Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN POLA PENGOBATAN PENDERITA KANKER SERVIKS PADA PASIEN

RAWAT INAP DI INSTALASI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE PERIODE


2014-2015

Yuniar Firsty Oktavia Lantika, Rolan Rusli, Welinda Dyah Ayu


Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: yunfirst93@gmail.com

ABSTRAK

Kanker organ reproduksi termasuk jenis kanker yang banyak terjadi pada wanita, salah satunya yaitu kanker
serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan salah satu cara pengobatan kanker
yang digunakan adalah pengobatan kemoterapi secara injeksi intravena melalui pembuluh darah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien kanker serviks, pola pengobatan kemoterapi
pasien kanker serviks, dan dosis kemoterapi yang digunakan pasien kanker serviks. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan metode retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat rekam medik pasien
(responden) dengan jumlah total sebanyak 22 responden yang memiliki karakteristik yaitu berdasarkan usia
terbanyak adalah usia 31-40 tahun sebesar 50%, berdasarkan hubungan antara usia pertama kali menikah
dengan jumlah pernikahan terbanyak adalah usia 15-20 tahun dan menikah sekali sebesar 64%, dan
berdasarkan metastase terbanyak adalah metastase IIIB sebesar 42%. Adapun pola pengobatan kemoterapi
berdasarkan pemilihan jenis dan golongan obat kemoterapi terbanyak adalah kombinasi obat kemoterapi
karboplatin-paxus sebesar 86% dan berdasarkan efek samping obat kemoterapi terbanyak adalah efek
samping obat mual muntah sebesar 50%. Dosis pengobatan kemoterapi sesuai dengan hasil perhitungan dosis
berdasarkan BSA (Body Surface Area) dan ClCr (Creatinine Clearance).

Kata kunci : Kanker Serviks, Karakteristik Pasien, Pola Pengobatan Kemoterapi Pasien, Dosis.

ABSTRACT

Reproductive organ cancer included the type of cancer that is more common in women, one of which is
cervical cancer that caused by infection of Human Papilloma Virus (HPV) and one of the ways used to
cancer treatment is chemotherapy by injection intravenously through a vein. The aim of this study was to
determine the characteristics of patients with cervical cancer, cervical cancer patients treatment patterns,
and doses of cervical cancer patients. This is a descriptive study with retrospective method. Data was
collected by recording the medical record data (respondent) with a total number of 22 respondents which has
the characteristic that is based on the age of majority is the age of 31-40 years by 50%, based on the
relationship between age when first married with the highest number of weddings at the age of 15-20 years
and married once by 64%, and based on the most metastases is metastases IIIB by 42%. The chemotherapy
treatment patterns based on the selection of types and classes of chemotherapy drugs most used which a
combination of chemotherapy drugs carboplatin-paxus by 86% and based on the most side effects of
chemotherapy drugs is nausea and vomiting by 50%. The dose of chemotherapy treatment in accordance
with the calculated dose based on BSA (Body Surface Area) and ClCr (Creatinine Clearance).

Keywords: Cervical Cancer, Patient Characteristics, Patient Treatment Chemotherapy Patterns, Doses.

Submitted on: 8 November 2017 Accepted on: 1 December 2017

DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v1i8.89

PENDAHULUAN indonesia menjadi penyebab kematian


Penyakit kanker merupakan utama lebih dari 250 ribu kematian pada
penyakit ginekologik yang memiliki tahun 2005, dimana kurang dari 80% dari
tingkat keganasan yang cukup tinggi. Di kematian tersebut terjadi akibat kanker

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 448


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

pada wanita. Pada Negara-negara dihancurkannya jumlah sel-sel kanker.


berkembang diperkirakan akan terus Selain itu, efek samping yang berbahaya
meningkat 25% dalam kurun waktu 10 dari kemoterapi dapat dikurangi jika obat
tahun mendatang jika tidak dilakukan dengan efek beracun yang berbeda
tindakan pencegahan (Sandina, 2011). digabungkan, masing-masing dalam dosis
Di seluruh dunia, lebih dari 90% yang lebih rendah dari pada dosis yang
kanker serviks disebabkan oleh infeksi diperlukan jika obat itu digunakan
Human Papilloma Virus (HPV). Kanker tersendiri (Junaidi, 2007).
serviks merupakan keganasan yang Pengobatan kanker serviks dan
terjadi pada leher rahim. Penyakit kanker dosis yang diberikan pada pasien
serviks menunjukkan adanya sel-sel beragam sesuai dengan stadium kanker
jaringan yang tumbuh terus menerus dan serviks dan berat badan, serta tinggi
tidak terbatas pada bagian leher rahim. badan pasien yang dapat menimbulkan
Human Papilloma Virus (HPV) adalah ketidaktepatan terapi yang diberikan
kelompok besar virus yang sekitar 40 kepada pasien kanker serviks. Sehingga
jenis dapat menginfeksi daerah genital peneliti tertarik untuk meneliti dan
dan beberapa memiliki resiko tinggi mengetahui pola pengobatan yang
untuk kanker serviks. Jika sakit seseorang dilakukan dan kesesuaian dosis yang
menjadi kronis dapat menyebabkan diberikan dibandingkan dengan berat
perubahan pada sel-sel leher rahim dan badan dan tinggi badan pasien (Junaidi,
perubahan-perubahan yang dapat 2007).
menyebabkan kanker (Rasjidi, 2010).
Prinsip kerja pengobatan kanker METODE PENELITIAN
serviks adalah dengan meracuni atau Jenis penelitian yang digunakan
membunuh sel-sel kanker, mengontrol adalah penelitian deskriptif dengan
pertumbuhan sel kanker, dan pendekatan retrospektif, dengan
menghentikan pertumbuhannya agar menganalisis catatan rekam medik pasien
tidak menyebar, atau untuk mengurangi kanker serviks yang diterapi dengan
gejala-gejala yang disebabkan oleh pengobatan kemoterapi bulan januari
kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, periode 2014 sampai bulan juni periode
berbeda dengan pembedahan dan radiasi 2015 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
yang bersifat setempat, karenanya Samarinda, Kalimantan Timur.
kemoterapi dapat menjangkau sel-sel
kanker yang mungkin sudah menjalar dan HASIL DAN PEMBAHASAN
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Dua
atau lebih obat sering digunakan sebagai a. Karakteristik responden
suatu kombinasi, agar menggunakan obat Karakteristik pasien kanker serviks
yang bekerja pada bagian yang berbeda di RSUD Abdul Wahab Sjahranie periode
dari proses metabolisme sel, sehingga 2014-2015 berdasarkan usia pasien
akan meningkatkan kemungkinan ditabulasikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Usia


Usia Jumlah Pasien (orang) Persentase (%)
31-40 tahun 11 50
41-50 tahun 7 32
51-60 tahun 3 14
>60 tahun 1 4
Total 22 100

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 449


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

Tabel 2. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Hubungan antara Usia Pertama Kali menikah dengan
Jumlah pernikahan pasien
Hubungan usia dengan jumlah pernikahan Jumlah Pasien (orang) Persentase (%)
15-20 tahun dan menikah sekali 14 64
21-30 tahun dan menikah dua kali 4 18
31-40 tahun dan menikah dua kali 4 18
Total 22 100

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh Berdasarkan Tabel 2 terlihat


bahwa sebagian besar responden berada bahwa usia pertama kali menikah
pada umur 31-40 tahun (50%). Hal ini terbanyak yaitu dihasilkan pada usia 15-
berkesesuaian dengan yang dilaporkan 20 tahun dan menikah sekali sebesar 64
oleh Siboro (2006) bahwa insiden kanker %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
serviks tertinggi pada usia 35-55 tahun. pasien kanker serviks di RSUD A.W.
Pada usia 31-40 tahun merupakan masa Sjahranie periode tahun 2014-2015 yaitu
yang memungkinkan seorang wanita menikah pada usia muda dan menikah
terkena kanker serviks maka wanita usia sekali.
>35 tahun diharapkan dapat Pasien kanker serviks yang
melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap menikah satu kali sebenarnya tidak
kesehatannya terutama pemeriksaan rutin berpotensi terkena virus HPV karena
gejala kanker serviks sehingga jika pasien tidak melakukan hubungan
penyakit ini ditemukan dengan cepat dan seksual dengan pasangan yang berbeda
mudah ditanggulangi jika pada stadium sehingga memiliki risiko lebih kecil
awal jika dibandingkan ditemukan pada untuk terkena virus HPV yang
stadium lanjut. mengakibatkan kanker serviks tersebut.
Hasil penelitian juga menujukkan Namun, pasien tersebut menikah pada
bahwa terdapat pasien usia 51-60 tahun usia 15-20 tahun. Hal ini karena pada
(14%) dan >60 tahun (4%) dimana pada usia <20 tahun tersebut organ seksual
masa ini merupakan usia yang rentan atau sel mukosa belum matang dan masih
terkena kanker serviks, karena semakin rentan terhadap rangsangan sehingga
tua usia seseorang, maka semakin tidak siap untuk menerima rangsangan
meningkat risiko terjadinya kanker dari luar dari zat-zat kimia yang dibawa
serviks. Meningkatnya risiko kanker sperma, sehingga sel-sel mukosa bisa
serviks pada usia lanjut merupakan berubah sifat menjadi kanker (Wahidin,
gabungan dari meningkatnya dan 2011).
bertambah lamanya waktu pemaparan Pasien kanker serviks yang
terhadap karsinogen serta makin menikah dua kali akan berpotensi terkena
melemahnya sistem kekebalan tubuh virus HPV karena pasien melakukan
akibat usia. hubungan seksual dengan pasangan seks
Karakteristik pasien kanker serviks yang berbeda sehingga memiliki risiko
di RSUD Abdul Wahab Sjahranie periode lebih besar untuk terkena virus HPV yang
2014-2015 berdasarkan hubungan antara mengakibatkan kanker serviks. Pada usia
usia pertama kali menikah dengan jumlah > 30 tahun wanita sangat berpotensi
pernikahan pasien ditabulasikan pada terkena kanker serviks karena golongan
Tabel 2. wanita ini akan terus menerus mengalami
ovulasi tanpa jeda sehingga rangsangan

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 450


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

terhadap endometrium terjadi terus hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada
menerus sehingga dapat membuat sel-sel satu kali pernikahan pasien terkena
endometrium berubah sifat menjadi kanker serviks. Hal ini dapat disebabkan
kanker (Syatriani, 2011). oleh beberapa faktor lainnya, seperti
Hubungan antara usia dengan faktor gaya hidup pasien, pola makan
jumlah pernikahan yaitu semakin banyak pasien, atau faktor kesehatan pasien.
seseorang melakukan pernikahan, maka Karakteristik pasien kanker
memiliki peluang besar terkena penyakit serviks di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
kanker serviks. Menurut teori peluang periode 2014-2015 berdasarkan metastase
terjadi pada dua kali pernikahan, tetapi pasien di tabulasikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Metastase


Metastase Jumlah Pasien (orang) Persentase (%)
Metastase 1b2 1 4
Metastase IIa 1 4
Metastase IIb 7 32
Metastase IIIa 4 18
Metastase IIIb 9 42
Total 22 100

Tabel 3 diperoleh bahwa menggunakan pengobatan kemoterapi


metastase terbanyak yang diderita pasien (NCCN, 2013).
kanker serviks yaitu metastase IIb
sebanyak 32%, dimana penyebaran b. Pola Pengobatan Kemoterapi
kanker telah menyebar ke jaringan sekitar Pasien Kanker Serviks
vagina dan serviks, namun belum sampai Pengobatan kemoterapi pada
ke dinding panggul yang menggunakan kanker lebih sering digunakan suatu
pengobatan kemoterapi dan metastase kombinasi dua atau lebih obat kemoterapi
IIIb sebanyak 42%, dimana penyebaran . Tujuan terapi kombinasi adalah untuk
kanker menyebar ke parametrium sampai menggunakan obat yang bekerja pada
dinding panggul yang menggunakan bagian yang berbeda dari proses
pengobatan kemoterapi (NCCN, 2013). metabolisme sel, sehingga akan
Metastase 1b2 pada penelitian ini meningkatkan kemungkinan
sebanyak 1 responden (4%), dimana dihancurkannya jumlah sel-sel kanker.
penyebaran kanker dapat dilihat tanpa Adapun golongan obat yang digunakan
mikroskop dengan kedalaman >4cm yang pada pengobatan kemoterapi pasien
menggunakan pengobatan kemoterapi. kanker serviks adalah Karboplatin-
Metastase IIa sebanyak 1 responden Paclitaxel, dan Cisplatin-Vincristine-
(4%), dimana penyebaran kanker meluas Bleomysin, serta Karboplatin-Paclitaxel
sampai ke atas vagina, tapi belum dan Cisplatin-Vincristine-Bleomysin,
menyebar ke jaringan yang lebih dalam yang ditabulasikan pada Tabel 4.
dari vagina yang menggunakan Pola pengobatan kemoterapi
pengobatan kemoterapi. Metastase IIIa pasien kanker serviks di RSUD Abdul
sebanyak 4 responden (18%), dimana Wahab Sjahranie periode 2014-2015
penyebaran kanker menyebar ke berdasarkan golongan obat dan jenis obat
sepertiga vagina bawah yang

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 451


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

yang digunakan pasien di tabulasikan ginjal parah, sehingga pasien dapat


pada Tabel 4. disimpulkan bahwa tiap tahun keadaan
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh pasien mengalami kerusakan ginjal yang
bahwa hasil golongan obat dan jenis obat parah (NCCN, 2013).
yang diberikan pasien kanker serviks Kombinasi karboplatin-paxus ini
menggunakan pengobatan kombinasi. digunakan karena carboplatin bekerja
Kombinasi obat tertinggi dihasilkan pada pada fase sintesis DNA (fase S) dan
kombinasi obat karboplatin-paclitaxel paxus bekerja pada fase pembelahan sel
sebanyak 19 responden (86%), dimana (fase M), dimana siklus sel otomatis akan
kombinasi ini digunakan untuk terganggu dan akan menginduksi suatu
menurunkan kadar kreatinin pasien apoptosis (kematian sel). Sehingga
kanker serviks yang lebih dari batas kombinasi karboplatin dan paxus ini akan
kadar normal kreatinin (0,5-1 mg/dl) saling menguatkan dan meningkatkan
atau mengalami kerusakan ginjal parah , efektifitas kemoterapi terhadap kanker
sedangkan hasil kombinasi terendah yaitu yang memiliki sifat toksik yang lebih
kombinasi cisplatin-vincristin-bleomysin ringan (Perbowo, 2008).
sebanyak 1 responden (5%), dimana Kombinasi cisplatin-vincristin-
kombinasi ini digunakan untuk bleomysin ini digunakan karena cisplatin
menaikkan kadar kreatinin pasien kanker bekerja pada fase replikasi DNA (fase G1
serviks yang kurang dari batas kadar dan fase G2), vincristin bekerja pada fase
normal kreatinin (0,5-1 mg/dl) atau sinteseis DNA dan fase pembelahan sel
mengalami kerusakan ginjal ringan (fase S, fase M), bleomysin bekerja pada
(Guidline, 2013). dan kombinasi antara fase replikasi DNA dan fase pembelahan
keduanya yaitu karboplatin-paclitaxel sel (fase G2, fase M), dimana siklus sel
dengan cisplatin-vincristin-bleomysin otomatis akan terganggu dan akan
sebanyak 2 responden (9%), dimana pada menginduksi suatu apoptosis (kematian
tahun 2014 diberikan kombinasi sel). Sehingga kombinasi cisplatin-
cisplatin-vincristin-bleomysin yang vincristin-bleomysin ini akan saling
digunakan pada pasien untuk menaikkan menguatkan dan meningkatkan efektifitas
kadar kreatinin pasien kanker serviks kemoterapi terhadap kanker yang
yang kurang dari batas kadar normal memiliki sifat toksik yang lebih ringan
kreatinin (0,5-1 mg/dl) atau mengalami (Lucida, 2011).
kerusakan ginjal ringan, namun pada Pola pengobatan kemoterapi
tahun 2015 diberikan kombinasi pasien kanker serviks di RSUD Abdul
karboplatin-paclitaxel yang digunakan Wahab Sjahranie periode 2014-2015
pada pasien untuk menurunkan kadar berdasarkan efek samping obat yang
kreatinin pasien kanker serviks yang digunakan pasien di tabulasikan pada
lebih dari batas kadar normal kreatinin Tabel 5.
(0,5-1 mg/dl) atau mengalami kerusakan

