Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MODEL KEPERAWATAN GERONTIK

MODEL KONSEPTUAL PERILAKU JOHNSON

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Gerontik Semester V

Dosen Pengampu: Dede Suharta, S.Kep., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ayunda Maulidina KHGA21093


Shera Amalia Nurlesta KHGA21100
Tita Yunita KHGA21106
Yoga Miftah Sidiq KHGA21113
Arman Alparu KHGA21115
Rianda Sahril Romadon KHGA21119
Reni Santika KHGA21121
Tingkat 3 C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
kekuatan, kemudahan, petunjuk, bimbingan dan perlindungan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah yang berjudul
“Model Konseptual Perilaku Johnson” ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik. Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh kami dalam
makalah ini, maka diharapkan saran dan masukan yang sifatnya dapat
membangun dan menambah pengetahuan kami.
Kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dede Suharta,
S.Kep., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik berkat tugas yang
diberikan ini, kelompok dapat menambah wawasan berkaitan dengan topik yang
diberikan. kelompok juga mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami berharap agar setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat
memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat di
aplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang kesehatan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu Kami membuka diri menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan di masa mendatang.

Garut 21 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I ....................................................................................................................1
PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
D. Metode Penulisan ..........................................................................................3
E. Manfaat Penulisan .........................................................................................3
BAB II ..................................................................................................................4
PEMBAHASAN ...................................................................................................4
A. Biografi Dorothy E. Johnson .........................................................................4
B. Fokus Unik Teori Dorothy E. Johnson ..........................................................5
C. Konsep Teori Dorothy E. Johnson .................................................................6
D. Asumsi-Asumsi Teori Dorothy E. Johnson ...................................................9
E. Analisa Konsep Teori Dorothy E. Johnson ...................................................11
F. Proses Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson .......................................12
G. Hubungan Model Konseptual Keperawatan Dengan Proses Keperawatan ...12
H. Aplikasi Model Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson.........................14
I. Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothy E. Johnson ...................................15
BAB III .................................................................................................................16
PENUTUP ............................................................................................................16
A. Kesimpulan ....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide–ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari
paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini.
sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan
kerangka kerja dalam riset keperawatan.
Model konsep keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan
keperawatan terhadap kebutuhan pasien, serta adanya pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan sesuai kebutuhan pasien. Model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai
kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Selain itu, model
konseptual keperawatan juga digunakan dalam penelitian dan pengajaran.
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris teori/model
konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu keperawatan,
sehingga perawat menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan untuk
membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan / pelayanan
keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan. Pemberian asuhan keperawatan menuntut

1
seorang perawat untuk mampu berpikir kritis dan mengembangkan keilmuan,
salah satunya dengan penggunaan model konsep keperawatan dalam aplikasi
proses keperawatan.
Para ahli telah mengembangkan tingkatan Philosophical theory and
model konseptual. Masing-masing model keperawatan memiliki ciri khas dan
spesifikasi yang berbeda, Setiap konsep ini menjelaskan suatu fenomena
mulai dari bersifat abstrak sampai konkrit. salah satunya adalah model
konseptual Dorothy E Jonhson yang merupakan model konseptual yang
berfokus pada memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari
tujuh subsistem.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Dorothy E. Johnson?
2. Bagaimana fokus unik teori Dorothy E. Johnson?
3. Bagaimana teori Dorothy E. Johnson?
4. Bagaimana asumsi-asumsi teori Dorothy E. Johnson?
5. Bagaimana analisa konsep teori Dorothy E. Johnson?
6. Bagaimana proses keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?
7. Bagaimana hubungan model konseptual keperawatan dengan proses
keperawatan?
8. Bagaimana aplikasi model keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?
9. Bagaimana kekuatan dan kelemahan teori Dorothy E. Johnson?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui biografi Dorothy E. Johnson
2. Mengetahui fokus unik teori Dorothy E. Johnson
3. Mengetahui teori Dorothy E. Johnson
4. Mengetahui asumsi-asumsi teori Dorothy E. Johnson
5. Mengetahui analisa konsep teori Dorothy E. Johnson
6. Mengetahui proses keperawatan menurut Dorothy E. Johnson
7. Mengetahui hubungan model konseptual keperawatan dengan proses
keperawatan
8. Mengetahui aplikasi model keperawatan menurut Dorothy E. Johnson

2
9. Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori Dorothy E. Johnson
D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini dibuat dengan metode deskriptif melalui
pengumpulan data dari berbagai literatur dan sumber lainnya.
E. Manfaat Penulisan
Makalah ini dibuat dapat menambah wawasan ilmu dan menjadikan
makalah ini sebagai bahan acuan belajar untuk orang – orang yang ingin
mengetahui salahsatu model keperawatan gerontik yaitu Model Konseptual
Perilaku Johnson.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothy E. Johnson


Dorothy Johnson dilahirkan di Savannah, Georgia pada tahun 1919. Dia
seorang sarjana muda dalam ilmu pengetahuan keperawatan dari Universitas
Vanderbilt, Nashville, Tennesse dan tentang Ilmu Kesehatan dari Harvard.
Dia memulai penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda
dari Vanderbilt. Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di
universitas dari California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti
guru besar dan pensiun pada tanggal 1 Januari 1978, dan setelah itu berada di
Florida.
Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan
karyanya sejak tahun 1950. Sepanjang kariernya, Johnson telah menekan
kepentingan dari penelitian yang mendasari ilmu perawatan oleh perawat
kepada klien. Johnson merupakan pencetus awal dari keperawatan sebagai
satu pengetahuan seperti halnya suatu seni. Johnson adalah seorang perawat
yang mempunyai pengetahuan yang mencerminkan keduanya, yaitu
pengetahuan dan seni. Johnson mengajukan bahwa ilmu pengetahuan dari
keperawatan penting bagi perawatan yang dilaksanakan oleh perawat secara
efektif yang meliputi satu konsep kunci yang diambil dari dasar dan ilmu
terapan
Pada tahun 1968, Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai
wujud perkembangan dari "efisien dan fungsi tingkah laku yang efektif pada
pasien untuk mencegah penyakit". Dalam posisi ini johnson mulai
mengintegrasikan konsep berhubungan ke model sistem pekerjaannya,
selanjutnya digambarkan oleh pernyataan dari kepercayaan bahwa
keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai satu keutuhan yang
terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita perlukan.
Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan
klien.

4
Teori sistem perilaku johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale, yaitu
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus
pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson
memamfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan
etnologi untuk membangun teorinya.
B. Fokus Unik Teori Dorothy E. Johnson
Fokus unik dari Model Sistem Perilaku adalah manusia sebagai system
perilaku (Johnson, 1968, 1978a, 1980, 1990a). Lebih khusus lagi, fokus dari
Model Sistem Perilaku adalah pada tingkah laku sosial, yaitu ciri dan
tindakan yang dapat diamati dari manusia yang memperhitungkan keberadaan
aktual atau tersirat dari makhluk sosial lainnya. Secara khusus, fokusnya
adalah pada bentuk perilaku yang telah terbukti memiliki signifikansi adaptif
utama (Fawcett, 2005).
Perhatian khusus diberikan pada masalah struktural tau fungsional
aktual atau potensial dalam sistem perilaku secara keseluruhan dan dalam
berbagai subsistem dan fungi perilaku yang kurang dari tingkat yang
dinginkan atau optimal (Johnson, 1980, 1990). Dua jenis kelainan sistem
perilaku bersifat sangat relevan, yaitu yang berhubungan secara tangensial
atau perifer terhadap gangguan pada sistem biologis. Artinya, mereka
diendapkan hanya oleh fakta penyakit atau konteks perlakuan situasional, dan
hal-hal yang merupakan bagian integral dari gangguan sistem biologis.
dimana mereka terkait langsung atau mendapat konsekuensi langsung dari
gangguan sistem biologis tertentu ataupun terhadap perawatannya (Johnson,
1968).
Johnson (1990) juga menekankan bahwa penerimaan sistem perilaku
sebagai klien adalah komponen utama dari model keperawatan ini. Johnson
mengklaim bahwa konsep manusia sebagai sistem perilaku, atau gagasan
bahwa pola respons spesifik manusia membentuk keseluruhan yang
terorganisir dan terpadu adalah asli dengan dirinya, sejauh yang ia tahu
(Johnson, 1980). Terdapat banyak literatur yang menyatakan dukungan pada

5
klaimnya tersebut, salah satunya adalah Ackoff yang menggunakan istilah
Behavioral System pada tahun 1960.

C. Konsep Teori Dorothy E. Johnson


Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien
untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan
terdiri dari dua sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu.
Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang. Seseorang diakatan sehat jika mampu berespon
adaptif baik fisik, mental, emosi, dan sosial terhadap lingkungan internal dan
eksternal dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson
ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah
lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi
terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bag dirinya dan orang lain
atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Teori keperawatan Dorothy E. Johnson diukur dengan "behavioral
system theory”. Johnson menerima definisi perilaku seperti divatakan oleh
para ahli perilaku dan biologi, output dari struktur dan proses-proses intra-
organismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi dan bersifat
responsif terhadap perubahan-perubahan dalam stimulasi sensor. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi ole kehadiran aktual dan tak
langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem ole rapoport tahun 1968, johnson
menyatakan, “a sustem is a whole that functions as a whole by virtue of the
interpedence of it's part." (sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi
berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan Chin yakni tedapat "organisasi, interaksi, interpedensi dan
integrasi bagian dan elemen-elemen" disamping itu, manusia berusaha

6
menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian in melalui pengaturan dan
adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
1. Sistem Perilaku (Behavioral System).
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan, dan cara-cara bersikap
dengan maksud tertentu. Cara-cara bersika ini membentuk unit fungsi
teroraganisasi dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi
antara seseorang dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan
seseorang dengan obyek, peristiwa, dan situasi dengan lingkunganya.
Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai
sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan keseimbangan
dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan
untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. System biasanya cukup
fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.
2. Subsistem
Karena behavioral system memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,
bagian-bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan
tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan "system kecil dengan tujuan
khusus sendiri dan berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan
subsitem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di
identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan
(interealated). Motivasi mengendalikan langsung aktifitas subsistem-
subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan kedewasaan,
pengalaman dan pembelajaran. Sistem yang dijelaskan tampak ada cross-
culturally dan di kontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi,
elemen yang di dentitikast adalah attachment-attative dependency,
biologis. sexual. achievement dan aggressive
a. Subsitem Attachement-Affiliative
Subsistem attacement-afiliative mungkin merupakan yang
paling kritis, karena subsistem in membentuk landasan untuk semua
organisasi social. Pada tingktan umum, hal itu memberikan
kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Sebagai

7
konsekuensinya adalah inklusi social kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan social yang kuat.
b. Subsistem Dependency
Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu
mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan.
Konsukuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian atau
pengenalan. Dan bantuan fisik. Pengembanganya, perilaku
dependency berubah dari hamper, bergantung total kepada orang lain
ke arah bergantung total kepada orang lain, ke arah bergantung
kepada diri sendiri dengan derajat yang lebih besar. Jumlah
interpedency tertentu adalah penting untuk kelangsungan kelompok
social.
c. Subsistem Biologis
Subsistem biologis ingestion dan eliminasi "berkaitan dengan
kapan, bagaimana apa, berapa banyak dan dengan kondisi apa kita
makan dan kapan, bagaimana dan dengan komodisi apa kita makan
dan dengan kondisi apa kita buang." Respon-respon ini dikaitkan
dengan social dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis.
d. Subsistem Seksual
Subsistem seksual memiliki fungi ganda yakni hasil
(procreation) dan kepuasan (gratification), termasuk courting dan
mating, tetapi system ini tidak dibatasi, system respon ini dimulai
dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam
cakupan yang luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.
e. Subsistem Agresif
Adalah perlindungan (protection) dan pemeliharaan
(preservation). Hal in mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti
Lorenz dan Feshback bukanya dengan bantuan pemikiran perilaku
sekolah, dianggap perilaku agresif tidak hanya di pelajari tapi
memiliki maksud utama membahayakan yang lain. Bagaimanapun,
masyarakat meminta batasan-batasan tersebut diletakkan pada mode

8
perlindungan diri dan orang-orang serta harta milik mereka
dihormati dan dilindungi.
f. Subsistem achievement
Subsistem achievement hemisaha memanipulasi lingkungan.
Berfungsinya mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau
lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku
prestasi termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis
dan sosial.
Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang
menggambarkan lebih jauh teori manusia sebagai system perilaku (behavioral
system). Hal yang membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di
luar system adalah ikatan (boundary). Ini merupakan titik (point) dimana
system memiliki control kecil atau pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium
didefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi lebih atau kurang kekal,
dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan
dengan lingkunganya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam
system perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah
perilaku tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi sat
system mengalami overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika
output energi tambahan digunakan untuk meniaga stabilitas dikosongkan.
Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan
(tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam
keadaan tegang atau kendor. la disebabkan karena disequilibrium dan
merupakan sumber potensi perubahan.
D. Asumsi-Asumsi Teori Dorothy E. Johnson
1. Perawatan (nursing)
Perawatan seperti yang dipandang Johnson adalah tindakan
eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien
dalam kondisi stres dengan, memakan mekanisasi pengaturan yang
berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu
memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan

9
sistem dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder
dan kontrol. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis
tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis atau pengobatan
2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon
spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan
terintegrasi. Manusia adalah sistem dari bagian-bagian yang
membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga
keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah
penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan
yang rendah mengganggu keseimbangan sistem perilaku, integritas
manusia terancam. Usaha-usaha untuk membangun kembali
keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang
menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan
penyembuhan.
3. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami dan dinamis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosial. Kesehatan menjadi suatu nilai yang dinginkan oleh
para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada manusia bukan pada
penyakit.
Kesehatan direfleksikan ole organisasi, interaksi, saling
ketergantungan subsistem-subsistem dari sistem perilaku. Manusia
berusaha mencapai keseimbangan dalam sistem ini yang akan mengarah
ke perilaku fungsional Keseimbangan yang kurang baik dalam
persyaratan struktural atau fungsional yang cenderung mengarah ke
memburuknya kesehatan. Ketika sistem membutuhkan sejumlah energi

10
minimum untuk pemeliharaan, suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang
bukan bagian sistem perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi
sistem dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan
yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk
berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem perilaku berusaha menjaga
equilibrium dalam respon terhadap faktor lilngkungan dengan mengatur
dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan
yang kuat secara berlebinan mengganggu keseimbangan sistem perilaku
dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu
dibutuhkan supaya sistem membangun kembali eqilibrium dalam
menghadapi tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil,
individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.
Ilmu keperawatan memadukan sintesis dan penerapan pengetahuan
ilmu biofisik, perilaku, dan humanistik di sertai dengan studi tentang
hubungan perawat dengan klien dan lingkungan dalam konteks
kesehatan. Dasar pengetahuan ini dengan cepat berubah dan meluas
karena di tunjang oleh penelitian dan tori baru yang menyediakan
informasi tambahan. Perawat menerapkan dasar pengetahuan yang luas
in melalui berpikir kritis, keterampilan psikomotor dan tindakan
interpersonal untuk membantu klien mencapai potensi kesehatannya yang
optimum.
Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud
yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara sistematik.
Selama proses keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan
yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat
penilain yang bijaksana dan diagnosis, mengidetifikasi hasil akhir
kesehatan yang dinginkan klien dan merencanakan menerapkan sera

11
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil
akhir tersebut.
E. Analisa Konsep Teori Dorothy E. Johnson
Analisa yang dapat dijabarkan dari teori behavior Dorothy Johnson, yaitu:
1. Model perilaku Johnson jelas dalam menjabarkan kerangka Individu-
orientasi. Tidak mempertimbangkan secara luas keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Dalam modelnya, fokusnya adalah dengan apa perilaku orang tersebut
menciptakan konsep yang lebih selaras dengan aspek psikologis.
Mengkategorikan perilaku yang berbeda dengan focus intervensi
keperawatan pada tujuh subsistem. Pada gilirannya kualitas pelayanan
yang diberikan oleh perawat dapat berkurang karena dukungan
perawatan kecil dalam melihat individu sebagai sistem adaptif secara
keseluruhan
F. Proses Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson
Grubbs mengembangkan satu alat penilaian berlandaskan tujuh
subsistem Johnson. Satu subsistem dia tambahkan "penyembuhan", yang
difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas sehari-hari meliputi area
seperti pola dari sisa, kebersihan, dan rekreasi. Satu diagnosa dapat dibuat
berhubungan dengan ketidakcukupan atau pertentangan pada satu subsistem
atau di antara subsistem. Perencanaan untuk implementasi dari kekhawatiran
keperawatan harus mulai pada taraf subsistem dengan hasil terakhir dari
fungsi secara cenderung tingkah laku dari keseluruhan sistem. Implementasi
oleh perawat kepada klien merupakan satu kekuatan eksternal untuk
memanipulasi dari subsistem kembali status dari equalibrium. Evaluasi hasil
dari implementasi ini kemungkinan siap jika posisi seimbang yang telah
didefinisikan selama tahap perencanaan yang terjadi sebelum implementasi.
G. Hubungan Model Konseptual keperawata Dengan Proses Keperawatan
1. Penilaian
Pada tahap penilaian dari proses keperawatan, terkait ke area
subsistem spesifik yang dikembangkan. Holaday, Little, dan Damus

12
mengajukan bahwa fokus penilaian pada subsistem berhubungan dengan
penulisan masalah kesehatan. Satu penilaian berlandaskan subsistem
tingkah laku tidak mudah bagi perawat untuk mengumpulkan keterangan
terperinci tentang sistem biologi. Penilaian terkait ke subsistem affiliative
yang difokuskan pada satu pebuatan nyata yang berpengaruh pada pada
system sosial lain dimana perorangan merupakan satu anggota.
Pada penilaian dari subsistem ketergantungan, perhatian adalah
bagaimana memahami perbuatan seseorang perlu mengenal gerak
signifikan terhadap hal lain, sehingga nyata berpengaruh pada lingkungan
sekitarnya sehingga dapat membantu individu dalam menemui kebutuhan
itu. Penilaian dari subsistem ingestive akan membahas masalah masukan
makanan dan cairan, yang meliputi lingkungan sosial dimana makanan
dan cairan dicernakan. Subsistem eliminasi menghasilkan pertanyaan
yang berhubungan ke pola pembuangan air besar dan urinaria serta
dimana proses tersebut terjadi.
Ada banyak celah tentang keterangan seluruh individu jika model
sistem tingkah laku johnson hanya memandukan penilaian. Pola
hubungan keluarga hanya disinggung pada affiliative dan subsistem
ketergantungan. Keterangan dasar yang berhubungan dengan status
pendidikan, status ekonomi, dan jenis tempt tinggal juga berhubungan
cukup besar dengan komponen-komponen subsistem. Faktor in dengan
jelas didentifikasi sebagai satu aspek penting dari semua subsistem.
2. Diagnosa
Berdasarkan teori sistem perilaku menurut Johnson yang
mengambarkan diagnosa cukup rumit. Diagnosa cenderung umum ke
satu subsistem sedikit spesifik terhadap satu masalah. Grubbs telah
mengajukan empat katagori dari sistem tingkah laku Johnson, yaitu:
a. Ketidakcukupan satu status yang mana berada ketika satu subsistem
tertentu bukan berfungsi atau mengembangkan ke kapasitas paling
penuh ini sehubungan dengan Kekurangan dengan Kebutuhan
fungsional.

13
b. Pertentangan satu perilaku itu tidak menjumpai gol dimaksud.
Incongruency biasanya membohongi di antara aksi dan gol dari
subsistem, walau coco dan pilihan betul-betul mempengaruhi aksi
tidak efektif.
c. Ketidakcocokan gol atau perilaku dari dua subsistem pada keadaan
yang sama menilai dengan satu sama lain ke kerusakan dari
Perorangan
d. Kekuasaan perilaku di subsistem sesuatu dipergunakan lebih dari
lain subsistem dengan tanpa melihat keadaan kerusakan dari
subsistem yang lain.

3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung
dengan model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan
pada pola intervensi dari model konseptual yang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah
yang bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model
keperawatan menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang
langsung mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan,
tetapi tidak menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana
itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungi perawatan yang berlanjut. Evaluasi
berhubungan dengan bagaimana cara klien beradaptasi dan bereaksi,
kebutuhan klien serta tujuan klien. Jika perawat sudah dapat
menjawabnya, akan membantu perawat menilai keefektifan dari proses
perawat secara keseluruhan dan model keperawatan.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson
menulis banwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi

14
perilaku efektif pada pasien sebelum, selama, dan sesudah penyakit. la
memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi,
stimulus, kepekaan, adaptasi, dan modifikasi perilaku untuk
mengembangkan teorinya.
H. Aplikasi Model Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson
Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara
menggunakan proses keperawatan dalam semua aspek keperawatan. Untuk
dapat menerapkan proses keperawatan maka perawat harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan,
memformulasi rencana, dan melaksanakan tindakan keperawatan dengan cara
membuat evaluasi.
Pengkaiian merupakan langkah awal dalam proses pengkajian fisik
dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperolah dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan
berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya
dikembangkan berdasarkan model keperawatan yang berfokus pada respon
yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah kesehatan atau pengkajian
fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa klien yang meliputi fisik
atau bio-psiko-sosio dan spiritual tindakan untuk mengafosinya.
Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita
harus yakin bahwa data yang akan kita kumpulkan benar - benar kita
butuhkan dan kita mempunyai alternatif tindakan terhadap masalah yang
muncul pada data tersebut. Tetapi bila pegkajian fisik tersebut bertujuan
hanya untuk bahan laporan kepada tim medis yang lain (dokter) sebaiknya
perawat menerahkan bagian tersebut pada tim medis tersebut
I. Kelebihan Dan Kelemahan Teori Dorothy E. Johnson
1. Kelebihan:
a. Jonson memberikan kerangka acuan bagi perawat yang bersangkutan
dengan perilaku klien tertentu.

15
b. Model perilaku johnson dapat digeneralisasikan di seluruh jangka
hidup dan lintas budaya
2. Kelemahan:
c. Ketidakjelasan hubungan antara konsep dan subsistemnya.
d. Kurangnya definisi yang jelas untuk hubungan timbal balik antara
subsistem membuat sulit untuk melihat seluruh sistem perilaku
sebagai suatu entitas.
e. Kurangnya keterkaitan yang jelas antara konsep menciptakan
kesulitan dalam mengikuti logika kerja Johnson.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konseptual keperawatan Dorothy E. Johnson melakukan
pendekatan pada sistem perilaku di mana individu dipandang sebagai sistem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, serta memiliki keinginan
dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya.
Sebagai suatu sistem, maka didalamnya terdapat komponen sub sistem yang
membentuk sistem perilaku tersebut, yaitu ingestif, achievement, agresif,
biologis, seksual, gabungan/tambahan, ketergantungan. Asuhan keperawatan
dilakukana untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif
dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit.
Manusia merupakan makhluk yang utuh yang terdiri dari sistem
perilaku tertentu. Lingkungan, termasuk masyarakat, adalah sistem ekternal
yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat
jika mampu berespons/berperilaku adaptif baik fisik, mental, emosi dan social
terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang
dilakukan Ketika ia sakit. Menurut Johnson, ada empat tujuan asuhan
keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan
fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta
mampu mengatasi masalah Kesehatan yang dialaminya.
B. Saran
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan hendaknya menerapkan
model konseptual keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk
itu, diperlukan pemahaman yang baik dari perawat tentang berbagai model

17
konsep keperawatan agar dapat memilih model apa yang akan digunakan,
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan berkualitas dan bermutu.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha, R & Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their Work,
Seventh Edition. St.Louis.Missouri: Mosby Elsivier.

Alligood, Martha, R. (2014). Nursing Theorist and Their Work, Eight Edition.
St.Louis.Missouri: Mosby Elsivier.

Brown, V. M. (2006). Behavioral System Model. In A. M. Tomey & M. R.


Alligood (Eds.), Nursing theorists and their work (6th ed., pp. 386-404)
Philadelpia: Mosby/Elsevier

Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation


of Nursing Models and Theories (2nd ed). Philadelpia: F.A. Davis.

Grubbs, J. (1980). An Interpretation of the Johnson Behavioral System Model for


Nursing Practice In J. P. Riehl & C. Roy (Eds), Conceptual models for
nursing practice (pp. 217-254). New York: Appleton-Century-Crofts.

Johnson, D. E. (1968). One Conceptual Model in Nursing. Unpublished Lecture,


Vanderbilt University, Nashville, TN.

Johnson, D. E. (1978). Implications fo Research – The Johnson Behavioral


System Model. Paper presented at the Second Annual Nurse Educator
Conference, New York City

Johnson, D. E. (1980). The Behavioral System Model For Nursing In J.P. Riehl &
C. Roy (Eds), Conceptual models in nursing practice (2nd ed). New
York: Appleton-Century-Crofts.

Johnson, D. E. (1990). The Behavioral System Model For Nursing In M. E. Parker


(Ed.), Nursing theories in practice. New York: National League for
Nursing

http://jabbarbti.blogspot.co.id/2014/09/teori-keperawatan.html

http://ilmukeperawatan021.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-ilmu-
keperawatan-dasar.html

19
http://adillariska.blogspot.co.id/2015/11/konsep-keperawatan-dorothy-
johnson.html

http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-johnson
28.html

http://wiryakora-kora.blogspot.co.id/2009/02/konsep-dorothy-e-jhonson.html

http://lailybajangmasruri.blogspot.co.id/2014/05/model-konseptual-dorothhi-e-
jhonson.html

20

Anda mungkin juga menyukai