Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

DISUSUN OLEH:

TAMARA SRI NURAENI


4399814901210077

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Horizon Karawang

Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia

2020/2021
PENDAHULUAN
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf
pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami
Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat
pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa
memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan
mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah
sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis,
kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya
dukungan dari masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah,
hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti
cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang
yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang
yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam
hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu
pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan
menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar
(Soetjingsih, 1997).
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
Pokok bahasan : Post Natal Care (PNC)
Sub pokok bahasan : Teknik menyusui yang baik dan benar
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Cilamaya Lama
Sasaran : Ibu Menyusui
Penyaji : Tamara Sri Nuraeni

A. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui


yang baik dan benar

B. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:

1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar

2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI

4. Langkah-langkah menyusui yang benar

5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.

6. Lama dan frekuensi menyusui

7. Teknik melepaskan hisapan bayi

8. Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI

C. Materi

1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar


2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI

4. Langkah-langkah menyusui yang benar

5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar

6. Lama dan frekuensi menyusui

7. Teknik melepaskan hisapan bayi

8. Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI

D. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

E. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

F. Kegiatan penyuluhan

No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


1. Pembukaan: 2 menit Memberi salam pembuka Menjawab salam
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan pokok bahasan Memperhatikan
dam tujuan penyuluhan
2. Pelaksanaan: 11 menit Menjelaskan pengertian Memperhatikan
tekhnik menyusui yang benar
Menjelaskan posisi dan Memperhatikan
perlekatan menyusui yang
benar
Menjelaskan persiapan Memperhatikan
memperlancar pengeluaran
ASI
Menjelaskan langkah-langkah Memperhatikan
menyusui yang benar
Menjelaskan cara Memperhatikan
Pengamatan
Tekhnik menyusui yang benar Memperhatikan
3. Evaluasi : 5 menit Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan.
4. Terminasi : 2 menit Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta dan
peserta
Mengucapkan Menjawab salam
salam penutup

G. Evaluasi

1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?

2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi yang baik dan benar?

3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar?

4. Jelaskan teknik melepaskan hisapan bayi?

5. Jelaskan cara menyendawakan bayi setelah minum ASI?

H. Hasil

1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.

2. Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caranya menyusui


bayi dengan baik dan benar.

3. Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar.

4. Ibu bisa menjelaskan teknik melepaskan hisapan bayi

5. Ibu bisa menjelaskan cara menyendawakan bayi setelah minum ASI


MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

A. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).

B. Pembentukan dan Persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada


kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan
untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin
menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :

1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan
jalan operasi.

C. Posisi dan Perlekatan ASI

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong


biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)


Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
(Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

D. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)


Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh


bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting
susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah


bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan
bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)


Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan
benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.


2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih
banyak yang masuk
6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

F. Lama dan Frekuensi Menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui


bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang
teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.Untuk
menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik.
Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama
masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH yang dapat menyangga
payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
DAFTAR PUSTAKA

MaribethHasselquist.2006.Kendalamenyusui.
http://www.MaribethHasselquist.com. Diakses pada tanggal 27 Juli
2016.

Nanis, S.M. 2007. ASI Eksklusif. http://www.breastfeeding.com. Diakses pada


tanggal 27 Juli 2016.

Saminem. 2009. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep Dan Praktik. Jakarta:


EGC.

Soetjiningsih. (1997). Masalah-masalah yang sering terjadi pada masa menyusui


dalam Soetjiningsih. (1997). ASI, petunjuk untuk tenaga kesehatan.
Jakarta : EGC.

Suradi, R dan Hesti. 2004. Manajemen Laktasi. Jakarta: Program Manajemen


Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Utami, Roesli. 2004. ASI Eksklusif. Edisi II. Jakarta : Trubus Agrundaya.

Vivian ,N L & Tri S. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba Medika:
Jakarta.

Yuliarti, 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai