Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN STUNTING”

DI SUSUN OLEH :

RAIHANA SYAFIRA (P07120121105)

TK 2 REG C

DIII KEPERAWATAN BANDA ACEH

POLTEKKES KEMENKES ACEH

TAHUN AJARAN 2022/2023


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Stunting

Sub pokok bahasan : Stunting Pada Anak

Sasaran : Masyarakat

Hari/ tanggal : Selasa, 17 April 2018

Tempat : Radio

Pukul : 10.30 - selesai

Penyuluh : Mahasiswi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh

A. Tujuan :

 Tujuan umum : memberi pengetahuan tentang stunting pada anak dan cara mencegahnya.

 Tujuan khusus :

a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting

b. Mengerti penyebab Stunting

c. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting

d. Mengerti pengaruh stunting pada anak

e. Mengerti pencegahan stunting pada anak

f. Mengerti penanggulangan stunting pada anak

B. Materi (terlampir)

C. Media

Siaran Radio

D. Metode
- Ceramah

- Diskusi

- Tanya jawab

E. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1. 5 Menit 1. Pembukaan

08.00-08.05 - Salam - Menjawap Salam

- Perkenalan Tim Penyuluhan - Memperhatikan dengan

Seksama

2 35Menit 2. Penyampaian materi oleh Audience

08.05- 08.40 penyuluh mendengarkan

- metode ceramah

- materi meliputi :

a. Menjelaskan tentang pengertian

Stunting

b. Mengerti penyebab Stunting

c. Mengerti tentang ciri anak dengan

Stunting

d. Mengerti pengaruh stunting pada

anak

e. Mengerti pencegahan stunting pada

anak

f. Mengerti penanggulangan stunting


pada anak

3 20menit 08.40- 3. Penutupan -Menjawab pertanyaan yang

09.00 - Sesi tanya jawab diberikan oleh penyiar

F. Evaluasi

1. Menjelaskan tentang pengertian Stunting

2. Mengerti penyebab Stunting

3. Mengerti tentang ciri anak dengan Stunting

4. Mengerti pengaruh stunting pada anak

5. Mengerti pencegahan stunting pada anak

6. Mengerti penanggulangan stunting pada anak

STUNTING
1. Pengertian stunting

Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan

dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (MCN,

2009). Stunted ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted

merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan

sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.

2. Penyebab Stunting Pada Anak

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif

yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa

ini merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi

dalam 2 tahun pertama kehidupan.

a. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil

dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation

(IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.

b. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan

makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya

kebutuhan metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan

gizi pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan

pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya stunted


c. banyak kebiasaan buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di

lingkungannya. "Antara lain tak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

d. Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan.

e. Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi.

Namun kedua faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.

f. Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu

biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan

kondisi kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan

omega yang dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena

Indonesia merupakan negara bahari.

3. CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK

a. Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak

banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika ditempatkan

dalam situasi penuh tekanan.

b. Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa

yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan

kecepatan gerak.

c. Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal d.

Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak,

panjangnya testis dan volume testis

d. Wajah tampak lebih muda dari umurnya f. Pertumbuhan gigi yang terlambat
4. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya

keterlambatan pertumbuhan dan masurasi dalam keluarga (pendek, menarche), penyakit

infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan), penyakit kronis pada organ-organ (saluran

cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

5. PENGARUH STUNTING PADA ANAK

Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya adalah

sebagai berikut:

a. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan

mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak

anak akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga

tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak anak dengan

tinggi badan normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan

lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini

memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa yang

akan datang.

b. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar

yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak

memadai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan.

Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan

yang berada di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin
dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota dan

komunitas pedesaan.

c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak stunted pada usia lima tahun

cenderung menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada

masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan

mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan

peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama berbahaya pada perempuan,

karena lebih cenderung menghambat dalam proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar

meninggal saat melahirkan.

6. PENCEGAHAN

a. Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara

teratur dan terus menerus.

b. Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu

masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan

c. Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan

para anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan

penggunaan uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah

pemberdayaan melalui peningkatan keterampilan dan kewirausahaan

d. Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat,

terutama para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan.

Hal ini dapat dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.


7. Penanggulangan

a. Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam

kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari

pertama kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari

pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan

pertama bayi yang dilahirkannya.

b. Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah

kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh

dan ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor

penyebab ini dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan

ideologi, kebijakan ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta

kependudukan.

c. Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan

dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak

langsung (kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan

seperti PMT ibu hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan,

imunisasi TT, pemberian vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan

inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan

pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif

melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan kemiskinan, penyediaan pangan,

penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan jalan, pasar), dll


d. Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS)

Tahun 2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional,

pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan,

pemberian ASI dan MP-ASI. Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak

perlu mendapat asupan gizi yang baik dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.

e. Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama

kehidupan, meliputi :

1) Pada ibu hamil

 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi

stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil

dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka

perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.

 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama

kehamilan.

 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit

2) Pada saat bayi lahir

 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

 Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3) Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan

anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.

 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya

dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada

di bawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.

Anda mungkin juga menyukai