Anda di halaman 1dari 11

PAPER PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG “STUNTING” PADA ANAK

Oleh :

Fira Alsyafirani (0432950319044)

Dosen Pengampu : Ns. Ponirah, S.Kep., M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2020-2021
Contoh Gambaran Kasus pada Stunting

Di Desa Bojong Gede, Posyandu Mawar terdapat 66 balita yag terdiri dari 12 – 24 bulan
= 21 orang, 25 – 36 bulan = 15 orang, 37 – 60 bulan = 30 orang. Berdasarkan informasi
dari kader posyandu balita yang gizi buruk 3 orang, balita yang diare karena tidak cocok
dengan susu formula 6 orang. Balita yang berat badan nya tidak sesuai dengan umur 5
orang. Sebagian besar ibu nya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga
nya sebagian bekerja sebagai buruh. Warga juga sering mengeluh tentang anaknya yang
mudah sakit dan susah makan. Menurut hasil survey didapatkan beberapa anak memiliki
tubuh yang tampak kecil, kurus dan tidak bertumbuh dari anak seusianya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN “STUNTING” PADA ANAK

Pokok Bahasan : Stunting

Sub Pokok Bahasan : Stunting Pada Anak

Tempat : Balai Desa Bojong Gede

Hari / Tanggal : Jumat, 16 Desember 2021

Jam : 10.00 WIB

Waktu : 20 – 30 menit

Sasaran : Masyarakat Desa Bojong Gede

Pemateri : Fira Alsyafirani

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan diadakannya penyuluhan ini adalah setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan diharapkan masyarakat mampu memahami tentang stunting pada
anak dan cara pencegahan nya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Masyarakat dapat :
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian Stunting
b. Memahami tentang ciri-ciri Stunting pada anak
c. Mengetahui penyebab Stunting pada anak
d. Mengetahui pengaruh Stunting pada anak
e. Mengetahui pencegahan Stunting pada anak
f. Memahami penanggulangan Stunting pada anak

B. MATERI
1. Pengertian Stunting pada anak
2. Ciri-ciri Stunting pada anak
3. Penyebab Stunting pada anak
4. Pengaruh Stunting pada anak
5. Pencegahan Stunting pada anak
6. Penanggulangan Stunting pada anak

C. MEDIA
- Power Point
- Leaflet

D. METODE
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab

E. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN KEGIATAN MEDIA METODE


NO WAKTU
PENYULUHAN SASARAN
1 5 menit 1. Pembukaan - Menjawab Pemateri Ceramah
- Mengucapkan salam salam
- Doa pembukaan - Berdoa
- Memperkenalan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan
cakupan materi yang
akan disampaikan
2 15 menit 2. Penyampaian Materi Audience Pemateri, Ceramah
- Metode ceramah mendengarkan Power Point,
- Materi meliputi : dan Leaflet
a. Menjelaskan tentang
pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab
Stunting
c. Mengerti tentang ciri
anak dengan
Stunting
d. Mengerti pengaruh
Stunting pada anak
e. Mengerti
pencegahan Stunting
pada anak
f. Mengerti
penanggulangan
Stunting pada anak
3 10 menit 3. Penutup 1. Mendengarkan Pemateri Diskusi
- Menutup penyajian 2. Menjawab
dengan 3. Mengucapkan
menyimpulkan salam
materi yang telah
dibahas.
- Melakukan evaluasi
dengan memberikan
pertanyaan pada
sasaran.
- Memberi salam
penutup

F. EVALUASI
1. Masyarakat mampu menjelaskan kembali materi yang sudah diberikan
2. Masyarakat mampu memahami materi yang sudah diberikan
3. Masyarakat mampu ikut serta dalam diskusi kelompok
G. MATERI PENYULUHAN

STUNTING

1. Pengertian Stunting

Stunting adalah keaadaan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek dari standar WHO 2005 (Kemenkes RI, 2013).
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi
oleh kondisi ibu/ calon ibu, masa janin, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang
diderita selama masa balita serta masalah lainnya yang secara tidak langsung
mempengaruhi kesehatan (Kemenkes, 2016).

2. Ciri-ciri Stunting Pada Anak


a. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh melambat
b. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
c. Pertumbuhan gigi melambat
d. Berat badan susah naik cenderung turun
e. Anak mudah terserang berbagai penyakit

3. Penyebab Stunting pada Anak


1) Faktor Langsung
a. Asupan Gizi
Asupan gizi yang adekuat sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Usia anak 1 – 2 tahun merupakan masa kritis
dimana pada tahun ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara
pesat. Konsumsi makanan yang tidak cukup merupakan salah satu faktor
yang dapat menyebabkan stunting (Kinasih dkk, 2016).
b. Penyakit Infeksi Kronis
Adanya penyakit infeksi dalam waktu lama tidak hanya berpengaruh
terhadap berat badan akan tetapi juga berdampak pada pertumbuhan
linier. Infeksi juga mempunyai kontribusi terhadap defisiensi energi,
protein, dan gizi lain karena menurunnya nafsu makan sehingga asupan
makanan berkurang. Pemenuhan zat gizi yang sudah sesuai dengan
kebutuhan namun penyakit infeksi yang diderita tidak tertangani tidak
akan dapat memperbaiki status kesehatan dan status gizi anak balita.
(Dewi dan Adhi, 2016). Menurut penelitian dari Sari dkk, 2016
menunjukkan prevalensi stunting pada kelompok penyakit infeksi lebih
besar 1,07 kali.
2) Faktor Tidak Langsung
a. Pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan. ASI sangat penting bagi bayi
karena memiliki komposisi yang dapat berubah sesuai kebutuhan bayi.
Pada ASI terdapat kolostrum yang banyak mengandung gizi dan zat
pertahanan tubuh, foremik (susu awal) yang mengandung protein laktosa
dan kadar air tinggi dan lemak rendah sedangkan hidramik (susu akhir)
memiliki kandungan lemak yang tinggi yang banyak memberi energi dan
memberi rasa kenyang lebih lama (Ruslianti dkk, 2015). Pemberian MP-
ASI merupakan sebuah proses transisi dari asupan yang semula hanya
ASI menuju ke makanan semi padat. Tujuan pemberian MP-ASI adalah
sebagai pemenuhan nutris yang sudah tidak dapat terpenuhi sepenuhnya
oleh ASI selain itu sebagai latihan keterampilan makan, pengenalan rasa.
MPASI sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 6 bulan secara bertahap
dengan mempertimbangkan waktu dan jenis makanan agar dapat
memenuhi kebutuhan energinya (Ruslianti dkk, 2015). Hasil penelitian
dari Aridiyah dkk, 2015 mengatakan bahwa pemberian ASI dan MP-ASI
memberi pengaruh 3,27 kali mengalami stunting.
b. Pengetahuan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik akan
memberikaan asuhan pada keluarga dengan baik pula. Pengetahuan
orang tua tentang gizi akan memberikan dampak yang baik bagi
keluarganya karena, akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
pemilihan makanan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kebutuhan
gizi Nikmah, 2015.
c. Faktor Ekonomi
Dengan pendapatan yang rendah, biasanya mengkonsumsi makanan yang
lebih murah dan menu yang kurang bervariasi, sebaliknya pendapatan
yang tinggi umumnya mengkonsumsi makanan yang lebih tinggi
harganya, tetapi penghasilan yang tinggi tidak menjamin tercapainya gizi
yang baik. Pendapatan yang tinggi tidak selamanya meningkatkan
konsumsi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi kenaikan
pendapatan akan menambah kesempatan untuk memilih bahan makanan
dan meningkatkan konsumsi makanan yang disukai meskipun makanan
tersebut tidak bergizi tinggi (Ibrahim dan Faramita, 2014). Menurut
penelitian dari Kusuma dan Nuryanto 2013, menunjukkan bahwa anak
dengan status ekonomi keluarga yang rendah lebih berisiko 4,13 kali
mengalami stunting.
d. Rendahnya Pelayanan Kesehatan
Perilaku masyarakat sehubungan dengan pelayanan kesehatan di mana
masyarakat yang menderita sakit tidak akan bertindak terhadap dirinya
karena merasa dirinya tidak sakit dan masih bisa melakukan aktivitas
sehari-hari dan beranggapan bahwa gejala penyakitnya akan hilang
walaupun tidak di obati. Berbagai alasan dikemukakan mengapa
masyarakat tidak mau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
seperti jarak fasilitas kesehatan yang jauh, sikap petugas yang kurang
simpati dan biaya pengobatan yang mahal (Ma’rifat, 2010). Dengan
perilaku masyarakat yang demikian akan menyebabkan tidak
terdeteksinya masalah kesehatan kususnya kejadian stunting di
masyarakat karena ketidakmauan mengikuti posyandu.

4. Pengaruh Stunting Pada Anak


a. Anak akan mudah mengalami sakit
b. Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa
c. Kemampuan kognitif berkurang
d. Saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan
e. Fungsi tubuh tidak seimbang.
5. Pencegahan Stunting
a. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
b. Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
c. Dampingi ASI eksklusif dengan MP-ASI sehat
d. Terus memantau tumbuh kembang anak
e. Selalu jaga kebersihan lingkungan

6. Penanggulangan Stunting
a. Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu setiap
bulan
b. Pemberian vitamin A
c. Memberikan konseling oleh tenaga gizi tentang kecukupan gizi balita
d. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama
kehidupan, meliputi :
1) Pada Ibu Hamil
- Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik
dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang
baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau
telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan
makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
- Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90
tablet selama kehamilan.
- Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
2) Pada Saat Bayi Lahir
- Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi
lahir melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI
Eksklusif).
3) Bayi Berusia 6 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun
- Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2
tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A,
taburia, imunisasi dasar lengkap.
- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap
rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang
berat badan nya dan diukur tinggi badan nya, lalu dibandingkan dengan standar dan
hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek
dibandingkan balita seumurannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho. Muhammad Ridho, Sasongko. Rambat Nur, Kritiawan. Muhammad. 2021.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Usia Dini di
Indonesia. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 5 Issue 2 (2269-
2276). Universitas Bengkulu

https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting diakses pada tanggal 15 Desember


2021

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601100055/14_BAB_II1.pdf
diakses pada tanggal 15 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai