kekuatan kelompok
Kemampuan anggota kelompok dalam memengaruhi jalannya
kegiatan kelompok. Utnuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang
bervariasi, diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan
siapa yang membuat keputusan dalam kelompok.
7. Norma kelompok
Standar perilaku yang ada dalam kelompok.
8. Kekohesifan
Kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan. Hal
ini memengaruhi anggota kelompok untuk bertahan dalam kelompok.
D. Tahap TAK
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang
diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya dan
keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
1. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
2. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.

c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok
lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.

d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

E. Kriteria Klien
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan :
a. Salah mengenal orang lain, tempat, dan waktu
b. Halusinasi
c. Dimensia
d. Kebingungan
e. Tidak kenal dirinya
F. Peran perawat dalam TAK
1. Leader dan Co-Leader
Bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam
kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan
tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok
mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi
kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan
bergerak secara dinamis
2. Fasilitator
Bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar
dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
3. Observer
Bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas
terapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop
out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)
G. Jenis TAK
1) Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang
paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut:
2) TAK sosialisasi(untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada
tahap mampu berintraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik)
3) TAK stimulus persepsi sensori (untuk klien yang yang mengalami
gangguan sensori)
4) TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol
halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita
dan sehat secara fisik)
5) TAK stimulus persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
6) TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah)
7) TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya konstruktif, klien menarik diri yang telah
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap)
Jenis TAK Orientasi Realita
a) TAK Orientasi Realitas pengenalan orang
b) TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
c) TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu
TAK ORIENTASI REALITA
Sesi 1 : Pengenalan Orang
A. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tenis
4. Tape recorder/CD player
5. Kaset/CD berirama riang ( sesuaikan dengan kondisi klien )

D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi.
a. Salam terapeutik :Salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi/validasi.
c. Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Kontrak.
1. Terapis menjeskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesaI
3. Tahap kerja
a. Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing
klien
b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, dan asal
c. Terapis meminta masing-masing klien menuliskan
nama panggilan di papan nama yang dibagikan
d. Terapis meminta masing-masing klien
memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum
jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
e. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape
recorder/CD player akan dinyalakan, saat musik
terdengar bol tanis dipindahkan dari satu klien ke klien
lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain
( minimal nama panggilan ).
f. Ulangi langkah e sampai semua klien mendapatkan
giliran
g. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan
klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain
sesuai dengan nama panggilan
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang
akan datang, yaitu “ mengenal tempat”
2) Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita orang,
kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat
menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien
lain. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Kemampuan mengenal orang lain:
Nama Pasien
No Aspek yang dinilai
Menyebutkan nama klien
1
lain
Menyebutkan nama
2
panggilan klien lain
Menyebutkan asal klien
3
lain
Menyebutkan hobi klien
4
lain

Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien untuk
mengetahui nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain. Beri tanda ( V )
jika klien mampu dan tanda ( - ) jika klien tidak mampu

2) Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

TAK ORIENTASI REALITA

Sesi 2 : Pengenalan Tempat


A. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mengenal tempat tidur
5. Klien mengenal ruangan perawat, ruang istirahat, ruang makan,
kamar mandi, dan WC

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan tempat perawatan klien

C. Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD lagu berirama riang ( sesuaikan dengan kondisi klien )
3. Bola tenis

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Orientasi lapangan

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
 Mengingatkan kontrak pada klien peserta sesi 1 TAK
orientasi realita
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih mengigat nama-nama
klien yang lain
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
tempat yang biasa dilihat
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan: klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat
b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorde/CD player
lagu, sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke peserta
yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang
sedang memegang bola tenis akan diminta menyebutkan nama
rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat
c. Terapis menyelakan tape recorder, menghentikan lagu, dan
meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan
nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sapai
semua peserta mendapat giliran.
d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar
e. Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC,
ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-
nama tempat
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu
mengenal waktu
2) Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.

Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit


Nama pasien
NO Aspek yang dinilai
Menyebutkan nama rumah
1
sakit
Menyebutkan nama
2
ruangan
Menyebutkan letak kantor
3
perawat
Menyebutkan letak kamar
4
mandi dan WC
Menyebutkan letak kamar
5
tidur
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal tempat-
tempat di ruangan rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda R jika klien
mampu dan tanda S jika klien tidak mampu

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien

TAK ORIENTASI REALITA

Sesi 3 : Pengenalan Waktu

A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal waktu secara tepat
2. Klien dapat mengenal tanggal secara tepat
3. Klien dapat mengenal hari secara tepat
4. Klien dapat mengenal tahun secara tepat

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Klien berapa di ruangan yang ada kalender dan jam dinding

C. Alat
1. Kalender
2. Jam dinding
3. Taper recorder/CD player
4. Kaset/CD lagu berirama riang ( sesuaikan dengan kondisi klien )
5. Bola tenis

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien peserta sesi 2
TAK orientasi realita
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih
mengingat nama-nama ruangan yang
sudah dipelajari.
c. Kontrak
1) Terapis menjelskan tujuan kegiatan,
yaitu mengenal waktu
2) Terapis menjelaskan aturan main
berikut:
a. Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis’
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
b. Terapis menjelasakan akan menghidupkan tape
recorder/CD player. Sedangkan bola tenis diedarkan
dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik
berhenti,klien yang memegang bola menjawab
pertanyaan dari terapis
c. Terapis menghidupkan musik, dan mematikan
musik. Klien mengedarkan bola tenis secara
bergantian searah jarum jam. Saat musik berhenti,
klien yang memegang bola siap menjawab
pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan, tahun,
hari, dan jam saat itu. Keiatan ini diulang sampai
semua klien mendapatkan giliran
d. Terapis memberikan pujian kepada klien setelah
memberikan jawaban dengan tepat

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien memberi
tanda/mengganti kalender setiap hari
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang
sesuai dengan indikasi klien
2) Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
orientasi realitas waktu, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

Kemampuan mengenal waktu:


Nama pasien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan jam
2 Menyebutkan hari
3 Menyebutkan tanggal
4 Menyebutkan bulan
5 Menyebutkan tahun

Petunjuk :

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal waktu,
hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda R jika klien mampu dan tanda
S jika klien tidak mampu

2) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK,
pada catatan proses keperawatan tiap klien.
DAFTAR PUSTAKA

Rafli, A., dkk. 2017. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita.
Banyuwangi
Gonsaga, S.R., dkk. 2018. Makalah Keperawatan Jiwa II Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Orientasi Realita. Surabaya, diakses dari
https://www.studocu.com/id/document/universitas-airlangga/keperawatan-
jiwa/other/tak-orientasi-realita/5505440/view
Nafisah, D., dkk. 2013. Proposal Keperawatan Jiwa III Terapi Aktivitas Kelompok
Orientasi Realita di Ruang Jiwa Sejahtera RSUD DR Soetomo. Surabaya,
diakses dari https://fdokumen.site/document/tak-orientasi-realita-
56ad592722cc6.html

Anda mungkin juga menyukai