Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

Topik Penyuluhan : Penyakit Gangguan Jiwa


Pokok Bahasan : Pencegahan Tersier
Sub Pokok Bahasan :Pencegahan tersier pada resiko bunuh diri
Sasaran : Keluarga pasien Tn. Andi
Tempat : RS Sambang lihum
Waktu : 09.00 – 09.30 WITA
Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2016
Pengorganisasian : 1. Pembawa Acara : Muhammad Makmur
2. Penyaji : Muhammad Ramadhan
3. Fasilitator : 1. Aulia Rachmah
2. Diky Rizayanoor
3. Efriliana
4. Ayu Dwi Lestari
5. Rina Lidia
6. Chairunnisa Mei Yuni
7. Siti Marhamah
4. Evaluator : 8. Ihsanul Fajri

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan tersier pada pasien
resiko bunuh diri, diharapkan peserta mampu memahami tentang pencegahan
tersier pada pasien jiwa (resiko bunuh diri).

B. Tujuan Instruksional Khusus


Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan ini, siswa dapat
memahami dan menjelaskan:
1. Definisi bunuh diri
2. Penyebab bunuh diri
3. Tanda dan Gejala bunuh diri
4. Pencegahan tersier resiko bunuh diri

1
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

C. Metode
Ceramah dan tanya jawab (diskusi) secara langsung dan terarah sesuai
materi penyuluhan.
D. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 2 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya. 3. Menjawab
4. Menyampaikan tujuan pertanyaan
pokok materi
5. Menanyakan
pengetahuan peserta
tentang pencegahan putus
obat
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 8 menit
1. Definisi bunuh diri 2. Menanyakan
2. Penyebab bunuh diri materi yang
3. Tanda dan Gejala bunuh belum
diri dimengerti
4. Pencegahan tersier resiko
bunuh diri
5. Penyaji memberi
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 5 menit
A. Definisi bunuh diri pertanyaan jawab
B. Penyebab bunuh diri 2. Menjawab (diskusi)
C. Tanda dan Gejala bunuh salam
diri

2
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

D. Pencegahan tersier resiko


bunuh diri
2. Menarik kesimpulan
3. Menyampaikan hasil
evaluasi
4. Memberi reinforcement
positif kepada peserta
5. Menutup penyuluhan
(salam)

E. Setting Tempat
B
Keterangan :
A
A = Penyaji
D D B = Pembawa Acara
C C C C
C = Peserta penyuluhan
D
C C C C D = Fasilitator
D
D
C C C C
D
C C C C

D D
D

F. Media
1. Power Point
2. Leaflet

G. Garis Besar Materi ( Terlampir)


1. Definisi bunuh diri
2. Penyebab bunuh diri
3. Tanda dan Gejala bunuh diri
4. Pencegahan tersier resiko bunuh diri

3
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan peserta penyuluhan (Min. 5 orang )
b. Kesiapan tempat pelaksanaan
c. Kesiapan tim penyaji
d. Kesiapan materi penyaji
e. Kesiapan media (Power Point, pamflet)
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji menyampaikan materi dengan lancar
b. Peserta mendengarkan dengan fokus
c. Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab (minimal 5% dari yang
ada diruangan)
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Keluarga pasien jiwa peserta penyuluhan dapat menjelaskan Definisi
bunuh diri, Penyebab bunuh diri, Tanda dan Gejala bunuh diri dan
Pencegahan tersier resiko bunuh diri.

I. Referensi (terlampir)
1. Keliat, B.A. 2002. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien
Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.
2. Shives, L.R, 2000, Basic Concept Of Psyciatric Mental Health Nursing,
Philadelphia, Lippincott.
3. Stuart GW, Sundeen. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
4. Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD
Dr. Amino Gonohutomo
5. Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung, RSJP Bandung

4
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi bunuh diri


Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri adalah Suatu upaya yang
disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan, individu secara sadar
dan berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.

B. Penyebab bunuh diri


1. Dilanda keputusasaan dan depresi
2. Cobaan hidup dan tekanan lingkungan
3. Gangguan kejiwaan/ tidak waras (gila)
4. Himpitan ekonomi atau kemiskinan (harta/ iman/ ilmu)
5. Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan

C. Tanda dan gejala


1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan unutk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
4. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
5. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
6. Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian)
7. Menanyakan tentang obat dosis mematikan
8. Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik,
marah, mengasibngkan diri)
9. Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis,
dam menyalahginakan alkohol)
10. Kesehatan fisik ( biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau
terminal)
11. Pengangguran

5
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

12. Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir


13. Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)
14. Pekerjaan
15. Konflik interpersonal
16. Latar belakang keluarga
17. Orientasi seksual
18. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

D. Pencegahan tersier resiko buuh diri


Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus
pelayana keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi
serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan
pelayanan adalah mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan akibat
gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat mengalami
gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas pada pencegahan tersier
meliputi :
1. Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber
dimasyarakat seperti : sumber pendidikan, dukungan masyrakat
(tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayan terdekat yang
terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat
terhadap penerima pasien gangguan jiwa.
b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
dalam penanganan pasien yang melayani kekambuhan.
2. Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga
dengan cara :
a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan
dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat
b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan
keluarga dan masyarakat.

6
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Putus Obat dan Intervensi

c. Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan potensi yang perlu


dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat agar pasien
produktif kembali.
d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil
keputusan untuk dirinya.
3. Program sosialisasi
a. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
b. Mengembangkan keterampilan hidup (aktifitas hidup sehari-hari
[ADL],mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi
c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke
tempat rekreasi.
d. Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian
bersama, majelis taklim, kegiatan adat)
4. Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan yang keliru
dalam masyarakat terhadap gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu
diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan
deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang
dilakukan, yaitu :
a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan
menghargai pasien gangguan jiwa.
b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, atau orang yang
berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa.

Anda mungkin juga menyukai