Nim: 30901800151
KASUS
Seorang perempuan 31 th P2 nifas hari pertama dirawat di bangsal kebidanan. Saat ini klien
mengatakan masih nyeri pada perut, ASI belum keluar, klien juga terdapat luka post episiotomy,
berat badan bayi 3300 gr, bayi menangis terus karena asi belum keluar, putting menonjol, ibu
mengatakan masih lemas untuk beraktivitas TD : 120 mmHg, nadi 72x/mnt, pernafasan 12x/mnt,
suhu :37 c.
1. Perubahan fisiologis pada ibu post partum menurut Rustam Muchtar, 1998:
Perubahan pada Uterus: Di dalam uterus nifas, pembuluh darah mengalami obliterasi
akibat perubahan hialin, dan pembuluh– pembuluh yang lebih kecil menggantikannya.
Resorpsi residu hialin dilakukan melalui suatu proses yang menyerupai proses pada
ovaruium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Namun, sisa – sisa di dalam
jumlah kecil dapat bertahan selama bertahun – tahun.
Perubahan Pada Serviks dan Segmen Bawah Uterus: Tepi luar serviks, yang berhubungan
dengan os eksternum, biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Ostium
serviks berkontraksi perlahan, dan beberapa hari setelah bersalin ostium serviks hanya
dapat ditembus oleh dua jari. Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah
menyempit. Karena ostium menyempit, serviks menebal dan kanal kembali terbentuk.
Meskipun involusi telah selesai, os eksternum tidak dapat sepenuhnya kembali ke
penampakannya sebelum hamil. Os ini tetap agak melebar, dan depresi bilateral pada
lokasi laserasi menetap sebagai perubahan yang permanen dan menjadi cirri khas serviks
para.
Involusi korpus Uteri: Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri yang
berkontraksi terletak kira – kira sedikit di bawah umbilicus. Korpus uteri kini sebagian
besar terdiri atas miometrium yang dibungkus lapisan serosa dan dilapisi desidua basalis.
Dinding anterior dan posteriornya saling menempel erat, masing – masing tebalnya 4
sampai 5 cm. Karena pembuluh darah tertekan oleh miometrium yang berkontraksi,
uterus nifas pada potongan tampak iskemik bila dibandingkan dengan uterus hamil yang
hiperemesis dan berwarna ungu kemerah – merahan. Setelah 2 hari pertama, uterus mulai
menyusut, sehingga dalam 2 minggu orga ini telah turun ke rongga panggul sejati. Organ
ini mencapai ukuran seperti semula sebelum hamil dalam waktu sekitar 4 minggu. Uterus
segera setelah melahirkan mempunyai berat sekitar 1000 gram. Akibat involusi, 1
minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, pada akhir minggu kedua turun menjadi
sekitar 300 gram, dan segera setelah itu menjadi 100 gram atau kurang.
Regenerasi Endometrium: Dalam waktu 2 atau 3 hari setelah melahirkan, sisa desidua
berdiferensiasi menjadi dua lapisan. Stratum superficial menjadi nekrotik, dan terkelupas
bersama lokhia. Stratum basal yang bersebelahan dengan miometrium tetap utuh dan
merupakan sumber pembentukan endometrium baru. Endometrium terbentuk dari
proliferasi sisa – sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat antar kelenjar
tersebut.Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada tempat
melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan bebas menjadi tertutup
oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
2. Perubahan psikologi masa post partum menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap
yaitu:
Periode Taking In: Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi.
Periode Taking Hold: Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu
berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi.
Periode Letting Go: Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi ( Persis Mary H, 1995: ). Hal ini akan mengakibatkan
depresi pasca-persalinan (depresi postpartum). Berikut ini gejala-gejala depresi pasca-
persalinan:
A. Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur
B. Nafsu makan hilang
C. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan control
D. Terlalu cemas atau tidak pcrhatian sama sekali pada bayi
E. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
F. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
G. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
H. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.
3. Apakah pengkajian keperawatan yang dapat dilakukan pada ibu post partum
4. Pola eliminasi
4. Apakah masalah-masalah keperawatan yang dapat muncul pada periode post partum
1. Terjadinya Infeksi
Saat masa nifas, tubuh akan mudah terkena infeksi. Masalah infeksi ini bisa
terjadi pada rahim, infeksi panggul, infeksi perineum dan abses adneksa. Jika dibiarkan,
maka infeksi ini berbahaya bagi keselamatan tubuh. Selain itu saat masa nifas, payudara
juga akan rawan mengalami infeksi. Payudara akan mengalami sakit dan mengeluarkan
nanah dan nyeri.
Setelah melahirkan, umumnya payudara akan mengalami keluhan. Payudara akan terasa
penuh dan sakit. Hal ini disebabkan terjadinya penumpukan ASI. Kompres dengan air dingin
untuk mengurangi rasa sakitnya dan mengurangi rasa nyeri.
Intervensi :
5) Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus antara