Tabel 4. Golongan Obat dan Jenis Obat Kemoterapi yang Diberikan Pasien Kanker Serviks
Kombinasi Jumlah Pasien (orang) Persentase (%)
Karboplatin-Paclitaxel 19 86
Cisplatin-Vincristine-Bleomysin 1 5
Karboplatin-Paclitaxel dan 2 9
Cisplatin-Vincristine-Bleomysin
Total 22 100

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 452


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

Tabel 5. Efek Samping Obat Kemoterapi Pasien Kanker Serviks


Efek Samping Obat Jumlah Pasien (orang) Persentase (%)
Mual muntah 11 50
Mual Muntah+Nyeri 3 13
Mual Muntah+Anemia 2 9
Mual Muntah+ Pendarahan 1 5
Mual Muntah+Nyeri+Anemia 3 13
Mual Muntah+Nyeri+Pendarahan 1 5
Mual 1 5
Muntah+Anemia+Pendarahan
Total 22 100

Tabel 6. Dosis Obat Kemoterapi Secara Intravena Pasien Kanker Serviks


Kombinasi Obat Kemoterapi Dosis Kesimpulan
Carboplatin-paclitaxel Carboplatin (300 mg)-paclitaxel (175 mg) Dosis sesuai
Cisplatin-vincristin-bleomysin Cisplatin (50 mg)-vincristin (2 mg)-bleomysin (30 mg) Dosis sesuai

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh (frekuensi <10%). Mekanisme terjadinya


bahwa hasil efek samping obat pasien mual muntah disebabkan karena
kanker serviks tertinggi adalah pada mual pengobatan kemoterapi kanker serviks
muntah yaitu 50% dan efek samping obat bersifat membunuh sel kanker, sel
terendah adalah mual muntah+nyeri yaitu normal, ataupun sel yang baru tumbuh
13%, mual muntah+anemia yaitu 9%, (berkembang). Pada lambung terdapat sel
mual muntah+pendarahan yaitu 5%, mual mukosa yang berfungsi untuk melindungi
muntah+nyeri+anemia yaitu 13%, mual lambung. Namun, pengobatan kemoterapi
muntah+nyeri+pendarahan yaitu 5%, dan kanker serviks telah membunuh sel
mual muntah+anemia+pendarahan yaitu mukosa tersebut, sehingga mukosa tidak
5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terbentuk dan pelindung lambung pun
efek samping obat yang terjadi pada hilang. Hal ini dapat mengakibatkan
pasien kanker serviks yaitu mayoritas gangguan gastrointestinal (GI) seperti
mual muntah. Karena mual muntah gejala maag dan mengalami luka pada
memiliki tingkat emetogenisitas lambung yang memicu terjadinya mual
kemoterapi intravena berdasarkan dan muntah (Solimando, 2004).
pengobatan kemoterapi yang digunakan Pengobatan premedikasi pada
dalam penelitian ini yaitu dari golongan nyeri yang diberikan dalam penelitian ini
derivate platinum obat cisplatin yaitu asam mefenamat, parasetamol dan
merupakan risiko emesis tinggi tramadol. Dimana asam mefenamat
(frekuensi muntah >90%), obat (durasi aksi 2-6 jam) dan parasetamol
carboplatin merupakan risiko emesis (durasi aksi 2-4 jam) merupakan
sedang (frekuensi muntah 30%-90%). pengobatan nyeri atau analgetik ringan,
Sedangkan golongan taxane yaitu sedangkan tramadol (durasi aksi 6 jam)
paclitaxel (paxus) merupakan risiko merupakan pengobatan nyeri atau
emesis rendah (frekuensi muntah 10%- analgetik sedang. Pengobatan
30%), bleomysin dan vincristine premedikasi pada pendarahan yang
merupakan risiko emesis minimal diberikan dalam penelitian ini yaitu asam

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 453


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

tranexamat (kalnex) (durasi aksi 2-6 jam) dosis pengobatan kemoterapi pada
merupakan pengobatan analgetik ringan. kombinasi pengobatan cisplatin-
Pengobatan premedikasi pada mual vincristin-bleomysin yang mengalami
muntah terbanyak yaitu pengobatan kerusakan ginjal ringan karena kadar
untuk mual muntah tertunda yang kreatinin lebih rendah dari kadar normal
menggambarkan keterlambatan mual kreatinin (0.5-1 mg/dl) (NCCN, 2013).
muntah akibat penggunaan terapi Pengobatan kemoterapi
sitostatika yang terjadi setelah lebih dari digunakan secara intravena, karena
24 jam pemberian obat kemoterapi, mual intravena diberikan secara sistemik yang
muntah tertunda terjadi karena pemberian langsung berada di site targetnya melalui
regimen kemoterapi cisplatin dan pembuluh darah vena pada vena-vena
carboplatin (Rahmawati, 2009). anggota gerak untuk mempercepat efek
Pengobatan premedikasi pada anemia terapi yang ditimbulkan sehingga dapat
yang diberikan yaitu SF (sulfate Ferous) meminimalisir tingkat keparahan kanker
sesuai dengan teori (Kar, 2005). serviks pada pasien. Namun, terdapat
efek yang ditimbulkan pada pemberian
c. Dosis Kemoterapi Secara dengan rute intravena seperti terjadinya
Intravena yang Digunakan Pasien iritasi, obat yang telah disuntikkan tidak
Kanker Serviks dapat diambil kembali karena
Dosis merupakan jumlah obat konsentrasi yang diberikan terlalu tinggi,
yang diberikan kepada penderita dalam dan biaya yang relatif lebih mahal
satuan berat atau satuan isi atau unit-unit dibandingkan pemberian obat dengan
lainnya, dan dapat dinyatakan dalam rute oral sehingga kecepatan infus dan
satuan berat (g, mg, ug) atau satuan isi konsentrasi harus selalu dikontrol pada
(liter, ml). rute intravena (Perbowo, 2008).
Dosis obat kemoterapi secara Pemakaian pengobatan
intravena pasien kanker serviks di RSUD kemoterapi yang digunakan yaitu
Abdul Wahab Sjahranie periode 2014- kombinasi karboplatin-paclitaxel,
2015 di tabulasikan pada Tabel 6. dimana penggunaannya yaitu terlebih
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh dahulu menggunakan paclitaxel 175
bahwa hasil dosis pengobatan kemoterapi mg/m2 secara intravena selama 6 jam
sesuai dengan hasil perhitungan dosis yang diikuti dengan carboplatin 300
berdasarkan BSA (Body Surface Area) mg/m2 secara intravena selama 12 jam
dengan rumus perhitungan BSA = setiap hari (Perbowo, 2008). Sedangkan
√𝐵𝐵 (𝑘𝑔)×𝑇𝐵(𝑐𝑚) kombinasi cisplatin-vincristin-
dan ClCr (Creatinine
3600 bleomycin, dimana penggunaanya yaitu
Clearance) dengan rumus perhitungan terlebih dahulu menggunakan bleomysin
(140−𝑢𝑚𝑢𝑟)×𝐵𝐵
ClCr = × 0,85. 30 mg/m2 secara intravena selama 24
72×𝑆𝑐𝑟
Perhitungan BSA (Body Surface Area) jam dihari pertama, dihari kedua
digunakan untuk mengetahui ketepatan menggunakan vincristin 2 mg/m2 secara
dosis pengobatan kemoterapi pada intravena selama 30 menit yang diikuti
kombinasi pengobatan karboplatin-paxus dengan cisplatin 50 mg/m2 secara
yang mengalami kerusakan ginjal parah intravena selama 4 jam setiap hari
karena kadar kreatinin lebih tinggi dari (Lucida, 2011).
kadar normal kreatinin (0,5-1 mg/dl) dan
perhitungan klirens kreatinin (ClCr)
digunakan untuk mengetahui ketepatan

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 454


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Kajian Pola Pengobatan Penderita Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di Instalasi RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Periode 2014-2015

KESIMPULAN [3] Julian, Desmond & Claire Marley. 1991.


Berdasarkan hasil penelitian Coronary Heart Disease the Facts. Oxford
University Press: New York
kanker serviks di instalasi rawat inap [4] Junaidi, Iskandar.2007. Kanker. PT. Bhuana
RSUD Abdul Wahab Sjahranie periode Ilmu Popule: Jakarta
2014-2015 dapat disimpulkan sebagai [5] Kar, Azmi Sariedj. 2005. Pengaruh Anemia
berikut: dan Kanker terhadap Kualitas Hidup dan
1. Karakteristik berdasarkan usia Hasil Pengobatan.Jurnal Sains Universitas
Sumatra Utara: Medan
terbanyak adalah usia 31-40 tahun [6] Lucida, Henny. 2011. Analisis Aspek
sebesar 50%, berdasarkan hubungan Farmakokinetika Klinik Pasien Gagal
antara usia pertama kali menikah Ginjal pada IRNA Penyakit Dalam RSUD
dengan jumlah pernikahan terbanyak Dr.Djamil Padang. Jurnal Sains Teknologi
adalah usia 15-20 tahun dan menikah Farmasi Volume 16 Nomer 2 Fakultas
Farmasi Universitas Andalas: Padang
sekali sebesar 64 %, dan berdasarkan [7] Perbowo, Primandono. 2008. Perbandingan
metastase terbanyak adalah Kejadian Neurotropeni dan Neuropati
metastase IIIB sebesar 42 %. Perifer Akibat Kemoterapi Adjuvan
2. Pola pengobatan kemoterapi Paclitaxel-Carboplatin Antara Paclitaxel 3
berdasarkan pemilihan jenis dan jam dengan Paclitaxel Infus 24 jam pada
Penderita Kanker Ovarium Stadium I-IV.
golongan obat kemoterapi terbanyak Departemen Obstetric dan Ginekologi
adalah kombinasi obat kemoterapi Fakultas Kedokteran UNAIR: Surabaya
karboplatin-paxus sebesar 86 % dan [8] Rasjidi, Imam, Dr. 2010. Kanker Pada
berdasarkan efek samping obat Wanita. PT.Gramedia: Jakarta
kemoterapi terbanyak adalah efek [9] Sandina, Dewi. 2011. 9 Penyakit Mematikan
Mengenali Tanda dan Pengobatannya.
samping obat mual muntah sebesar Smart pustaka: Yogyakarta
50 %. [10] Siboro, R. 2006. Karakteristik Penderita
3. Dosis pengobatan kemoterapi sesuai Kanker Serviks yang Dirawat Inap di RSUD
dengan hasil perhitungan dosis H. Adam Malik Medan Tahun 2001-2005.
berdasarkan BSA (Body Surface Skripsi FKM-USU: Medan
[11] Solimando, Dominic A. 2004. Drug
Area) dan ClCr (Creatinine Information Handbook for Oncology 4th
Clearance). Edition. Lexi Comp APHA: Amerika
[12] Syatriani, Sri. 2011. Faktor Risiko Kanker
DAFTAR PUSTAKA Serviks di Rumah Sakit Umum Pemerintah
[1] Aziz,F.M. 2002. Skrining dan Deteksi Dini Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,
Kanker Serviks. Balai Penerbit FKUI: Sulawesi Selatan. Jurnal Kesehatan
Jakarta Masyarakat Nasional Volume 5 Nomer 6:
[2] Guidline, NCCN. 2013. Ovarian Cancer Makassar
Including Fallopian Tube Cancer and [13] Tapan, E. 2005. Kanker, Antioksidan dan
Primary Peritoneal Cancer. Guidline in Terapi Komplementer. PT.Elex Media
Oncology: English Komputindo: Jakarta

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017. Vol 1. No 8. 455


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai