Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN STUNTING DI SIDOHARJO KECAMATAN JAMBON

SAP ini dibuat untuk memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas dan Keluarga Program Studi Pofesi Ners Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2021
Satuan Acara Penyuluhan

Pokok bahasan : Stunting


Sub pokok bahasan : Pencegahan Stunting Pada Balita
Sasaran : Kader Posyandu Balita
Hari / Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2021
Tempat : Daring Via Zoom (https://us05web.zoom.us/j/3957180720?
pwd=UUFrTHJkMkRkdGx5Y3hSUi92YXJyQT09)
Pukul : 09.00 – Selesai
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Ponorogo

A. Tujuan :
1. Tujuan umum : Memberikan edukasi/penyuluhan ke kader posyandu balita tentang pencegahan stunting
2. Tujuan khusus :
a) Mengetahui tentang pengertian Stunting?
b)Mengetahui penyebab Stunting?
c) Mengetahui tentang ciri anak dengan Stunting?
d)Mengetahui pengaruh stunting pada anak?
e) Mengetahui cara pencegahan stunting pada anak?
f) Mengetahui penanggulangan stunting pada anak?
B. Struktur Pelaksanaan
1. Penanggung jawab : Suharti, S. Kep.,Ns
Dr. Sugeng Mashudi,S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Pemateri : Alif Ratih Purwasih
3. Moderator : Lucky Ida Puspitasari
4. Notulen : Yesi Febriana
5. Observer : Irma Citra Savitri
6. Fasilitator : Ilham Khudriansyah Putra
C. Materi (terlampir)
D. Media
1. PPT
2. Video
3. Leaflet
E. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab
F. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1 5 menit - Pembukaan - Menjawab salam
(pembukaan) - Perkenalan - Mendengarkan dan memperhatikan
- Kontrak waktu - Menyetujui kontrak waktu
- Menjelaskan tujuan penyuluhan - Mendengar dan memper hatikan
2 15 menit Materi penyuluhan Audience Mendengarkan dan
(kegiatan inti) a. Menjelaskan tentang pengertian Memahami
stunting
b. Mengerti tentang penyebab stunting
c. Mengerti tentang ciri- ciri stunting
d. Mengerti pengaruh stunting pada
anak
e. Mengerti pencegahan stunting pada
anak
f. Mengerti penanggulangan stunting
3 10 menit - Sesi tanya jawab - Audience bertanya
(penutup) - Evaluasi kader dan ibu balita - menjawab salam
- Penutup
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian stunting
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2016). Stunted ditandai dengan terlambatnya
pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai
usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan
sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

B. Penyebab Stunting Pada Anak


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted
pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.
a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan
janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan yang
memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu
makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk
mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted
c. Banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. "Antara
lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
d. Menurut UNICEF 2016, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.
e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi. Namun kedua faktor ini
masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.
f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu biang kerok
munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan kondisi kesejahteraan. Konsumsi
ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak.
Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan negara bahari.

C. Ciri – ciri anak stunting


a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak banyak melakukan
eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa yang buruk pada tes
perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan kecepatan gerak.
c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
d. Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak, panjangnya testis dan
volume testis
e. Wajah tampak lebih muda dari umurnya
f. Pertumbuhan gigi yang terlambat

D. Pengaruh Stunting Pada Anak


Menurut laporan UNICEF (2016) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunted lebih
berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anakanak akan terjadi deficit jangka panjang dalam
perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan
anakanak dengan tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan
lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan
konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan
stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi
berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi
pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang
berada di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga
banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup,
kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita
dewasa yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga
meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena
lebih cenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

E. Pencegahan Stunting pada balita


a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara teratur dan terus
menerus
b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu masih mampu
menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan
c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan para anggota
keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan uang yang terarah dan
efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan
kewirausahaan
d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat, terutama para ibu
mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat dikoordinasikan dengan
kegiatan posyandu.

F. Penanggulangan Stunting pada balita


a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak
berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan
gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari
pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya.
b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah kesehatan. Selain itu
asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak
langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan
kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah
yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta
kependudukan.
c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan dengan dua pendekatan
yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik
umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah,
pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai
dengan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan,
imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti
penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur
(perbaikan jalan, pasar), dll
d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar
standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat
kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu
mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, meliputi :
1) Pada ibu hamil

- Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting. Ibu
hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus
atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada
ibu hamil tersebut.
- Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.

- Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2) Pada saat bayi lahir

- Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD).

- Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)

3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

- Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI
terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin
A, taburia, imunisasi dasar lengkap.

- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga. Dengan kata
lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur panjang
atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi
secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Sri Adiningsih, dr., MS., MCN. 2015 Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta : Elex Media Komputindo

MCN. 2016. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Widya-karya Nasional pangan dan gizi VIII.
LIPI : Jakarta.

UNICEF. The State of the World’s Children 2017: Women and Children: the Double Drvidend of Gender
Equality. 2016. 148 p. Available from:http://books.google.com/books?
hl=en&Ir=&id=HiIZr4QFkOMC&pgis=1

Anda mungkin juga menyukai