Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG

PENGGUNAAN KELUARGA BERENCANA (KB)

Di Susun Oleh : Kelompok VII

 Erwin
 Rani Renata Dieya
 Susi Ramdani Fitri
 Yuniar Pratiwi

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES MATARAM)

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas
yang berjudul “Asuhan keperawatan Komunitas Penggunaan Keluarga Berencana (KB)”
yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas di Stikes
Mataram.

Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
membantu terselesainya asuhan keperawata ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
atas semua bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan tugas ini.

Pada tugas ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan tugas asuhan keperawatan ini.

Semoga tugas ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh
pembaca.

Mataram, 23 Maret 2020

Kelompok VII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah


jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai
macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah yakni dua untuk setiap keluarga.
Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-KB
meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir
menjadi 57% pada tahun 1997.

Berdasarkan pandangan dari World Health Organizaation (WHO) tahun 1970


keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi


fertilitas (Sundari, 2016: 9).

World Health Organization (WHO) tahun 2014 penggunaan kontrasepsi telah


meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah
di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat
tidak signifikan dari tahun 1990 sampai tahun 2014, mengalami peningkatan dari 54%
menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49
tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6
tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari
60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7%
menjadi 67,0% (WHO, 2014).
Adapun data yang diperoleh dari Depkes cakupan peserta KB baru dan KB
aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik
sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom
sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine
Device) sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak
116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). Sedangkan
peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,07%),
MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), MOP sebanyak 241.642 (0,69%), implant
sebanyak 3.680.816 (10,46%), kondom sebanyak 1.110.341 (3,15%), suntikan
sebanyak 16.734.917 (47,54%), dan pil KB sebanyak 8.300.362 (29,58%).

Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah


satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tingg akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak karena hanya terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujun Umum
Tujuan umum pada makalah ini adalah mempelajari tentang bagaimana pemberian
asuhan keperawatan tentang penggunaan KB dan dampaknya bagi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian mengenai Keluarga berencana
b. Mengetahui jenis KB yang paling banyak digunakan di masyarakat
c. Mengidentifikasi kelebihan, kekurangan dan tantangan dari penggunaa KB
d. Mengetahui tujuan dilaksanakannya program Keluarga Berencana.

C. Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data, penyusun menggunakan metode :
1. Literatur buku dan internet
2. Diskusi kelompok
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan penulisan
c. Metode Penulisan
d. Sistematika penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian KB
b. Kontrasepsi
c. Cara kerja kontrasepsi
d. Kekurangan dan kelebihan penggunaan KB
3. BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas Tentang Penggunaan KB
 Pengkajian
 Diagnosa keperawatan
 Intervensi
 Implementasi
4. BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana secara umum adalah suatu usaha yang mengatur


banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut pengertian
sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari – hari berkisar pada
pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada
laki – laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001).

Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan


suami istri untuk :

1. Mendapatkan objektif – objektif tertentu


2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur intervensi saat kehamilan
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
B. Kontrasepsi
 Definisi Kontrasepsi
Menurut Firdayanti, 2012 kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti
mencegah atau melawan dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Secara singkat Kontrasepsi adalah
upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini yang dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen (Firdayanti, 2012: 40).

 Tujuan Kontrasepsi
Penurunan angka kelahiran guna mencapai tujuan. Dikategorikan dalam 3

fase untuk mencapai pelayanan tersebut yaitu:


a) Fase menunda/mencegah kehamilan, dimana pada fase menunda ini ditujukan
pada pasangan usia subur dengan istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk
menunda kehamilannya
b) Fase menjarangkan kehamilan, dimana pada periode usia istri antara 20-35
tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kehamilan 2-4 tahun, ini dikenal dengan catur
warga.
c) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan, dimana periode ini
umur istri diatas 30 tahun terutama 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan
setelah mempunyai 2 orang anak (Firdayanti, 2012:41-42).

C. Cara kerja Kontrasepsi

Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:

1. Metode sederhana:
a. Tanpa alat / obat

 Sengggama terpuutus
 Pantang berkala
b. Dengan alat / obat
 Kondom
 Diafragma atau cap
 Cream, jelly atau cairan berbusa
 Tablet berbusa (vagina tablet)
2. Metode efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD
c. Suntikan KB
d. Susuk Kb
3. Metode mantap dengan cara operasi
a. Pada wanita : Tubektomi
b. Pada pria : Vasektomi
 Jenis – Jenis Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
 Metode pantang berkala
Prinsip pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa
subur istri, untuk menentukan masa subur istri dipakai 3 patokan yaitu:
1) Ovulasi terjadi 14 kurang 2 hari sebelum haid yang akan datang.
2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.
3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.

Jadi jika kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang


kurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24
jam sesudah ovulasi terjadi (Sulistyawati, 2012: 50).

 Kondom
Jenis kontrasepsi menggunakan alat untuk mencegah kehamilan dan
infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk
kedalam vagina (Purwoastuti, 2015: 205).
b. Metode Modern
1) Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya ovulasi dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesteron. Berdasarkan jenis dan
cara pemakaiannya dikenal 3 macam kontrasepsi hormonal yaitu
kontrasepsi Oral (Pil), suntikan, dan kontrasepsi implant (Affandi,
2013:MK-28).
Pil KB
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon
estrogen dan progesteron) ataupu juga hanya berisi progesteron
saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya
ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim.
1. Pil kombinasi
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks
mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma, pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula. Jenis-jenis pil kombinasi
antara lain; monofasik, bifasik, trifasik (Affandi, 2013:
MK-31).
2. Pil progestin
Adalah pil yang mengandung progesteron dan disiapkan
untuk ibu yang menyusui (Affandi, 2013: MK-50).
2) Suntik
1. Suntik kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi


progesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
injeksi I.M (intramuskular). sebulan sekali, dan 50 mg noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M.
(intramuskular) sebulan sekali.

2. Suntik progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang mengandung progestin yaitu
Depo Medroksi progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M dan
Depo noretisteron Enanta (/Depo noristeran), yang mengandung
200 mg noretindron Enantan, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
suntik I.M (Affandi, 2013: MK-43).

3) Implant / susuk
1. Implano
Implano, terdiri dari satu batang silastik lembut dengan
berongga dengan panjang kira-kira 4,0 cm diameter 2 mm, berisi
68 mg ketodesogestrel dengan lama kerja 3 tahun (Sulistyawati,
2012: 81).
2. Mekanis

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat


kontrasepsi yang dimasukkan didalam rahim untuk menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi (Affandi, 2013:
MK-80).
c. Metode Mantap
1. Tubektomi
Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen dengan mengoklusi tuba
fallopi mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum.
2. Vasektomi

Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi


pria dengan jalan melakukan okulasi vans deference sehingga alat
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan
ovum) tidak terjadi (Firdayanti, 2012: 100).

D. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan KB


1. Kelebihan KB suntik
- Dapat bertahan selama 8 -13 minggu, tergantung jenisnya
- Tidak perlu menghitung masa subur ataau memasang alat kontrasepsi dulu
sebelum berhubungan intim
- Bisa menjadi pilihan bagi wanita yang alergi terhadap bahan estrogen dalam
alat konttrasepsi lain
- Tidak perlu minum pil setiap hari
- Aman untuk ibu menyusui
- Bisa mengurangi nyersi saat haid
2. Kekurangan KB suntik
- Haid menjadi tidak teratur, bisa lebihh banyak atau berhenti sama sekali
- Kenaikan berat badan
- Berkurangnya kepadatan tulang, tetapi kondisi ini akan terhentii setelah
suntikan dihentikan
- Mengalami sakit kepala, kembung, payudara sakit, dan perubahan suasana hati
(mood swing), dan
- Mengalami iritasi dan bengkak pada area suntikan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG

PENGGUNAAN KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : tanda – tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia,
kelemahan, berat badan/tinggi badan.
- Tanda – tanda vital : tekanan darah biasanya tinggi, efek dari hormonal,
nadi cepat, nafas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR.
- Kardiovaskuler : palpitasi
- Payudara : hyperpigmentasi
- Abdomen : nyeri, mules, muntah – muntah, mual (efek AKDR)
- Vagina : periksa adakah blood show, keluar darah pervaginaan , varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
- Ekstermitas : adakah edema, varises pada ekstermitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : Hb
b. Pemeriksaan psikososial
 Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
 Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
 Adakaah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
 Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan untuk kontrol lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi akan pengetahuan tentang Kb ditandai dengan klien banyak
bertanya.
b. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai
dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi.

C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan

No. Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

1. Tujuan jangka - Kaji tingkat - untuk - mengkaji tingkat


panjang : kecemasan cemas mengetahui cemas
dapat - Jelaskan pada tingkat - menjelaskan
dikurangi/dikontrol klien tentang kecemasan pada klien
Tujuan jangka efek samping klien tentang efek
pendek : setelah dari alat - sebagai samping dari
diberi penjelasan kontrasepsi pengetahua alat kontrasepsi
kecemasan - Berikan n klien, - memberikan
berkurang dengan kesempatan supaya kesempatan
Kriteria Hasil : pada ibu klien dapat pada ibu untuk
-klien tampak tenang untuk memilih bertanya tentang
dan dapat memahami bertanya salah satu kerugian alat
efek samping tentang alat kontrasepsi
penggunaan alat kerugian alat kontrasepsi - memberrikan
kontrasepsi. kontrasepsi yang sesuai support
-klien kooperatif dan - Berikan dengan psikososial
mau bekerja sama support kondisinya kepada klien
dalam pemasangan psikososial - dapat terhadap
alat kontrasepsi. kepada klien menurunka pemasangan alat
terhadap n kontrasepsi.
pemasangan kecemasan
alat klien
kontrasepsi. dalam
memilih
alat
kontrasepsi
- supaya
klien dapat
beradaftasi
terhadap
pemasanga
n alat
kontrasepsi
pada
minggu
awal
pemasanga
n.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pandangan dari World Health Organizaation (WHO) tahun 1970


keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.

Macam – macam jenis kontrasepsi antara lain :

1. Kontrasepsi sederhana tanpa alat


a. sennggama terputus
b. pantang berkala (sistem berkala)
cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada istri dalam
masa subur.
2. Kontrasepsi sederhana dengan alat
a. Kondom
b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhuubungan seksuall dan
menutup serviks.
c. Spermisida
d. KB suntik
e. KB pil
f. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), dan
g. Kontrasepsi vasektomi dan tubektomi.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Biran. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3: Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2013.

Arum, Erika, dkk. Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan. Jurnal Kebidanan
Volume 9 no.(1 Maret 2015), (diakses 11 mei, 2017)

Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Kontteks Keluarga. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta.

Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak
Terpenuhi). Makassar: Alauddin University Press. 2012.

Anda mungkin juga menyukai