Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RESIKO BUNUH DIRI

Dosen pembimbing :

Wahyu Endang S., SKM., M.KEP

Disusun oleh :

Rizki agustiyan andriani

30901800151

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2019/2020
Topik Penyuluhan : Penyakit Gangguan Jiwa

Pokok Bahasan : Pencegahan Tersier

Sub Pokok Bahasan :Pencegahan tersier pada resiko bunuh diri

Sasaran : Keluarga pasien Tn. Budi

Tempat : RS Sambang lihum

Waktu : 09.00 – 09.30 WITA

Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2016

Pengorganisasian : 1. Pembawa Acara : 1. Alfina ifada

2. Siti kholifah

2. Penyaji :1. Aurellia azharine

2. Zulfikar syams

3. Fasilitator :1. Diah astuti

2. Eva riyanti

3. Hera mulyani

4. Irna sulistiyani

5. Mesihatus safaah

6. Nurul bidayati

7. Rizki agustiyan andriani

4. Evaluator : 8. Siti rohmatun

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan tersier pada pasien resiko bunuh diri, diharapkan
peserta mampu memahami tentang pencegahan tersier pada pasien jiwa (resiko bunuh diri).

B. Tujuan Instruksional Khusus


Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, siswa dapat memahami dan menjelaskan:

1. Definisi bunuh diri

2 Penyebab bunuh diri

3. Tanda dan Gejala bunuh diri

4. Pencegahan tersier resiko bunuh diri

C. Metode

Ceramah dan tanya jawab (diskusi) secara langsung dan terarah sesuai materi penyuluhan.

D. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Penyuluhan

Pembukaan Memberi salam Menjawab salam Ceramah 2 menit

Memperkenalkan Mendengarkan
diri
Menjawab
Bina hubungan pertanyaan
saling percaya.

Menyampaikan
tujuan pokok
materi

Menanyakan
pengetahuan
peserta tentang
pencegahan putus
obat

Pelaksanaan Menjelaskan Mendengarkan Ceramah 8 menit


materi tentang:
Menanyakan
Definisi bunuh diri materi yang belum
dimengerti
Penyebab bunuh
diri

Tanda dan Gejala


bunuh diri

Pencegahan
tersier resiko
bunuh diri

Penyaji memberi
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya

Menjawab
pertanyaan
peserta

Penutup Memberikan Menjawab Tanya jawab 5 menit


pertanyaan pertanyaan (diskusi)

Definisi bunuh diri Menjawab salam

Penyebab bunuh
diri

Tanda dan Gejala


bunuh diri

Pencegahan
tersier resiko
bunuh diri

B Menarik
kesimpulan

Menyampaikan
hasil evaluasi
C Memberi
reinforcement
positif kepada
peserta

Menutup
penyuluhan
(salam)
E. Setting tempat:

Keterangan:

A. Pembawa acara

B. Penyaji

C. Peserta penyuluhan

D. Fasilitator

F. Media

1. Leaflet

G. Garis Besar Materi ( Terlampir)

1. Definisi bunuh diri

2. Penyebab bunuh diri

3. Tanda dan Gejala bunuh diri

A resiko
4. Pencegahan tersier A bunuh diri
B
H. Evaluasi
D D
1. Evaluasi Struktural
C C

Kesiapan peserta penyuluhan (Min. 5Corang )


D D
Kesiapan tempatCpelaksanaan
C
Kesiapan tim penyaji

D D D
Kesiapan materi penyaji

Kesiapan media (Power Point, pamflet)

2. Evaluasi Proses

Penyaji menyampaikan materi dengan lancar

Peserta mendengarkan dengan fokus

Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab (minimal 5% dari yang ada diruangan)

3. Evaluasi Hasil

Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Keluarga pasien jiwa peserta penyuluhan dapat menjelaskan Definisi bunuh diri, Penyebab bunuh diri,
Tanda dan Gejala bunuh diri dan Pencegahan tersier resiko bunuh diri.

I. Referensi (terlampir)

Keliat, B.A. 2002. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.

Shives, L.R, 2000, Basic Concept Of Psyciatric Mental Health Nursing, Philadelphia, Lippincott.

Stuart GW, Sundeen. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi bunuh diri


Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam kehidupan. Bunuh
diri adalah Suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar
dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.

B. Penyebab bunuh diri

 Dilanda keputusasaan dan depresi


 Cobaan hidup dan tekanan lingkungan
 Gangguan kejiwaan/ tidak waras (gila)
 Himpitan ekonomi atau kemiskinan (harta/ iman/ ilmu)
 Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan

C. Tanda dan gejala

 Mempunyai ide untuk bunuh diri


 Mengungkapkan keinginan unutk mati
 Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
 Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
 Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
 Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
 Menanyakan tentang obat dosis mematikan
 Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah, mengasibngkan diri)
 Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis, dam menyalahginakan
alkohol)
 Kesehatan fisik ( biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal)
 Pengangguran
 Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir
 Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)
 Pekerjaan
 Konflik interpersonal
 Latar belakang keluarga
 Orientasi seksual
 Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

D. Pencegahan tersier resiko buuh diri

Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayana keperawatan adalah :
pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target
pelayanan yaitu anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas pada
pencegahan tersier meliputi :

1. Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber dimasyarakat seperti : sumber


pendidikan, dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayan terdekat
yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :

 Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap penerima pasien
gangguan jiwa.
 Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien
yang melayani kekambuhan.

2. Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri berfokus pada
kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :

 Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan menyelesaikan masalah


dengan cara yang tepat
 Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat.
 Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh pasien,
keluarga dan masyarakat agar pasien produktif kembali.
 Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan untuk dirinya.

3. Program sosialisasi

 Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.


 Mengembangkan keterampilan hidup (aktifitas hidup sehari-hari [ADL],mengelola rumah
tangga, mengembangkan hobi
 Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
 Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian bersama, majelis taklim, kegiatan
adat)

4. Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan yang keliru dalam masyarakat terhadap
gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi
dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :

 Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan
jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.
 Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, atau orang yang berpengaruh dalam rangka
mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai